“Kamu!”
“Kalau bukan karena adikku, sudah habis kamu aku rajang!” Reyhan kakak sepupu Ina yang seperti kakak kandung langsung ngehajar Dhaffa yang belum pakai c3lana dalam sama sekali, dan Reyhan menendang scr0tum ( buah zaakaar ) sampai salah satu pecah.
“Puas Ma, Mama yang jadi Mak comblang kelakuan kotor Dhaffa, Mama yang memfasilitasi kelakuan mereka,” teriak papa Dhaffa masih di depan banyak warga.
“Mama sama sampahnya dengan Yanti,” teriak Ina, membuat mertuanya ingin menelan Ina hidup-hidup sebab diejek sekotor Yanti.
Ina selepas Dhaffa melihat dia berdiri dengan senyum mengejek langsung meninggalkan rumah itu dengan membawa pakaian Dhaffa yang dia buang di comberan depan rumah mama mertuanya.
Video live streaming itu juga Ina sebar ke Ibu dan ayah kandung Ina sendiri, serta paman dan bibi Dhaffa serta seorang teman Ina yang berkerja bagian HRD kantor Dhaffa.
Tentu saja si teman langsung mengajak teman lain menonton dan akhirnya video Dhaffa tersebar diseputaran lingkungan kerja Dhaffa, teman kampus, teman SMA juga teman bisnis kantornya.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Ina meminta satpam mengirim semua barang Dhaffa ke rumah mertuanya, dia buang semua barang Dhaffa tanpa terkecuali, dan dia pesankan pada satpam lingkungan rumah tinggalnya agar melarang Dhaffa masuk ke rumahnya.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Astagfirullah, Inaaaaaaaa,” Ibu Ina yang dikhabari seorang pegawai perempuan yang menemani Ina di butik kalau Ina sedang mereka bawa ke rumah sakit langsung teriak.
Malam itu memang Ina memilih tidur di butik tak mau tinggal di rumah orang tuanya.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Maaf Bu, bayi tak bisa kami selamatkan, usianya belum sampai enam bulan, jantung dan paru-parunya belum kuat. Bayi lelaki, berat 1,7kg,” jelas dokter yang menangani Ina.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Innalilahi, terus di rumah sakit mana? Mau dimakamkan di mana dan kapan?” Tanya papa Dhaffa
“Tak perlu Anda tahu di rumah sakit mana, kapan dimakamkan dan hal lain.”
“Saya memberi tahu terkait dengan ucapan saya beberapa waktu lalu, saya akan mematikan hidup kalian terutama Dhaffa bila Ina terluka.”
“Sekarang Ina depressi akibat kehilangan bayinya karena kelakuan b3jad anak dan menantu Anda yang didukung sepenuhnya oleh istri Anda yang buta.”
“Perempuan tanpa kemampuan yang hanya bisa dandan tapi sangat disanjung istri Anda, dibanding anak saya yang punya usaha sendiri sejak gadis.”
“Hubungan kita sampai sini. Sejak saat ini kalian semua akan saya bumi hanguskan,” papa Dhaffa terdiam mendengar berita terkini calon cucunya tak selamat karena Ina kejang perut akibat depressi oleh kelakuan suami dan mantan adik iparnya yang didukung mama mertuanya.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Sejak Dhaffa pulang terlambat dan Yanti memasang status dengan foto terbaru sebuah tangan, Ina langsung curiga.
Langkah pertama yang Ina ambil adalah memasang CCTV super kecil portable yang mengarah pintu masuk rumah mertuanya dan masuk ke kamar Yanti. CCTV itu Ina pasang saat Ina dan Dhaffa datang ke rumah mertuanya.
Sejak itu Ina melihat beberapa kali Dhaffa datang ke rumah mamanya, dan terakhir dia lihat saat suaminya masuk kamar Yanti, kemudian Dhaffa baru keluar satu jam kemudian dengan wajah lelah. Siapa pun bisa tahu apa yang Dhaffa lakukan satu jam dalam kamar Yanti.
Itu sebabnya Ina mengatur waktu untuk masuk kamar Yanti dan memasang banyak CCTV di sana serta bertukar nomor telepon dengan Ibu-Ibu peserta arisan guna menyebarkan live streaming kelakuan Dhaffa dan Yanti.
Semua langkah sudah Ina persiapkan dengan teliti. Dia bekerja sendiri, sebab tak ingin ada kebocoran rencana bila saat diskusi malah ketahuan Yanti, Adhisti atau Dhaffa.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Yanti serta Adhisti yang masih di kantor polisi tak diberi kabar oleh Dwipangga Bhanu, soal kematian anak Ina. Sementara Dhaffa sejak kejadian langsung dibawa ke rumah sakit sebab wajahnya lebam dan yang pasti kelerengnya pecah satu ditendang Reyhan, kakaknya Ina.
Dwipangga Bhanu, papa Dhaffa memutuskan akan menceraikan Adhisti Kurniawan istrinya yang sudah sering tak mematuhi larangannya.
“Anakmu dan istrimu merusak nama perusahaanku Kak, walau bagaimanapun nama perusahaan disebut tiap orang bertanya Dhaffa bekerja dimana,” Rustam suami Aminah, adik sepupu papa Dhaffa tak suka akan kejadian yang menyeret nama perusahaannya secara tak langsung.
Papa Dhaffa mengerti, dan dia yakin namanya di kantor juga akan terpengaruh dengan kelakuan Dhaffa yang disupport istrinya.
Ina menyebarkan kalau Adhisti Kurniawan Ibu mertuanya, mendukung Yanti dan Dhaffa ketika dia memberitahu kelakuan Yanti pada Ibu mertuanya.
Dari percakapan Ibu lingkungan, tentu fakta dari Ina mereka percaya, buktinya sang mama tenang saja Dhaffa setiap pulang kerja ke rumahnya dan masuk kamar Yanti.
Seharusnya bila sang mama waras, tentu menasihati Dhaffa agar tak berhubungan dengan Yanti, bukan selalu menyambut setiap Dhaffa datang guna melakukan zina dengan Yanti.
Dhaffa yang sudah babak belur tak berkata apa pun sejak dipergoki Ina dan warga, sungguh dia tak menyangka akan bisa menjadi tokoh utama yang kelam sore ini.
Mama Dhaffa juga banyak mendapat hujatan sebab jelas dia melegalkan kelakuan b3jad putranya melakukan zina dengan menantunya.
Mama Dhaffa malah membuang menantu bersih yang dia gantikan dengan mantan LC.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Apa???” Teriak Dhaffa saat ayahnya memberitahu kalau sang ayah telah resmi menggugat cerai mama Dhaffa.
Dwipangga Bhanu ( papa Dhaffa ) juga mengatakan sudah menawarkan rumah mereka karena malu tinggal di sana lagi, Dhaffa masih di ruang tahanan Polsek sebab ayah Ina melaporkan Yanti dan Dhaffa atas penyebab kematian cucunya juga kasus perzina-an.
“Kamu tahu kenapa kamu masih diawasi polisi walau tak bisa bangun?”
Dhaffa menggeleng lemah, dia terpenjara di bed rumah sakit terkait tendangan kakak sepupu Ina di salah satu dari dua bola dunia kecil miliknya yang sekarang telah pecah.
“Karena kamu penyebab kematian anak Ina!” balas Dwipangga yang biasa dipanggl pak Dwi lirih.
“Apa Pa? Anak kami meninggal?” Dhaffa mengguncang lengan papanya.
“Sore kamu digerebeg, tengah malam Ina kejang perut dan membuat dia keguguran.”
“Semua barangmu sejak sore juga sudah Ina lempar ke depan rumah kita.”
“Mamamu sudah pergi ke rumah nenek sebab malu tinggal dirumah karena di bully tetangga,” Dwi menjelaskan kronologis Ina keguguran akibat stress sehingga memicu kejang perut.
Dhaffa lemas. Dia tak menyangka semua jadi seperti ini.
Malam itu Yanti dan mama Dhaffa dinterograsi di Polsek dan Yanti langsung ditahan, sedang mama Dhaffa masih diberi keringanan diperbolehkan pulang.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Fa, ini antar ke mamamu, dia pasti kangen tempoyak dari kampung halaman,” Acil ( bibi atau tante dalam bahasa Banjar ) Aminah menyuruh Dhaffa mengantar makanan khas Kalimantan untuk mama Dhaffa yaitu kakak sepupunya.
“Mama sedang menemani papa takziah sebentar, tunggu saja Kak,” Yanti menyambut Dhaffa di rumah sore itu.
“Ya sudah aku langsung saja. Beritahu saja ada titipan dari acil Aminah.”
“Itu minum teh yang sudah disiapkan bibik Kak,” Yanti menawari Dhaffa minum teh, tetiba suara petir menggelegar padahal belum turun hujan dan lampu mati.
“Jangan pulang Kak, jangan pulang, aku takut,” Yanti memeluk Dhaffa erat.