Nessa tiba di kota masih pagi. Di jalan tadi sudah telponan dengan Debie untuk langsung ketemuan di lokasi toko Debie. Sampai di toko, Debie sudah duluan nyampe. "Morning..... maaf aku telat" kata Nessa.
"Morning.... sama nih, aku juga barusan nyampe kok" jawab Debie sambil tersenyum.
"Ayooo kita kerja. Tuh aku pake 2 orang juga biar cepat kelar." sambung Debie. Mulailah mereka kerja dengan semangat, menata toko semenarik mungkin. Setelah memberikan instruksi ke 2 orang pegawai yang direkrut Debie, Nessa lalu membuat page sss dan ig toko untuk urusan pemasaran dan promosi. Nessa percaya, sekarang barang akan cepat laku terjual lewat online.
Nessa memberi caption menarik di bawah nama toko.
"Love what you wear,
Wear what you love"
Lalu Nessa mengambil beberapa foto pakaian yang menurutnya akan menjadi best seller. Begitu juga dengan tas, sepatu dan asesoris lain. Nessa mengerjakannya dengan sepenuh hati, lalu menunjukkan ke Debie.
"Deb, coba lihat.... sudah bagus belom.."
"Wowww....super keren, Ness..... Beneran ini barang kita? Hmmmm, aku jadi ga sabar nih. Kalo bisa kita percepat launchingnya yaa..."
Debie sangat antusias melihat hasil kerjaan Nessa. Keduanya kembali bekerja, sampai jam makan siang baru mereka berhenti.
"Kita cari makan dulu, Ness..." ajak Debie sambil menenteng tasnya yang langsung diikuti Nessa.. Mereka makan di resto dekat toko. Saat menunggu pesanan mereka, Nessa mengambil ponselnya dari dalam tas, lalu mulai menjawab pesan w******p satu-persatu. Kemudian sampai gilirannya menjawab pesan Giov.
"Sorry sayang. baru bisa balas WA kamu. Sekarang lagi istirahat makan siang. Kamu sudah makan siang belom?" ketik Nessa.
"Lupa yaa, di sini belom jam 12. Belum waktu istirahat makan siang.." jawab Giov. Baru Nessa ingat perbedaan waktu mereka yang beda 1 jam.
:Haha benar... aku lupa. Aku makan dulu ya sayang. Kamu juga jangan lupa makan." tutup Nessa sambil senyam senyum sendiri.
Debie yang ada di depannya memperhatikan tingkah laku Nessa juga ikutan senyum dan berkata...
"Hmmm yang asik chattingan dengan ter-love, nyengar nyengir mulu.... kapan makannya non?"
"Hehe.... Iya iyaa, ini sudah mau makan juga," buru buru Nessa fokus pada makan siangnya.
"Deb.... kayaknya ntar malam aku ga pulang deh. Numpang bobo bisa kan? Cape bolak balik tiap hari," kata Nessa di sela sela kegiatan lunch mereka.
"Oke.Kalau begitu kita lembur ya malam ini" jawab Debie. Mereka kemudian dengan antusias berdiskusi tentang rencana dan target penjualan toko.
Setelah selesai makan, mereka berjalan kaki kembali ke toko. Tiba tiba Nessa menangkap sosok Piere di depan toko.
"OMG... gawat Deb, kayaknya aku belom bisa bareng kamu deh. Aku masih ada urusan... maaf" Nessa berbisik cepat dan langsung balik kanan, menghilang di tengah keramaian. Nessa belum siap ketemu Piere sekarang.
Sementara Debie terpaksa harus "mengurus" Piere.
"Hai, Piere.... Long time no see! Apa kabar?" sapa Debie duluan sambil memperhatikan keadaan Piere yang terkesan kacau.
"Pantes aja Nessa ga betah" batin Debie.
"Ehm anu.... eh baik kok.. Aku mencari Nessa. Di mana dia?" dengan tergagap Piere menjawab Debie dan balik menanyakan Nessa.
"Oohh... Nessa lagi ada urusan di luar. Biasa... masih banyak yang harus kita persiapkan untuk keperluan launching. Doain semua lancar yaa..." Debie dengan tenang menjawab pertanyaan Piere.
"Kalau urgent sebaiknya kamu telpon Nessa aja. Maaf aku masuk dulu yaa, mau lanjutin kerjaan. Mariii..." sambung Debie karena melihat Piere diam aja.
"Ohhh oke... Nanti sore aku balik lagi ke sini sekalian jemput Nessa. Bye...." setelah berkata demikian, Piere langsung menuju mobilnya dan melesat pergi. Debie hanya bisa geleng kepala melihatnya.
***
Nessa termenung sendiri. Dia sibuk memikirkan hubungannya dengan Piere.
"Apa yang harus kuperbuat?" Nessa sadar dia tidak mungkin menghindar terus menerus. Piere masih suami sahnya. Tapi tidak mungkin juga dia bertahan dengan terus pura pura tidak terjadi apa-apa. Lagipula ada Giov yang menunggu dirinya. Dan yang terpenting, Nessa mencintainya!
Drrrt drrt....... ponsel dalam genggamannya bergetar. Diliriknya nama orang yang menelpon, matanya seketika berbinar
"Honey.... are you busy now? I miss you.." suara Giov menggoda di telinganya. Seketika perasaan kalut yang menggayut hatinya tadi, hilang tak berbekas.
"Hmmm, iya... lagi sibuk merindukanmu sayang..." balas Nessa sambil tersenyum. Keduanya tertawa bersama. Klop. Nessa lalu menceritakan kejadian tadi hingga sukses membuat Nessa "bersembunyi"
"And so? Apa lagi selanjutnya? Terus menghindar?" tanya Giov yang ingin tahu rencana Nessa. Giov gusar sekaligus kwatir dengan keamanan Nessa yang jauh darinya
"Aku ingin bicara serius dengan Piere. Tapi saat dia tidak dalam pengaruh alkohol. Karena kalau dia sudah lebih dulu minum miras, itu sama saja dengan membahayakan diri sendiri" sshut Nessa pelan.
Giov di seberang sana terdiam cukup lama, lalu akhirnya berkata
"Ya sudah. Kamu hati-hati di sana. Ga usah bikin dia marah. Tapi jangan dekat-dekat dengannya. Aku mau menyelesaikan kerjaanku dulu. See you soon, beb" klik.
Giov kemudian membuka aplikasi trav**oka dan mengecek tiket Jkt-Mdc untuk besok, lalu memesaannya. Done. Giov tersenyum.
***
Buru-buru Nessa memasuki toko yang sedang disulap Debie dan 2 orang pegawainya. Nessa melihat pekerjaan mereka hampir rampung sebagian.
"Maafin aku datang telat yaa... tapi aku punya kabar gembira buat kalian. Nih lihat, sudah banyak followers kita. Bahkan sudah ada berapa orang yang order. Nih... keren kan? Padahal belom juga di buka resmi tokonya!" dengan senyum sumringah Nessa menjelaskan ke mereka.
"Waahhhh mantap banget, Ness.. Kalau begitu lanjutin sesi foto fotonya biar bisa segera upload baru lagi. Ntar aku yang packing barang yang sudah di order," ujar Debie semangat karena dia sudah bisa melihat prospeknya yang bagus di sini.
"Oke siap.... Ganbatte" Nessa pun mulai memilih contoh pakaian dll untuk difoto. Nessa sangat menyukai pekerjaan ini. Bersyukur diberi kesempatan oleh Debie.
"Oh iya Ness, Apa Piere tadi nelpon kamu? Aku lupa kasih tau, katanya dia akan jemput kamu pulang nanti malam" kata Debie tiba tiba.
"What?" Nessa bengong.
Drrt.... drrrtt.... Piere calling.
Tumben nih orang telpon Nessa. Selama di Jakarta juga ga pernah sekalipun menelpon.
Jawab ga yaa.... Nessa ragu. Karena mikirnya kelamaan, telponnya keburu mati. Biarin aja, pikir Nessa.
"Nessaaa.... Nessaaa....!" astagaaa, ada yang manggil nama Nessa di luar sana dengan teriakan yang cukup kencang. Pierre!
Nessa langsung tau kalo saat ini Piere sudah mabuk. Padahal hari belum juga malam.
"Omg, gawat..." hati Nessa mendadak ciut. Malu kalau sampai terjadi keributan di sini. Nessa menatap cemas ke arah Debie. Seolah mengerti, Debie bergegas keluar dan menyapa
"Ohh kamu rupanya. Nessa masih sibuk kerja soalnya. Kita sepakat lembur malam ini" Debie mencoba menjelaskan.
"Mana dia! Cepat keluar! Kamu sekongkol yah dengan istriku! Jangan coba coba umpetin dia! Kalian semua sama saja!!!" Piere menerobos masuk dan langsung menarik Nessa kasar. Nessa menepis tangan Piere dwngan sekuat tenaga sampai pegangannya terlepas.
"Tolong jangan bikin onar di sini. Malu tau. Aku sedang kerja, belom bisa pulang," Nessa berusaha melembutkan suaranya, walau hatinya emosi diperlakukan kasar di depan orang lain.
"Kerja? Hahaaa.... Jaga toko aja dibilang kerja. Sombong ya kamu sekarang! Sudah bisa dapat duit sendiri jadi berani nantangin gue? Kaki kamu mending di bikin ga bisa jalan aja biar ga usah keluar rumah! Enak yaa tebar pesona di luarr...." dengan bernafsu Piere menendang kaki Nessa bergantian sampai Nessa harus terjatuh.
"Aaaarghhh............" teriak Nessa kesakitan. Airmatanya mengalir deras tak terbendung. Sakit di kakinya, lebih lagi sakit di hatinya sangat perih.
Debie kembali datang buru buru dengan petugas keamanan yang segera mengamankan Piere. Debie menatap horor ke arah Piere yang dibawa petugas, dan buru buru memeluk Nessa yang masih terisak.