Bad mood

1033 Words
Dengan bantuan dan arahan Giov dari jauh semua bisa selesai lebih cepat. Nessa pamit ke Debie untuk pulang melihat anaknya. "Deb, aku pulang dulu yaa, besok aku langsung balik lagi ke sini" pamit Nessa. Taxi onlinenya sudah menunggu, dan membukakan pintu untuk Nessa. Nessa langsung masuk, dan mengecek barang bawaannya jangan ada yang tertinggal. Kemudian Nessa mengirim pesan ke Giov "Otw" ga selang berapa lama sudah di read dan langsung membalas "Ok. Take care honey...." balas Giov. Selama 2 jam perjalanan menuju kampung, Nessa tertidur saking capenya. "Bu.... ibu... maaf, kita sudah nyampe di kampung. Rumahnya di mana yaa.." tiba tiba suara sopir taxi membuyarkan tidur lelap Nessa. "A-aduh iya, pak... maafin saya ketiduran." sahut Nessa tergagap kaget. "Belok kiri depan sana aja, rumah paling ujung." Nessa memandu pak sopir sampai depan rumahnya. Begitu Nessa turun dari taxi, baru Nessa memperhatikan ada mobil Piere parkir di depan rumah. Hati Nessa mendadak gelisah dan was was. Gimana kalo nanti Giov nelpon? Bisa perang dunia ke 3 nih, batin Nessa. "Makasih banyak ya, pak...." kata Nessa kepada sopir taxi setelah barang bawaan Nessa selesai diturunkan. Nessa lalu membuka pintu pagar dan bolak balik mengangkat barang barang yang diletakkan sopir di luar pagar. Dirinya berharap tidak ada kejadian yang tidak diinginkan. Dalam hati berdoa supaya kali ini Giov tidak menelpon. Tok tok tok. Nessa mengetuk pintu dengan perlahan, sambil mempersiapkan dirinya, mencoba bersikap tenang. Tiba tiba pintu di buka dari dalam.. "Assiikkkk mama pulang.... Mama pulang..!" seru Ziano senang sambil langsung memeluk Nessa. Nessa balas memeluk dan mencium anaknya dengan sayang. "Mama kangen ade.... Mama punya banyak hadiah buat ade sayang karena sudah nurut sama oma selama mama pergi... Ayo kita liat, nak" ajak Nessa Mereka berdua pun dengan antusias mulai sibuk membuka hadiah Giov untuk Ziano. Nessa bahagia melihat anaknya senang melihat mainan yang banyak untuknya. Dia langsung bermain dan tidak menggubris keberadaan mamanya lagi. Nessa hanya bisa geleng kepala melihat anaknya yang lebih tertarik dengan hadiah yang dibawanya daripada kangen kangenan dengan sang mama. Tiba tiba Piere masuk dalam keadaan mabuk dan langsung membuyarkan kebahagiaan ibu dan anak tersebut. Plok plok plok.... Piere bertepuk tangan dan berkata sinis "Wah wah.... Mantap ya kamu sekarang, baru seminggu pergi, pulang pulang langsung banyak duit yaa... Pake beliin mainan yang banyak lagi buat Ziano. Duit dari mana itu semua... Kamu jual diri ya di sana!!!" sambil berkata demikian Piere mendorong dorong tubuh Nessa dengan kasar. Saat Piere mendorong Nessa, ayah Nessa keluar dari dalam kamar karena mendengar suara ribut Piere. "Ada apa ini... Nessa baru datang kok di dorong dorong. Jadi laki laki sejati itu pantang kasarin istri." nasehat ayah. Nessa menatap penuh kebencian pada Piere. Ditatap seperti itu oleh istri sendiri membuat emosi Piere semakin naik. Tak dihiraukannya nasehat ayah mertuanya, Piere kembali mengganggu Nessa "Memang benar dia ke Jakarta mencari mangsa. Dulu juga begitu. Sudah tidur dengan laki laki lain sebelum aku! Dasar murahan!" Sambil berkata demikian, Piere menyentil rokok yang sedang dihisapnya ke arah Nessa. Nessa sempat menghindar, tapi puntung rokok yang masih menyala itu terbang melewati Nessa dan tiba tiba Ziano yang sedang bermain di belakang Nessa berteriak kesakitan. "Aduh mamaaaa, sakitttt!" Ziano berteriak sambil menangis keras. Api dan serbuk rokoknya mengenai wajah Ziano. "Kurang ajar!" bentak ayah Nessa. "Jangan buat onar di sini. Ini rumah saya. Keluar kamu dari sini!" usir ayah Nessa murka. Nessa buru buru melihat keadaan anaknya... "OMG, sayaangg... maafin mama. Gara gara mama, ade jadi begini....." tangis Nessa sedih sambil membersihkan wajah Ziano dari serbuk debu rokok. Melihat pipi kiri anaknya merah bengkak seperti kena sundul, Nessa meraung. "Pergi... pergi kamu! Jangan pernah menginjakkan kaki lagi di rumah ini!" teriak Nessa kalap sambil mendorong Piere menuju pintu keluar. Piere tertawa menghina sambil keluar. "Hahaa.... kita lihat nanti, mana ada laki laki ibukota yang mau serius sama orang kampung seperti kamu! Nessa, Nessa... Baru dikasih hadiah swdikit aja sudah sombong, berani ngusir aku! Memang mau dia mengurus anak kamu? Mimpii!" teriak Piere dari luar rumah sambil melempar genteng rumah. Tetangga sebelah mulai keluar rumah mendengar keributan itu. Dalam hati, Nessa shock mendengar perkataan Piere. Kali ini Piere benar. "Aku yang salah, aku beneran selingkuh" batin Nessa. Tapi tekadnya sudah bulat kini untuk berpisah dengan Piere. Bukan karena ada Giov yang berjanji mau menunggunya di sana, tapi karena memang selama ini Nessa tak pernah sekalipun merasa bahagia dengan kehidupan pernikahannya. Tiba tiba Piere kembali menggedor pintu dan mendobrak masuk. "Enak aja mengusirku dari sini. Biar kamu bebas dengan selingkuhanmu? haha, jangan harap. Aku akan tetap di sini. Aku tidak bahagia, kubuat kamu juga tidak bisa bahagia dengan selingkuhanmu. Selama kamu tetap menjadi istriku, orang di luar sana tidak berhak atas kamu! Kita liat siapa yang bertahan!" Piere menyeringai dengan kejam sambil melewati Nessa dan menuju kamar Nessa. "Dasar muka tembok! Ga tau malu kamu Piere!!! Keluar....!!!" teriak Nessa galau. Dia sungguh tak ingin Piere ada di kamarnya. Ayah Nessa kelihatan pucat dan memegang dadanya. Untunglah Nessa sempat melihat ke arah ayahnya. Buru buru Nessa berlari ke kamar orang tuanya dan kembali membawa obat untuk ayahnya. Nessa langsung menyuruh ayahnya membuka mulut dan menaruh obat dibawah lidah. Nessa merasa bersalah pada ayahnya yang sakit jantung. Baru aja pulang sudah membuat ayah sangat marah sampai kumat sakitnya. "Maafin Nessa ya pa...." gumam Nessa sedih sampai menitikkan air mata. Nessa mengusap punggung ayahnya sampai ayahnya mulai tenang kembali.. Nessa kemudian menuntun ayahnya masuk ke kamar dan mengatur bantal agak tinggi lalu membaringkan ayahnya. "Papa istirahat dulu yaa.. Nessa mau liatin Ziano dulu." Nessa berusaha kelihatan tenang di depan ayahnya. Setelah mendapatkan persetujuan ayah, Nessa keluar kamar lalu menutup pintu dari luar. Nessa memilih untuk tidur bersama Ziano di kamar Ziano. Ziano tidur dikelilingi mainan barunya. Setelah mengunci pintu, Nessa membuka tasnya, mencari ponselnya. Nessa kaget melihat 17 panggilan tak terjawab dari Giov. Nessa lupa dia pakai mode silent tadi. Masih untung ga bunyi tadi, pikir Nessa. Apa jadinya kalau tadi berdering pas ada Pierre. Lengkap sudah... Tapi Nessa tidak sadar ada yang lagi galau berat di jauh sana karena Nessa tidak menjawab telponnya. *** GIOV POV Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu Cukup indahkah dirimu untuk selalu ku nantikan Mampukan kau hadir dalam setiap mimpi burukku Mampukah kita bertahan di saat kita jauh....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD