bc

Wanita Pemikat

book_age18+
3.1K
FOLLOW
34.9K
READ
love-triangle
possessive
second chance
dominant
badgirl
CEO
boss
drama
twisted
sweet
like
intro-logo
Blurb

Warning 21+

Damar menyukai Riana sejak pertama kali melihat tubuh seksinya. Segala cara ia upayakan untuk mendapatkan hatinya. Setelah bertemu di suatu kesempatan,ternyata Riana juga memiliki ketertarikan pada Damar.

Riana merasa yakin bahwa Damar adalah lelaki terakhirnya. Saat ia memutuskan akan menikah, Riana mulai menyadari bahwa James begitu mencintainya. James teman Riana sejak kecil yang begitu mengerti semua tentang dirinya. James yang pertama kali mengenalkan s*x pada Riana. James juga selalu mengajak Riana menikah namun diabaikan.

Dilema pun terjadi, Riana sudah terlanjur jatuh cinta pada Damar sejak pelepasan pertama, kini mulai memikirkan James, lelaki pertamanya.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Suasana pesta begitu meriah, para tamu berpesta pora. Ini adalah pesta ulang tahun Direktur muda perusahaan ternama. Para undangan tentunya juga berasal dari kalangan dan jabatan tertentu. Damar, sang Manager yang baru pindah di kota ini selama 3 bulan sedikit asing dengan pesta seperti ini. Namun, demi menghargai atasannya, Damar tetap hadir ditemani Bayu dan Reza, sesama manager beda divisi di kantor mereka. Bayu dan Reza tampak asik menikmati minuman keras dan berjoget bersama wanita cantik dan seksi. Wanita-wanita itu didatangkan khusus untuk menghibur para tamu, bahkan setelah itu beberapa ada yang memilih berkencan, bahkan sampai bercinta. Damar duduk di depan meja bar dengan segelas bir yang sedari tadi tak habis-habis, ia mulai bosan. Andai ia bisa pergi dari sini, tentu sudah dilakukannya sejak tadi. “Bro, masa diem aja dari tadi. Ayo gabung donk,” ajak Reza. Damar menggeleng. “ada yang menarik. Mereka biasa aja,” tunjuk Damar pada sederetan wanita seksi di depan sana. Bayu terkekeh.”Wow, seleramu tinggi juga.” Suasana sedikit ricuh, terdengar sebuah sorakan atau lebih bisa disebut sorakan sambutan. Reza, Bayu, dan Damar menoleh bersamaan ke sumber suara. “Wow ... wow ... wow,” ucap Bayu yang kemudian bersiul. “Gadis pemikat datang,” kata Reza bertepuk tangan. Damar yang tak mengerti ucapan mereka berusaha mencari tau gadis mana yang mereka maksud. ”yang mana?” “Telat! Udah masuk tu ke Private Room. Eh, aku ke sana dulu deh.” Reza kembali bergabung dengan tamu lainnya yang sedang asyik berjoget di depan disusul Bayu. Musik semakin keras, semua semakin terlarut dengan suasana. Damar memainkan ponselnya, sesekali mengecek pesan yang dikirimnya empat jam lalu dan belum dibaca. Damar mendecak kesal, bir dalam gelas digenggamannya ditenggak habis. Damar menyimpan ponsel di saku celananya, kemudian memerhatikan sekeliling. Seseorang menarik perhatiannya. Musik Berhenti sejenak, Bayu dan Reza menghampiri Damar. “Siapa perempuan itu?” tanya Damar pada Bayu dan Reza. Matanya tak lepas dari seorang wanita berambut pendek di seberang sana. Wanita itu tidak cantik, namun ia manis sekali. Kulitnya cenderung cokelat, namun itu justru membuatnya terlihat seksi. Make up dan dandannya terlihat sederhana namun elegan. Bahasa tubuhnya terlihat berkelas. Hal yang lebih menarik lagi adalah tubuhnya yang padat berisi. Setiap lekukan tubuhnya menonjol sempurna. “Namanya Riana, anak-anak sini, sih biasanya manggil Riri,” jelas Bayu. “Seksi.” Itulah yang keluar dari mulut Damar, membuat Bayu dan Reza bertukar pandang kemudian tertawa. “Lo tertarik sama Riri?” tanya Reza. Damar mengangguk.”Iya ... dari sekian banyak cewek di sini, banyak yang cantik, putih, mulus ... tapi aku lebih tertarik sama dia.” Reza menepuk pundak Damar.”Kita semua juga begitu, Bro, suka banget liat Riri. Tapi ... dia itu misterius. Susah didapetin hatinya, susah juga ditebak apa maunya.” “Mungkin dia suka pria yang kaya,” tebak Damar. “Dia itu orang kaya, Mar. Bahkan kekayaannya jauh di atas kekayaanmu. Jadi, maksudmu tadi mau ngedeketin dia dengan harta?” Bayu terkekeh. “Terus ... apa dong? Kalian ini ... belum juga dicoba udah ngomong macem-macem.” “Hei, Bro, denger ya. Kita berdua ini dan semua pria-pria yang ada di club ini udah bolak-balik coba deketin dia. Tapi, gagal, Bro. Riri itu punya cara yang bener-bener sakti, bikin kita mundur secara perlahan tanpa menyakiti atau buat kita tersinggung,” jelas Reza. “Terus kenapa pada mundur?” “Enggak tau. Itulah hebatnya Riri, kita semua mundur perlahan. Lo tau, kan, betapa bejatnya cowok-cowok di sini, bisa sampe mundur, padahal belum sempat nyentuh sedikit pun.” Damar terus memperhatikan Riana, nafsunya bergejolak.“Tapi, wanita sekelas dia enggak mungkin ... enggak pernah ML.” “Nah, itu dia. Tapi, berdasarkan hasil gosipan orang-orang club ... dia emang enggak pernah terlihat sama laki-laki. Tapi ada yang bilang juga kalau dia itu Hypersex.” “Jangan-jangan lesbi lagi,” celetuk Bayu. “Sayang banget .... seksi gitu. Aku mau deh,” kata Reza mupeng. “Yee ... aku juga mau kaleee.” Bayu menoyor kepala Reza. Acara malam dimulai, pembawa acara mengadakan games kecil-kecilan. Biasanya gamesnya itu berbau porno. Semua tamu bersorak, tak sabar permainan apa kali ini yang muncul. “Kali ini ... suatu kehormatan bagi kita semua kalau Nona Riri mau bergabung bersama saya di sini. Riri bakalan memainkan games ini,” ucap Dior, pembawa acara di sini. Riri tersenyum manis, Damar sampai harus mengusap bagian bawahnya yang mulai mengetat. Riri naik ke atas panggung, setiap langkahnya membuat semua mata tertuju padanya. Riri memakai mini dress ketat bewarna cokelat s**u. Tinggi dressnya sedikit di bawah p****t, sehingga kalau menaiki anak tangga, dalamannya kelihatan. Dadanya yang besar dan bulat sempurna itu juga seakan ingin jatuh saat berjalan, dress kemben nya pun seakan mau melorot. “Hai, selamat datang, Riri. Baru kelihatan, kemana aja?” Sapa Dior. “Biasa ... ada kesibukan di luar,” jawab Riri lembut. Ternyata suara Riri lembut dan begitu menggoda. “Oke ... kali ini mau, ya, ikutan games. Permintaan dari Tuan rumah, Pak James,” tunjuk Dior ke arah sang pemilik acara yang merupakan teman lama Riri. Riri melambaikan tangan ke arah James yang disambut dengan senyuman dan lambaian tangan ”Baiklah, berhubung permintaan teman lama saya. Saya mau.” “Sepertinya ini menarik. Pemainanya, saya punya satu buah cherry, Riri harus habiskan ini. Tapi ngabisinnya enggak boleh sendirian.” Dior menghentikan ucapannya, membuat seisi club penasaran. Kemudian Dior melanjutkan,“ngabisinnya harus berdua, caranya adalah Riri gigit Cherrynya boleh sambil dikunyah atau dihisap, terus cari satu orang pria, terserah mau pilih siapa, buat ngabisin. Tapi ... mindahinnya enggak boleh pake tangan. Harus pake mulut dan enggak boleh jatuh.” “Wah ... pilih siapa, ya?” Riri melihat sekeliling ruangan dengan bingung. Suasana langsung riuh, pria-pria di sana langsung berharap Cherry akan memilih mereka. Ya, paling tidak peluang itu ada. “Ri ... please, pilih gue,” pekik Reza. “Gue aja, Ri, gue bakalan sayang-sayang lo, deh,” ucap Bayu tak mau kalah. Suasana mendadak hening saat permainan dimulai, di mulut Riri sudah ada satu buah Cherry, ia mulai menghisap kemudian mengunyahnya perlahan. Riri memerhatikan sekitar, kemudian berjalan menghampiri Damar yang duduk dengan santai. Damar langsung menegang begitu menyadari Riri menghampirinya. Riri memegang kedua pundak Damar, mendekatkan wajahnya ke Damar, Lalu memindahkan Cherry itu ke mulut Damar. Damar masih belum bisa merespon perlakuan Riri karena kaget. Riri menekan bibir Damar agar terbuka, kemudian Cherry itu berhasil masuk dengan sempurna. Damar menghisap, mengunyah lalu menelannya. Terdengar tepuk tangan sekaligus sorak dari pengunjung. “Aku ciuman sama Riri?” teriak Damar dalam hati. Reza dan Bayu menepuk pundak Damar yang sepertinya masih linglung dengan kejadian barusan. “Oke Riri ... thanks sudah mau ikutan gamesnya. Kalau boleh tau kenapa pilih si Mas ganteng itu,” tanya Dior. Riri tersenyum, kemudian menggeleng.”Dia menarik.” Jawaban simpel yang membuat Damar seakan mendapat lampu hijau. Oke Fix, kali ini Damar pede tingkat dewa. Damar pun merasa Riri menyukainya. “Jawaban yang luar biasa, oke ... sekarang Silahkan Riri menemui Pak James untuk menerima hadiahnya. Terima kasih sudah ikut bergabung dalam permainan ini.” “Sama-sama, Dior.” Riri tersenyum kemudian berjalan ke arah James. “Baiklah, untuk yang lain ... kita dance dulu, setelah ini akan ada games yang lebih menarik dan hot pastinya.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

I Love You Dad

read
282.8K
bc

I LOVE YOU HOT DADDY

read
1.1M
bc

T E A R S

read
312.7K
bc

Turun Ranjang

read
578.8K
bc

LAUT DALAM 21+

read
289.3K
bc

HYPER!

read
556.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook