bc

Mommy Untuk Manda

book_age0+
4.3K
FOLLOW
41.0K
READ
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Aku sayang sama manda, anak kecil yang ku temui ditaman. Dan betapa kagetnya aku, ternyata manda adalah anak dari lelaki yang membuatku sakit hati. Lelaki itu adalah rezka, dia menikahi sahabatku stella padahal dia sudah berjanji akan menikahiku.

Zalea Angelica Revano

Di mana kamu zalea, aku minta maaf karena sudah menyakiti kamu. Maaf aku terpaksa menikahi stella, aku menikahi stella karena itu keinginan terakhir mama agar stella tidak sendirian.

Rezka Steven Ferlando

Aku mau punya mommy dad, dan mommynya itu mommy lea.

Amanda Stevani Ferlando

chap-preview
Free preview
Bagian 1
Di sebuah rumah yang mewah dan megah, tepatnya di dalam ruang kerja, seorang pria tampan sedang duduk di kursi kebesarannya, dia terlihat sedang sibuk dengan kertas- kertas yang ada di mejanya. Namanya Rezka Steven Ferlando, seorang CEO tampan yang dikagumi banyak wanita di luar sana. Walau dikelilingi banyak wanita, Rezka tidak pernah menanggapinya. Bukannya sombong atau sok jual mahal, tetapi hatinya hanya sudah ada satu nama wanita yang sampai saat ini belum bisa dilupakannya. Seorang wanita yang ada di masa lalunya. Walau usianya masih terbilang muda, Rezka sudah cukup sukses. Dia menjabat sebagai CEO di Ferlando Grup, di perusahaan ayahnya. Rezka adalah anak kedua dari pasangan Dirga Gerald Ferlando dan Anindya. Dirga adalah anak pertama di Keluarga Ferlando, itu sebabnya Dirga yang diberi aset dan wewenang di perusahaan Ferlando Grup yang cabangnya banyak di indonesia dan di luar negeri. Keluarga Ferlando adalah keluarga terkaya nomor 1, selain memiliki perusahaan ternama, mereka juga memiliki Kampus, Hotel dan Rumah sakit Sedang asyik bekerja, seorang gadis kecil yang umurnya kira-kira tiga tahun masuk menghampiri Rezka. "Dad, ayo alan- alan!" ajak gadis kecil itu dengan bahasa cadelnya. "Manda sayang, Daddy lagi sibuk. Jalan- jalanya nanti saja," tolak Rezka pelan. "Ndak au, Anda aunya cekalang," rengek Manda. (nggak mau, manda maunya sekarang) "Nggak bisa sayang. Nanti aja deh, Daddy lagi sibuk banget soalnya." "Ndak au! Hiks ... Hiks ... hiks .... Daddy caat uta ndak cayang cama anda ladi!" ucap Manda sambil menangis. (nggak mau hiks hiks hiks Daddy jahat nggak sayang sama Manda lagi) "Bukan gitu sayang, Daddy sayang banget sama Manda." Rezka berusaha menenangkan Manda, putrinya. "Ndak! Daddy boong, hiks ... hiks ... hiks ...." Manda menangis lalu berlari keluar dari ruang kerja Rezka. Tanpa menghiraukan panggilan daddynya. Amanda Stevani Ferlando, putri kecil Rezka Steven Ferlando dan Stella Adinda Bramantyo. Amanda hanya tinggal berdua dengan Daddynya. Stella meninggal sehari setelah melahirkan Amanda. Karena banyaknya pekerjaan yang harus dia selesaikan, dia tetap di ruang kerja. Tidak bermaksud mengejar Amanda. Bukannya tidak sayang pada Manda, Rezka punya pekerjaan yang sangat penting yang harus segera di selesaikan. Jadi dia memanggil Mbak Ina untuk membujuk putrinya. "Mbak Ina!!" teriak Rezka. Karena merasa dipanggil, Mbak Ina pun langsung ke ruang kerja Rezka. "Iya, Den Rezka, ada apa?" tanya Mbak Ina. "Tolong bujuk Manda, ajak ke taman biar nggak nangis lagi." "Baik, Den." Mbak Ina adalah pembantu sekaligus Baby sitter Manda, Mbak Ina sudah berkerja di rumah Rezka selama 10 tahun bahkan sebelum Rezka menikah dengan Stella. Setelah berpamitan pada Rezka, Mbak Ina segera menuju kamar Manda. Diketuknya pintu dengan pelan. "Non Manda, ini Mbak Ina," ujar Mbak Ina di depan pintu. Di dalam sana, Manda sama sekali tidak memberi respon. Namun Mbak Ina tidak putus asa, dia tetap mengetuk pintu dan membujuk Manda untuk keluar. "Non, buka pintunya, dong!" pinta Mbak Ina. Merasa kasihan dengan Mbak Ina, Manda akhirnya membuka pintunya, Manda keluar kamar dengan mata sembab habis menangis. "Iya, kenapa mbak?" tanya Manda. "Kita ke taman yuk, Non Manda mau kan?" ajak Mbak Ina. "Ndak au." Manda menolaknya dengan bibir mengerucut. "Kok nggak mau, padahal di taman banyak ice cream lo, Non Manda mau kan, beli ice cream?" bujuk Mbak Ina. "Manda mau!" Amanda memang suka sekali ice cream. Jadi jangan heran kalo dibujuk ice cream dia langsung mau. "Ya udah, ayo, sekarang kita ke taman!" ajak Mbak Ina. "Ayo!" pekik Amanda girang. *** Amanda sudah sampai di taman bersama Mbak Ina. Dia kelihatan sudah tidak sabar ingin makan ice cream. "Mbak Ina, mana es klimnya?" tanya Amanda. "Itu di sana, Non Manda mau ice cream rasa apa?" "Cotlat mbak." "Yaudah, Non Manda tunggu di sini, ya. Mbak Ina beliin ice cream dulu." "Oke!" Mbak Ina pun pergi untuk membeli ice cream, setelah menunggu 5 menit akhirnya ice creamnya datang. "Yeay es klim!" pekik Manda senang. "Ini ice creamnya, Non." Karena senang makan ice cream, Manda berlari lari sambil memegang ice cream. "Non! Jangan lari-lari nanti jatuh!" Mbak Ina menasehatinya. Namun, Manda tetap saja lari-lari, dan akhirnya menabrak seorang wanita. Es cream yang tadi dipegangnya mengotori pakaian wanita yang ditabraknya. Karna takut akan dimarahi, Manda akhirnya menangis. "Hiks ... hiks ... hiks aunty angan arah, onty aapin Anda ya!" ucap Manda sambil menangis (aunty jangan marah, Aunty maafin Manda ya.) Anak ini kenapa nangis, aku kan nggak marah, batin wanita itu berkata. "Sayang, Aunty nggak marah kok, jadi kamu jangan nangis, ya sayang!" ujar wanita itu dengan lembut. Manda berhenti menangis. Dia menatap wanita itu "Enelan?" "Bener, Sayang." Karena melihat Manda menangis, Mbak Ina pun langsung menghampiri Amanda. "Non Manda nggak papa kan?" tanya Mbak Ina khawatir. "Ndak, Mbak," jawab Manda. "Oh, nama kamu Manda sayang?" tanya wanita yang tadi ditabrak Manda. "Iya onty, nama atu Anda Stepani, nama onty ciapa?" "Amanda Stevani, Mbak," ucap mbak Ina, memperjelas ucapan Amanda. "Nama aunty, Zalea Angelica Revano," ujar Zalea memperkenalkan dirinya. "Nama onty anjang anget, telus anda anggil apa?" "Aunty Lea juga nggak papa," ucap Zalea. "Ndak ah, namanya libet, gimana atu anggilnya onty cantik aja." Zalea terkekeh melihat kepolosan Amanda. "Terserah kamu aja, Sayang." "Yeay!" pekik Manda. Zalea menatap Mbak Ina. "Mbak, orang tuanya Manda, ya?" "Bukan Mbak, saya baby sitternya Non Manda," jawab Mbak Ina. "Oh, gitu. Kirain anak Mbak." "Onty mau main ama Manda?" tanya Manda polos. Zalea tersenyum. "Ayuk! Tapi kita beli ice cream dulu, tadi kan, ice Manda jatuh. Mau nggak?" "Mau aunty!"pekik Manda. "Ya udah. Tunggu Aunty sebentar, kamu mau ice rasa apa sayang?" "Es klim cotlat onty." "Yaudah, tunggu." "Oke." Setelah beberapa menit, Zalea datang dengan membawa 3 ice cream. "Onty kok ayak anget?" "Satu untuk Manda," diberikannya satu ice cream untuk Manda. "Satu untuk Mbak Ina," Mbak Ina menerimanya sambil tersenyum. "Dan satu untuk Aunty," ucap Zalea "Mbak, saya nggak usah,"tolak mbak Ina. Zalea tetap memaksa Mbak Ina menerima ice krim yang sudah dia belikan, karena dipaksa Zalea akhirnya Mbak Ina mau menerimanya. Setelah beberapa jam Manda dan Zalea bermain, kini hari sudah mulai sore Manda pun harus pulang . "Non Manda udah sore, pulang yuk!" ajak Mbak Ina. "Ndak mau, Anda au di cini aca," tolak Amanda. "Kok gitu sayang, kamu harus pulang nanti orang tua kamu khawatir," bujuk Zalea. Amanda menghela nafas. "Ya udah deh, atu au tapi onty janji besok main cama Manda lagi." "Iya, Aunty janji besok main sama Manda lagi." "Dadah, Onty!" "Dadah, sayang!" *** Rezka Pov Ke mana Manda jam segini belum pulang? Padahal sekarang sudah sore. Nggak biasanya jam setengah enam belum pulang? Mbak Ina juga kenapa gak bawa Hp, kan susah ngehubunginya. Akhirnya, aku menunggu di teras saja siapa tau Manda pulang. Setelah 5 menit menunggu, sebuah mobil BMW masuk ke halaman rumah. Kayaknya aku mengenal mobil siapa itu, tetapi aku lupa siapa yang punya. Kalau Manda nggak mungkin dong. Manda sama Mbak Ina kan ke taman masa naik mobil, di garasi juga mobilnya masih ada semua. Tet tet Bunyi klakson mobil itu membuat gue sadar akan lamunanku. Sebenernya siapa sih yang ada di dalam mobil? Dan akhirnya, orang yang ada di dalam mobil itu keluar. Mereka adalah kak Keira sama keluarganya, yaitu Kiara anaknya dan Bang Aldo suaminya. "Uncle Rezka, Ara kangen sama Uncle!" ujar Kiara keponakanku yang terlihat sangat menggemaskan. "Uncle juga kangen sama kamu Ara," balasku. "Uncle, Manda mana?" tanya Kiara. Dia sudah beralih dalam gendonganku "Manda belom pulang, sayang," jawabku "Loh? Anak kamu belum pulang, malah diam aja nggak dicariin? Gimana sih, kamu itu bapaknya, gimana kalo Manda ilang baru nyesel?" omel Kak Keira. "Apaan sih, Kak dateng-dateng marah- marah nggak jelas banget, orang Manda lagi ke taman sama Mbk Ina," gerutuku. "Kan gue nggak tau," ujar kak Keira menyesal. "Makanya, nanya jangan langsung marah marah." Aku balas mengomel. "Iya, maaf." "Udah, nggak usah berantem," ujar Bang Aldo. "Iya. nggak berantem kok," ucap Kak Kira. "Dari pada ngobrol di depan, mending kita masuk." Mereka berempat akhirnya masuk ke dalam rumah, setelah beberapa saat kemudian, Manda akhirnya pulang bersama Mbak Ina. "Accalamu alaikum." Manda mengucapkan salam sembari masuk. Nah, anak gue sudah pulang. Tapi ada yang beda dengan Manda, dia jadi agak ceria dan bersemangat. Tidak seperti biasanya. Padahal tadi gue udah ngecewain dia, kenapa sekarang dia malah begitu ceria. "Waalaikum salam," Aldo, Kiara dan Keira membala salam Manda. "Manda, kamu kok pulang malam, sayang?" tanya Keira lembut pada keponakannya itu. "Adi Anda ain cama onty antik di taman." Keira menaikkan alis bingung. Mungkin dia tidak mengerti dengan ucapan Manda yang memang belum fasih. "Manda bilang, tadi Manda main sama aunty cantik di taman," ujarku menjelaskan. Kak Keira manggut-manggut. "Aunty cantiknya namanya siapa sayang?" tanya Keira. "Ndak au, Anda upa coalnya amanya anjang anget Onty," ucap Amanda polos. "Manda, kenalin sama kakak dong Aunty cantiknya," pinta Kiara. Dia jadi ikutan bersemangat mendengar cerita Manda. "Ecok ita te aman, telus tenalan cama onty antik." "Bun, besok kita ke taman ya, aku penasaran siapa aunty cantiknya," pinta Kiara pada Keira. "Iya, besok kita ke taman. Sekarang Kak Ara sama Manda mandi dulu, kita mau ke Moll, mau ikut nggak?" tanya Kak Keira. "Au itut." "Ara juga ikut." Kedua anak-anak itu tampak girang. "Ya udah, sekarang kita mandi dulu," ucap Kak Keira. Manda dan Kiara menganggut. "Ayah ikut, kan?" tanya Kiara. "Nggak ah, Ayah capek," tolak Bang Aldo. "Ayah ikut dong, kalo nggak Ara ngambek," ancam Kiara. Ancaman itu sukses membuat Bang Aldo menuruti keinginan putrinya. "Iya, ndak cendilian kok, kan Daddy ikut." "Nggak. Daddy di rumah aja, kamu sama Aunty Keira sama Kak Ara aja," ucapku menolak ajakan Manda. Bukan apa, aku masih banyak pekerjaan. "Ndak au, Daddy kan adi utdah anji au alan2 cama Anda," rajuk Amanda. Hmm ... aku sebenarnya masih banyak pekerjaan, tetapi nggak tega juga kalau harus mengecewakan Manda untuk kedua kalinya dalam hari ini. Menghembuskan nafas, lalu aku menjawab, "Iya deh, Daddy mau." "Yeee! Daddy au!" pekik Manda. Perasaan hangat seketika menjalar di d**a gue saat melihat Manda tersenyum senang. Akhirnya Manda dan Kiara segera ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap. Gue juga harus bersiap-siap.            ba

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
311.1K
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.4K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.4K
bc

Dependencia

read
186.4K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook