Erwin berbalik menghadap Maya. Wajahnya terlihat tegang, seperti pencuri yang hampir ketahuan aksinya. "Apa yang enak?" tanya Maya, mengulangi pertanyaannya, seraya melirik mangkok mie yang sedikit bergeser dari tempat asalnya. "Makanan yang kamu pegang itu enak," jawab Erwin asal. "Cepat sekali kamu masak? Dalam waktu secepat itu, bisa memasak makanan sebanyak itu," puji Erwin, bertingkah aneh. Maya diam saya, matanya terus mengamati perubahan sikap Erwin. "Makanlah!" titah Maya, memberikan satu piring yang sudah dipenuhi dengan makanan. Tak menunggu waktu lama, Erwin segera memakan makanannya. Rasa gugupnya sedikit berkurang setelah memakan beberapa sendok hasil masakan Maya. "Enak... Ternyata kamu hebat juga. Apa semua ini sihir? Kenapa cepat sekali?" tanya Erwin, dengan mulut yang

