Perasaan Yang Berbeda

932 Words
Baskara lama berdiam di ruang kerjanya, tenggelam dalam penyesalan dan keputusasaan. Di luar, Aluna merasa sangat kesal karena ditinggalkan. Ia pun masuk ke kamarnya, lalu mengunci pintu dari dalam. ​"Bu! Ibu belum ganti baju!" panggil Santi khawatir sambil mengetuk pintu. ​"Aku tidur pakai baju ini saja!" seru Aluna dari balik pintu, suaranya sedikit meninggi. ​Ia berjalan perlahan, meraba-raba udara, mencari pegangan menuju kamar mandi. Kaki telanjangnya terbentur lagi pada sofa di kamarnya yang tak ia lihat. Aluna menahan ringisan, lalu terus berjalan, mencari pegangan tembok, dan akhirnya tiba di kamar mandi. ​Aluna meraba-raba lagi, menemukan wastafel, menyikat gigi, dan mencuci muka. Setelah usai, ia berjalan kembali menuju kasurnya. Ia pun tertidur dengan hati yang dipenuhi rasa kesal pada suaminya. ​Baskara keluar dari ruang kerja beberapa saat kemudian. Suasana rumah terasa terlalu hening. ​"Ke mana Aluna?" tanyanya pada Santi yang masih berdiri tak jauh. ​"Ibu masuk sambil marah. Dia ngunci pintu," jawab Santi dengan nada takut. ​"Apa? Kok marah? Kenapa?" tanya Baskara, kaget. ​"Tuan lama katanya di ruang kerja. Nggak tahu, tiba-tiba Ibu uring-uringan," jelas Santi. ​Baskara mengerutkan keningnya, merasa heran dengan perubahan emosi Aluna yang mendadak. "Ya sudah, kamu istirahat," ucap Baskara. ​"Baik, Pak," sahut Santi lalu bergegas ke kamarnya. ​Baskara diam di depan kamar Aluna. Ia memegang gagang pintu itu lama, merasakan keberadaan istrinya di balik pintu kayu yang tebal. Namun, kemudian ia menghela napas, menyerah, dan pergi ke kamarnya sendiri untuk tidur. ​Keesokan harinya, Aluna masih ngambek pada Baskara. Ia mandi sendiri, berganti pakaian sendiri, dan menyisir rambut sendiri. ​Santi sudah mengetuk-ngetuk pintu kamarnya, tetapi Aluna tak mau membukanya. Hingga akhirnya, giliran Baskara yang mengetuk. ​"Sayang, buka pintunya. Kamu sudah bangun?" panggil Baskara, suaranya terdengar lembut dan persuasif. ​Aluna masih kesal. Ia mendengar, tetapi tidak beranjak. Dia duduk diam di ranjangnya. ​"Aluna," panggil Baskara lagi dari luar, kini terdengar lebih mendesak. ​"Ambilkan kunci cadangan," bisik Baskara pada Santi yang berdiri di dekatnya. ​Santi menyerahkan kunci duplikat. Baskara memasukkannya. ​Ceklek. Pintu terbuka. ​Aluna pun menoleh. Matanya yang sayu menatap ke arah sumber suara. ​"Ibu sudah mandi?" tanya Santi. ​"Sudah," ucap Aluna datar, tanpa emosi. ​"Tinggalkan kami," titah Baskara, kedua tangannya diletakkan di pinggang. ​"Baik, Tuan," ucap Santi sambil buru-buru pergi. ​Baskara menghela napas panjang. Ia berjalan mendekat, lalu berjongkok di hadapan Aluna, menyamakan pandangan mereka. ​"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Baskara dengan suara paling lembut yang ia miliki. ​Aluna memalingkan wajahnya ke samping, menolak kontak. ​Baskara dengan ragu meraih tangan Aluna. Kulit mereka bersentuhan. Aluna terkejut, tetapi sensasi itu terasa hangat dan nyaman. ​"Kamu nggak cinta sama aku, Mas?" tanya Aluna, pertanyaan itu meluncur begitu saja. ​Baskara mengerutkan keningnya, terkejut. "A... aku cinta sama kamu. Kok kamu nanya gitu?" ucap Baskara gugup, merasa tuduhan itu menusuknya. ​"Nggak tahu. Kamu kayak nggak cinta sama aku," ucap Aluna, tiba-tiba nadanya berubah manja dan kekanak-kanakan. ​Baskara duduk di sampingnya, menggeser tubuhnya lebih dekat. Ia mengelus pipi Aluna dengan lembut. ​"Aku harus gimana?" tanya Baskara, bingung menghadapi tingkah baru istrinya. ​"Aku nggak tahu," jawab Aluna sambil menunduk malu. ​Kenapa pipinya merah lagi? batin Baskara. ​"Kamu nggak apa-apa, kan, Sayang?" tanya Baskara, khawatir dengan kondisi fisik Aluna. ​"Nggak, kok. Emang kenapa?" tanya Aluna balik. ​"Pipi kamu kok merah terus?" Baskara bertanya, lalu memegang pipi Aluna. ​Aluna cemberut, lalu memalingkan wajahnya lagi. ​Dia kenapa, ya? ulang Baskara dalam hati. ​"Kita sarapan, ya?" ajak Baskara, mengakhiri interogasi. ​Aluna pun mengangguk. Baskara menggenggam tangan Aluna, lalu mereka berjalan beriringan menuju dapur. ​Baskara menyuapi Aluna nasi goreng buatan Lastri, pelayan mereka, dengan sangat telaten. ​"Enak nggak makanannya?" tanya Baskara. ​"Enak," ucap Aluna sambil tersenyum manis. ​"Kamu juga makan, Mas. Nanti lapar lho di kantor," pinta Aluna. ​"Iya, ini sambil makan juga," jawab Baskara, tetapi tatapannya tak beralih sedikit pun dari wajah Aluna, mengawasi setiap gerak-geriknya. ​"Mas?" panggil Aluna. ​"Hmm, iya, Sayang?" sahut Baskara. ​"Aku mau baju baru. Baju aku nggak nyaman," ujar Aluna. ​"Boleh. Mau yang gimana?" tanya Baskara. ​"Hmm, dres aja, tapi tangannya jangan kebuka kayak gini. Aku nggak nyaman," pinta Aluna, menekankan ketidaknyamanannya. ​"Iya, nanti aku belikan pulang kerja, ya," janji Baskara. ​"Mas," panggil Aluna lagi. ​"Hmm," gumam Baskara. ​"Kamu nggak punya sekretaris seksi kan? Nggak suka bercanda sama dia, kan?" tanya Aluna tiba-tiba, nada suaranya penuh selidik. ​Baskara mengernyit heran. "Kok kamu gitu ngomongnya?" ​"Kemarin aku nonton drama Korea, Mas, judulnya Secretary Kim. Dia cantik lho. Aku pernah nonton dulu. Bosnya ganteng, mereka cinlok," ucap Aluna, nadanya jelas menunjukkan ketidaksukaan. ​"Kamu sudah ingat, Sayang?" tanya Baskara hati-hati, jantungnya berdegup kencang. ​"Aku cuma ingat drama yang aku pernah tonton itu aja," jawab Aluna, memorinya kembali menghilang. ​"Oh, gitu. Nggak, Sayang. Aku nggak macam-macam di kantor. Kamu tenang, ya," Baskara berjanji, merasa lega sekaligus sakit. ​"Oke. Hmm, Mas, apa kita pernah tinggal di apartemen?" tanya Aluna lagi, tanpa sengaja mengungkit kilasan ingatannya. ​"Nggak. Apartemenku hanya aku yang isi. Itu juga saat aku belum sama kamu. Kenapa?" tanya Baskara, berbohong lagi. ​"Nggak," jawab Aluna singkat. ​"Aku pergi dulu ya. Kamu jangan jalan sendirian nanti kena meja lagi," pesan Baskara, matanya tertuju pada kaki Aluna yang membiru lagi, bekas semalam kena sofa di kamarnya. ​"Iya," ucap Aluna pasrah. ​Baskara pun pergi. Seperti biasa, tanpa ada ciuman kening atau pelukan perpisahan. ​Aluna terdiam, menatap kosong kepergian suaminya. Dalam hati, ia semakin meragukan cinta Baskara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD