bc

Mencari Cinta

book_age16+
247
FOLLOW
1.8K
READ
like
intro-logo
Blurb

Sepasang laki-laki dan perempuan sedang ada di restoran, mereka berdua sedang makan malam bersama. Tetapi tiba-tiba laki-laki itu berjongkok di depan perempuan itu sambil menyatakan perasaannya.

“Aku mencintaimu, Lalita,” Ujar Aditya kepada Laliita berjongkok dengan satu kaki.

“Maaf... Aku tidak bisa karena Ayahku tidak memperbolehkan aku untuk deket dengan mu,” ujar Lalita yang menolak Aditya.

Aditya merasa sangat hancur, “Tolonglah, Lita. Aku sangat mencintaimu,”

“Sekali lagi aku minta maaf karena tidak bisa menerima cintamu. Maaf.”

Lalita langsung pergi dari tempat itu dan berlari agar segera sampai di rumah.

Bagaiamana kelanjutannya? Maka bacalah novel “MENCARI CINTA”.

chap-preview
Free preview
Berbeda Pendapat
Sinar senja yang menyinari bumi menciptakan cahaya yang sangat indah, tetapi pada saat itu ada seorang ayah dan putrinya yang sedang bertukar argumen. Karena pada saat itu Lalita tidak ingin mendengarkan ucapan ayahnya. Lalita tidak menginginkan apa yang diinginkan oleh ayahnya. Karena Lalita tidak ingin bekerja di restoran ayahnya, dia memiliki tujuan sendiri dan pendapatnya sendiri. Dia ingin sekali mencari uang yang dengan keringatnya sendiri agar bisa membuktikan kepada dirinya sendiri dan semua orang walaupun dia anak semata wayang, tetapi dia tidak mengambil keuntungan dari posisinya itu. "Tidak Ayah aku kan sudah bilang dari dulu bahwa aku ingin mencari uang dari keringatku sendiri dan aku sudah mengatakannya itu dari awal aku masuk SMA," "Dan sekarang aku sudah lulus kuliah dan aku ingin mencapai cita-citaku itu, Ayah," ujar Lalita kepada ayahnya. Ayahnya memijat kepalanya saat mendengar ucapan dari putrinya itu, "Tapi, Sayang dengan kau bekerja di restoran itu berarti kau sudah mendapatkan uang dari keringatmu sendiri," "Karena setelah kau memegang restoran yang ayah dirikan otomatis Ayah tidak akan memegangnya lagi," "Kenapa Ayah tidak mengerti perasaanku, Ayah?" Kata Lalita dengan wajahnya yang memelas. Ketika Lalita sudah memperlihatkan wajahnya yang memelas ayahnya sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Ayah menyerah, "Baiklah... Ayah akan memperbolehkan mu untuk mencari pekerjaan lain tetapi kau harus bekerja di tempat yang sama seperti Arya karena ayah ingin kau selalu aman," pinta Ayah kepada Lalita. "Iya, Ayahku..." Lalita mencuci pipi Ayahnya, "Ayah tenang saja, aku akan tetap selalu bersama Arya dan ayah bisa bertanya kepadanya," "Siapa saja yang akan dekat denganku di kantor nanti." ujar Lalita dengan sangat bahagia karena akhirnya Ayah memberikan dia izin untuk mencari pekerjaan dengan jerih payahnya sendiri. Ayah mengangguk dan mengiyakan perkataan Lalita. Lalita memeluk ayahnya dengan sangat erat, Dia benar-benar sangat menyayangi ayahnya karena selama ini Ayahnya sudah sangat berperan besar di dalam hidupnya. Dia tidak pernah sama sekali kehilangan kasih sayang dari seseorang Ayah maupun Ibu, ayahnya selalu memberikannya kasih sayang yang sangat luar biasa agar dia tidak merasa sedih karena tidak bisa bersama ibunya lagi. Saat suasana sedang hening tiba-tiba Lalita mengatakan sesuatu kepada ayahnya yang membuat ayahnya terdiam sejenak. "Ayah, jika saja Ibu masih ada di sini sekarang pasti Ibu sangat bahagia karena dia bisa melihat aku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan di kampus dan Ibu pasti akan kan sangat bangga kepadaku," ujar Lalita dengan mata yang berkaca-kaca. Dia sama sekali tidak bisa menahan air matanya jika membahas soal ibunya karena dia selalu merasa bersalah. Ayah langsung memeluk Lalita dengan sangat erat dan mencium kening putrinya itu. "Uluh uluh... Sayangku. Tidak apa-apa walaupun tidak ada Ibu, tetapi tetap ada Ayah di sini," "Ayah akan selalu ada untukmu, selain Ayah kau juga memiliki Arya dia yang selalu menjagamu selama ini. Jadi kau tidak perlu merasa khawatir dan merasa kesepian seperti ini, Nak." ujar Ayah menasehati putrinya dengan lemah lembut. Lalita menutupi wajahnya yang sedih tetapi ayah tahu bahwa Lalita sudah menangis saat ini dia selalu berfikir bahwa selama ini bahwa dialah menjadi penyebab meninggalnya istrinya sekaligus Ibunya. Ayah berpikir bagaimana caranya agar bisa mengembalikan senyuman yang ada di wajah Lalita. Tiba-tiba Ayah mengingat sesuatu hal, "Oh iya, Sayang... Ayah ada membelikanmu es krim loh dan sekarang ada di kulkas Ayo cepat ambil!" ujar Ayah dengan ekspresi yang sangat excited. Mendengarkan kata es krim Lalita langsung tersenyum bahagia. "Benarkah Ayah? Aku akan langsung mengambilnya di dalam kulkas." ujar Lalita dengan wajah yang tidak kalah excited dengan Ayah. Ayah benar-benar merasa bahagia ketika melihat Lalita kembali tersenyum seperti itu. Saat wajah Lalita cemberut dan sedih Ayah merasa bahwa hidupnya sangatlah suram dan tidak berarti. Tetapi dengan adanya senyuman dan kebahagiaan di hidup Lalita hidup Ayah pun ikut merasa bahagia, dia tidak pernah merasa bahwa dia kehilangan istrinya. Karena istrinya akan selalu hidup di hati mereka dan Ayah juga sangat merasa bahagia karena dia bisa merawat buah hati mereka yang telah di titipkan oleh istrinya dengan baik. Lalita yang baru saja sampai dihadapan ayahnya langsung mengerutkan dahi karena dia bingung kenapa ayahnya bengong, "Ayah.. Ayah... Ayah dengarkan aku!" teriak Lalita kepada Ayahnya. "H-hah.. Ada apa, Nak? Ada apa, Sayang?" tanya Ayah yang baru saja sadar dari lamunannya. "Ayah yang kenapa? Kenapa Ayah bengong seperti tadi? Apakah ada yang sedang Ayah pikirkan?" Tanya Lalita. "Jika ada Ayah harus cerita kepadaku Ayah tidak boleh menyembunyikan apapun dariku, karena aku adalah Putri Ayah dan Ayah harus selalu berbagi cerita denganku," "Karena Ayah sendiri yang bilang kan bahwa aku harus selalu berbagi cerita kepada Ayah dan Ayah pun juga harus begitu kepadaku." ujar Lalita berbicara panjang dan lebar. Hal itu membuat Ayah tertawa. Lalita mengerutkan dahinya dia tidak mengerti mengapa ayahnya tertawa. "Ada apa, Ayah? Kenapa Ayah tertawa apa yang lucu dariku?" tanya Lalita seperti anak kecil yang sangat kepo. Ayah tidak mengatakan apapun tapi ayah langsung membawa Lalita menuju cermin yang ada di kamar dan menunjuk ke arah cermin tersebut. "Lihat apa yang ada di pipimu itu," Lalita langsung mendekatkan wajahnya ke cermin dan ternyata benar saja di pipinya ada sebuah es krim dan dan itu terlihat sangat jelek. "Ih Ayah jelek aku tidak suka!" ujar Lalita yang ingin langsung mengelap noda es krim yang ada di pipinya itu. Dia tidak ingin ada noda es krim di wajahnya tapi pada saat dia ingin mengelap noda es krim itu tiba-tiba Ayah langsung menahan tangannya, agar tidak mengelapnya. Lalita langsung memainkan keningnya seakan bertanya "kenapa tidak boleh di hapus?" "Biarkan saja dia ada di situ nak itu akan membuat putri semakin imut," ujar Ayah yang membuat Lalita menjadi geram karena ayahnya tidak memperbolehkan dia untuk menghapus noda es krim itu. "Ayah, jika aku tidak menghapusnya maka ini akan membuat pipiku menjadi berjerawat dan aku tidak ingin pipiku ada jerawat. Aku ingin pipiku dan wajahku mulus," ujar Lalita dengan sombong karena wajahnya tidak ada jerawat. "Baiklah jika itu maumu maka silakan di hapus putri raja," ujar Ayah dengan sangat lemah lembut. Mereka berdua tertawa bahagia karena merasa hidup mereka sangatlah sempurna. Bersambung...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook