Erwin melemparkan ponselnya dengan kasar ke atas tempat tidur. Wajahnya masih terlihat kusut karena terlalu banyak beban pikiran. "Terpaksa aku mengirim uang sebanyak itu ke Giska. Kalau saja dia pergi membelinya sendiri, aku tidak akan mengirim uang itu. Sayangnya Giska pergi bersama teman-temannya. Mau ditaruh di mana wajahku nanti, kalau mereka sampai tau, aku menolak mengirim uang pada Giska. Mereka pasti berpikir yang tidak-tidak," gumam Erwin. Erwin berjalan mendekati cermin besar miliknya. Pantulan dirinya terlihat gagah saat berada di depan cermin. "Aku Erwin Atala, seorang presdir yang terkenal kaya raya dan punya segudang usaha dengan perusahaan besar. Tidak boleh sampai terlihat jelek di mata orang lain. Mereka tidak boleh meragukan apa yang aku punya. Walaupun uang yang dimin

