bc

Crazy Revenge [Bahasa Indonesia]

book_age16+
2.1K
FOLLOW
27.2K
READ
dark
escape while being pregnant
love after marriage
pregnant
tragedy
twisted
sweet
like
intro-logo
Blurb

Eya ini korban. Korban perasaan iya. Korban perkos*an juga iya. Sudah jadi korban, harus jadi tawanan. Lalu dipaksa menikah supaya tidak berulah. Apes sekali nasib Eya.

***

Sementara itu, Zoffan amat membenci Eya karena Eya ingin merusak rumah tangga abangnya. Dengan mata kepala sendiri Zoffan mendengar Eya rela menjadi istri kedua Zahfiyyan. Zoffan berusaha menggagalkan misi wanita ular tersebut dangan menikahi Eya. Namun sebelum itu, setan membuat Zoffan tega menyentuh Eya bahkan mer*sak gadis itu. Dia bahkan tidak menyesal telah melakukan dosa tersebut.

........

........

........

chap-preview
Free preview
Prologue
Prologue   Eya Driella Fathahani tersenyum jumawa melihat kedatangan Zahfiyyan ke kafetaria kampus. Ketika lelaki itu semakin dekat, Eya mengganti senyuman menjadi wajah khawatir,  seolah-olah ia takut akan sesuatu. ”Mereka datang kemari, Eya?” Wajah panik Zahfiyyan seperti itu membuat Eya mengangguk cepat. ”Gimana ini, Zahfi? Mereka sudah tahu tempat tinggalku juga. Kalau mereka sampai menemukan aku, maka habislah aku.” ”Jangan panik, ya. Saya akan berpikir untuk mencari jalan keluarnya. Kamu tinggal di sini, jangan pulang dulu ke kontrakan. Setelah kelas terakhir, saya akan mencoba cari tempat yang jauh dari jangkauan orang-orang itu.” Eya segera mengangguk. Niat hatinya sangat ingin masuk dalam pelukan lelaki itu. Ah, sabar. Ia berusaha memantrai diri agar jangan bertindak keluar jalur. Zahfiyyan sama sekali tidak ingin duduk dan menenangkannya dengan segelas minuman dingin. Tapi Eya merasa senang. Ia yakin Zahfiyyan saat ini tengah memikirkan cara membantunya keluar dari masalah. Masalah? Hah! Masalah seperti apa yang tidak bisa ia hadapi? Terlahir sebagai anak  TNI, dia pun memiliki jiwa dan hati yang kuat. Akal yang berjalan lancar untuk mencapai keinginannya. Masalah yang ia katakan hanya kedok untuk mendekat kepada lelaki itu saja. Meskipun sempat terpuruk pasca kepergian kedua orang tuanya, Eya lantas bangkit dan tidak ingin jatuh lama-lama. Ada seseorang yang menjadi tujuan utama ia hidup di dunia ini. Sendirinya akan terasa lengkap setelah ia dapat menggenggam tangan lelaki itu, Zahfiyyan Sharnaaz. Sesuai yang dijanjikan Zahfiyyan, lelaki itu datang lagi sore harinya. ”Ayo. Kamu ikutin mobil saya, kita akan cari tempat tinggal baru untuk kamu.” Eya mengikuti langkah Zahfiyyan menuju parkiran kampus setelah itu melajukan mobilnya seperti yang diinstruksikan oleh lelaki itu. Mobil yang ia kendarai ternyata keluar dari kota, mengarah ke pinggiran kota. Masuk ke sebuah pertigaan lalu pemandangan pun berganti. Di kanan dan kiri jalan terhampar sawah yang menghijau bagai permadani yang bersih. ”Assalamualaikum, Umi.” Eya tidak bisa berkata-kata ketika mengetahui kemana dirinya dibawa. Takjub itulah yang ia rasakan saat ini. Ia sekarang berada di rumah orang tua Zahfiyyan—lelaki cinta pertamanya. Seorang wanita cantik menjawab salam dari dalam. Ah, Eya kini tidak heran dari mana wajah rupawan Zahfiyyan berasal. Ibunya Zahfiyyan sangat cantik. ”Ini siapa, Fiy?” Runa melihat Eya dari kepala hingga ujung kaki. Eya jadi kikuk. Dia pun mengambil langkah lebih dahulu. ”Eya, Tante.” Eya mengambil tangan Runa kemudian ia salami. ”Masuk, masuk, Nak!” Eya mengikut Runa. Diliriknya ke samping, Zahfiyyan berjalan sekitar setengah meter dari dirinya. ”Eya dari mana?” tanya Runa setelah sempat membuatkan minuman untuk tamunya. Eya membersihkan tenggorokannya sebelum berbicara. ”Ngajar di kampusnya Zahfiyyan, Tante. Masih baru.” Eya tersenyum. ”Oh teman seprofesi?” Runa menggeser gelas minuman ke hadapan Eya. ”Iya, Tante. Kita dulu pernah kuliah di kampus yang sama. Hmm... Saya ketemu lagi dengan Zahfi yang kebetulan bawa kabar baik. Akhirnya saya bisa bekerja juga.” Setelah Zahfiyyan mengatakan bahwa beberapa hari ini Eya tinggal di rumah ini, Runa menyambut Eya dengan senyuman ramah. ”Kamu nanti tidur di kamar Zoffan. Biar Zoffan tidur di ruang tamu aja.” Pandangan Eya bergerak kepada Zahfiyyan yang masuk ke dalam sebuah ruangan. ”Oh enggak perlu, Tante. Saya aja yang tidurnya di luar. Enggak enak, masa anak Tante harus terusir dari kamarnya sendiri.” Tentu saja itu hanya basa basi. Bisa patah tulangnya jika harus tidur di sofa. Apalagi daerah ini udaranya begitu dingin. ”Nggak mungkin kamu saya minta tidur di luar. Anak perempuan itu tidurnya di kamar. Kalau anak lelaki mah bisa tidur di mana saja. Orang zaman dahulu, anak laki-lakinya tidak pernah ada yang tidur di rumah.” Eya menanggapi dengan tersenyum. Senangnya kalau memiliki mertua sebaik Tante Runa. Zahfiyyan telah berdiri di sebelah ibunya. Lelaki itu berujar, ”Semoga kamu betah di sini. Kalau ada perlu apa-apa, jangan sungkan untuk bicara sama Umi. Setelah ini, saya akan cari tempat yang lebih aman.” Zahfiyyan menggulung lengan kemeja panjangnya. Rambut bagian depannya masih basah. Eya yakin itu adalah air wudhu. Eya mengangguk. Ia juga tersenyum tidak enak kepada ibu Zahfiyyan. “Fiy pulang dulu ya, Mi.” Zahfiyyan mencium punggung tangan ibunya. Ia  tersenyum kecil kepada Eya sebelum keluar rumah. ”Eya.” Eya kembali fokus kepada Runa. Ia tidak mendengar dengan jelas kalimat yang diucapkan ibu Zahfiyyan sebelum anaknya itu pergi. ”Zahfi tidak tinggal sama Tante?” Ibu Zahfiyyan tersenyum lalu menggeleng. ”Zahfi tinggal di rumahnya. Rumah nenek istrinya.” Suara Runa bukan seperti suara raksasa dalam dongeng Timun Emas yang bisa menyebabkan gempa. Anehnya dengan suara yang sehalus itu, tubuh Eya bisa bergetar. Marah. Eya belum tahu kalau Zahfiyyan sudah menikah! Waktu bertemu di Surabaya beberapa waktu lalu, tidak ada yang memberitahu masalah ini. Masalah besar ini. ”Zahfiyyan... menikah?” Lidahnya kelu saat mengeluarkan pertanyaan itu. Eya bodoh! Ia berharap jawaban yang akan ia dengar adalah belum. ”Iya. Zahfiyyan sudah menikah.”   ***   Eya menyisir rambutnya lambat-lambat. Pikirannya hanya tertuju kepada kalimat keramat Tante Runa tadi. ”Zahfiyyan sudah menikah.” Lelaki yang ia cintai sudah menikah! Kenapa ia bisa tidak tahu? Ia hanya menghabiskan waktu beberapa bulan di Pulau Bali untuk menghibur diri setelah kematian ayah dan ibunya sebelum kembali. Saat ia tinggal di Batam dulu, ia yakin bahwa Zahfiyyan masih sendirian. Ia selalu memantau kabar Zahfiyyan yang melanjutkan kuliah S2 ke Pulau Jawa. Kalau saja ia tidak pergi ke Bali tapi langsung mencari Zahfiyyan dan meminta lelaki itu menenangkannya. Mungkin saja Zahfiyyan sekarang sudah menjadi suaminya. Lelaki baik itu pasti akan menghiburnya, membantunya, dan melindunginya. ”Zahfiyyan menikah. Haha... Tidak ada salahnya seorang lelaki beristri lebih dari satu. Dan aku tidak merasa keberatan kalau harus menjadi istri kedua. Kalau aku bisa membuatnya jatuh cinta, maka aku akan menjadi wanita satu-satunya.” Ia tidak menyadari, Zoffan berdiri di pintu kamar itu. Kedua tangan pemuda itu mengepal erat. Zoffan mengurungkan niatnya untuk mengambil charger yang tertinggal di kamarnya—kamar yang dipakai Eya saat ini.   ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.2K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Broken

read
6.3K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook