bc

Ambiguous (Bahasa Indonesia)

book_age18+
2.7K
FOLLOW
42.3K
READ
love-triangle
possessive
friends to lovers
arranged marriage
CEO
boss
drama
comedy
sweet
humorous
like
intro-logo
Blurb

Warning 21+ (Mengandung adegan Dan humor dewasa)

Dimas akan dijodohkan dengan seorang wanita yang tidak ia kenal. Tapi, di hari pertama pertemuan mereka, ia malah salah orang. Ia malah bertemu dengan Dara, walau pada akhirnya kesalah pahaman itu segera berakhir. Namun, Dimas sudah terlanjur malu karena Dara mengejeknya karena sudah salah orang. Suatu hari, mereka dipertemukan kembali dalam suatu pekerjaan. Ucapan-ucapan Ambigu yang sering diucapkan Dimas selalu mendapat sambutan dari Dara hingga hubungan mereka berujung ke urusan ranjang.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Hujan begitu deras diluar. Dimas baru saja pulang dari kantor dan langsung mandi untuk menghilangkan rasa lelahnya. Makan malam sudah lewat, namun, ia berencana untuk menemui sang Mama di ruang keluarga terlebih dahulu. Dimas tersenyum melihat sang Mama yang terlihat begitu sedih menonton sinetron yang sedang berlangsung. tanpa berkata apa-apa, Dimas duduk di sebelah wanita paruh baya itu, menunggu sampai iklannya tayang. Benar saja, begitu iklan muncul, Tara, sang Mama baru menyadari anaknya itu ada di sampingnya "Kamu enggak balik ke apartemen, Dim?" DImas menggelengkan kepala."Enggak, Ma. Kan sesuai dengan janji Dimas sama kak Dinda. Dimas harus temeni Mama selama Kak Dinda pergi,makanya di sini aja." "Duh, manisnya anak Mama."Tara mencubit pipi anak bungsunya dengan gemas, memperlakukannya selayaknya Dimas masih berusia delapan tahun. Dimas tersenyum, lalu melihat ponselnya yang berbunyi. Ia sedang berkomunikasi dengan salah satu Arsitek erkenal di Kota ini. "Dimas, besok ketemuan sama Namira, ya?" kata Ibunya setelah hening beberapa menit. Wanita itu melirik Dimas yang masih belum bereaksi apa-apa. Dimas yang sedari tadi sedang membaca chattingan grup alumni sekolah menatap Ibunya."Namira?" "Yang kemarin Mama ceritain,"tambah Tara dengan penuh pengharapan di dalam hati. "Iya, Ma." Dimas hanya bisa mengiyakan saja. Menolaknya juga percuma, ia akan mendapat ceramah panjang. Ia tetap tidak bisa menghindar. Dimas malas diperkenalkan dengan tujuan perjodohan seperti ini. Dimas maunya bertemu dengan seorang wanita yang memang klik di hati di waktu yang tidak ia sangka dan tidak disengaja. Mungkin, itu akan menjadi lebih indah. "Ini kontaknya Namira. Kalian komunikasi aja." Tara menyodorkan ponsel yang tertera kontak Namira. Mau tak mau Dimas menerima kontak yang disodorkan sang Ibu. Ia menyalin kontak ke ponselnya."Sudahwhatsapp. Ia mengerutkan kening saat melihat foto kontak Namira. Hanya sebuah bunga. Dimas menggaruk kepalanya. "Memangnya aku lagi chattingan sama Bunga apa ya." Ia segera mengirimkan pesan pada Namira, menyapa gadis tersebut. "Kenapa, Dim?" tanya Mamanya. Dimas menggeleng sambil cengengesan. "Ini, Ma...bunga." "Bunga? Kamu chattingan sama Bunga siapa?" "Maksudnya Namira, Ma...foto kontaknya bunga. Kirain mukanya," balas Dimas. "Ya cuma gitu aja, kan...bukan masalah juga. Artinya...dia memang nggak suka mengumbar foto-foto cantiknya yang bisa mengundang hawa nafsu pria,"sahut Tara. "Iya, Ma." Dima mengalah saja daripada berbuntut penjelasan yang panjang. Dimas berbalas pesan dengan  Namira. Beberapa percakapan saja sudah membuat Dimas menguap dan mengantuk. Namira tidak memberikan feedback, hingga membuat Dimas harus berusaha sendiri, seakan-akan DImas, lah yang sangat menginginkan Namira hingga ia harus seperti ini. Ia pun langsung saja membuat janji untuk ketemuan sesuai dengan permintaan Ibunya. **           Cuaca hari ini cukup panas, Dimas bahkan harus berjalan cepat ke parkiran mobilnya. Siang ini, ia akan bertemu Namira di sebuah tempat makan. Tadi, ia dan Namira sempat berbalas pesan untuk saling mengingatkan bahwa hari ini mereka akan bertemu. Dimas menghubungi Namira berkali-kali saat ia sudah hampir sampai di kafe yang mereka sepakati sebagai tempat pertemuan mereka. Terakhir kali mereka chattingan, Namira mengatakan bahwa ia memakai baju merah dan mengenakan tas hitam. Dimas keluar dari mobil, memandang ke arah dalam dengan ragu. Ia malas jika menunggu terlalu lama. Wanita itu dihubungi juga tidak diangkat. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk. Jika setengah jam Namira tidak juga datang, ia akan memutuskan untuk pulang. Dimas mengedarkan pandangannya ke seisi kafe. Mungkin saja Namira sudah tiba terlebih  dahulu. Lalu pandangannya tertuju ke arah seorang wanita yang tengah memegang ponsel. Ia memastikan wanita itu memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan tadi. "Baju warna merah, tas hitam, duduk dekat jendela. Pas," gumam Dimas yang langsung mendekat. Ia berdiri di hadapan wanita itu dengan gaya yang dibuat sekeren mungkin. Wanita yang sebenarnya bernama Dara itu menatap Dimas dengan heran."Ada apa ya?" Dimas membelalakkan matanya."Ada apa?" Tanduk di kepala Dimas pun langsung keluar."Kamu ditelpon enggak diangkat-angkat. Kamu pikir waktuku cuma habis buat telponin kamu? Sementara kamu duduk manis di sini sambil main hape. Ngapain? Update status, pamer ke dunia bahwa kamu lagi kuajak ke kafe mahal ini?" Dara mengedipkan matanya berkali-kali. Mendadak otaknya sulit bekerja melihat kelakuan pria yang tidak dikenalnya ini. Dimas memerhatikan penampilan Dara. "Kamu ngapain pakai baju-baju seksi begitu? Kamu pikir bisa bikin saya ngaceng?" Dara terdiam, ia mulai berpikir bahwa pria di hadapannya sudah gila."Memangnya punya kamu bisa ngaceng kalau lihat perempuan?" "Apa kamu bilang? Sini aku buktikan!" balas Dimas."Enggak nyangka...di chat kamu kalem, malu-malu kucing. Ternyata aslinya begini? Ck...ck...ck." "Dimas?" panggil Namira, wanita yang seharusnya ditemui Dimas.”Kamu..Dimas, kan?” Dimas mengernyitkan keningnya saat seorang wanita datang memanggil namanya."Kamu siapa?" Namira tertunduk malu."Aku Namira. Maaf, tadi aku harus ke toilet. Biasa urusan wanita. Enggak bisa angkat telpon kamu," balasnya sambil menunjukkan isi percakapan mereka di w******p. "Ka-kamu Namira?" kata Dimas tak percaya. Ia melihat penampilan Namira,ciri-cirinya pas juga dengan yang dijelaskan tadi di pesan mereka. Perlahan ia melirik Dara yang sedang menahan tawanya. "Salah orang ya, Mas?" Dara tertawa mengejek. "Eng-nggak kok." Dimas mengelak karena sudah kalah malu. "Udah salah, malah enggak ngaku." Dara merapikan rambut dan menyimpan ponsel di dalam tas. "Tadinya juga kamu udah ge-er kan karena kuajak ngomong," balas Dimas. "Enggak tuh. Udah kalah malu, terus...nyalahin aku." Dara menutup mulutnya, tertawa mengejek. Wajah  Dimas terlihat kesal."Udah, yuk, Namira. Kita cari tempat aja. Sebel ngomong sama wanita ini. Untungnya dia bukan orang kucari." "Untungnya kamu bukan temen aku! Malu-maluin," teriak Dara sambil meninggalkan tempat tersebut. Dari kejauhan Dara masih tertawa ke arah Dimas. "Kampret banget itu orang!" Kata Dimas. "Dimas?" panggil Namira. "Iya?" "Kita duduk yuk," katanya. "Oh...oke." “Maaf ya...gara-gara aku kamu jadi berdebat sama Mbak yang tadi,” kata Namira tak enak hati. Dimas tersenyum kecut. Enggak apa-apa, Mir. Ini kan juga bukan kesengajaan. Kamu sendiri, Mir?” “Iya, Dimas,” jawab Namira. Kemudian hening. Dimas mengira Namira akan bertanya balik, tapi ternyata ia salah. Wanita itu diam seribu bahasa. Dimas memanggil pramusaji untuk mencairkan suasana.”kita makan dulu.” “Iya.” “Kamu pesan apa?” tanya Dimas sambil melihat buku menu yang diserahkan pramu saji. “Terserah kamu aja.” “Hah?” Dimas menatap Namira bingung.”Terserah aku? Kan...kamu yang makan nanti. Siapa tahu kamu punya alergi gitu sama makanan tertentu.” Namira menggeleng lembut.”Enggak kok. Aku ikut kamu aja.” Dimas mengembuskan napas kesal. Ia segera menyebutkan pesanannya pada pramu saji. Kemudian pramu saji itu pergi. Kini ia beralih lagi pada wanita di hadapannya.”Kata Mama kamu kerja di LN group. Enak kerja di sana? Katanya gajinya gede.”  “Iya. Ya lumayan enak.” “Oh...” Dimas tersenyum garing. Seolah-olah sedang banyak suara jangkrik di sekitar mereka. Krik..krik...krik...krik.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Yes Daddy?

read
798.0K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

T E A R S

read
312.7K
bc

Turun Ranjang

read
578.8K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.7K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

I Love You Dad

read
282.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook