bc

Cinta Bukan Takut

book_age18+
586
FOLLOW
2.6K
READ
goodgirl
sweet
friendship
weak to strong
virgin
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Seorang anak buah pembunuh bayaran yang merasa jika dirinya memiliki hati nurani, sehingga dirinya memiliki ambisi untuk berhenti bekerja sebagai anak buah pembunuh bayaran, dan hidup dengan normal.

Di saat tertentu pria tersebut mengenal wanita yang membantunya untuk merubah kehidupanya, meskipun awalnya si pria tak ingin memberitahukan masa lalu nya tapi keadaan membuat pria tersebut harus dengan jujur menceritakan masa lalunya kepada si wanita.

chap-preview
Free preview
Cinta Bukan Takut
CINTA BUKAN TAKUT 1. The Title : Cinta Bukan Takut 2. The Genre : Romance 3. The setting : Bar, Taman, Padang golf, Restoran, Club, Rumah pribadi. 4. The main Character : a. Slent ( 27 Tahun ) pembunuh bayaran yang terpana oleh kecantikan Reena. b. Artner ( 29 Tahun ) partner Slent pengikut setia Kller. c. Kller ( 43 Tahun ) boss Slent dan Artner, pemilik bar. d. Reena ( 26 Tahun ) penakluk hati Slent. e. Lube ( 67 Tahun ) ayah dari Reena, target terpenting dari Kller. f. Lien ( 52 tahun ) orang yang menyamar menjadi klien Kller, untuk mencoba menangkap Kller. 5. The Plot : Namanya Slent seorang pemuda yang tak tahu kenapa bisa hidup seperti sekarang ini. Menjadi seorang anak buah pembunuh bayaran, menjadi anak buah seorang pembunuh bayaran tentu saja Slent juga seorang pembunuh, yang tanpa kompromi membunuh target yang di berikan dari Kller yaitu bos Slent. Slent sudah cukup lama menjadi anak buah Kller bahkan Slent sudah menjadi anak buah kepercayaan Kller disana. Selain Slent tentu Kller juga mempunyai anak buah yang sangat Kller percaya yaitu Artner, dia adalah partner kerja Slent, jika Slent bertugas tentu Artner yang akan selalu, dan terus menjadi partner Slent. Karna kami sudah senior di bawah Kller, Kller pun berfikir jika kami akan ditugaskan untuk tugas yang menurutnya sangat penting, jika tugasnya biasa saja maka anak buah Kller yang lain pun bisa melakukanya tanpa harus Slent, dan Artner yang melakukanya. Tapi Slent bukan akan meneruskan hidupnya menjadi seorang pembunuh, karna beberapa minggu yang lalu Slent sudah bicarakan kepada Kller, jika Slent ingin berhenti menjadi anak buah Kller. Dengan santai sambil minum Kller bicara kepada Slent, jika Slent berfikir seperti itu silahkan saja Kller tak akan melarangnya. Tapi Kller bicara dengan tegas jika Slent sampai membuka mulut, sedikit saja ke orang luar tentang Kller, maka Slent akan sangat dalam bahaya, tapi karna Slent memang tak bertujuan untuk berkhianat kepada Kller. Slent pun dengan yakin bicara jika Slent ingin berhenti jadi anak buah Kller bukan ingin berkhianat kepada Kller, Kller tak bicara apa-apa lagi Slent pun pergi. Saat Slent memutuskan seperti itu, dan sudah mengatakan semuanya, Slent merasa bebas, beberapa hari sudah di lewati Slent sebagai seorang manusia biasa, yang sekarang bekerja seperti orang biasanya bukan menjadi seorang kacung. Kller pun tentu harus memiliki sebuah pekerjaan seperti orang-orang biasa lainnya, Slent pun berfikir untuk mencari pekerjaan. Sampai Kller berfikir jika Kller mencoba saja peruntungannya menjadi seorang security. Tanpa berfikir lagi Slent langsung saja berniat mencari pekerjaan yang Slent sudah fikirkan, yaitu menjadi seorang security. Beberapa perusahaan Slent sudah datangi, dan bertanya tentang pekerjaan, tapi Slent belum beruntung karna semua perusahaan yang Slent datangi tak ada yang membutuhkan seorang security. Sampai Slent pun menemukan sebuah tempat, yaitu sebuah padang golf, Slent pun berfikir untuk beristirahat, dan menikmati pemandangan orang-orang yang sedang bermain golf disana. Saat Slent beristirahat sambil menonton orang bermain golf, Slent melihat di salah satu lapang golf ada 2 orang perempuan yang sedang bermain, tapi mereka seperti kesusahan dengan barang bawaan mereka, dan terlihat tak ada petugas, ataupun orang yang membantu mereka. Dengan ragu Slent pun masuk lalu membantu mereka, heran mereka pun bertanya, apa Slent petugas disini, tapi Slent bilang Slent hanya orang asing yang melihat mereka kesulitan dengan peralatanya jadi Slent membantu. Mereka pun berterima kasih, lalu bertanya apa Slent ingin terus mengikuti mereka, dan membantu, nanti setelah selesai tentu mereka akan membayar Slent, tapi Slent bilang bagaimana jika petugas disini mengusirnya, mereka menjawab tak akan ada yang akan mengusir Slent. Mereka akan bilang jika Slent adalah teman mereka yang sama sedang bermain golf. Tak banyak bicara Slent langsung saja menerima permintaan mereka. Beberapa saat mereka pun selesai bermain dan akan pulang. Slent pun mengantarkan kedua wanita itu ke mobilnya, dan memasukan barang-barang mereka. Sebelum mereka pergi salah satu wanita itu bertanya, apa lain waktu Slent bisa membantu mereka kembali jika ingin kembali bermain disini, tanpa berfikir Slent langsung saja berkata, tentu Slent akan bisa membantu. Wanita itu pun memberikan kartu namanya lalu memberikan upah kepada Slent, berterimakasih dan pergi. Saat mereka pergi karna hari ini sudah sore, tentu Slent pun pulang dengan memakai kendaraanya, beberapa saat Slent sudah sampai di rumahnya. Saat menyimpan kendaaran, tiba-tiba Slent di tarik ke salah satu sudut tempat itu. Tanpa bicara mereka langsung saja menghajar Slent, Slent tentu tak tinggal diam. Slent membalas mereka sehingga perkelahian pun tak terhindarkan disana, sampai akhirnya Slent bisa menang melawan mereka, mereka pun pergi kabur. Slent berfikir apa salah Slent, dan siapa mereka, atau ada yang menyuruh mereka, Slent masuk lalu duduk, berfikir siapa mereka tadi, apa ada hubunganya dengan Kller, tapi apa mungkin, sudah beberapa minggu ini situasi aman-aman saja. Ini pertama kali ada orang yang mengincar Slent, Setelah Slent memutuskan berhenti bekerja untuk Kller, tak difikirkan lagi Slent beristirahat saja dulu. Beberapa hari berlalu tak ada apa-apa lagi yang terjadi, dan orang yang saat itu memukuli Slent juga tak muncul kembali. Hari itu Slent ingat untuk menghubungi wanita yang memintanya untuk membantu saat mereka bermain golf kembali. Di kartu namanya Slent melihat namanya adalah Reena, langsung saja Slent menghubunginya, lalu berkata jam berapa Reena akan kembali bermain golf, agar Slent tak terlambat datang. Reena bilang meraka sudah akan berangkat, jadi berangkat saja sekarang, dan tunggu di tempat golf, Slent pun menutup telponnya lalu berangkat. Bertemu di padang golf Reena pun datang dengan orang tua, dan beberapa temannya, Reena pun bertanya siapa nama Slent, karna pertama kali bertemu mereka lupa untuk berkenalan. Tentu Slent memperkenalkan diri, dan Reena langsung saja mengenalkanya, ternyata yang datang bersama Reena adalah keluarganya, dan beberapa teman Renna, mereka pun langsung saja mulai untuk bermain. Singkat cerita Reena sudah selesai bermain, Slent pun mengantarkan, dan memasukan peralatanya ke mobil Reena. Tapi sebelum Slent ke mobil, terlihat dari kejauhan seperti Artner, Slent berfikir apa benar itu Artner, lalu Reena memanggil Slent untuk cepat memasukan peralatan ke dalam mobil, bergegaslah Slent pun memasukannya, sebelum Reena pergi Reena bertanya, apa Slent sedang mencari pekerjaan, tentu Slent pun berkata jika memang Slent sedang mencari pekerjaan. Reena langsung saja berkata jika Slent mendapat pekerjaan, selain membantu Reena saat bermain golf, Reena juga mengundang Slent ke rumahnya esok hari, untuk membicarakan pekerjaan. Reena berterimakasih, memberikan upah kepada Slent lalu pergi. Slent penasaran apa benar tadi yang di lihat adalah Artner, tapi melihat kembali ke arah tersebut tak ada orang. Slent langsung saja pergi ke kendaraanya berniat untuk pulang, saat akan berangkat Slent melihat mobil yang menjadi kendaaranya saat bertugas untuk Kller. Slent berfikir jangan-jangan keluarga Reena target mereka, tanpa banyak berfikir Slent langsung mengikuti mobil tersebut. Jika benar Reena adalah target mereka, tentu Slent harus menolongnya, tapi Artner tak boleh tahu jika Slent yang menolong Reena. Jika Artner sampai tahu pasti Artner akan memberitahu hal ini kepada Kller, lalu Kller akan menganggap Slent sebagai pengkhianat. Beberapa saat kemudian mobil yang di pakai Artner menyalip mobil Reena, lalu memepet mobil Reena sampai berhenti, mereka keluar, dan benar saja mereka adalah anak buah Kller,termasuk ada Artner. Mereka mengeluarkan paksa Reena, dan ayahnya dari mobil tersebut, lalu memasukan ayah Reena ke dalam mobil Artner, dengan memakai topeng, dan pakaian yang tertutup Slent menolong mereka. Untung saja di perjalanan tadi ada toko aksesoris, jadi Slent bisa membeli dulu topeng agar Artner tak tahu jika yang menolong Reena adalah Slent. Slent pun bertarung dengan Artner, dan kedua anak buah Kller, sementara Slent menahan mereka Reena mengeluarkan ayahnya, dan memasukan kembali ke mobilnya. Setelah itu Reena meminta tolong, beruntungnya ada beberapa orang yang mendengar dan menolong, mereka pun menghampiri Slent yang sedang bertarung. Tapi Artner dan teman-temannya langsung masuk mobil dan kabur. Setelah mereka pergi Reena menghampiri Slent, tapi Slent juga tak ingin Reena tahu jika Slent yang sudah menolongnya. Slent langsung saja pergi tanpa menghiraukan pertanyaan Reena. Saat Slent pergi beberapa meter dari kejadian yang menimpa Reena. Slent kembali melihat jika mobil yang di pakai Artner terparkir di bahu jalan. Saat Slent melihat itu Slent tak langsung pergi tapi Slent berhenti, dan sembunyi agar tak ada yang melihatnya. Beberapa saat kemudian terlihat ada mobil yang akan lewat, lalu Artner, dan temannya menghentikan laju mobil tersebut. Benar saja itu adalah mobil Reena, dengan kasar mereka langsung saja menyuruh Reena keluar. Saat Reena keluar mereka langsung menarik Reena, memasukan dengan paksa ke mobil mereka. Tapi ayah Reena keluar lalu menghampiri mobil Artner, ayah Reena memohon, dan seperti bernegosiasi entah apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba Reena di keluarkan, tapi ayah Reena masuk ke mobil Artner dengan cepat mereka langsung pergi. Terlihat Reena mencoba mengahadang, tapi mobil Artner tak menghiraukan lalu pergi. Reena menangis disana Slent langsung saja menghampiri Reena, menyuruhnya masuk lalu mengejar mobil yang membawa ayah Reena. Tanpa banyak bicara Reena masuk Slent yang menyetir, lalu mengejar mobil yang membawa ayah Reena. Di salah satu persimpangan jalan mobil yang dibawa Slent berhasil menyalip, dan me-mepet mobil Artner sehingga mobil Artner terpojok, dan tak bisa jalan kembali. Dengan cepat Slent langsung membuka pintu mobil, menarik paksa Artner sehingga terlempar. Kedua teman Artner langsung keluar lalu mencoba menghajar Slent, tapi Slent sudah siap dan menyangka jika pertarungan akan terjadi, dan fikiran Slent pun benar pertarungan pun terjadi. Saat Slent bertarung dengan Artner, dan temannya. Sigap Reena langsung membawa ayahnya ke dalam mobil, lalu Reena meminta tolong kepada warga sekitar kembali. Sehingga mereka kabur karna tak ingin di keroyok oleh warga yang dimintai tolong oleh Reena. Tanpa fikir panjang Slent pun masuk ke dalam mobil mengantarkan Reena, dan keluarganya pulang. Tanpa lupa berterimakasih Slent, beserta Reena, dan keluarga langsung pergi pulang. Singkat cerita Slent sudah sampai di kediaman Reena, memasukan mobil lalu membantu ayah Reena masuk, dan beristirahat. Ayah Reena terlihat trauma dengan kejadian tadi. Slent, dan Reena pun langsung saja membiarkannya beristirahat. Semuanya sudah selesai Slent pun berniat untuk pergi, tapi Reena menghentikan Slent. Berterimakasih lalu Reena bertanya siapa orang yang menolongnya ini. Slent pun tak ingin jika identitasnya diketahui secepat ini, sehingga Slent hanya berkata. 'Jika ingin mengetahui siapa yang ada di balik topeng ini, peka lah terhadap orang baru yang berada di sekitar Reena'. Lalu Slent pun langsung saja pergi dengan meninggalkan tanda tanya kepada Reena. Bagian 2 Seorang pemuda yang tinggal di kota besar dimana harta, dan tahta begitu diutamakan disini. Dengan harta apapun bisa dibeli disini termasuk kehormatan. Demi harta beberapa orang rela untuk tunduk, hanya untuk menghormati layaknya raja, seseorang yang memberikan harta tersebut kepada mereka. Bahkan tidak sedikit orang yang seperti itu, banyak orang yang rela bersikap munafik seperti itu hanya untuk uang. Pemuda tersebut tahu banyak hal karna dia adalah salah satu orang yang bekerja untuk orang yang gila tahta di kota ini. Kller nama bos pemuda tersebut, dia dengan sangat mudah membagikan uang kepada orang-orang yang rela menukar harga diri mereka, untuk uang yang Kller berikan. Saat Kller ingin merasakan puasnya menjadi orang yang di puja oleh orang bayaranya. Pemuda ini menjadi salah satu dari anak buahnya, yang bertugas untuk membagikan uang kepada orang-orang munafik tersebut. Sementara Kller duduk santai menunggu pemuda ini melakukan tugasnya membagikan uang, sehingga Kller hanya tinggal duduk menunggu orang-orang munafik tersebut. Sampai orang-orang datang untuk menunduk bahkan sampai bersujud dihadapanya, mengagungkan Kller, dan kekayaan yang dia miliki. Selain pemuda ini ada Artner, yang Kller percaya untuk selalu ada melakukan tugas pribadi yang Kller berikan. Contohnya membagikan uang kepada orang-orang munafik ini, agar mau mengagungkan Kller layaknya raja yang patut disembah. Hari itu pemuda ini berada di sebuah bar. Yang pemiliknya tidak lain dan tidak bukan adalah Kller. begitu kayanya Kller dia sampai bisa membuat bar untuk kepuasanya sendiri. Dalam bar tersebut apapun yang membuatnya senang tersedia, seperti mesin judi, penyedia minuman ber-alkohol tinggi, dan tak terlewatkan tentu wanita penghibur, yang siap melayani Kller ketika dia ingin bersenang-senang. Begitu kayanya Kller bahkan banyak orang, banyak wanita, yang antri untuk menjadi pekerja di bar nya tersebut. Bahkan tak tanggung-tanggung ingin menjadi pelayan pribadi Kller. Tapi di rumah Kller sudah tak perlu ada pelayan lagi, karna Kller sudah memilikinya, dan merasa cukup. Lagipula Kller tak banyak menghabiskan waktu di rumah, Kller lebih banyak menghabiskan waktu di bar, dan hotel. Nama pemuda ini Slent. Dari umur Slent remaja Slent sudah hidup di jalanan. Slent tak ingat kenapa Slent bisa hidup di jalanan, dan kemana orangtua Slent. Slent tak tahu itu, semakin Slent berfikir mengingat kenapa Slent bisa hidup di jalanan, kemana orangtua Slent, bukanya Slent mengingatnya. Tapi rasanya kepala Slent sakit, sangat sakit, maka Slent pun tak pernah mau kembali mengingat dengan keras tentang kehidupan Slent sebelum seperti ini. Slent hanya mengikuti berjalanya waktu, sekarang Slent hanya berfikir caranya bertahan hidup. Tentu dengan menjadi anak buah Kller lah Slent menggantungkan hidupnya, bukan hanya royal, tapi Kller juga memberikan Slent kebebasan tentang tempat Slent singgah. Kller tak pernah melarang Slent, atau siapapun anak buahnya yang lain, untuk menggunakan fasilitas yang dia miliki termasuk bar nya. Slent selalu pulang ke bar tersebut malam, ataupun siang hari, bar itu sudah menjadi rumah Slent, dan Kller tak keberatan tentang itu. Membahas tentang Kller, bar, fasilitas, dan kekayaanya tentunya dia bisa memiliki semua itu dengan bekerja keras, sampai Kller bisa mengembangkan bisnisnya tersebut seperti sekarang. Kller tak usah lagi lelah untuk melalukan apapun sendiri, dia hanya harus mengangkat ponselnya, dan menyuruh anak buahnya termasuk Slent, dan Artner melakukan apa yang diperintahkanya. Tugasnya hanya memantau, dan menerima uang dari klienya, setelah apa yang di inginkan klienya selesai. Setelah tugas Slent, dan Artner selesai. Kller selalu membekali kita dengan pakaian yang baru, agar setelah tugas yang di berikan Kller selesai. Kita pun langsung mengganti pakaian kita, lalu membakar pakaian kita yang awalnya kita pakai. Kller sangat waspada sehingga meskipun tak ada noda apapun, termasuk darah dari orang yang kita habisi hari itu, pakaian yang kita kenakan saat menghabisinya tak boleh tetap kita kenakan. Sehingga Kller selalu membekali kita dengan pakaian baru, untuk setiap tugas dari Kller, dari awal Kller bilang karna bisnis kita adalah sebagai pembunuh bayaran. Sedikit pun kita tak boleh meninggalkan jejak, sekalipun dari pakaian yang kita kenakan saat bertugas. Maka dari itu Slent, dan Artner pun tak pernah melanggar aturan itu, sehingga keberuntungan selalu ada di pihak kita sampai saat ini. Kita tak pernah ada masalah dengan tugas ini, meskipun memang pekerjaan ini sangat beresiko tinggi. Meskipun begitu dengan pengalaman yang di miliki Kller, resiko ini tidak berarti apa-apa untuknya. Memang bukan selalu Slent, dan Artner yang langsung turun tangan untuk melakukan tugas dari Kller. Sering kali kami hanya ditugaskan untuk menjadi bodyguard Kller, yang melakukan tugas untuk langsung di lapangan itu anak buah Kller yang lain. Banyak yang menghubungi Kller menawarkan job untuk dilakukanya, tapi di bisnis seperti ini Kller tidak selalu menerima job yang orang-orang tawarkan padanya. Kller sangat selektif dalam memilih job yang akan dijalankanya. Selain karna alasan jumlah pengikut Kller, soal keamanan juga menjadi pertimbangan untuk Kller, karna tugas kita membunuh atau menyandra seseorang, jadi Kller sangat membatasi job yang dia terima untuk kami lakukan. Saking sudah percayanya Kller kepada Slent, dan Artner kami pun diberikan tugas yang khusus oleh Kller. Jika Kller mendapat job untuk membunuh, atau menyandra orang penting. Kller memberikan tugas itu kepada kami, tapi jika job itu bersangkutan hanya dengan orang yang kurang penting. Kller menyuruh anak buah yang lain untuk melakukanya. Kita tak terlalu sering mendapat job. Karna Kller lebih memilih job yang tak melibatkan kami dalam job itu. Kller lebih memilih job yang bisa di lakukan oleh anak buahnya yang lain sehingga Slent, dan Artner bisa mengawal Kller di hotel, atau pun penginapan lain saat Kller mendapat job di kota tertentu. Sementara yang melakukan tugas dari Kller, dilakukan oleh anak buahnya yang lain. Slent, dan Artner menjadi bodyguard Kller. Saat itu Kller mendapatkan job di luar kota, job yang Kller terima tak perlu melibatkan Slent, dan Artner. Tapi anak buah yang lain dapat melakukanya. meskipun begitu Kller tetap harus memantau perkembangan dari job yang diterimanya. Sehingga Kller harus pergi ke kota dimana job tersebut dilakukan. Di kota tersebut saat ini sudah menjelang larut malam. Kller dan kami berada di balkon hotel, menunggu kabar dari anak buah Kller yang sedang bertugas. Kller membekali anak buahnya dengan sebuah ponsel yang sudah tersambung dengan koneksi ponselnya, sehingga Kller dapat mengetahui posisi anak buahnya dengan mudah. Keberhasilan job yang di lakukan Kller menakjubkan 95% selalu berhasil. Jika tidak berhasil pun Kller langsung saja menutupi kegagalanya, dengan mengirim kami untuk membereskan orang yang di incarnya. Sehingga job tersebut tak mengalami kegagalan total. Dengan rencana kami yang membuat job Kller yang hampir gagal tersebut, bisa kami bereskan bagaimanapun caranya. Beberapa saat Kller menunggu, sudah saatnya anak buahnya selesai membereskan target. Tapi belum juga ada laporan jika anak buah Kller sudah selesaikan tugasnya. Malam itu hari semakin larut Kller berkata jika dia ingin beristirahat, tapi Kller berkata jika seharusnya target sudah dibereskan. Sepertinya anak buah Kller kesulitan. Kller langsung memberi perintah kepada Slent, dan Artner agar pergi saja membantu. Untuk menyelesaikan job yang diberikan kepada anak buahnya yang lain. Untuk orang ini Kller bilang tak usah segan langsung saja bunuh, dan jangan lupa untuk foto mayat orang tersebut setelah di habisi. Agar ada bukti untuk di berikan terhadap klien, jika job yang di berikan pada kita selesai. Tanpa bicara apa-apa lagi, Slent langsung saja pergi ke tempat dimana anak buah Kller yang lain berada. Melalui ponsel Slent berkata pada anak buah Kller yang lain, untuk langsung saja berusaha mengejarnya, seolah-olah akan berniat buruk kepadanya sehingga dia kabur. Kebetulan jika dia sedang berada di salah satu jalan yang sepi, jadi anak buah Kller tersebut bisa menjalankan rencana Slent. Setelah seperti itu Slent akan berpura-pura menolong, membawanya ke tempat aman lalu akan membereskanya disana, dia pun setuju. Slent, dan Artner menunggu di ujung jalan, dan beberapa saat kemudian anak buah Kller yang lain berhasil menggiring incaran ke tempat dimana Slent berada. Dari kejauhan Slent sudah menunjukan dirinya, sehingga si target melambaikan tanganya meminta tolong. Slent, dan Artner pun menghampirinya. Slent membawa target ke tempat sepi, sementara Slent membawanya pergi. Artner pura-pura bertarung dengan teman kami yang sama-sama anak buah Kller, agar si target percaya jika Slent, dan Artner berusaha untuk menolongnya. Dengan cepat Slent mengajak target untuk bersembunyi, takutnya target masih saja di ikuti. Slent lihat si target tak menaruh curiga sedikitpun kepadanya. Maka saat kita bersembunyi, dan kondisi tempat disana terkendali Slent langsung saja membunuhnya disana. Slent pun mengambil foto mayat si target. Lalu mendatangi Artner beserta teman yang lain yang sudah menunggu, Slent bilang tugas kita selesai hanya satu tugas lagi, dan kita sudah selesai dalam tugas ini. Kami pun langsung membakar pakaian kami lalu memakai pakaian baru. Tak perlu pergi sangat jauh dari tempat Slent membunuh si target, kami hanya pergi beberapa blok untuk membakar pakaian kami. Saat kami sudah membuat api unggun, dengan yang di bakar adalah pakaian yang kami pakai sebelumnya. Saat itu kami terus saja diam di perapian tersebut, santai saja seolah-olah kami hanya sedang menikmati hangatnya api unggun malam itu. Beberapa jam kami disana, salah seorang teman kami melihat jika sepertinya mayat si target sudah ada yang menemukan. Terlihat jika ada beberapa orang yang terlihat histeris. Lalu tak lama orang-orang berkerumun di tempat tersebut. Kami tak langsung pergi, justru kami mendekati kerumunan itu seolah-olah melihat. Jika kami juga kaget dengan di temukanya mayat tersebut, kami pun meninggalkan tempat itu. Kami langsung pergi ke hotel, masuk ke kamar masing-masing. Untuk memberikan foto bukti jika target sudah di habisi akan kami berikan besok ke Kller. Karna malam ini Kller sudah beristirahat. Di dalam kamar Slent tak sendiri karna Artner dalam kamar yang sama dengan Slent, bukan tak bisa memilih kamar yang berbeda. Tapi jika dalam satu kamar kami bisa meng-evaluasi, atau berbincang tentang tugas yang sudah kita lakukan. Sehingga jika ada kesalahan kami bisa saling bertukar fikiran, agar lain kali saat kami mendapat tugas. Kami tak melakukan kesalahan yang mengancam keselamatan kami. Tak ketinggalan, malam itu kami juga tentu mengundang 2 teman kami tadi. Yang terlalu lama dalam menjalankan tugas sehinggga beresiko gagal. Kami membahas hal itu agar lain kali mereka bisa bekerja lebih hati-hati, dan lebih sukses lagi dalam bertugas. Setelah semuanya sudah kami bahas, kami pun berkata kepada mereka untuk beristirahat, karna kami pun akan beristirahat. Keeesokan harinya sebelum pukul 6 kami sudah siap siaga di depan kamar Kller meskipun Kller belum keluar. Kami menunggu, berjaga jika ada hal yang mencurigakan bertujuan kepada Kller, kami langsung menindak orang tersebut. Beberapa jam kami menunggu, Kller keluar dengan keadaan yang sudah segar, dan rapi. Dia mengajak kami untuk sarapan terlebih dahulu di restoran dalam hotel tersebut. Dia tidak bertanya bagaimana dengan tugas yang di berikan kepada kami malam tadi, dia langsung saja pergi mengajak kami untuk sarapan. Di restoran tersebut kami fokus makan saja. Kller tak berkata, atau bertanya apapun tentang tugas yang dia berikan, atau hal lain. Dia hanya fokus terhadap makananya, dan kami pun tak bicara apapun. Hanya fokus terhadap makanan kami juga. Setelah selesai sarapan Kller langsung saja bilang untuk masuk kendaraan, dan kembali ke bar Kller. Di dalam kendaraan Kller meminta foto target setelah dihabisi. Tentu Slent, dan Artner pun sudah menyiapkan, lalu memberikanya kepada Kller. Seperti biasa Kller tak perlu banyak bicara, karna sudah sangat percaya dengan pekerjaan kami yang tak pernah mengecewakanya. Kller lalu menghubungi klienya, dan bilang jika tugasnya sudah selesai. Kller pun diundang untuk bertemu dengan kliennya di sebuah restoran, untuk menyelesaikan transaksi dari keberhasilan tugasnya. Kami pun datang ke sebuah restoran, dan terlihat sudah menunggu di dalam restoran klien Kller. Langsung saja Kller berkata kepada kami, menunjukan orang yang menjadi klien Kller, menyuruh kami memberikan foto dari target jika sudah di bereskan. Lalu mengambil uang bayaran untuk tugas yang sudah Kller selesaikan. Sementara Kller pergi menggunakan mobil kedua yang dibawa teman kami menuju bar nya langsung. Kller selalu seperti itu tak ingin jika ada hal buruk yang menimpanya, bisa saja klienya tak ingin membayar, terhadap apa yang sudah dikerjakan, sehingga merencanakan sebuah penangkapan dengan menjebak Kller dalam situasi seperti ini. Tapi Kller tak bodoh jadi dia selalu pergi, dan kami yang bertugas untuk menyelesaikan transaksi itu. Kller pun pergi menggunakan mobil kedua, sementara kami masuk ke restoran tersebut menemui klien Kller. Cara yang kami gunakan adalah. Kami, dan klien sepakat menyimpan uang, dan barang bukti yang kami dapatkan di salah satu meja. Pertama, di salah satu meja kami menyimpan bukti, jika target sudah di bereskan, lalu kami pergi. Kedua, klien mengambil, dan memeriksa terlebih dahulu barang yang berisi file bukti, jika kami sudah membereskan target. Ketiga, klien puas dengan tugas yang kami selesaikan, menyimpan koper di meja tersebut, lalu pergi dengan membawa barang yang berisi bukti, jika target sudah kami bereskan lalu pergi. Terakhir Slent mendekati koper memeriksa isinya, setelah selesai Slent pergi membawa koper tersebut. Sementara dari awal sampai akhir transaksi, Artner memantau situasi jika ada yang mencurigakan, Artner memberitahu Slent, dan langsung mengejar klien yang dianggap tak kooperatif dengan hasil yang di dapatnya. Hari itu semuanya berjalan dengan aman tanpa ada maksud lain dari klien . Sehingga tak ada masalah dalam transaksi ini. Slent, dan Artner pun langsung pergi menuju bar, untuk menyerahkan uang ini kepada Kller. Di perjalanan juga aman-aman saja tak ada yang mencurigakan. Tapi sebelum kami sampai di bar, beberapa blok sebelumnya kami berhenti, lalu pura-pura minum terlebih dahulu di warung kecil di pinggir jalan yang sudah Kller siapkan juga. Jadi kami berhenti disana, beberapa meter dari tempat kami berhenti, ada orang-orang Kller juga yang memantau. ada, atau tidak orang mencurigakan yang bisa saja mengikuti kami hingga ke tempat ini, bahkan ke bar. Kller dengan ketat menjaga keamanan di sekitar bar ini. Beberapa blok dari bar disediakan warung kecil, lalu beberapa blok lagi sebelum warung tersebut sudah ada orang-orang Kller, yang diam-diam mengawasi keadaan. Jadi saat kami melewati tempat dimana anak buah Kller diam-diam mengawasi, mereka sudah tahu, dan bersiap mengawasi keadaan. Kami pun sampai di warung tersebut, lalu kami wajib berhenti disana. Bukan apa-apa, tujuanya adalah jika ada orang yang mengikuti kami, orang-orang yang mengawasi di depan sana akan memberitahu kami. Sehingga kami pun terus saja berdiam diri menunggu kendaraan, atau orang yang mengikuti kami pergi, atau mereka pun ikut duduk, dan minum di warung ini. Saat kami sudah tahu ada yang mengikuti kami, dan orang tersebut lewat, atau ikut minum di warung yang kami tempati. Kami biasa saja berbincang dengan orang tersebut, seolah-olah kami hanya lewat juga, dan menyempatkan diri untuk minum di warung tersebut. Setelah beberapa saat kami pun pergi. Jika orang yang mengikuti kami belum pergi, tentu Slent akan terlebih dahulu pergi ke tempat lain, memutar jalan terlebih dahulu. Tapi jika orang tersebut pergi dari tempat itu, kami pun langsung saja melanjutkan perjalanan kami ke bar. Setelah agak lama orang-orang tersebut pergi dari tempat itu. Lalu tak lama kami pun dengan situasi yang aman terkendali masuk ke bar. Langsung bertemu dengan Kller untuk memberikan uang bayaran dari klienya. Saat bertemu denganya Kller langsung bertanya, tentang ada orang yang mengikuti Slent, dan Artner. Kller langsung mengingatkan kami tentang menjaga dengan sangat, keamanan tentang bisnis kller. Memang bar ini tak melarang siapapun untuk datang kemari. Tapi Slent, Artner, dan anak buah yang lain tak bisa sembarangan, dan harus benar-benar memantau orang-orang yang di masukan ke bar ini. Jangan sampai ada orang yang mempunyai tujuan lain masuk ke bar ini. Apalagi sampai ingin tahu tentang Kller. Sambil memberikan koper hasil bayaran dari klien Kller. Slent pun menjawab jika orang yang tadi membuntuti kami, mereka sempat masuk ke daerah bar. Tapi seperti biasa kami berdiam diri di warung yang telah di sediakan untuk membuat mereka berfikir. Jika kami bukan orang yang harus mereka buntuti. Mereka pun ikut berhenti di warung tersebut, bahkan kami sempat berbincang dengan mereka. Memang mereka tak bicara, atau bertanya tentang bar, atau pun bos Kller. Tapi sepertinya mereka benar sedang mencari tahu lebih tentang bar ini. Karna mereka terus memperhatikan ke arah bar ini, tak lama mereka pun pergi meninggalkan warung tersebut. Sehingga kami bisa masuk tanpa ada yang melihat. Kller pun tak banyak bicara lagi, lalu memberikan kami uang bayaran untuk tugas yang telah kami selesaikan. Saat itu Kller langsung bicara kepada Slent, dan Artner, bahwa dia memiliki tugas yang harus Slent, dan Artner lakukan. Beberapa waktu lalu, Kller menerima panggilan dari klienya, jika klien Kller ingin memakai jasanya untuk menyandra seseorang. Dia ingin Kller menyandra seseorang bukan membunuhnya. Klien ingin target hidup sebelum target dihabisi, karna ada hal yang harus klien lakukan dengan target sebelum target dihabisi. Kller pun sudah deal dengan klien menerima, dan akan membereskan job ini. Lalu Kller memberikan Slent identitas, termasuk foto orang tersebut. Dan memberitahu Slent dimana dia beraktifitas, sehingga pada saat Slent melakukan penyandraan, Slent tak salah menyandra orang. Tapi Kller juga bilang jika tugas ini tak harus dilakukan dengan buru-buru, karna orang ini sedikit rumit, dan memiliki penjagaan yang ketat, dan dia begitu sensitif dengan orang-orang baru. Klien juga bilang entah takut, atau sangat overprotective. Jika dia melihat ada orang asing dia langsung saja masuk rumah. Jadi karna dia begitu protective dengan dirinya, bahkan melihat sedikit saja orang asing dia tak mau. Jadi rencananya adalah Slent, dan Artner harus bisa mengambil hati target, sampai target bisa menerima kehadiran Slent. Dengan pelan Slent menjalankan tugasnya untuk bisa menyandranya, lalu bisa selesaikan apa yang di inginkan klien Kller. Kller juga menjelaskan jika dia sudah deal, dengan klien tentang semua hal, termasuk dengan bayaran job ini. Klien sanggup membayar dengan harga tinggi, bahkan klien sudah membayar setengah bayaran dari keseluruhan upah job ini. Selain job ini sangat beresiko, dan memakan waktu yang lama tingkat keselamatan juga jadi alasan, kenapa bayaran yang di tetapkan Kller kepada klien begitu besar. Lalu kenapa Kller menyebut keselamatan. Karna untuk mendapatkan hati si target kami harus bisa melewati beberapa penjaga, si target juga memiliki bodyguard yang selalu ada menjaga si target. Jadi jika kami ingin mendapatkan hati si target, otomatis kami juga harus bisa membuat bodyguard si target percaya terhadap kami. Slent, dan Artner rasa jika penjelasan dari Kller sudah cukup. Selebihnya Slent, dan Artner yang akan mengatasinya, Slent akan mencari tahu sendiri. Kller kembali bicara jika untuk tugas ini klien tidak minta untuk secepatnya, karna klien juga tahu bagaimana target,m. Sehingga klien tak mendesak untuk secepatnya job ini bisa di selesaikan. Meskipun klien tak mendesak untuk secepatnya, tapi klien berharap waktu yang paling lama dibutuhkan tak lebih dari 1 bulan. Tapi Kller percaya dengan kemampuan Slent, sehingga tanpa ragu menerima tawaran job ini dari klien. Setelah semuanya selesai Kller memberikan Slent, dan Artner uang untuk mempersiapkan apapun yang Slent butuhkan selama menjalani tugas ini. Lalu kami pun pergi bersantai setelah bertugas, dan nantinya akan bertugas kembali. Slent pun masuk relaxsasi di ruangan spa, di pijat, dengan di temani wanita-wanita penghibur disana. Bukan apa-apa meskipun seperti ini, Slent juga butuh hiburan, sedikitnya relaxsasi dengan ditemani wanita-wanita di spa ini. Setelah Slent menjalani hari yang melelahkan, beberapa jam Slent disana menikmati relaxsasi tersebut Slent tertidur. Lalu saat bangun Slent langsung di suguhi minuman, dan makanan oleh wanita penghibur tersebut. Setelah itu Slent menyudahi waktu bersantainya, lalu Slent menghubungi Artner. Berkata jika Slent ingin bertemu denganya, dia berkata ada di balkon bar. Jadi Slent langsung saja menghampirinya, Slent pun beranjak dari tempat spa, memberikan uang pada wanita tersebut. Lalu pergi menghampiri Artner yang ada di balkon. Slent pun menghampirinya, dengan membawa minuman untuk dinikmati sambil berbincang dengan Artner. Saat Slent sampai Slent lihat dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Slent pun langsung saja memanggilnya untuk duduk di salah satu kursi disana, dan minum denganya. Saat kami duduk dia langsung saja bertanya bagaimana rencana besok untuk mulai memata-matainya. Slent bilang jika besok kita mulai memata-matainya di tempatnya beraktifitas saja. Meskipun dia beraktifitas dengan di penuhi penjagaan bodyguardnya, tapi kita bisa memata-matainya tanpa diketahui siapapun termasuk bodyguardnya. Besok kita ikuti saja dulu saat di tempat aktivitasnya sampai dia pulang, sehingga kita bisa mengikutinya sampai rumahnya. Setelah kita mengetahui rumahnya, selanjutnya Slent akan mencari tahu orang-orang yang ada di rumah tersebut. Slent akan memanfaatkan orang tersebut, agar bisa menjadi akses Slent mengetahui lebih banyak tentang target. Artner pun setuju dengan pemikiran Slent, jika ada ide lain Artner akan memberitahu nanti. Untuk saat ini Slent, dan Artner akan menjalankan ide Slent. Karna memang itu cara yang terfikir oleh kami saat ini, lalu Artner berkata jika dalam tugas ini, sepertinya properti yang kita gunakan tidak harus menyiapkan yang rumit. Karna dalam tugas ini kita menjalani keseharian kita seperti biasanya, tak perlu ada drama, Slent hanya tersenyum, dan langsung saja pergi. Saat ini hari belum terlalu larut, Slent belum memikirkan untuk tidur karna Slent berfikir sudah tertidur saat di ruang spa. Slent pun memutuskan untuk pergi keluar, hanya untuk berjalan-jalan sekedar mencari angin. Slent hanya berjalan kaki tak memakai kendaraan, beberapa blok sudah Slent lewati, melewati jalan yang berliku, dan menanjak. Slent lihat di depan sana jalan sudah buntu, Slent sepertinya ada di titik tertinggi di daerah ini. Slent melihat di ujung jalan ini ada sebuah taman yang luas, memberikan pemandangan kota ini. Baru kali ini Slent berjalan-jalan di sekitar sini, sampai Slent baru sadar ada tempat seperti ini. Tak tahu kenapa saat Slent duduk disana, dan melihat jauh ke depan terlihat pemandangan indah kota ini saat malam hari. Slent pun terdiam menikmati keindahan tempat tersebut. Saat Slent terlelap dalam lamunan terlintas di fikiran Slent. Jika Slent ingin berhenti menjadi anak buah Kller, Slent ingin berhenti menjadi seorang pembunuh. Meskipun memang sudah lama Slent tak mendapat job untuk membunuh orang. Tapi tetap saja, orang-orang yang dulu pernah menjadi target Slent menghantui fikiran Slent sampai saat ini. Slent pun dengan keras memikirkan hal tersebut. Tapi Slent juga berfikir bagaimana respon Kller tentang hal ini. Jika Slent salah, dan Kller tak menerima keputusan Slent, bisa saja Kller menghabisi Slent saat itu juga, itu yang sangat menjadi fikiran Slent. Slent terus saja melamun. Tiba-tiba terdengar suara yang mengganggu, dan ternyata suara yang mengganggu itu, berasal dari baling-baling drone yang tak tahu siapa pengendali drone tersebut, drone tersebut malah datang mengganggu ketenangan Slent. Drone tersebut tiba-tiba menabrak pohon, dan tersangkut di pohon tersebut. Slent pun diam saja tanpa menghiraukan drone tersebut. Di pikir kembali ada drone yang tersangkut di pohon dekat posisi Slent sekarang, pasti akan ada orang yang mengambilnya sebentar lagi. Slent pun pergi saja, daripada Slent harus membantu mengambil drone tersebut. Slent berlari menjauh, saat sudah agak jauh, Slent melihat ke arah drone tersebut. Benar saja pikiran Slent, ada orang yang mengambil drone tersebut. Seorang wanita, tak ingin dia melihat Slent, langsung saja Slent pergi menjauh dari sana. Tak terfikir hal lain Slent langsung saja pergi kembali ke bar, untuk minum-minum disana. Slent pun berjalan. Tapi sudah jauh dari taman tadi, Slent terus saja berjalan. Jujur saja Slent malah kebingungan, berfikir harus kemana sekarang. Karna Slent tak ingat jalan yang dilewati saat Slent menuju ke taman ini, Slent berjalan dengan melamun. Slent pun jalan kembali mencoba untuk mengingat kemana Slent harus berjalan untuk sampai ke bar. Slent pun terus saja berjalan, tapi semakin lama Slent seperti semakin jauh dari jalan raya. Karna Slent merasa asing dengan jalan yang Slent lewati, Slent pun sambil berjalan mencoba menghubungi Artner. Slent mencoba menghubungi Artner, tak ada jawaban darinya. Slent terus saja menghubunginya beberapa kali, tapi tetap saja tak ada jawaban. Slent terus berjalan semoga Slent bisa menemukan jalan untuk kembali ke bar tersebut. tapi semakin Slent berjalan, terlihat malah semakin Slent masuk ke gang yang Slent tak tahu menuju kemana. Di salah satu gang, Slent melihat wanita dengan membawa drone di tangannya, sepertinya itu adalah wanita di taman tadi. Dia sepertinya juga akan keluar melewati gang yang rumit ini. Sehingga tanpa diketahui olehnya Slent pun mengikutinya, jauh dan pelan Slent membuntutinya. Karna tak ingin dia mengetahuinya, yang terpenting Slent bisa keluar dari gang yang rumit ini. Agar jika sudah di jalan raya Slent akan tahu jalan menuju bar. Beberapa saat wanita itu belok, dan terlihat jalan raya, lalu tetap dengan pelan Slent terus mengikutinya tanpa dia sadari. Slent mengikutinya, dan benar saja itu adalah jalan raya, di tepi jalan sudah terparkir mobil. Wanita itu masuk ke mobil lalu pergi, sudah sampai di jalan raya Slent pun tentu tahu ke arah mana Slent harus berjalan agar bisa sampai ke bar. Sampai beberapa saat Slent pun sampai di bar tersebut. Slent langsung saja masuk, dan karna lama di perjalanan tadi, Slent pun merasa lelah dan ingin langsung saja beristirahat. Karna esok hari Slent akan melakukan tugas yang berat, dan membutuhkan waktu yang lama. Keesokan harinya Slent bangun pagi sekali bersiap untuk pergi, setelah semuanya selesai dan Artner pun sudah siap, sedang menikmati kopi sebelum berangkat. Slent bilang jika kita sudah siap, Slent, dan Artner langsung saja pergi. Tapi sebelum Slent masuk dari jauh Kller berkata kepada kami, jika Kller sudah menyiapkan beberapa peralatan, yang mungkin saja berguna untuk tugas Slent, dan Artner. Saat Slent, dan Artner akan pergi, Kller pun memberikan kami terlebih dahulu kunci sebuah hotel, yang akan menjadi tempat kami tinggal, selama kami bertugas. Di perjalanan kami pun bicara, jika sekarang kita akan pergi ke tempat pertama. Yaitu padang golf di pinggir kota, ini salah satu tempat yang suka di datangi target, Kller memberikan kita tempat-tempat yang biasa dia kunjungi untuk beraktifitas. Jika di padang golf ini tak ada, kita akan menuju ke tempat ke-2. Tapi sebelum itu kita fokus dulu ke tujuan pertama kita ini, berharap saja dia sedang berada di tempat ini, agar kita tak perlu waktu lama untuk mencarinya, setelah kita mengetahuinya tentu kita akan membuntutinya ke tempat persinggahanya. Selanjutnya kita lanjutkan rencana kita terhadap target. Di perjalanan kami sambil berbincang dengan rencana yang akan kita lakukan. Karna tempat dimana target berada pun jauh, maka dari itu Kller sudah mempersiapkan kita hotel, sebagai tempat persinggahan sementara kita menjalankan misi ini. Tak terasa Slent, dan Artner sudah akan sampai di tempat tersebut, beberapa meter dari tempat golf yang di curigai target berada. Artner mencari tempat dimana bisa menyimpan kendaraan. Lalu Slent bisa berjalan ke padang golf tersebut sambil mengintip, apakah target memang sedang ada disana atau di tempat lain. Dan Slent menemukan tempat untuk menyimpan kendaraan, langsung saja kami kesana, dan menyimpan kendaraan. Slent lihat seperti restoran, dan ternyata benar saja sebuah restoran. Tapi dengan nuansa yang tak biasa, restoran ini terlihat sangat sepi dari luar, tapi di dalam terlihat banyak orang. Dan di parkiran ini juga terparkir banyak mobil, tapi Slent tak memikirkan itu, Slent langsung saja turun dari kendaraan. Slent bilang kepada Artner, jika Slent akan mencoba mengintai tempat golf, memastikan apa target ada di dalam atau tidak. Dan Artner pun bilang, jika dia akan masuk ke restoran tersebut, akan sedikit-sedikit bertanya mencari sebuah informasi tentang tempat di sekitaran sini. Kita pun tanpa banyak bicara langsung pergi, sementara Slent menuju tempat golf, Artner masuk ke restoran tersebut. Saat berjalan Slent melihat, jika di tempat golf tersebut banyak kendaraan yang terparkir disana, sepertinya tempat ini ramai juga hari ini. Slent pun berniat masuk saja seperti layaknya orang yang akan menyewa tempat, dan peralatan bermain golf. Tapi tempat ini biasa saja tak ada penjagaan berlebihan, kata Kller target selalu di jaga oleh beberapa bodyguard yang menjaganya. Jika target ada disini berarti, akan terlihat ada kawasan yang di jaga dengan ketat oleh beberapa bodyguard. Slent melihat kawasan ini biasa saja tak ada yang berlebihan. Slent pun berfikir, melamun tak sadar Slent berada di dekat area pendaftaran. Lalu petugas pendaftaran menghampiri, dan bertanya mungkin ada yang bisa dia bantu, Slent pun berpura-pura jika dia sedang mencari pekerjaan. Tapi petugas golf tersebut berkata jika saat ini belum di butuhkan karyawan baru. Slent menerima informasi yang di katakan petugas golf tersebut, bertanya apa kendaraan yang akan keluar dari sini harus melewati tempat ini, atau bisa langsung saja berbalik melewati pintu masuk tadi. Petugas itu pun menjawab, jika ingin keluar harus melewati tempat ini dulu, dan keluar melalui pintu keluar dekat club disana. Slent pun berterimakasih lalu pergi untuk langsung saja menghampiri Artner, saat dihampiri Artner sudah berada diluar restoran, Artner langsung menjelaskan jika restoran tersebut juga sebuah club. Jadi tampilanya seperti ini, dan Artner pun bilang jika restoran ini sangat luas. Jadi di posisi sekarang kita adalah restoran, dan jika kita masuk restoran ini bisa menjadi jalan kita masuk ke club, kita tinggal lurus saja ke sebrang restoran ini. Maka itu sudah menjadi di club bukan restoran lagi. Artner sempat terus saja berjalan melihat-lihat restoran ini, sampai ke club, dan keluar dari klub sana ternyata kita keluar bukan lewat kesini lagi, tapi kita harus mengelilingi tempat ini, jalan keluar berada di dekat pintu dari club, dan Slent pun sudah paham dengan apa yang Artner bicarakan. Slent sudah bertanya kepada petugas di kawasan ini, dan Artner pun sudah tahu beberapa hal tentang kawasan ini, Slent pun berkata jika tak ada tanda-tanda dari target disini, saat Slent masuk pun tak terlihat ada ruangan yang dijaga dengan extra oleh semacam bodyguard. Dengan melihat seperti ini Slent bisa menyimpulkan jika target tak ada disini, tapi kita tak boleh langsung pergi kita harus benar-benar memastikan, jika target tak ada disini, dengan seperti itu lebih baik kita menunggu saja beberapa saat, tapi menunggu di jalan keluar club di akses jalan keluar kendaraan, begitu kata Slent.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Life of Mi (Completed)

read
1.0M
bc

Scandal Para Ipar

read
693.7K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

My Devil Billionaire

read
94.7K
bc

Marriage Aggreement

read
80.9K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Sang Pewaris

read
53.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook