bc

GIRL FROM AN ISLAND

book_age16+
76
FOLLOW
1K
READ
revenge
dominant
mystery
pack
royal
sword-and-sorcery
rebirth/reborn
stubborn
wild
like
intro-logo
Blurb

Dulu sekali, Altar kehilangan hampir sebagian penduduknya karena terserang wabah Lohye. Sang Jafar yang Agung. Memerintahkan orang-orang terkena wabah untuk mengasingkan diri di sebuah pulau. Orang yang terkena wabah Lohye berubah fisiknya, mereka semua menjadi putih dan bola mata mereka berubah biru sebelum mati mengenaskan. Tidak ada harapan hidup bagi orang-orang yang terjangkit.

Bertahun-tahun kemudian, ketika semua Klan di Altar sudah kembali pulih. Pemerintah Altar sudah bangkit berdiri dengan ketujuh Klan yang tak terkalahkan. Datang seorang gadis pucat, berambut sepucat kulitnya, bermata sebiru lautan lepas menghadap ke Klan Kwititi (Klan yang dalam sejarah Altar separuh raksasa dan berasal dari langit) bersimpuh menangis…

Gadis itu mengaku berasal dari pulau Lohye. Dia menangis ketakutan pada ketua Klan Kwititi. Dia bilang anak kedua Sang Ketua Klan, Matiti akan menjadi Raja.

ALTAR TIDAK AKAN PERNAH DAMAI SEBELUM MATITI MENDUDUKI TAHTANYA

Cerita ini adalah perjalanan Matiti untuk menerima takdirnya menjadi seorang Raja, mampukan Matiti mengemban tugas mulia itu. Setelah rumahnya, Klan dan semua yang dimilikinya terbakar habis.

Bisakah dia mempercayai gadis Lohye itu ? Bagaimana kalau dia hanya seorang pembohong yang ingin memanfaatkan Matiti.

chap-preview
Free preview
SATU
Kami di usir Zehra ! Zehra adalah pemimpin Klan Amor. Dia memang perumpuan gila yang ingin menukar wanita di klannya dengan sebidang tanah di tepi lembah hutan ek. Klan kami Klan Kwititi tinggal di tengah hutan ek. Karena itulah kami berbau seperti kayu. Aku sangat marah, aku seperti gagal memperjuangkan cinta sahabatku Lio.  Malam itu Hariti menggantikan Baba untuk bernegosiasi dengan Zehra. Hariti bodoh dalam bernegosiasi. Bernegosisasi dengan pel$%acurpun dia gagal. Bagaimana bisa menggantikan Baba sebagai pemimpin di Klan kami, Klan yang paling terhormat di penjuru Altar.  “Seharusnya kau go?>rok saja lehernya” Kataku sangat marah, berteriak di tengah hutan menemebus perkampungan Klan Kepala Besar. Kita melewati wilayah mereka pada malam hari karena Klan kepala besar tidak akan keluar pada malam hari. Mereka biasanya di dalam rumah bersama istri-istri mereka, mabuk-mabukan sesuka hati. Siangnya mereka akan mengembala sepanjang hari.   “Tutup Mulut mu Matiti ! Kau pikir kau sedang berhadapan dengan wanita biasa ? Zehra adalah seorang pemimpin”  Aku tertawa meremehkan “Hei ! Kau tahu aku tidak sudi direndahkan perempuan”  Sekarang giliran Hariti yang menertawai ku. Dia memacu kudanya lebih dekat denganku “Dan kamu tidak tahu salah satu sahabatmu meminum racunnya” Aku menoleh ke belakang, aku bisa melihat Lio di bopong seperti sekarung gandum di atas kuda Jon. Hariti, Jon, aku dan Lio berteman. Tapi usia mereka memang terpaut jauh dariku. Mereka memperlakukanku seperti adik kecil. Hariti, Jon dan Lio satu seperguruan ketika mereka berlatih menjadi kesatria “Kamu memang pemberani adikku, tapi kamu tidak pernah memiliki mental seorang raja” Hariti memacu kudanya lebih kencang agar lebih cepat memasuki walayah kami.   Aku tersinggung dengan ucapan Hariti padaku “Bre??>ngsek”  Aku memelankan laju kudaku, hingga bersisian dengan Jon “Jon, apa dia masih hidup ?” Lio adalah sahabatku. Aku jauh-jauh ke Klan Amor untuknya. Dia telah dibuat mabuk kepayang oleh perempuan dari Klan itu.  Tapi memperistri perempuan Amor tidaklah mudah.   “Iya dia masih hidup. Zehra  memberikan penawar racunnya”  “BNrengsek. Aku tidak bisa di hina oleh perempuan”  Jon hanya bisa tertawa, melihat lagakku yang seperti kesatria sungguhan. Aku bertanya-tanya, apa mereka sebenarnya menikamti ejekan-ejekan peremepuan klan Amor ?  Tidak adakah laki-laki di Klanku yang tahu bahwa drajatnya tidak bisa di bandingkan dengan seorang perempuan. Wah ! aku kesal sekali malam ini.  Aku mau perempuan dan saki. Saki adalah minuman yang dibuat dari pohon Pulma di tanam di pinggiran danau mati. Wilayah Klan Kwaititi di tandai dengan hutan Ek dan danau mati. Kami di beri nama orang-orang Tanah Ek.  Aku terdiam sebentar, mengamati orang- orang yang keluar dari rumahnya menuju ke penataran. Biasanya ada permasalahan yang gaduh kalau sampai semua orang berarak menuju penataran. Penataran adalah tempat para pemimpin, keluarganya serta tetua klan berkumpul untuk menyelesaikan suatu masalah. Masalah yang dibawa untuk diadili di Penataran,  berhak diketahui oleh seluruh anggota Klan.  Mau apa mereka ? Aku turun dari kuda dan menggeret Brodi untuk menuju Istal yang ada di belakang bangunan utama. Kastil utama diperuntukkan untuk pemimpin Klan. Disanalah aku dan keluargaku tinggal.   “Sepertinya sesuatu terjadi” Jon sepertinya menyadari hal yang sama denganku “Aku akan menyusulmu setelah beres urusanku dengan Lio”  Aku menganguk “Uruslah sahabat kita itu, segera minumkan penawarnya”  “Baik”  Jonpun mengangkat Lio dari kudanya dibantu oleh seorang teman lainnya. Kebetulan tubuh Lio sangat besar, Jon tidak bisa mengangkatnya sendiri.   Aku ikut ke Penataran. Di sana sudah ada ibuku, babaku dan Hariti.  Mereka duduk di singgasana mereka bersama dengan tetua klan. Melihatku datang, mereka memberikan aku jalan untuk mengambil posisiku di sebalah ibuku.  Pandanganku langsung tertuju ke tengah ruangan, dimana ada seorang gadis berambut putih telah tertunduk lemah, wajahnya yang sama putihnya dengan rambutnya tidak bisa ku lihat. Beberapa kawan kami telah menodongkan senjata mereka pada gadis itu.   “Siapa dia ibu ?” bisikku pada ibu  Ibu cuma menggeleng dan mengalihkan pandangan pada gadis berambut putih yang sedang di adili ini. Memangnya aku tidak boleh bertanya ? “Maafkan kami harus memperlakukanmu seperti orang jahat” Aku terheran-heran dengan Baba yang minta maaf “Hanya saja, wabah Lohye telah merenggut banyak sekali orang-orang kami sehingga kami khwatir”  Perempuan itu  mengangguk lemah.     “Aku tanya lagi. Apa seseorang memerintahkan mu ?”  Pelan-pelan dia menengadahkan kepalanya. Wah ! Aku tidak pernah melihat ada manusia seperti ini. Wajahnya mulus, putih tak tercela. Matanya sebiru langit, air mata berkumpul di pelupuk matanya. Dia menggigit ujung bibirnya yang semerah delima. Senada dengan hidung dan  matanya.  Aku melihat Hariti, bodohnya wajah Hariti ketika melihat perempuan cantik membuatku melemparnya dengan anggur. Ibuku langsung menurunkan tanganku. Melolototiku seperti caranya melakukan itu ketika aku masih kecil dulu. Hariti keliatan muak dengan kekonyolanku. Baba tidak terganggu sedikitpun denganku.   “Tidak tuan”  Aku pikir di pulau Lohye tidak ada kehidupan, apa semua perempuan dari Lohye secantik perempuan ini ? Sayangsekali kami tidak bisa menyentuhnya. Mulutkupun tidak kuasa untuk tidak terbuka ketika mendengar suaranya. Suara itu membuatku merasa sangat damai. Tidak peduli sekarang di sedang tertekan suaranya sangat menenangkanku.   Mata gadis itu berjalan dari melihat ibuku lalu berhenti untuk menatapku. Dia melihatku sangat lama tanpa berkedip.  Kalau lebih lama lagi dia melihatku seperti itu tentu aku akan membawanya pergi. Dengan kasar Riko menyentuhkan pedang ke pipi mulusnya. Membuatku berdiri “Riko !”  Sepertinya acungan pedang Rico telah menyobek sedikit kulit pipinya.  Dia tidak merasakan sakit sedikitpun. Ini membuatku bingung. Darah samar-samar terlihat di sepanjang goresan pedang Riko.  “Riko, tunggulah perintahku dulu nak. Biarkan dia melanjutkan ceritanya”  Alis Riko berkerut menjadi satu, dia keliatan sangat bersemangat untuk menyakiti gadis Lohye ini. Membuatku jijik padanya. Aku teringat kata-kata Baba. Yang membuat kita kaum laki-laki itu tangguh adalah karena kita tidak menyakiti wanita dan anak-anak . Kecuali permepuan itu seperti Zehra.  Baj??ingan ! aku teringat lagi dengannya  Perempuan yang belum ku tahu namanya itu menghapus air matanya, tangannya gemetar karena ketakutan. Aku suka lemah kalau melihat seorang gadis ketakutan. Mungkin karena sudah kondrat kaum lelaki untuk melindungi, ah tidak ! itu cuma akal-akalan ku saja. Aku menyukai keindahan, apa lagi melihat wujud seorang gadis cantik.  “Tidak ada yang membayarku untuk kemari Tuan. Aku disini karena pengelihatanku…” lalu dia kembali melihatku, mata semua orang jadi mengarah padaku.  Aku mengangkat bahuku tidak mengerti, aku tidak mengenal gadis itu   Aku yakin semua orang di tempat itu menunggu dia melanjutkan ceritanya. Babaku sampai memangku wajahnya.  Apa dia mulai menikmati dongeng gadis Lohye ini ?  “Aku lari dari pulau Lohye dengan sebuah rakit kayu kecil. Meninggalkan keluargaku yang hangat, karena aku percaya nasibku ada disini”  Dia mengangguk, rambutnya berayun terkena hembusan angin di ruang yang terbuka ini “Aku ditakdirkan untuk di sisinya” Babaku keliatan bingung semua orang juga dibuat bingung “Siapa itu ?”   “Putra termuda Anda” dia menunjuk tepat padaku.   Selanjuutnya aku mendengar gelak tawa Hariti. Dia mengejekku. Kurang ajar dia. Aku juga mendengar suara Baba tertawa tercekat-cekat. Dia melihatku dan menggeleng tidak habis pikir  “Gadis cantik kamu menyerahkan hidupmu pada laki-laki yang salah” Hariti sungguh tidak tahu apa-apa tentangku. Dia malah mempermalukan aku.   Asal dia tahu, sebagai peria dewasa aku jauh lebih mempesona daripada dia. Semua gadis di Klan ini rela menyerahkan dirinya padaku. Apa artinya Cuma gadis berkulit putih dan pembawa wabah. Bisa saja dia membual.  Kalau aku seumur Matiti aku yakin, aku sudah punya tiga istri. Lihatlah dia ? Sampai kapan dia jadi lajang.   Gadis Lohye itu menggeleng dramatis “Kalian salah ! maksudku bukan sebagai pendampingnya” dia terdiam sejenak “Aku dari palau Lohye, kalian bahkan tidak menyentuhku untuk apa aku menghancurkan seluruh Altar”  “Benar” Baba setuju “Benar aku sangat setuju ! kamu pasti sudah tahu kenapa Sang Raja Agung membawa kalian  kepulau itu. Dia ingin menyelamatkan sisa rakyatnya dari wabah Lohye”  “Tuan aku tidak berniat untuk menjadi menantumu” ulang perempuan itu sekali lagi dengan nada sungguh-sungguh. Dia melihat pedang Riko yang terlalu tinggi terjulur ke wajahnya. Riko menjauhkan pedangnya. Membuat ruang gerak permepuan Lohye ini semakin luas “Orang-orang tetua kami, bisa menemukan cara untuk melanjutkan hidup dan selamat dari wabah itu, Tapi tubuh kami telah berubah, Tidak lagi seperti sebelumnya. Syaraf-syaraf kami telah terpengaruhi wabah itu sehingga sebagian dari kami memang memiliki kelebihan, dan kelebihankulah yang membawaku kemari” dia terdiam  Baba menganggung, dia kelihatan sedikit lebih mengerti sekarang. Walaupun sihir dan sejenisnya sudah lama mati di Altar, hal-hal mistis jarang sekali ada yang mempercayainya. Tapi memang semua itu ada. Kami juga tidak pernah tahu bagaimana selanjutnya wabah itu berkembang bertahun-tahun kemudain di tubuh orang-orang yang selamat yang tinggal di Lohye. Dia kembali menunduk  “Aku telah melihat takdirku, awalnya aku sedikit takut tapi aku datang sejauh ini untuk masa depan Altar dan para penghuni pulau Lohye”  Aku tertawa, berbohong adalah hal yang setiap hari kulakukan. Bagaimana kalau ku ajarkan saja dia berbohong warna kulitnya mungkin bisa kembali.   “Disisi anakku lah takdirmu ?”  Dia mengangguk “Matiti akan memimpin seluruh Altar, suatu hari nanti”  Sontak babaku menggebrak meja. Wajah hangatnya mendadak hilang. Ucapan gadis ini memancing amarahnya. Dia merasa ini sudah terlalu jauh “Kurung dia !”  “TUAN ITU BENAR TUAN, AKU DISINI UNTUK MEMBANTUNYA MEREBUT TAHTA ITU”  Hei ! aku tidak pernah bercita-cita jadi raja.  Hidup jadi laki-laki sejati mengabdi pada klanku sudah cukup bagiku. Buat apa jadi raja ? menggantikan Sang Raja Agung. Aku tertawa. Gadis ini sangat lucu.  Ketika kesatria yang lain menyodoknya karena takut mneyntuh kulitany dia masih menoleh untuk berteriak.  “ALTAR TIDAK AKAN PERNAH DAMAI SAMPAI MATITI MENDUDUKI TAHTANYA”  Riko kesal. Dia menendang punggung permepuan itu sampai tersungkur “Cepat bangun atau ku potong kau jadi makanan harimau” Aku bisa mendengar ancaman Riko.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.1K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook