I'm yours 2

1139 Words
Malam itu adalah malam kedua Nessa di Jakarta, juga malam kedua bersama Giov. Mereka menghabiskan malam itu dengan makan malam di restoran mewah, jalan keliling Jakarta, dan berakhir di apartemen Giov. Mereka melupakan keadaan sekeliling, dan keluarga mereka masing-masing di Manado. Seakan dunia hanya milik mereka berdua. Selama 2 hari bersama, tak satupun dari istri Giov, Maya... atau suami Nessa, si Pierre menghubungi keduanya. Tak ada yang berusaha untuk sekedar menanyakan kabar apalagi berbasa basi say I miss you. Begitu sebaliknya. Padahal komunikasi adalah poin penting dalam suatu hubungan. Keadaan seakan memberi kesempatan kepada Giov dan Nessa bebas melakukan apa saja di Jakarta. Dan keduanya memang terbuai dan masuk dalam mimpi indah yang mereka ciptakan. "Honey.... tinggallah di sini, bersamaku, selamanyaa... " kata Giov sambil memeluk erat Nessa. "What?? Ga mungkin, sayang... Kamu punya Maya dan anak kalian... Aku punya Piere dan Ziano di Manado. Aku harus balik ke Manado setelah urusan di sini selesai. Usaha aku dan Debie juga baru mulai. Dia sudah banyak keluar duit buat rintis usaha kami ini. Aku ga mungkin membuat Debie rugi karena tindakan aku." Nessa berusaha memberi pengertian buat Giov. "Tapi aku ga ingin kehilangan kamu lagi. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, jika bisa menemukanmu lagi, takkan pernah ku lepas lagi. Apapun alasannya!" Giov bersikeras. "Plis Giov, aku memang mencintaimu. So much!! Kau tau itu. Tapi keadaan tidak sesederhana soal cinta you and me aja. Kesalahanku dulu cepat mengambil keputusan menikah dengan Piere, tak bisa dirobah lagi. Seburuk apapun kelakuan Piere, aku tetap punya hutang ke dia. Dia sudah menyelamatkan muka orang tuaku dari rasa malu dengan mau menikah denganku. Kita sah secara hukum. Kamu dengan Maya juga. Kita punya tanggung jawab pada keluarga kita masing masing," pungkas Nessa panjang lebar. "Tapi aku dan Maya sudah pisah, Ness. Aku dan dia sudah memutuskan berpisah. Foto di sss aku hanya kamuflase agar orang orang sekitarku tidak banyak bertanya. Karena Maya adalah pilihan orang tuaku." Giov bergumam. *** FLASHBACK ON Setelah Nessa menikah, kehidupan Giovanni menjadi tak karuan. Terus gonta ganti cewek, kuliah pun pindah di Manado, gak lanjutin di luar negeri lagi sesuai harapan opanya. Tokonya di ambil alih tantenya pun Giov cuek.Opanya sedih melihat keadaan Giov. Dia menyuruh orang tua Giov untuk membawa Giov tinggal bersama mereka. Dengan tertatih Giov bisa lulus jadi sarjana. Setelah lulus langsung dapat kerjaan sebagai pegawai di sebuah bank swasta. Sampai tahap itu, Giov masih tetap don juan. Ga pernah serius dengan satu cewek. Sampai malam itu sepulang kantor, Giov di sambut mamanya. "Giov, mama mau bicara." mama memulai dengan serius. "Ada apa? Bisa ditunda? Giov mau mandi dulu.Jam 7 Giov ada janji ketemu teman.." kata Giov mencoba mengelak. "Duduk dulu" papanya tiba tiba datang dan langsung menyela. "Kami sudah perhatikan, hidup kamu ga karuan. Daripada kelakuan kamu membuat malu orang tua, kami sudah memilihkan calon istri yang baik untuk kamu. Tak ada penolakan. Kamu akan segera kami nikahkan dengan anak dari teman papa. Minggu besok kita ke rumah mereka. Jangan coba coba ga datang! " papa berkata dengan tegas. Singkat cerita, Giov yang sudah capek mencari soaok Nessa di diri perempuan lain, memilih mengikuti keinginan orang tuanya, menikahi Maya, anak sahabat papanya. Pernikahan Giov digelar dengan mewah. Setahun kemudian lahir anak perempuan melengkapi sukacita orang tua Giov. Setelah melahirkan, Maya memilih bekerja di salah satu perusahaan swasta di bagian keuangan. Tapi rupanya gaya hidup Maya dan teman teman sosialitanya, membuat Maya salah jalan. Tahun kedua Maya ketahuan memakai uang kantor untuk dirinya sendiri. Giov marah besar saat tau kejadian itu. "Maya, dasar kamu ga tau diri!!! Kenapa sih ga pernah puas dengan uang kamu sendiri? Gaji kamu sendiri juga full kamu yang atur, jatah bulanan dari aku juga lebih dari cukup untuk keperluan dalam rumah! Kurang apa lagi? Komunitas kamu itu yang salah! Paksain gaya borju kantong pas pasan! Bikin malu!" damprat Giov murka. Sejak saat itu hubungan mereka semakin renggang. Maya diberhentikan dari pekerjaannya, tapi tetap harus mengembalikan uang kantor yang tekor. Giov terkejut saat mendengar nominal yang harus di balikin. Diam diam Giov membayar hutang Maya, lalu mengajukan pindah ke kantor pusat di Jakarta. Permohonan mutasinya di acc kepala cabang. Tanpa persetujuan Maya dan keluarganya, Giov pindah ke Jakarta dan, di sinilah dia sekarang. Sudah setahun lebih dia tidak pernah sekalipun pulang. Orang tua Giov marah besar saat tau dia pindah diam diam. Tak sekalipun Giov membalas pesan atau telpon orang tuanya. Karena sangat kecewa dengan sikap Giov, mereka sampai mengirim sms. "Mulai saat ini, kamu bukan anak kami lagi. Jangan mengharap warisan apa apa dari kami. Semua hak kamu dialihkan kepada anak kamu!" Seperti itu pesan yang dikirim mamanya Giov. Entah apa yang Maya recoki ke isi kepala orang tuanya Giov. Mereka lebih memilih percaya kepada Maya daripada anak mereka sendiri. Giov pun memilih menjauh dalam diam, walau jauh di hati kecilnya, marah dan kecewa kepada orang tuanya. FLASHBACK OFF *** Nessa termenung mendengar penuturan Giov tentang kisahnya. Seolah bisa merasakan kesepian Giov selama ini, Nessa memeluk sayang pujaan hatinya, first love, soulmate, bahkan ayah dari anaknya. Sambil mengalirkan energi positifnya lewat usapan sayang di punggung Giov, membiarkan Giov merasakan sentuhan kasih sayang wanita yang utuh mencintainya. Sambil memejamkan mata, Giov terlena dengan perhatian kecil yang Nessa berikan. "Perhatian adalah separuh dari keseluruhan keindahan sebuah hubungan"~ anonimous Dengan kehadiran Nessa disisinya Giov merasa lengkap. Setelah semua yang terjadi di masa lalu, justru pertemuan kembali membuat mereka semakin mengerti arti cinta. The real love. "Thank you, honey... Thank you for everything. I love you," bisik Giov mesra, kemudian mencium bibir Nessa dengan lembut. Keduanya sekali lagi melakukan dosa terindah. Kali ini Giov melakukannya dengan lembut. Memberikan perhatian, memberikan cinta, membuat kenangan baru yang terindah. Well, open up your mind and see like me Open up your plans and, d*mn, you're free And look into your heart, and you'll find love, love, love, love... *** Besoknya dan beberapa hari ke depan, Nesa dan Debie dengan semangat kembali mencari dan melengkapi semua barang yang nanti akan di jual di toko mereka. Memilih dan membandingkan di mana barang yang bagus tapi harga terjangkau, supaya bisa di jual lagi dan tetap mendapatkan profit yang lumayan. Sampai kemudian harus tiba hari itu, hari terakhir Nessa di Jakarta karena semua urusan di Jakarta sudah selesai. Hari itu Giov dengan setia menemani Nesa ke manapun dia pergi. Kebetulan hari itu tanggal merah, jadi Giov libur ngantor. "Akhirnyaa...selesai juga..." kata Nessa lega. "Wait honey... kamu cape?" kata Giov. "Ngga juga sih. Kenapa?" tanya Nessa. "Ikut aku bentar" ajak Giov sambil menarik tangan Nessa, supaya Nessa mengikuti langkahnya. Again. Two step behind. Mereka berhenti di toko yang menjual keperluan anak. Giov mulai memilih dengan serius. Semua yang dipilih Giov adalah keperluan untuk anak cowok. Nessa memperhatikan Giov dalam diam. Setelah selesai Giov langsung ke kasir dan membayar. "Ayo kita pulang sayang.." Giov tersenyum puas sambil menenteng 2 kantong belanjaan yang lumayan gede.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD