Nesa melamun sepanjang perjalanan sampai tak menghiraukan ke mana Giov membawanya. Mobil berhenti di sebuah apartemen di daerah Kali**ta.
"Di mana kita? " tanya Nesa bingung.
Giov bergegas turun dan membukakan pintu untuk Nesa, lalu menarik Nesa keluar.
Dibawanya Nesa menuju lift, menekan angka 15. Di lantai 15 pintu lift terbuka, Giov kembali menarik Nesa tangan Nesa yang tidak pernah dilepas dari genggaman sejak turun dari mobil hingga masuk ke apartemen Giov. Nesa blank. Ga bisa mikir. Saat bersama Giov dia lupa statusnya. Sekali lagi jatuh cinta, bahkan kali ini terjatuh semakin dalam, terperosok dalam kubangan dosa yang nikmat.
~So I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours....~
"Honey... " Giov memeluk Nesa erat menatap lekat manik kecoklatan wanita yang di cintanya. Nesa terhanyut di tatap seperti itu.
Selalu begitu. Dia tau, cuma Giov yang mampu memberikan sensasi yang dirasakan saat ini. Perut Nesa mendadak keram, karena tak tahan mendambakan sentuhan Giov. Nesa seorang wanita dewasa kini, hormonnya yang menuntut dipuaskan membuat Nesa merasa gerah. Berbeda dengan kejadian dulu saat mereka melakukan hal yang sama, Nesa belum sepenuhmya mengerti soal pencapaian kli*aks yang sempurna. Bahkan selama menikah, sumpah demi apapun Nesa tak pernah mencapai puncak. Dirinya terlalu malas untuk mendaki.
Saat ini sebaliknya. Kerinduan yang terperangkap sekian lama, tumpah ruah malam ini, lagi dan lagi tanpa bisa di tahan. Keduanya berlomba memberikan yang terbaik yang mereka bisa. Saling mendamba, saling memberi, satu rasa dalam hati..
"I love u so much, honey...."
"Always"
Keduanya kemudian terlelap berpelukan.
***
Paginya mereka terbangun hampir bersamaan. Nesa masih dalam pelukan hamgat Giov. Mata keduanya saling bertautan.. saling menjelajah kedalaman hati masing-masing.
Giov memberikan morning kiss buat Nesa. Nesa membalasnya.
:Hmmm... my love.... kamu membuat dia bangun nih... kata Giov sambil memegang tangan Nesa dan membawa tangan Nesa menyentuh sesuatu yang mengeras di bawah sana... tatapan Giov menjadi berbahaya, Nesa tak bisa mengelak. Karena sejujurnya Nesa juga menginginlkannya. Segera pagi itu menjadi pagi yang hot. Kembali menorehkan kenangan yang indah buat keduanya. Both of them can't deny if they fall in love again and again... Seakan cinta yang baru selalu lahir setelah mereka melakukannya. Mengenal lebih dalam satu sama lain. Kalian yang sudah menemukan the real soulmate, pasti mengalami seperti Giov dan Nesa. Satu rasa. Hanya dengan saling menatap, pasangan kita akan mengetahui isi hati kita. So sweet.
***
Dengan perasaan bersalah Nesa bergegas memasuki pusat perbelanjaan yang khusus menyediakan barang grosir, di mana Debie sudah menunggu. Sebenarnya, Nesa benar benar malu ketemu Debie. Baru aja datang dari jauh, malah langsung ga pulang ke rumah Debie semalam. Alasan dia ga pulang itu yang membuat Nesa sangat malu. Tadi, Giov mengantar Nesa sampai di parkiran dan langsung ke kantor. Nesa berjalan buru buru ke lantai 4 blok B tempat grosir pakaian import. Dia melayangkan mata berkeliling mencari keberadaan Debie.
"Nesaa, sini.. " panggil Debie yang lebih dulu melihat kedatangan Nesa.
"Sorry, aku telat" ucap Nesa malu.
"Ya udah, gapapa, yang penting kamu bisa nyampe sini dengan selamat aja, hehe" canda Debie yang kwatir karena secara Nesa baru kali ini datang ke Jakarta.
"Coba dicek n ricek, aku sudah pilih beberapa item, ini model terbaru. Bagus ga? Kalau cocok, kita ambil." kata Debie sambil menunjukkan berbagai macam model yang di pilihnya. Nesa tak meragukan selera fashionnya Debie. Dia paling pintar padu padanin warna dan model.
"Semuanya oke pake banget..!" kata Nesa puas, setelah melihat pilihan Debie.
"Pasti laris manis nih! Jadi ga sabar ngeliat wajah wajah exicted calon customers kita.." lanjut Nesa.
Mereka kemudian menghabiskan waktu berjam-jam untuk belanja, sama seperti kebanyakan kaum hawa, yang ga ada kata capek kalo urusan shopping, bahkan sampai melewatkan jam makan siang mereka. Sampai akhirnya Debie nyerah duluan karena perutnya sudah keroncongan..
"Gila Ness, udah sore ternyata. Kita makan dulu yuk," ajak Debie sambil mencari tempat makan. Begitu tiba di tempat makan, keduanya duduk berhadapan. Sambil memegang buku menu, mata keduanya memindai dan mencari menu favorit masing masing. Tanpa menunggu lama, menu yang diinginkan berhasil tersaji dan langsung dilahap keduanya.
Setelah kenyang, acara belanja pun dilanjutkan sampai jam 5 teng.
"Enough for today yaa..." kata Debie sambil mengajak Nesa pulang. Saat sudah di dalam mobil, ponsel Nesa berbunyi. Giov calling...
"Hallo..." Nesa menjawab.
"Honey... aku sudah pulang kantor nih. Kamu di mana. Aku jemput yaa.." kata Giov dengan suara baritonnya. Mendengar suara Giov di telpon, sekarang menjadi favorit Nesa. Nesa tergila gila dengan suaranya di telpon. So sexy, seakan menggelitik telinganya.
"Ga usah. Aku sudah di jalan pulang bareng Debie," jawab Nesa lembut meminta pengertian Giov. Apa nanti kata Debie kalau Nesa ga pulang ke rumahnya. Kesempatan Nesa untuk ke Jakarta juga kan karena Debie. Tapi nasib membawanya ke Jakarta untuk bertemu kembali dengan soulmatenya.
"Oke. I see, dear..." sahut Giov mengerti.
"Gini aja, aku langsung ke rumah Debie aja. Kita ketemuan di sana. Jangan lupa shareloc ya alamat rumahnya. See you honey.." sambung Giov. Setelah itu langsung mematikan sambungan telponnya tanpa menunggu persetujuan Nesa.
***
Nessa dan Debie tiba di rumah sudah mau malam.Nessa langsung minta ijin masuk kamar untuk membersihkan diri. Selesai mandi Nessa mengecek ponselnya dan melihat ada panggilan tak terjawab. Giov. Drrrttt, drrrttt.... Giov calling.
"Honey..... keluar dong, aku sudah di depan rumah nih dari tadi.." kata Giov langsung.
"Ohh, sorry sayang.... bentar ya," tutup Nesa dan tergesa keluar kamar dan keluar menyambut kedatangan Giov.
Beriringan mereka kemudian masuk ke dalam rumah. Kebetulan Debie saat itu keluar dari dalam kamarnya.
"Selamat malam,..... maaf sudah mengganggu... Aku mau mengajak Nessa makan malam di luar," kata Giov sopan.
Debie melihat keduanya bergantian, kemudian senyum simpul, membuat wajah Nessa bersemu merah karena malu.
"Oke.... Enjoy your vacation, Nessa sayang," kata Debie kepada Nessa sambil memeluknya dan mengusap pundak Nessa dengan sayang.
"Jaga Nessa baik-baik. Ajak Nessa keliling Jakarta, biar dia ga kesasar kalo next datang lagi," lanjutnya kali ini kepada Giov.
"Pasti... akan ku jaga Nessa baik baik. Kali ini ga akan hilang lagi di hidupku," sahut Giov ga nyambung. tapi dia berkata sungguh sungguh seolah berjanji kepada Debie.