bc

SAVE ME, MR. COLD

book_age18+
928
FOLLOW
6.7K
READ
killer
second chance
dominant
manipulative
boss
drama
bxg
city
office/work place
bodyguard
like
intro-logo
Blurb

WARNING! JANGAN BAPER!

*

Karena tidak mendapatkan respons dari perasaan cintanya kepada Aldan, Zevanya Ayudia memilih ikut biro jodoh dan bertemu dengan Elvan, lelaki baik nan perhatian. Namun, meskipun ia jalan dengan Elvan, perasaannya kepada Aldan tetap utuh.

Seperti kata pepatah, Sekeras-kerasnya batu akan terkikis juga oleh air hujan. Begitu juga dengan Aldan. Namun, ketika perasaan Zee disambut baik oleh Aldan, Elvan malah melakukan hal buruk kepada perempuan itu.

Pelecehan!

Mau tahu kelanjutannya? Semua ada di Save Me, Mr. Cold

chap-preview
Free preview
SAVE ME, MR. COLD
SAVE ME, MR. COLD Namanya Zevanya Ayudia. Mungkin bukan nama yang terlalu indah, tapi Zevanya menyukai setiap orang memanggilnya dengan nama itu. Apalagi saat teman dekatnya yang bernama Naina yang selalu memanggilnya dengan panggilan Zee, terasa seperti orang luar. Usianya sudah kepala tiga atau tepatnya sudah memasuki ke tiga puluh satu. Memiliki seorang keponakan yang bisa dibilang lebih cocok jadi adiknya karena Orion Tamajaya usianya sudah memasuki sembilan belas tahun. Kenapa bisa? Ya, bisa saja. Sebab mama dari Orion adalah kakak tirinya. Walau begitu, ia menyayangi keluarga itu dan bahkan sangat menyayangi keponakannya itu. Ups, jangan berpikir yang tidak-tidak! Menyayangi dalam hal ini bukan menjurus ke menjadikannya milik seperti kisah-kisah di dalam novel yang judulnya sedikit membuat bulu kuduk Zevanya meremang. Seperti ‘Keponakanku-Kekasihku, Save Me-My Uncle, atau Omku-Kekasihku dan bla ... bla ... bla. Tunggu, bagaimana Zevanya membahas soal itu dan bagaimana ia tahu? Jelas ia tahu karena dirinya pernah berlangganan novel-novel online dan ia baca di waktu luang untuk membuatnya memiliki pengalaman seandainya ia memiliki kekasih suatu saat nanti. Kekasih? Zevanya sudah membayangkan akan memiliki kekasih seperti pangeran gagah berani, romantis, punya otot di setiap lengan dan roti sobek. Lalu, bulu-bulu halus di bagian wajah. Seperti jambang, tapi tidak terlalu tebal. Hidung mancung dan rahang yang tegas. Ibarat kata seperti pangeran dari Turki atau setidaknya seperti Dewa Yunani yang melambangkan ketampanan sempurna. Bagaimana tentang pekerjaannya? Sedikit bocoran! Zevanya memiliki pekerjaan yang bisa dibilang sangat diinginkan oleh perempuan di luar sana. Bekerja di kantor dengan gaji yang lumayan bisa membeli tas original dengan merek-merek yang harganya membuat jantung berhenti berdetak. Sayangnya, sejak sahabatnya Naina mengundurkan diri dari perusahaan yang sama setelah menikah dengan seorang berondong, bosnya bernama Atheo itu menjadi menggila dan membebankan segala pekerjaan padanya. Padahal ia bukan sekretaris lelaki itu! Parahnya lagi, ia bahkan selalu kena amukan dan selalu diancam akan dipecat jika ia menolak untuk mengerjakan apa yang atasannya itu perintahkan. Ia lebih mirip tukang suruh-suruh dari pada disebut karyawan kantoran! Menyebalkan! Alhasil, itu juga alasan Zevanya memutuskan untuk tidak ke kantor hari ini. Ia bosan terus menerus berurusan dengan lelaki obsesi itu. Siapa suruh tidak datang saat pernikahan akan berlangsung? Pada akhirnya jodohnya diambil berondong tampan seperti Lay. Salah siapa? Tidak mungkin salah dirinya, kan? “Dari pada gue kena omel terus disuruh ngelap mejanya terus ngepel lantai ruangannya lagi, mending gue ke apartemen Naina. Lebih menyenangkan, bisa menggoda pasangan yang beda usia itu.” Dengan bermodalkan baju tidur yang belum diganti sejak bangun dan juga belum mandi hanya gosok gigi lalu mencuci muka, Zevanya ke apartemen Naina. Ia sudah membayangkan apa saja yang akan ia lakukan di sana. Contohnya, duduk di sofa dan lalu kemudian menghabiskan cemilan dan buah yang ada di lemari pendingin, Naina. Mengganggu dua sejoli itu agar tidak bisa bermesraan. Dari rumahnya menuju apartemen Naina hanya butuh dua puluh menit. Sebenarnya bisa lima belas menit, tapi lantaran ia ke sana di waktu bersamaan dengan keberangkatan orang-orang kerja dan ke sekolah, alhasil ia terlambat lima menit ditambah hujan yang lumayan deras membuat keterlambatannya semakin menjadi. Tidak masalah, yang penting ia tiba di tempat yang akan membuatnya nyaman itu. Tepat di depan pintu apartemen Naina. Ia menoleh jam di pergelangan tangannya. Mungkin Lay sudah berangkat ke sekolah. Itu pikirannya! Dengan bermodalkan password yang pernah Naina beritahu, ia membuka pintu apartemen. Terbuka! Ternyata belum diganti sama sekali. Ia masuk ke dalam dan betapa kagetnya saat ia melihat dua sejoli yang sedang memadu kasih atau tepatnya membuat adik bayi. Astaga! Mereka tidak tahu kalau Zevanya iri? Bagaimana kalau ia terpancing lalu terbawa suasana? Ke mana ia harus menyalurkannya? Terong? Timun? Atau ubi kayu? Rasanya tidak akan sama. Bagaimana Zevanya tahu? Lupakan saja! Zevanya tidak pernah melakukan lebih selain berciuman dengan mantan-mantannya selama ini. “Yak! Kenapa kalian melakukan hal segila itu di dapur!” Zevanya berteriak! Ia harus menghentikan aksi itu jika tidak ingin terpengaruh pada bagian bawahnya. Ia bisa melihat bagaimana Lay-suami berondong sahabatnya itu menutupi tubuh Naina. Ah, romantis. Ia juga ingin! Masalahnya ia sudah lama tidak memiliki kekasih. Terlalu sulit mendapatkan lantaran Zevanya yang terlalu banyak mau dan lebih dominan. Itu kata para mantannya, bukan kata Zevanya. *** Setelah kejadian di dapur berakhir di mana ketiganya berdebat dan alhasil Zevanya menang. Si perusuh kini menguasai apartemen sang sahabat. Kini ia duduk di sofa sembari mengemil. Sudah berganti pakaian menggunakan baju kemeja milik Naina dan juga celana pendek sahabatnya itu. Meskipun ia menguasai apartemen, tipi ia tetap ternoda dengan kelakuan Lay dan Naina yang bermesraan di sampingnya. Menyebalkan! Ting Ting Ting Bel apartemen terus berbunyi membuat Zevanya yang sedang menikmati camilannya sembari menyaksikan televisi terpaksa berhenti dan melangkahkan kakinya ke pintu. Ia menoleh pada sepasang suami-istri yang sedang duduk sembari memamerkan keromantisan di mana kepala Naina bersandar di bahu Lay. Entah apa yang keduanya bahas, tapi ketika Naina tertawa maka Lay ikut tertawa dan mengecup pipi atau kening Naina. Zevanya sebenarnya sangat kesal. Kedua insan beda usia sepertinya sengaja membuat dirinya panas. Astaga! Apa mereka tidak tahu bagaimana menjeritnya hati seorang jomblo ketika diperlakukan seperti itu? Ah, Zevanya berharap ia menemukan pangeran berkudanya malam ini. Tampan, gagah dan memesona. Semoga saja ia mendapatkan itu! “Sabar woi!” teriak Zevanya. Lalu memutar kenop pintu. Krek Pintu terbuka lebar. Netra Zevanya membulat sempurna saat lelaki tampan berdiri di depannya. “Pangeran gue,” cicitnya pelan. Ia menggigit bibir lalu memelintir unjung rambut yang ikal terkulai di sisi bahunya. Zevanya terpesona pada pandangan pertama! “Menyingkir!” Si tamu menggeserkan tubuh Zevanya hingga membentur pintu. Deg Seketika imajinasi tentang pangeran berkuda putih menghilang dari pikiran Zevanya, tergantikan dengan sosok lelaki iblis membawa kuda hitam di mana api berkobar di belakang. Salah mengapresiasikan apa yang ia lihat! “Dasar sombong!” gerutu Zevanya kesal. Bagaimana bisa ada lelaki sesombong dan sedatar itu saat berbicara pada perempuan cantik? Tunggu! Zevanya seperti pernah melihatnya. Ah, ya. Zevanya ingat, lelaki itu adalah orang kepercayaan papanya Lay. Namanya Aldan! Zevanya ingat! Blam Zevanya menutup pintu kuat karena rasa kesal yang menderanya. Kemudian kembali ke sofa dan mendudukkan dirinya di tempat semula. Ia tidak peduli apa yang lelaki dingin itu bicarakan pada Lay dan Naina. Ia masa bodoh dan sudah terlanjur kehilangan selera. “Kita bicara di kamar kalian saja. Orang asing tidak boleh tahu soal ini.” Melirik Zevanya yang berdiri tidak jauh dari mereka. Namun, saat lelaki itu berbicara dengan nada meninggi dan seolah menyindirnya, ia melotot dan fokus. Apalagi lirikan mata yang tertuju padanya itu. Orang asing? Zevanya tertawa dalam hati! Ia salah karena terpesona pada lelaki itu. Zevanya mendelik. “Cih!” cibirnya kemudian. Dia menjadi asing di rumah sahabatnya sendiri lantaran lelaki itu. Lelaki yang angkuh! “Cih! Percuma tampan kalau sombong! Dasar kulkas!” Zevanya menendang udara. Ia sangat kesal sekali. Percuma ia memuji sekaligus terpesona pada lelaki itu. Tidak ada untung malah buntung! Entah berapa lama pembicaraan itu berlangsung, Zevanya tidak mau peduli walau ia kepo sebenarnya. Krek Zevanya menoleh ke arah kamar Naina dan Lay saat pintu terbuka. Di sana si kulkas keluar dengan wajah datar selayaknya tripleks. “Apa lo lihat-lihat!” teriak Zevanya. Saat melihat lelaki itu menoleh padanya. Tidak ada respons dari lelaki itu. Zevanya semakin emosi! “Yak! Dasar psikopat! Gue ngomong ama lo!” Zevanya kembali berteriak. Aldan menoleh sekilas lalu berkata, “Kancing baju lo terbuka. Awas gundukan kembar lo masuk angin. Su5u lo bisa basi nanti.” Zevanya langsung menyilangkan tangan di depan dadΔnya. Apa katanya? “Yak! Dasar m3sum!” Lalu menatap bajunya yang memang kancingnya terbuka. “Aish,” cicitnya lalu menggaruk kepalanya. Ia malu bukan main.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HOT NIGHT

read
605.8K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.3K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
280.6K
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.9K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook