PART 3

1127 Words
Jessi yang sudah sampai di perusahaan Andre’s Corp pun terburu-buru menuju ke tempat wawancara di lakukan. “Hosh hosh hosh” lelah Jessi sambil mendudukan dirinya di tempat yang sudah di sediakan. “Untung gue datang tepat waktu ya walaupun pas banget sih tapi gak papa lah” Gumamnya sambil merapikan baju dan juga tatanan rambutnya. Jessi yang melihat kesekitarnya pun melihat banyak sekali orang yang menunggu untuk di wawancara. Tiba-tiba perasaan gugup menghampiri diri Jessi. “Kok gue jadi gugup gini” Ucap Jessi pelan. Sekitar dua puluh menit Jessi menunggu, akhirnya dirinya pun di panggil. Sebelum masuk ke Jessi menarik nafasnya pelan dan menghembuskannya sambil berucap di dalam hati “lo bisa Jes, bismillah”. Setelah wawancara selesai, Jessi harus menunggu lagi untuk mengetahui siapa saja yang akan di terima. Memang Andre’s Corp sendiri langsung mengumumkan hasil wawancara tersebut tanpa berlama-lama. Setelah menunggu sekitar hampir dua jam, keluarlah seorang wanita dengan membawa kertas berisi nama-nama yang akan bekerja di Andre’s Corp. Setelah nama-nama mulai di umumkan, Jessi menjadi harap-harap cemas. Dari sekian nama-nama yang di sebutkan, belum terdengar nama Jessi yang di sebut sehingga membuat dirinya menjadi sedih dan menundukkan kepalanya. “Saudari Jessi” Ucap wanita yang bernama Sintia yang di ketahui sebagai HRD perusahaan tersebut. “Posisi sekretaris CEO Andre’s Corp” lanjut Sintia. Jessi yang mendengar namanya di sebut pun langsung mendongakkan kepalanya dan terkejut bahwa dirinya di terima di perusahaan tersebut, apalagi posisinya sebagai sekretaris CEO di perusahaan itu. Wajah yang semula sedih tadi pun langsung tergantikan dengan wajah yang penuh rasa bahagia. “Untuk nama-nama yang saya sebutkan tadi akan bekerja mulai minggu depan, terima kasih” Ucap Sintia. ***** Dengan perasaan bahagia Jessi berlari memasuki panti dan mencari Ibu Rahma. “ASSALAMUALAIKUM IBU, BUUU” Teriak Jessi Ibu Rahma yang sedang berada di dapur pun langsung menuju ke asal suara Jessi. “Waalaikumsalam” Sahut Ibu Rahma Jessi yang mendengar suara Ibu Rahma pun langsung berlari memeluk Bu Rahma dengan perasaan yang bahagia. “Ibu Jessi senang banget” Ucap Jessi sambil tersenyum lebar. "Jessi di terima kerja Bu. Ibu tau Jessi jadi apa?Jessi jadi sekretaris CEO Bu” sambungnya. Ibu Rahma yang mendengar ucapan Jessi pun merasa sangat bahagia dan menitikkan air matanya. “Selamat sayang” Ucap Ibu Rahma sambil mengusap kepala Jessi dengan sayang. Jessi pun mengurai pelukan tersebut dan mengusap air mata yang membasahi wajah wanita paruh baya itu. “Ibu jangan nangis dong kan Jessi nanti ikut mau nangis juga. Ibu harus senyum, mana senyumnya” Ucap Jessi pada Ibu Rahma sambil tersenyum. Ibu Rahma pun menyunggingkan bibirnya membentuk sebuah senyuman. “Nah gitu dong, Ibu harus senyum terus biar cantiknya gak hilang. Nanti cantiknya di ambil sama si Siti tuh” Ucap Jessi yang menggoda Ibu Rahma. Siti adalah orang gila yang sering berkeliaran di dekat panti asuhan dan mengganggu orang-orang yang melewatinya. Ibu Rahma pun langsung memukul pelan tangan Jessi yang membuat empunya tangan terpekik. “Kamu yah” Ucap Ibu Rahma yang gemas terhadap Jessi dan ingin memukulnya kembali. Jessi yang melihat itu pun langsung berlari ke kamarnya sambil tertawa. “Ck ck ck ada- ada aja kelakuan anak itu” Gumam Ibu Rahma. Jessi yang sudah berada di kamar pun langsung menghempaskan badannya ke ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya. “Huft gue harus nyiapin keperluan buat gue kerja” Gumamnya Jessi pun bangun dan berjalan ke lemari pakaiannya mengambil sebuah celengan ayam yang dia simpan di dalam sana. Prang….. “Maafin Jessi ya ayam” gumamnya dan mengumpulkan semua uang yang selama ini dia tabung dari hasil bekerja sebagai pelayan di Cafe. Flashback On. Dari SMA dan sampai masuk ke perguruan tinggi, Jessi mulai bekerja sebagai pelayan di sebuah Cafe. Dia bekerja untuk membantu Ibu Rahma yang ketika itu sedang terlilit hutang dan sebagiannya lagi dia simpan untuk di tabung. Pada awalnya Ibu Rahma melarang keras Jessi untuk bekerja karena pada saat itu Jessi masih bersekolah dan Ibu Rahma tidak ingin sekolah Jessi menjadi terganggu. Namun, Jessi bersikeras untuk menyakinkan Ibu Rahma supaya mengijinkan dirinya untuk bekerja. Akhirnya setelah melewati perdebatan yang panjang, Ibu Rahma pun mengijinkan Jessi bekerja dengan syarat urusan sekolahnya tidak boleh terganggu. Jessi pun mengiyakan syarat dari Ibu Rahma tersebut. Jessi yang pada awalnya berniat bekerja untuk membantu Ibu Rahma melunaskan hutangnya dengan bekerja di Cafe pun ternyata membuat dirinya enjoy bekerja di sana dan bertahan sampai dia memasuki semester akhir di Universitas, barulah dia berhenti bekerja.  Untuk masalah hutang pun sudah lunas karena di bayar oleh Jessi dan juga Ibu Rahma secara berangsur-angsur. Flashback Off. “Wah lumayan juga tabungan gue. Kayanya bisa sih sisanya buat gue ngekost” Ucap Jessi pelan. Yeah, Jessi memang berencana untuk keluar dari panti agar dia bisa hidup lebih mandiri dan juga tidak ingin terlalu merepotkan Ibu Rahma. Rencananya itu pun belum dia beritahukan kepada Ibu Rahma dan rencananya dia akan memberitahukan hal tersebut kepada Ibu Rahma malam ini. Setelah makan malam selesai, Jessi pun menghampiri Ibu Rahma yang berada di kamarnya. Tok tok tok ….. “Bu ini Jessi” Ucap Jessi. “Masuk sayang” Sahut Ibu Rahma dari dalam kamar. Ceklek …. Jessi pun menghampiri Ibu Rahma yang tengah duduk di atas ranjang miliknya. Ibu Rahma yang melihat raut wajah berbeda dari Jessi pun mengerutkan keningnya. “Ada apa sayang?sini duduk di samping Ibu” Ucap Ibu Rahma. Jessi pun duduk di samping Ibu Rahma sambil menatap wajah wanita paruh baya tersebut. “Mmmm bu” Cicit Jessi “Kenapa sayang?ada yang mau Jessi bicarakan sama Ibu hmm?” Balas Ibu Rahma sambil menatap Jessi. “Sebenarnya ada yang mau Jessi bicarain ke Ibu” Ungkapnya . “Apa sayang?” Tanya Ibu Rahma. “Mmmm Jessi sebenarnya ingin keluar dari panti dan Jessi ingin mencari tempat tinggal sendiri Bu” Ucap Jessi pelan. "Bukan karena Jessi gak betah atau apa pun itu, Jessi hanya ingin lebih mandiri dan juga jarak dari panti ke perusahaan tempat Jessi bekerja lumayan jauh Bu. Oleh karena itu Jessi ingin mencari tempat tinggal yang dekat dengan perusahaan tempat Jessi bekerja” Sambung Jessi sambil menunduk. Ibu Rahma yang mendengar ucapan Jessi pun sontak terkejut. Tapi di satu sisi dia juga tidak akan memaksakan kehendaknya agar Jessi tidak pergi dari panti. Dia sadar bahwa Jessi berhak menjalani kehidupannya sendiri. “Baiklah sayang apa pun keputusan Jessi ambil Ibu terima” Sahut Ibu Rahma sambil tersenyum. Walaupun berat tapi Ibu Rahma harus ikhlas menerima semua keputusan Jessi. “Ibu gak papa?” Tanya Jessi sambil menatap wanita paruh baya yang sudah merawatnya selama ini. “Ibu gak papa Nak. Kamu sudah dewasa, Ibu percaya dengan keputusan yang kamu ambil” Jawab Ibu Rahma sambil mengelus kepala Jessi. Jessi pun langsung memeluk Ibu Rahma erat dan mengumamkan terima kasih atas semuanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD