22

1531 Words

"Jadi, Sajak cuma sakit demam?" Kara mengangguk kaku saat menerima pertanyaan dari bosnya itu. "Benar, Pak. Katanya, dia sudah agak mendingan saat saya datang ke rumahnya. Tapi memang masih sulit buat bangun dari tempat tidur makanya sampai sekarang dia masih belum masuk." Hanan mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali. "Kalau begitu, kita perlu jenguk dia?" Lekas Kara menggeleng. "Kemarin pas saya datang jenguk dia, kebetulan saya sudah bawa buah tangan dan mengatasnamakan itu dari rekan-rekan di kantor, Pak. Dia sangat berterimakasih." "Oh ya? Bagus lah kalau memang begitu. Saya cuma enggak mau kalau sampai kita sesama rekan kerja justru tidak memiliki toleransi." Senyum bisnis Kara muncul kemudian. "Iya, Pak. Itu benar. Sajak juga menerima niat Bapak dengan baik. Dia bilang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD