PART 2

733 Words
Di dapur nampak seorang gadis cantik dan juga seorang wanita paruh baya yang sedang asyik memasak. Mereka adalah Jessi dan juga Ibu Rahma. Jessi memang setiap hari membantu Bu Rahma memasak untuk semua anak-anak panti yang tinggal di sana. Ibu Rahma memang sudah menganggap Jessi sebagai anaknya sendiri, karena memang Bu Rahma tidak bisa memiliki seorang anak apalagi rahim yang di miliki olehnya di angkat akibat kecelakaan yang dia alami bersama sang suami yang mana kecelakaan itu menewaskan suami tercintanya. “Jessi sayang” Panggil Bu Rahma Jessi pun menolehkan kepalanya menghadap Bu Rahma. “Iya Bu, kenapa?” Sahut Jessi sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang membuat dirinya terlihat semakin cantik. Ibu Rahma pun meletakkan pisau yang di pegangnya ke meja dan kembali menatap Jessi. “Apa kamu masih sering memikirkan tentang keluarga kandungmu?” Tanya Bu Rahma yang membuat Jessi terdiam. Memang Jessi masih sering memikirkan tentang keluarga kandungnya itu. Apakah mereka pernah mencarinya?Apa memang benar bahwa dia adalah anak yang tidak di inginkan kehadirannya oleh orang tuanya? Pertanyaan-pertanyaa itu selalu saja muncul di pikiran Jessi. Jessi yang masih bergelung dengan pikirannya pun tersentak kaget ketika ada elusan lembut di kepalanya. Ibu Rahma yang melihat bagaimana reaksi Jessi ketika dirinya bertanya mengenai keluarga kandungnya pun mengerti apa yang di pikirkan gadis cantik tersebut. Jessi pun menghembuskan nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Bu Rahma. “Sebenarnya Jessi masih sering memikirkan tentang keluarga kandung Jessi Bu. Jessi ingin mengetahui bagaimana wajah mama dan juga papa, Jessi juga pengen di peluk oleh mereka seperti anak yang lain Bu hiks” Jawab Jessi sambil menangis. Ibu Rahma yang melihat Jessi menangis pun sontak memeluknya dengan sayang. “Jessi hiks pengen di sayang hiks sama ma-mama dan papa hiks” tangis Jessi Bu Rahma pun semakin mengeratkan pelukannya pada Jessi. Sedangkan Jessi yang di peluk oleh Bu Rahma semakin mengeluarkan tangisnya. “Sayang maafin Ibu, maaf” ucap Ibu Rahma yang sudah mengeluarkan air matanya. Ibu Rahma sangat-sangat menyayangi Jessi. Siapa sangka bayi yang di temukannya di panti miliknya sekarang tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik, kuat, tangguh, dan juga baik kepada semua orang. Anak yang dia rawat dan dia kasihi layaknya anak kandung sendiri. Jessi pun melepaskan pelukannya dan menatap Bu Rahma dengan lembut. “Ibu, Jessi sangat beruntung mempunyai Ibu di hidup Jessi” Ucap Jessi. “Ibu selalu menyayangi Jessi dan selalu merawat Jessi ketika Jessi sakit, makasih Ibu. Jessi sangat menyayangi Ibu. Ibu sudah seperti Ibu kandung bagi Jessi, sekali lagi terima kasih” sambung Jessi sambil tersenyum menatap Bu Rahma. Ibu Rahma yang mendengar ucapan Jessi pun tersenyum haru. ***** Beberapa Hari Kemudian….. “Hoammmm” suara Jessi yang baru terbangun dari tidurnya. Ketika dirinya melihat jam yang terletak di sisi kanan tempat tidurnya, alangkah terkejutnya ketika jam sudah menunjukkan 07:15 wib. Padahal jam 08:00 wib nanti dirinya di panggil untuk melakukan wawanvara kerja di Perusahaan Andre’s Corp. Andre’s Corp sendiri adalah sebuah perusahaan yang sangat berpengaruh di Asia. Semua orang berlomba-lomba untuk bekerja di sana dan Jessi sangat bersyukur karena dirinya bisa melalukan wawancara di sana. “Astaga gue telat huwaaaa” Jessi pun langsung saja bergegas mandi dan bersiap-siap. “Aelah kenapa pakai telat bangun segala sih gue. Oke oke tenang Jes huft” dumel Jessi sambil memakai bajunya. “Baju oke, rambut oke, muka oke bangetlah hahaha” Ucap Jessi yang masih sempat-sempatnya tertawa. Setelah semuanya siap, Jessi dengan langkah yang terburu-buru keluar dari kamarnya. Ibu Rahma yang melihat Jessi berjalan terburu-buru pun merasa heran. “Loh Jessi sayang kamu mau kemana?mana kamunya rapi banget lagi” Tanya Ibu Rahma. Jessi yang mendengar suara Ibu Rahma pun sontak menghentikan langkahnya. “Ibu huwaaaa Jessi telat bangun” Ucap Jessi dengan mukanya yang melas. Ibu Rahma pun semakin di buat bingung oleh sikap Jessi. “Kamu emangnya kenapa sayang? Mau kemana sebenarnya?” Tanya Ibu Rahma “Bu, Jessi hari ini ada wawancara kerja jam delapan tapi Jessi telat bangun” Jawab Jessi dan setelahnya dia pun menepuk jidatnya. Plak.. “Bu Jessi berangkat ya, dah Ibu. Assalamualaikum” Pamit Jessi sambil berjalan keluar. “Waalaikumsa…” belum sempat Ibu Rahma menjawab salam dari Jessi tak lama terdengar teriakan Jessi dari luar. “BU DOAIN JESSI YA” “Waalaikumsalam” Ucap Ibu Rahma sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Jessi. Ibu Rahma pun berdoa di dalam hatinya semoga wawancara Jessi berjalan dengan lancar dan dia bisa di terima kerja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD