bc

Married By Accident

book_age16+
3.9K
FOLLOW
36.6K
READ
possessive
love after marriage
fated
badboy
goodgirl
student
drama
tragedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Jika biasanya perempuan yang habis di perkosa akan menuntut tanggung jawab. Itu tidak berlaku untuk Andini. Ya, Andini Desira Febrian. Baginya penanggung jawaban lelaki yang telah memperkosanya hanya akan membuat dirinya hidup dalam ke sengsaraan.

"Gue punya masa depan, lo juga punya masa depan. Kita anggap diantara kita enggak pernah ada kejadian apapun. Gue pastiin gue enggak hamil"

-Andini Desira Febrian

"Se sepele itu ya masalah kita? Sampai lo gak mau gue bertanggung jawab?"

-Iqbal Algian

chap-preview
Free preview
Prolog
Dini meraung-raung didalam kamar mandi, sudah hampir dua jam ia berendam namun ia masih enggan untuk keluar dari bathup. Bahkan, jari-jari tangan dan kakinya sudah mengkerut karenanya. 'YaAllah, kenapa harus aku?' Dini terus menangis tiada henti. Merasa mulai kedinginan ia mengambil handuk lalu mengeringkan badan dan memakai pakaiannya kembali. Kissmark disepanjang lehernya, dagu, bahkan d**a membuat Dini menjambak rambutnya. Menyesali apa yang sudah terjadi malam ini, matanya beralih pada ranjang yang kini sedang tidur terlentang seorang laki laki. Laki laki yang sudah mengambil mahkotanya, Dini meluruh ke lantai. Rasanya ia ingin sekali menikam laki laki tersebut, namun ia masih punya akal sehat untuk tidak berurusan dengan kepolisian Dini pergi dari kamar hotel tersebut dan berjalan menunggu taxi untuk mengantarnya pulang. *** Iqbal meregangkan tangannya dan meraba-raba kasur mencari bantal gulingnya, namun tak ditemukan sama sekali. Iqbal membuka matanya, ia merasa asing dengan tempat ini dan ia seperti mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. “s**t” umpatnya. Ia mengingat bahwa ia sudah meniduri seorang perempuan dan segera ia melihat ke sprei dan tampak jelas itu adalah bekas darah. Darah perawan “Anjing gue merawanin anak orang,setan!” ucap Iqbal frustasi, ia berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan tubuhnya sebentar. Ia mencoba mengingat wajah gadis yang sudah pasti satu sekolah dengannya karena malam tadi adalah acara perpisahan kelas dua belas dan Iqbal adalah Panitianya, Iqbal mencoba mencari identitas gadis tersebut siapa tau ada tertinggal dan bisa menjadi petunjuk alamat baginya. Iqbal memukul kepalanya berulang kali, ia tidak habis fikir dengan dirinya sendiri. Bagaimana jika gadis itu hamil? Bagaimana jika ia tidak menerima kehamilannya dan membunuh anak mereka? Oke, tidak usah membahas kehamilan. Kita bahas bagaimana caranya iqbal memberitahu orang tua gadis itu? Bagaimana caranya ia memberitahu kedua orang tuanya sendiri kalau ia sudah memerawani anak orang? Iqbal mengambil ponselnya dan menelpon Abian. Sahabatnya “An, jemput gue di hotel semalam” ujar Iqbal sambil memijat pangkal hidungnya “Lo kata gue babu lo?!” “Gue lagi gak mood bencanda Bian, gue minta tolong banget An. Dompet gue gak ketemu” ujar Iqbal jujur “Oke gue otw, tapi abis makan pempek dulu ya” Iqbal tak menghiraukan perkataan Bian, ia langsung mematikan ponselnya sepihak. Tak membuang waktu, Iqbal langsung memakai sepatunya dan meninggalkan kamar tersebut, Iqbal berjalan cepat saat ponselnya berdering menampilkan nama Abian. Iqbal mengernyit bingung, pasalnya jarak sekolah dan hotel paling cepat ditempuh 10 menit. Sedangkan ini, bahkan ia belum sampai di lobby hotel. “Ngebut lo?!” Tanya Iqbal langsung naik ke atas motor Bian, “Kaga, tadi gue emang ada di warung deket sini” jawab Bian sedikit berteriak. Iqbal hanya mengangguk, sampai akhirnya mereka berhenti di lampu merah, Bian membuka suaranya “Lo semalam tidur disana?” Tanya Bian sambil membuka kaca helmnya “Iya” “Oy, anak-anak lagi nongkrong apa dikelas?” Tanya Iqbal. Bian tak langsung menjawabnya karena lampu pemberhentian tersebut sudah berganti warna menjadi hijau “Masuk lah, yang ngajar bohai. Haha” ujar Bian tertawa di akhir kalimatnya “Yaudah kalau gitu, lo hari ini cabut aja, ikut gue. Bantuin gue” Ucap Iqbal serius, Bian mengernyitkan dahinya. Ia belum pernah melihat Iqbal yang serius seperti ini “Oke, kita kemana?” Tanya Bian “Cafe yang dekat sini aja” Bian mengangguk lalu melajukan motornya menuju sebuah cafe yang berada dikawasan Menteng, Jakarta pusat. *** Bian memijat pangkal hidungnya, ia benar benar shock saat mendengar cerita Iqbal “Lo benar-benar gak inget muka dia gitu bal?” Tanya Bian lagi, Iqbal memejamkan matanya dan menumpukan kepala di kedua tanganya. Sesekali, Iqbal mengusap rambutnya kebelakang dan menghela nafas kasar “Gue gak bisa inget, tapi mungkin kalau gue ngeliat mukanya gue ingat” “Terus apa rencana lo?” Lagi lagi Bian bertanya, Iqbal menatap Bian lalu kembali memejamkan matanya “Gue bakal nikahin lah” jawab Iqbal, Bian menganga tak percaya “Nikah?! Lo mau bonyok lo jantungan?!” Iqbal mendelik tajam ke arah Bian yang berbicara tidak di kontrol dan sekarang perhatian tertuju pada meja mereka. “Gimanapun juga, gue tetap harus nikahin dia dan sekarang yang perlu gue lakuin adalah cari dia sampai ketemu!” Iqbal meminum minumannya lalu berdiri dari tempat duduknya “Kemana?” Tanya Bian “Di loker lo ada seragam kan? Gue pinjem” ucap Iqbal lalu berjalan keluar caffe disusul Bian. Setelah itu Bian melajukan motornya menuju sekolah mereka Gimanapun juga, gue harus temuin dia! Sebrengsek brengseknya gue, gue gak akan merawanin anak orang God, please help me to find her

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

SHACKLES OF GERALD 21+

read
1.2M
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Sweet Sinner 21+

read
879.7K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

LAUT DALAM 21+

read
289.3K
bc

Dear Doctor, I LOVE YOU!

read
1.1M
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook