bc

Mr. Annoying, I Love You!

book_age16+
4.1K
FOLLOW
28.9K
READ
friends to lovers
scandal
powerful
billionairess
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Mengandung muatan dan unsur dewasa. Mohon bijak dalam memilih bacaan ya.

---

Aldrian Aillard Bramastya mengenal Harper Quinina Sandjaya sejak ia masih kecil. Gadis kecil cengeng dan menyebalkan yang telah merebut perhatian Aunty-nya. Namun siap sangka, ketika dewasa Aldrian justru tidak bisa memalingkan dirinya dari Harper. Berbeda dari Aldrian, Harper justru benci setengah mati pada pria itu. Lalu apa yang akan terjadi ketika mereka harus hidup di negara asing dan jauh dari keluarga?

chap-preview
Free preview
1
“Aku tidak mau, Ayah!” ucap Harper sambil cemberut menatap ayahnya.           Sang ayah, Teddy Sandjaya Junior, menghela napas panjang, tampak sudah menduga jawaban yang dikeluarkan putri sulungnya itu. “Kau harus mulai belajar, Sayang. Itu perusahaanmu. Milikmu,” jelas Ted dengan sabar.           “Aku ‘kan tidak memintanya. Aku tidak mau jadi pebisnis seperti ayah.”           “Lalu kau mau menjadi apa? Kuliahmu sudah selesai, ini saatnya kau mulai bekerja.”           “Aku mau melanjutkan S2-ku. Apa Ayah tidak mau aku kuliah lagi?” Harper merajuk menatap Ted. Dia tahu ayahnya tidak akan menang melihatnya merajuk.           “Sayang ...”           “Teddy Sandjaya, jangan membicarakan masalah pekerjaan di meja makan!”           Harper terkikik melihat wajah Ted yang cemberut. Ayahnya boleh saja selalu menang tender di luar sana, selalu terlihat berwibawa dan penuh kharisma, tetapi di rumah, jangan harap pria itu bisa menang melawan istri tercintanya, Kanaya Sandjaya.           “Lihat, Mom, Ayah selalu memaksaku pergi.” Harper kembali mengeluarkan jurus merajuknya. Dirinya memang sudah besar, tetapi jurus merajuknya tidak pernah gagal dalam merayu orangtuanya.           “Ted, kenapa sepertinya kau ingin segera mengirim Harper ke Spanyol?”           “Sayang, kau bilang sendiri tadi, jangan membicarakan pekerjaan di meja makan.”           “Aku bertanya, Ted.” Kanaya melotot hingga membuat Harper kembali terbahak menyaksikan wajah cemberut ayahnya.           “Kita sudah pernah membicarakan ini ‘kan? Kau juga sudah tahu alasan aku meminta Harper ke sana.”           “Tetapi tidak harus sekarang ‘kan? Anak kita bahkan baru kemarin di wisuda.”           “Terserah kau sajalah. Aku akan ke kantor sekarang.” Ted bangkit dari duduknya dan mencium puncak kepala mereka lalu berlalu dari ruang makan.           Harper menatap Kanaya yang tersenyum lembut padanya. “Mom, apa aku harus mengikuti perintah ayah?”           “Nanti saja kau pikirkan itu, Sayang, setelah kau siap. Ayahmu hanya ingin kau belajar memegang perusahaan.”           Harper terdiam menatap wajah Kanaya. Satu hal yang sebenarnya membuat Harper berat untuk pergi ke Spanyol adalah wanita yang ada di hadapannya ini. Wanita yang sudah membesarkannya dengan penuh cinta kasih layaknya ibu kandungnya sendiri.           Harper mencintai wanita ini dengan sepenuh hati seperti ia mencintai ayahnya.  Dia tahu, dua orang terpenting di hidupnya itu bukanlah orangtua kandungnya. Namun mereka tidak pernah membedakan Harper dengan saudaranya yang lain.  She's blessed to call her mother. Kanaya adalah wanita paling mulia yang pernah ada. Cinta wanita itu luar biasa besar untuk keluarga. Ayahnya benar-benar lelaki paling beruntung di dunia. She's the most precious gift for them.           Seumur hidupnya, Harper tidak pernah jauh dari mereka. Ia menolak usul ayahnya untuk kuliah di luar negeri karena tidak mau jauh dari Mom. Dan kini, ia menolak perintah untuk pergi ke Spanyol untuk mulai mengurus resorts yang sudah disiapkan untuknya. Ya Tuhan, ia baru dua puluh satu tahun! Dan baru saja selesai kuliah. Harper masih ingin bersama orangtuanya. Bersama Mom terutama.           “Aku sayang Mommy,” katanya sambil menatap wajah Kanaya yang masih cantik di usia yang tidak lagi muda.           Kanaya bangkit dari duduk dan mencium kening Harper. “Mom juga sayang padamu, Nak. Tidak usah pikirkan perintah ayahmu, oke?”           Harper kembali cemberut. “Ayah sudah tidak menyayangiku lagi!”           Kanaya menjitak kepalanya dan melotot galak membuat Harper terkikik. “Dia sangat mencintaimu. Kau tahu itu.”           Harper tertawa keras. Ya, ia tahu bagaimana cintanya ayah padanya. Harper menyusul ibunya yang kembali ke dapur. Wanita itu selalu sibuk di dapur. Entah membuat kue atau cemilan, atau apapun itu yang ingin di makan oleh ayahnya. Ia meraih piring kotor dan mulai mencucinya. Walaupun ada asisten di rumah ini, kedua orangtuanya selalu mengajari untuk mandiri. Apalagi jika Mom sibuk di dapur begini, ia akan menjadi lebih betah di dapur.           “Mom membuat apa?” Tanya Harper sambil memeluk pinggang Kanaya.           “Ayahmu ingin makan Enchiladas siang nanti.”           Harper cemberut. “Ayah selalu saja minta makanan aneh.”           Selera makan sang ayah lebih ke western dan masakan Meksiko yang terkenal pedas dan kaya bumbu. Sedang Harper tidak terlalu suka. Selera makannya benar-benar Indonesia seperti sang ibu.           Kanaya tertawa dan mencubit hidungnya. “Kau harus bisa memasak apapun meskipun kau tidak suka memakannya. Lelaki sangat suka dimanjakan perutnya, Sayang.”           Harper mencibir. “Kan banyak restoran.”           Wanita itu mendelik dan memukulnya dengan sodet kayu. “Wanita harus bisa memasak! Sepintar apapun kau nanti, kau akan menjadi seorang istri dan seorang ibu.”           “Mommmmm, itu masih lamaaa. Ya Tuhaaan!!” Harper terpekik.           Menikah?           Istri?           Ibu?           Apa yang ada di pikiran Mom?           “Kau harus belajar sekarang. Lagipula, kau ‘kan sudah punya calon mertua,” ledek Kanaya sambil tersenyum jahil.           Harper menatap Kanaya dengan masam. “Big NO, Mommy!!”           Menjadi istri lelaki menyebalkan itu? Terima kasih! ~~~           “Tidak, Al! Ayah tidak akan memberimu ijin!”           Al cemberut menatap ayahnya. “Ayolah, Yah. Please,” katanya memohon dengan suara memelas.           Pierre Bramastya menggeleng mantap. Sementara Erika, bundanya, hanya menatap Al dengan pasrah. Al meraih croissant dan menggigitnya dengan kesal.           Beberapa hari lalu, ia mendapat tawaran menjadi model di Barcelona, Spanyol. Selama ini Al memang banyak menghabiskan waktunya dengan menjadi model catwalk di sebuah agensi besar dari Singapura. Sebenarnya, dulu Al juga tidak mau menjadi model. Bunda lah yang memaksa Al ikut sekolah modelling sejak dirinya masih kecil. Dulu Al malu. Dia merasa seperti anak perempuan saja.           Ini semua gara-gara cita-cita Erika untuk menjadi model tidak kesampaian karena wanita itu kurang tinggi. Jadilah dirinya yang menjadi korban. Awalnya Al begitu tersiksa, tetapi sekarang ia menikmatinya. Selama ini, Al hanya merambah wilayah Asia karena ayahnya memang sebenarnya tidak mengijinkannya terlalu aktif di dunia model yang menurut sang ayah penuh dengan kehidupan yang hedonis. Namun karena desakan bunda, ayah akhirnya mengijinkan. Akan tetapi kini, saat tawaran itu datang, bunda malah diam saja tanpa membelanya. Padahal Al sangat ingin bergabung dengan agensi model besar itu. Bayangkan saja, ELITE model Barcelona! Siapa yang tidak mau bergabung di sana. Itu akan menjadi batu loncatan Al untuk merambah karier modeling Internasional.           “Yah ...”           “Aldrian, umurmu sudah dua puluh dua tahun, kau harus mulai memikirkan perusahaan,” potong Pierre dengan tegas.           “Iya, aku akan mengurus perusahaan. Tetapi nanti saat umurku dua puluh lima tahun.”           Pierre menatapnya masam. “Dua puluh lima tahun kau harus sudah menikah.”           “Whaat?? Apa Ayah pikir aku anak perawan?? Ini konyol!!”           “Aldrian, jaga bicaramu,” Erika mengingatkan.           Al memandang Erika. “Nda, yang benar saja. Aku ini laki-laki, masa aku harus menikah muda.”           “Ayah menikah dengan Bundamu umur dua puluh tiga, Nak.” Pierre menatapnya dengan sabar membuat Al kembali menggerutu tidak jelas.           “Tetapi aku ...”           “Begini saja, kita buat kesepakatan,” tawar Pierre kemudian.           Alis Al terangkat heran. “Kesepakatan?”           Pierre mengangguk. “Win-win solution. Kau boleh ke Barcelona dan menjadi model, tetapi hanya untuk dua tahun. Setelah itu kau harus pulang untuk menikah dan mengurus perusahaan.”           “Ayah curang. Aku hanya meminta satu, Ayah meminta dua!”           “Satu lagi, kau harus menikah dengan Harper Sandjaya.”           Mata Al melotot selebar-lebarnya. “Harper??? Anak perempuan barbar yang egois itu?? Tidak akan!”           Al tidak habis pikir kenapa ayahnya begitu menyukai anak perempuan yang sejak kecil menjadi musuhnya itu. Okey, ia dan dua adiknya memang laki-laki, tetapi apa iya ayah harus menyayangi gadis cilik yang egois itu seperti anaknya sendiri?           “Tidak! Aku tidak mau!”           “Berarti kau tidak boleh ke Barcelona, dan kau harus mengurus perusahaan besok!”           “Ndaaaa, tolonglaah Al,” pinta Al memelas pada bundanya.           “Bunda menyukai Harper.”           Al mencibir. Tidak ayah, tidak bunda, tidak adik-adiknya, mereka menyukai gadis itu.Otaknya berputar, jika ayahnya meminta tiga hal, ia juga bisa meminta tiga hal.           “Oke, aku setuju, tetapi ada syaratnya.”           “Syarat?” Tanya orangtuanya bersamaan.           Al mengangguk. “Aku minta waktu empat tahun.”           Pierre melotot. “Tidak! Empat tahun umurmu sudah dua puluh enam!”           “Kalau begitu aku menolak menikah dengan Harper!”           “Aldrian ...”           “Tidak. Ayah meminta dua, aku hanya meminta satu. Aku setuju untuk di kontrak dua tahun dan kembali untuk mengurus usaha ayah, tetapi untuk yang terakhir, aku tidak mau.”           Ayah dan bunda saling berpandangan.           “Ok, fine. Dua tahun, dan kau akan kembali untuk mengurus perusahaan.” Pierre mengulurkan tangan dan mereka berjabat tangan layaknya melakukan perjanjian bisnis.           Al tersenyum puas. Barcelona here I come...                    

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
288.5K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
570.3K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Living with sexy CEO

read
277.7K
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
450.8K
bc

Cici BenCi Uncle (Benar-benar Cinta)

read
199.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook