bc

ALGEBRA (COMPLETED)

book_age18+
801
FOLLOW
3.0K
READ
Writing Academy
like
intro-logo
Blurb

Aline mengidap penyakit phobia yang membuat hidupnya semakin terpuruk, dia memilih untuk sendiri selamanya, tapi Gerald bersikeras meyakinkan bahwa dia akan sanggup membuat Aline sembuh dari penyakitnya. Apakah mereka akan benar bisa bersatu?

-Cinta itu ajaib, seperti kemerlap bintang jatuh membawa harapan-

*Dilarang Plagiat*

chap-preview
Free preview
Bab 1
Teriknya matahari tak membuat para mahasiswa yang melaksanakan wisuda patah semangat, mereka sangat antusias mengikuti acara perayaan kelulusan tahun ini, tak terkecuali dengan Aline dan Monica. Dua sahabat yang telah berjuang merasa lega yang tak tertahankan. Akhirnya, momen ini yang mereka nanti. Aline terus tersenyum menyandang selempang 'cumlaude' dengan bangga dia menyampaikan pidato ucapan terima kasih disaksikan oleh para wisudawan. Teman seangkatannya juga bangga kepada Aline. Kecerdasannya tidak ada bandingannya. Rangkaian demi rangkaian acara telah terlewati, dia akhirnya bisa bernapas lega berpura-pura tersenyum. Semua datang bersama keluarga, kecuali Aline seorang. Bahkan ayah dan ibunya lebih mementingkan urusan bisnis daripada datang ke acara penting sekali seumur hidup Aline. Dalam taksi yang berjalan menuju pulang, air matanya tak henti menetes, kini dia benar-benar sendiri tanpa teman ataupun sahabat. Monica telah kembali ke kota asalnya bersama keluarganya. Orang tua Aline sibuk mengurus bisnis property, bagi mereka 'time is money'. Aline hanya hidup seorang diri dirumah besar mansion milik kakeknya, sejak dia dibangku kelas dua SMA, kakeknya meninggal. Sejak itulah Aline berusaha hidup mandiri, ayah dan ibunya hanya pulang setahun sekali, bahkan kadang tidak pulang sama sekali, kata ibunya, pengiritan tiket pesawat dan Eropa ke Indonesia. Memang masuk akal alasan ibunya, tapi membiarkan putrinya sendiri di rumah besar juga bisa jadi bahaya. Hanya ada dua pembantu di rumah Aline, tapi mereka hanya membersihkan rumah Aline lalu malamnya mereka pulang. Kalau dulu saat Aline masih kuliah, dia sering ditemani oleh Monica atau Maria jika sendiri di rumah, tapi kini dia benar-benar sendiri. Aline masih memegang ijazah kelulusannya, mungkin tak sepenuhnya orang tuanya salah jika tidak datang dalam wisudanya kali ini. Dari dulu ibunya meminta Aline untuk bisa hidup mandiri, kuliah di Indonesia sendiri, sedangkan ayahnya memintanya kuliah di Amerika. Seolah mereka tidak peduli dengan Aline lagi. Orang tuanya terpisah, mengurus bisnis di cabang yang berbeda negara, bahkan sebenarnya ayah dan ibunya telah mengurus surat cerai, tapi Aline tak pernah tau bagaimana kelanjutannya. Setiap kali dia bertanya, keduanya hanya bisa menyalahkan keberadaan Aline. Siapa juga yang meminta lahir di dunia ini? Aline tidak pernah memilih untuk ada di dunia yang hampa dan penuh siksaan batin seperti ini. Dulu Aline pernah diterima untuk kuliah di Eropa, dekat dengan ibunya, tapi ibunya malah menolaknya, dengan alasan yang tidak logis, ‘Nanti kamu merepotkan mama disini’. Kata-kata itu yang terus teriang di kepalanya, sejak itulah dia berusaha membuktikan bahwa dia bisa hidup mandiri. Tapi rupanya menyandang status cumlaude tak juga berhasil membuat mereka kembali ke Indonesia. Aline hanya menangkup wajahnya, mengusapnya kasar, menangis sejadi-jadinya. Lelah dan kesal, sepertinya dia tidak akan lagi mau tinggal di mansion ini, dia memilih hidup sendiri tanpa bantuan ayah ibunya. Handphonenya berdering, menandakan adanya panggilan masuk. Tertera nama Julian disana. "Halo?" "Hai Aline, ini aku Julian." "Ah, Julian! Ada apa Julian?" "Aku membutuhkan tenagamu di tempat kerjaku. Besok ayo bertemu denganku di cafe Sweet Choco jam delapan pagi." "Oke, baiklah. Terimakasih Julian." Aline menutup telponnya lalu menghela napas. Akhirnya dia mendapatkan pekerjaan. Setelah ini dia akan keluar dari mansion dan tinggal di apartemen, warisan kakeknya. Aline belum sempat melepas semua baju kebaya dan menghapus make upnya, dia sudah merasa kelelahan dan tertidur. Hanya satu harapan Aline malam ini, setidaknya jika ini adalah hari bahagianya, dia ingin bermimpi indah. Sinar matahari mengusik tidur Aline, dia memincingkan matanya, waktu menunjukkan jam sembilan pagi, Aline bergegas bangkit menuju kamar mandi dan tak lupa mengoleskan skin care di wajahnya. Kulitnya cukup sensitif, terkena paparan sinar matahari sudah membuat wajahnya berjerawat. Handphonenya berdering, panggilan masuk dari Julian. “Hei, dimana?” tanya Julian “Ah! Astaga maaf aku akan terlambat sedikit.” “Yasudah, aku tunggu.” Julian mematikan telponnya sepihak, Aline sangat tahu pasti Julian marah dengannya karena tidak tepat waktu. Aline mengambil tas selempangnya lalu bergegas ke bawah. “Bi! Sudah datang?” sapa Aline kepada Delia, salah satu pembantunya. “Non Aline selamat ya, oh ya ini hadiah dari Jason.” Delia memberikan sekotak wadah bekal untuk Aline dari Jason. Jason sangat suka bermain dengan Aline, bocah berumur enam tahun itu terkadang mengisi kekosongan hati Aline, apalagi dia sangat menyukai bermain petak umpet bersama sewaktu Aline pulang kuliah. “Ah, iya sampaikan terimakasih kepada Jason. Oh ya, aku juga punya sesuatu untuknya, tolong berikan ini sewaktu nanti dia pulang sekolah.” Aline memberikan medali bertuliskan cumlaude . Delia tersenyum kepada Aline, dia tahu Aline sangat menyayangi Jason. Aline mencium pipi Delia lalu bergegas keluar, disana mobil ferari merah Julian. “Loh? Julian!” panggil Aline. Dia menghampiri sahabatnya, dia agak terkejut Julian ada di halaman rumahnya. “Hai, ayo masuk!” ucap Julian. Aline masuk ke dalam mobil Julian yang mewah. Setir lambang ferrari menjadi perhatian Aline, rupanya ini mobil baru milik Julian. Muda, tampan, dan kaya. Julian Jerome selalu menjadi idaman wanita manapun, kecuali Aline. Dia telah bersahabat dengan Julian sejak 6 tahun, Aline tidak pernah menganggap Julian lebih dari teman, apalagi Aline tahu bahwa Julian seorang playboy. “Sudah siap? Aku mau mengisi perut dulu,” kata Julian. Aline mengangguk dan Julian segera menuju ke cafe Sweet Choco, favorit Julian. “Mau pesan apa?” tanya Aline. Aline berjalan mengambil buku menu, biasanya Julian akan memesan cokelat panas dan roti bakar selai nanas. Aline sudah sangat hafal dengan Julian dari apapun yang dia suka dan tidak suka, orang yang melihat mereka selalu bersama pasti mengira mereka ini pasangan yang serasi. “Apa saja, hari ini moodku sedang baik.” Julian tersenyum manis kepada Aline, berharap senyumannya mampu menarik perhatian Aline. Tertulis pesanan pancake dan s**u cokelat hangat dua porsi untuk mereka. Aline sedang ingin menu itu, entah kenapa dia ingin Julian memakan makanan yang sama dengannya. “Aku tau, moodmu sedang baik karena mobil baru kan?” tanya Aline. Sejak dulu Aline sangat tahu jika Julian memimpikan mobil ferrari merah. Julian sangat terobsesi dengan merk mobil itu. “Yap! Tebakanmu benar.” Julian mencubit pipi Aline, seketika Aline bersemu merah, terkejut akan sentuhan Julian. Coba saja Julian bukan playboy sudah pasti Aline akan menganggapnya lebih dari teman. “Oh ya, besok jangan lupa siapkan surat lamaran, CV, dan semua berkas, jangan lupa juga pakaian formal. Tenang saja, nanti yang interview sepupuku, Arnold,” jelas Julian. Aline berpikir sejenak, pakaian selama ini yang dia miliki hanyalah pakaian untuk ke kampus. “Ah oke, aku kerja di bagian apa Jul?” tanya Aline. “Head of Finance Staff.” Julian menyesap cokelat panasnya dan sesekali mencium aroma khas cokelat yang nikmat. Sedangkan Aline masih sibuk berpikir tentang baju untuk kerja besok. “Head? Bukannya aku masih baru masuk?” tanya Aline agak bingung. “Ya, karena kamu temanku, jadi langsung saja ke bagian tengah.” Julian mengedipkan matanya menggoda Aline, gimik Aline menggambarkan agak jijik dengan kelakuan Julian. “Makasih banyak Julian, sepertinya aku juga akan pindah ke apartemen.” Julian mengangguk mengerti, dia sangat tahu pasti Aline kesepian di mansion besar sendiri. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.7K
bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

Dua Cincin CEO

read
231.4K
bc

Wedding Organizer

read
46.7K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

Escape from Marriage - Kabur dari Derita Pernikahan Kontrak

read
256.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook