Ingatan Yang Di Paksakan

967 Words
Aluna terbuai dalam mimpi. Ia sedang duduk di pantai, memandangi matahari terbenam yang jingga kemerahan—sebuah pemandangan indah yang hanya bisa ia saksikan melalui mimpinya. Ia tersenyum, merasakan kedamaian. ​"Maaf, Tuhan. Dulu sepertinya aku tidak bersyukur," ucapnya lirih. ​"Kamu wanita baik yang aku kenal," suara serak seorang laki-laki di sisi Aluna memecahkan lamunannya. Wajahnya samar, seperti bayangan. ​"Siapa kamu?" tanya Aluna. ​Laki-laki itu menggenggam tangan Aluna yang dingin. "Seseorang yang selalu ada saat kamu susah. Seseorang yang selalu ada jika kamu sedang sedih, bahkan terpuruk," ucap laki-laki itu. ​"Aku punya teman?" tanya Aluna, penuh harap. ​Laki-laki itu mengangguk. "Banyak. Kamu cewek periang, pemberani yang pernah aku kenal." ​"Lantas kenapa aku begini? Ke mana teman-teman aku? Ke mana saudara aku? Ke mana keluargaku?" tuntut Aluna, suaranya tercekat. ​"Tanyakan pada laki-laki yang saat ini bersamamu," bisik laki-laki itu, suaranya pelan namun penuh tekanan yang menakutkan. ​Aluna kaget dan ketakutan. Ia pun membuka matanya tiba-tiba. Dadanya terasa sesak, jantungnya berdegup kencang, napasnya memburu. Keringat dingin membasahi tubuhnya. ​"Jam berapa ini?" gumamnya. ​Ia meraba-raba kasurnya yang kosong. Kenapa Baskara tak pernah tidur bersamaku? ucap Aluna heran. ​"Aku ingin ke toilet," gumamnya sambil beranjak. ​Ia berjalan meraba-raba, mencari pegangan, hingga ia membentur sofa dan terjatuh di atas tubuh Baskara yang ternyata tidur di sana. ​"Hah! Siapa kamu?!" teriak Aluna kaget. ​"Sayang, kamu bangun? Mau ke mana?" tanya Baskara, terkejut dan langsung terbangun. ​"Ooh, Mas, ya? Kok tidur di sofa? Aku mau ke toilet. Tadi kebangun. Ini jam berapa?" tanya Aluna beruntun. ​"Baru jam dua. Aku antar ya," ucap Baskara. ​Aluna mengangguk, lalu mereka berjalan bersama ke toilet. ​Usai dari toilet, ia kembali merebahkan diri di kasurnya. ​"Mas," panggil Aluna. ​"Ya," sahut Baskara, yang sudah akan kembali tidur di sofa. ​"Kenapa tidur di sofa?" tanya Aluna. ​"Gak apa-apa," ucap Baskara singkat. ​"Di sini saja, Mas. Nggak enak lho tidur di sofa, nanti pegal," bujuk Aluna. ​"Gak apa-apa. Di sini saja," tegas Baskara, berusaha menolak bujukan yang menguji pertahanannya. ​"Oke," ucap Aluna heran. Ia pun memiringkan tubuhnya, lalu tertidur dengan banyak pertanyaan tentang suaminya itu yang tak terjawab. ​Keesokan harinya, Aluna terbangun. Ia mencari-cari Baskara, tetapi suaminya sudah tidak ada. Ia pun mandi, berendam di bathtub. Aluna memejamkan matanya, mencoba mencerna ucapan dari seseorang di mimpinya. ​Siapa dia? gumamnya pelan. ​Aluna lama berada di kamar mandi. Santi datang menyiapkan bajunya dan membantunya. ​"Jangan lama-lama di air, Bu, nanti sakit," ucap Santi mengingatkan. ​Aluna hanya diam. Bertanya pada Santi pun percuma, pikirnya, karena Santi jelas takut pada Baskara. ​Jika saja aku bisa melihat, mungkin tak akan lama aku bisa mengingat semuanya, harap Aluna penuh keputusasaan. ​Setelah berganti pakaian, Aluna duduk di meja makan. ​"Kenapa Ibu diam saja?" tanya Santi. ​"Mau nanya sama kamu juga percuma," ucap Aluna, ada nada frustrasi. ​"Loh, nanya apa?" tanya Santi. ​"Kenapa Mas Baskara nggak mau tidur sama aku?" tanya Aluna blak-blakan. ​"Oh, kalau itu memang saya nggak tahu, Bu," jawab Santi jujur. ​"Kamu mau cerita aku dulu gimana sama suami aku?" desak Aluna. ​"Saya takut salah bicara, Bu," tolak Santi halus. ​Aluna menghela napas panjang. "Ya sudah, nggak apa-apa," ucap Aluna sambil melanjutkan sarapan. ​"Oh iya, kok Mas Baskara sudah nggak ada? Ke mana dia?" tanya Aluna, baru menyadari ketidakhadiran Baskara. ​"Tadi dia bilang mau ke luar kota. Nggak sempat pamit," jelas Santi. ​"Yah, kok nggak bilang!" ucap Aluna kecewa. ​"Mau ditelpon, Bu?" tawar Santi. ​"Boleh," ucap Aluna. ​Santi pun menelepon Baskara pagi itu. ​"Halo," sapa Aluna. ​"Ada apa, Sayang?" ucap Baskara, suaranya terdengar lembut. ​"Kok Mas nggak bangunin aku?" tuntut Aluna. ​"Kamu masih nyenyak tidurnya. Aku nggak tega," jawab Baskara. ​"Oh, gitu ya, Mas. Kapan kembali?" tanya Aluna. ​"Aku paling tiga harian," jawab Baskara. ​"Lama sekali, Mas," ucap Aluna, nadanya merajuk. ​"Kenapa?" tanya Baskara. ​"Nanti aku kangen," ucap Aluna malu-malu. ​"Apa?!" Baskara terkejut, suaranya meninggi. ​"Kok Mas kaget gitu? Nggak boleh aku kangen? Ya sudah," Aluna pura-pura ngambek. ​"Nggak, bukan gitu! Apa aku nggak salah dengar?" tanya Baskara memastikan. ​"Nggak. Aku kangen kamu," ulang Aluna, suaranya tegas namun manis. ​Baskara tersenyum di seberang sana. "Nanti aku usahakan pulang secepatnya." ​"Baik, Mas. Hati-hati ya. Jangan nakal," pesan Aluna. ​Baskara terdiam, keheranan lagi. "I... iya, Sayang," jawab Baskara, sedikit gugup. ​"Sudah ya, takut ganggu," ucap Aluna sambil tersenyum. ​"Iya, Sayang," ucap Baskara, lalu menutup teleponnya, masih terkejut dengan sikap Aluna yang baru. ​Setelah usai telepon, seperti biasa, Aluna duduk di sofa. ​"Bu, mau nonton film apa?" tanya Santi. ​"Aku tuh ingin nonton film Ada Apa Dengan Cinta? Ada nggak?" tanya Aluna. ​"Ada, Bu," jawab Santi. ​"Boleh dong, putar," pinta Aluna. ​Aluna pun mendengarkan setiap kata dari film tersebut. Anehnya, dia sudah hafal betul dialog-dialognya, baik saat Cinta bicara, begitu pun Rangga. ​Saat lagu "Denting" diputar, tiba-tiba dadanya terasa sakit yang luar biasa. ​"Kok aku sakit hati ya?" ucapnya lirih. Air matanya menetes tanpa bisa ditahan. ​"Ibu kenapa?!" tanya Santi kaget. ​"Kok aku sakit hati ya dengar lagu itu?" ucap Aluna, air matanya tak berhenti menetes. ​"Aku matiin ya?" tawar Santi panik. ​"Nggak! Nggak usah!" larang Aluna yang ingin terus mendengarkan. Ia ingin tahu dan ingat siapa yang dulu mengisi hatinya. ​Namun, semua sia-sia. Semakin Aluna mencoba mengingat, justru ia akan sakit kepala dan tak ingat apa pun. Hanya hatinya saja yang terasa sakit. ​Aluna kembali tenang setelah beberapa menit kemudian, menghapus jejak air mata. ​Namun, hari itu, ketenangan di rumah megah keluarga Mahendra terganggu dengan kedatangan seseorang yang tak diundang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD