bc

Don't Leave Me, Mr. CEO

book_age18+
293
FOLLOW
5.5K
READ
billionaire
family
arranged marriage
badboy
sweet
bxg
bold
city
like
intro-logo
Blurb

Gara-gara terlalu banyak minum dan kemudian mengemudi dalam keadaan mabuk, Stevan Jovan Anderson menabrak seorang gadis berusia 23 tahun yang bernama Naomi Meishana Eloise hingga mengalami kelumpuhan sementara pada kedua kakinya. Padahal, satu minggu lagi gadis berambut panjang itu akan melangsungkan pernikahannya bersama seorang pria yang bernama Mario Rafardhan. Seorang dokter spesialis jantung yang juga merupakan anak dari pemilik rumah sakit Permata tempatnya bekerja.

Mengetahui sang kekasih mengalami kelumpuhan yang nyaris mustahil untuk sembuh, Mario dan keluarganya membatalkan pernikahan secara sepihak. Sehingga, hal itu pun membuat Naomi dan keluarganya merasa kecewa dan juga sedih.

Mereka juga bingung sebab undangan sudah di sebar dan WO juga sudah di booking. Jika mereka membatalkannya, mereka pasti akan mengalami kerugian mental dan juga kerugian materi.

Sebab bagi orang tua Naomi, uang persiapan pernikahan yang sudah mereka keluarkan demi membuat acara yang meriah untuk sang putri, merupakan uang yang cukup banyak bagi mereka yang hanya keluarga ASN. Tidak seperti keluarga Mario yang punya rumah sakit dan beberapa aset lainnya.

Sehingga, tanpa pikir panjang, demi menghilangkan rasa sedih dan malu putrinya, Roland Eloise pun memutar otak mencari cara agar pernikahan itu tetap berlangsung.

Tiba-tiba saja, pria tua itu teringat kepada laki-laki yang sudah menabrak.putrinya, Naomi.

"Aku akan mencabut laporanku namun dengan satu syarat ...," ucap ayah Naomi.

"Apa syaratnya? Apa saja asal aku bisa keluar dari penjara ini." tanya Stevan.

"Satu Minggu lagi putriku seharusnya menikah dengan calon suaminya, tapi keluarga mempelai laki-laki membatalkan pernikahan secara sepihak karena putriku mengalami kelumpuhan sementara."

"Lalu?" tanya Stevan lagi.

"Aku mau kau menggantikan pria b*****h itu dan menikah dengan putriku."

"Bagaimana dengan putrimu? Apa dia mau?"

"Dia adalah anak yang penurut, pasti dia tidak akan membantahku," ucap Roland

"Baik, kalau putrimu setuju, aku juga setuju. Apa ada syarat lain?"

"Ada. Sebab ini hanyalah pernikahan mendadak, selama menjadi suaminya, kau tidak boleh menyentuh Naomi. Ingat, kau hanya menggantikan calon menantuku, bukan sepenuhnya menjadi menantuku. Sebab aku tidak sudi memiliki menantu pria pemabuk seperti dirimu." Jelas Roland.

"Kau tenang saja, meski aku suka main dengan wanita malam, aku tidak segampang itu untuk menyentuh perempuan," ucap Stevan.

"Aku pegang janjimu. Dan ingat, saat Naomi sudah pulih seperti sedia kala, maka kau harus segera menceraikannya. Kau mengerti?"

Stevan pun mengangguk ....

chap-preview
Free preview
Kecelakaan Itu ...
Depresi karena hubungan percintaannya berakhir dengan sangat menyakitkan, Stevan Jovan Anderson pun memilih untuk menenggak minuman keras di sebuah kelab malam setiap kali ia selesai dari pekerjaannya. Pria bertubuh atletis serta memiliki wajah tampan itu menganggap, jika dengan minum dan mabuk-mabukan, semua masalah bisa hilang dan pikirannya pun menjadi lebih tenang. Padahal yang terjadi justru, otaknya semakin sakit dan kepalanya menjadi bertambah pusing. "Isi lagi ...," pintanya kepada seorang bartender. Minuman keras jenis whisky pun kembali mengisi gelas Stevan yang sudah beberapa kali sempat kosong itu. Ia langsung menenggaknya kembali hingga tak bersisa. "Ah ...." Stevan membuang napas kasar sembari memegangi kepalanya. Suara musik remix di dalam kelab terdengar begitu keras dan menggema. Para pengunjung kelab banyak yang menari-nari mengekspresikan diri mereka. Asap rokok juga bau alkohol menambah sesak dan pengap dalam ruangan yang tak seberapa besar itu. "Hai boy, sendirian saja?" Seorang wanita berpakaian seksi tiba-tiba saja datang dan langsung menghampiri Stevan yang sudah dalam keadaan mabuk berat. "Kamu mau apa?" tanya Stevan dengan posisi kepala yang sudah menempel pada meja bar. Tangan wanita itu mulai menjelajah, menjamah setiap senti da-da Stevan yang sixpack. Sehingga membuat birahi sang pria dewasa naik dan nafsunya menjadi bergejolak. Seketika Stevan memutar badannya dan langsung menautkan bibirnya kepada bibir perempuan berambut pirang tersebut. "Agh ...." Perempuan yang merupakan seorang wanita penghibur itu pun mulai mendesah dan menggeliat. Sehingga membuat Stevan semakin menggila dan tidak melepaskan cumbuannya. Tangan nakalnya juga mulai bermain pada dua benda kenyal milik sang kupu-kupu malam. Dirinya benar-benar sudah hilang kendali dan bagaikan sudah tak memiliki harga diri lagi. Sejak ditinggal sang kekasih dan gagal menikah satu bulan yang lalu, hidup Stevan menjadi sangat tidak karuan. Ia menjadi hobi keluar masuk kelab malam hanya untuk mabuk-mabukan dan melampiaskan kekecewaannya kepada para wanita malam. Padahal dulu, Stevan merupakan seorang pria yang sangat menjaga diri dan juga setia pada satu pasangan. Kandasnya hubungan asmara yang sudah ia bangun selama tujuh tahun bersama Sherly Jovanka, membuat kepribadian Stevan berubah drastis, menjadi urak-urakan tidak menentu. Kini, ia tak lebih dari seorang pria hid-ung bel-ang yang suka mencari para jalang. "Lanjut di room, yuk?" ajak sang p*****r. Wanita berpakaian seksi itu menarik tangan Stevan dan memboyongnya masuk ke dalam bilik tersembunyi yang ada di dalam kelab. Ia mulai membuka jas Stevan dan kembali melumat habis bibir sang CEO kaya tersebut. Stevan pun tak tinggal diam, ia lalu mendorong tubuh sang wanita malam hingga jatuh dan terduduk di atas sofa. Lanjut mulai meraba bagian paha perempuan jalang itu dan siap untuk melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak ia lakukan. "Ayo, cepat," pinta p*****r itu tidak sabar ingin merasakan keperkasaan Stevan. Stevan sudah bersiap untuk membuka gesper celananya dan ingin segera melakukan penyatuan kepada perempuan yang saat ini ada di bawahnya. Namun, baru saja pria dewasa itu akan menyalurkan hasrat terlarangnya, tiba-tiba saja ponselnya berdering. "Sorry, aku harus angkat telepon dulu." Stevan lalu bangkit menjauhi pelacurnya. "Halo ...," sapa Stevan begitu panggilan tersambung. "Kau di mana?" tanya seseorang dari seberang sana. "Aku sedang di kelab, memangnya ada apa?" tanya Stevan. "Kau harus segera ke sini. Aku melihat calon istrimu bersama seorang pria," jelas penelepon itu lagi. "Maksudmu, Sherly? Di mana kau melihatnya?" Stevan terkejut, tapi ia memilih untuk tetap terdengar tenang. "Aku melihatnya memasuki mini market yang ada di dekat taman. Mereka terlihat mesra sekali." Perempuan laknat! "Baik, aku akan segera ke sana. Terima kasih atas informasimu." Setelah panggilan berakhir, Stevan pun kembali ke dalam bilik dan segera mengambil jasnya. "Kau akan pergi?" tanya sang p*****r heran. "Maaf, mendadak ada urusan penting. Jadi aku harus pergi." "Tapi kita baru saja mulai, bagaimana sih." gerutu perempuan yang pakaiannya sudah hampir setengah telanjang itu. "Kau jangan khawatir, aku akan tetap membayarmu." Stevan lalu mengambil dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang merah muda. "Ini bayaranmu. Terima kasih atas jasanya ...," ucap Stevan seraya meletakkan uang tersebut di atas meja. Stevan segera berlalu keluar dari dalam kelab. Ia berjalan dengan sempoyongan karena masih berada dibawah pengaruh alkohol. Langsung masuk ke dalam mobilnya dan menancapkan gas menuju ke lokasi yang temannya katakan saat ditelepon. Sherly ... jadi ini alasanmu membatalkan pernikahan kita? Ck, ternyata kau berselingkuh dariku. Dasar perempuan tidak tahu diri. Lihat saja, bagaimana aku akan menghajar pria b******n itu di depan matamu. Disebabkan terbawa emosi, Stevan terus menginjak pedal gas mobilnya hingga kendaraan roda empat itu melaju dengan begitu kencang. Nyaris mendekati angka 120 kilometer perjam. Namun, saat Stevan sedang melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, seorang perempuan muda tampak berjalan hendak menyeberangi zebra cross yang memang sedang hijau bagi pejalan kaki. Sayangnya, Stevan yang sedang berada dibawah pengaruh minuman keras, tidak melihat jika jalan yang ada di depannya sedang lampu merah bagi kendaraan. Harusnya Stevan berhenti, bukannya terus berjalan menerobos penyeberangan. Melihat sebuah mobil melaju kencang ke arahnya, perempuan muda itu pun berteriak keras dan ... tabrakan pun tak terelakan lagi. Suara benturan pun terdengar begitu keras. Bemper depan mobil Stevan menghantam kuat kedua kaki perempuan cantik itu dan ia pun terpental jauh ke belakang, lalu berakhir jatuh dengan begitu tragis di atas jalan. Menyadari jika dirinya sudah menabrak seseorang, Stevan pun segera menepi dan menghentikan laju mobilnya. "Agh ...." Stevan memegang kepalanya karena masih begitu sakit dan pusing. Dalam keadaan yang masih setengah mabuk, Stevan keluar dari dalam mobil. Ia lalu berjalan sempoyongan ke arah kerumunan orang-orang seperti orang bingung. Semua orang yang ada di lokasi kejadian melihat kepadanya. Sehingga membuat pria yang masih mengenakan kemeja putih dan juga dasi hitam itu, menghentikan langkah kakinya dan berdiri sejenak. "Apa yang kau lihat, cepat bawa dia ke rumah sakit." "Iya ... kau mau dia mati, ha?" "Kasihan sekali, coba lihat kepala dan kakinya terluka parah." "Cepat! Apa yang kau tunggu lagi?" "Sepertinya dia mabuk, jadi tidak melihat rambu jalan ...." "Dasar, pria tidak berguna." Berbagai kalimat terus ditujukan kepada Stevan. Membuat ia semakin bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Sampai seorang pria tua datang menghampirinya, barulah Stevan bergerak cepat mendekati wanita yang telah ia tabrak itu. "Permisi ..." Stevan masuk ke dalam kerumunan orang-orang. Begitu sudah di dekat korban, Stevan pun seketika terdiam, saat melihat tubuh mungil dengan rambut panjang yang dihiasi penjepit pita kecil di dekat telinga. Kulit putih mulus dibalut dress biru muda selutut dan sepatu slip-on dengan warna senada, kini berubah menjadi merah karena darah. Wanita itu terkapar tak sadarkan diri dengan keadaan yang begitu mengenaskan. "Cepat angkat dia dan bawa ke rumah sakit!" perintah salah seorang warga. "Baik, saya akan bawa dia ke rumah sakit." Stevan pun segera mengangkat perempuan malang itu dan langsung membawanya masuk ke dalam mobil. Setelah itu, ia pun kembali melajukan kendaraannya menuju ke rumah sakit terdekat. Tak lama, mereka sudah tiba di depan IGD sebuah rumah sakit. Petugas medis segera mengangkat sang wanita dan membawanya masuk ke dalam ruangan tindakan gawat darurat. "Ini dokter Naomi!" seru salah seorang perawat. "Astaga, benar ... ini dokter Naomi, tunangannya dokter Mario," ucap perawat lainnya. "Segera hubungi dokter Mario." Salah seorang perawat pun segera menghubungi pria bernama Mario yang digadang-gadang sebagai tunangannya wanita bernama Naomi tersebut. Stevan lalu duduk di depan ruang operasi. Seraya menyandarkan punggung pada penyangga kursi, pria yang masih berbau alkohol itu pun merenggangkan sedikit dasinya. Atensi Stevan beralih kepada ponsel miliknya, tatkala benda pipih itu berbunyi tanda ada notifikasi pesan yang masuk. Stevan langsung membuka pesan tersebut. Matanya nyaris tak berkedip saat mengamati sebuah foto yang dikirimkan oleh rekannya. Sebuah foto yang diambil dari jarak yang cukup jauh sehingga wajah orang yang ada di dalam foto itu tidak terlihat begitu jelas. Namun, perempuan yang ada difoto itu sudah pasti adalah Sherly, mantan tunangan Stevan. Sherly terlihat berjalan dan dirangkul oleh seorang pria yang tak tampak wajahnya karena pengambilan foto dari arah belakang. Sialan! Stevan memaki foto tersebut di dalam hati. Ia lalu menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Tak berselang lama, seorang pria datang dan langsung menghampiri dirinya. "Jadi kau yang sudah menabrak calon istriku?" Stevan pun menoleh kepada pria tersebut.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.4K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.9K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.7K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
36.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook