bc

Lady Antagonis Dan Jodoh Sejati Nya

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
HE
time-travel
love after marriage
friends to lovers
princess
blue collar
drama
like
intro-logo
Blurb

Sinopsis Novel "Aku Memilih Mu Menjadi Istri Ku"Novel ini mengisahkan kisah Ella Luna, seorang wanita modern yang tiba-tiba terjebak dalam kehidupan karakter antagonis wanita bernama Nalini De Rosa Red dari novel populer "Aku Memilih Mu Menjadi Istri Ku." Ella, seorang otaku, mengalami reinkarnasi setelah kecelakaan tragis.Nalini, seorang putri kesayangan dari Kerajaan Rosa Red, memiliki kecantikan luar biasa tetapi gagal mendapatkan hati tokoh utama pria, Aryanta. Ella, yang menggantikan Nalini, harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan menghadapi pertunangan yang diatur dengan Pangeran Aryanta.Namun, Ella menolak perjodohan tersebut, memicu perjalanan emosionalnya. Ella mencoba untuk mengingat kembali identitasnya sebenarnya dan berusaha kembali ke dunia aslinya. Seiring waktu, ia memahami bahwa kehidupan di kerajaan ini penuh intrik dan politik.Dalam perjalanan Ella, dia bertemu dengan Pangeran Vidyadhara dari Kerajaan Nelumbo Nucifera. Meskipun terjadi ketegangan awal, perasaan khusus mulai tumbuh di antara keduanya. Ella berani menyatakan perasaannya pada Pangeran Vidyadhara, tetapi dihadapkan dengan penolakan.Novel ini memaparkan perjalanan Ella Luna mencari identitasnya, menantang takdir, dan menghadapi dilema cinta. Sementara itu, pertanyaan besar muncul: apakah Ella bisa kembali ke dunianya atau akan memilih hidup dalam reinkarnasinya yang baru?

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Awal Baru Hidup Ku
Nalini De Rosa Red. Nalini De Rosa Red seorang antagonis wanita dari novel ' Aku Memilih Mu Menjadi Istri ku' Seorang putri kesayangan dari raja kerajaan Rosa Red yaitu Raja Adikara dan saudari kembar dari pangeran Pranay De Rosa Red. Nalini De Rosa Red seorang wanita cantik jelita yang memiliki tubuh ramping sedikit berisi, rambut hitam panjang yang indah, mata yang berwarna ungu muda yang indah. Kecantikan si antagonis wanita memang lah sangat mempesona, semua orang sangat menginginkan nya, meskipun ia memiliki kecantikan yang sangat luar biasa ia tidak akan pernah bisa mendapatkan hati seorang tokoh utama pria yang bernama Aryanta De Nelumbo nucifera. Novel 'Aku Memilih Mu Menjadi Istri Ku' merupakan novel favorit semua para gadis di kota ku termasuk Ella Luna juga, karena insiden mengerikan menimpa ku aku malah berinkarnasi menjadi tuan putri Nalini seorang antagonis wanita di dalam novel. Ella Luna seorang wanita dari zaman modern yang merupakan seorang otaku akut. Seorang wanita yang memiliki rambut hitam pendek, tubuh gemuk berisi, dan mata hitam layaknya orang lokal. Sebelumnya kejadian terjadi saat Ella Luna baru keluar dari minimarket. "Kyaa... Akhirnya buku ini rilis juga." ungkap Ella Luna dengan hati gembira Dengan hati gembira Ella Luna membawa sebuah buku novel yang baru ia beli dari minimarket, lalu tiba-tiba saja ada perbedaan sebuah truk besar datang lalu menabrak ku. saat aku membuka mata ku kembali aku melihat langit-langit yang terlihat asing bagi ku. Dengan bingung dan syok Ella Luna menghampiri cermin di samping ranjang kasur, "Ini siapa ya? Apa ini aku?" tanya nya. Lalu tiba-tiba saja ada seorang pria menjawab, "Itu kamu adikku. Apa kamu baik-baik saja Nalini? Apa kamu ingat aku adikku?" "Aku tidak mengerti. Siapa kamu?" tanya nya Pria itu tampak terkejut, matanya membesar. "Aku... aku Pranay, kakakmu," katanya dengan nada penuh kekhawatiran. "Kamu... kamu tidak ingat aku?" Ella Luna menatapnya, bingung. Pria di depan Ella Luna ini sangat tampan, dengan rambut hitam yang panjang dan mata yang dalam. Dia sangat berbeda dengan pria yang biasa aku lihat di dunia nyata. Tapi, kenapa dia memanggilku 'adik'? Apa aku memang adiknya? "Aku... aku tidak ingat," aku menggeleng. "Aku... aku Ella Luna. Bukan Nalini. Aku... aku bingung..." Pranay tampak semakin khawatir. "Kamu mungkin mengalami amnesia," katanya. "Kita harus pergi ke dokter." Mendengar kata 'dokter', Ella Luna langsung panik. Aku tidak mau pergi ke dokter. Aku... aku hanya ingin kembali ke rumahku. Ke dunia asliku. "Tidak, aku tidak mau pergi ke dokter!" aku menolak. "Aku... aku hanya ingin pulang!" Pranay tampak bingung. "Tapi ini rumahmu, Nalini," katanya. "Apa kamu tidak mengenali tempat ini?" Ella Luna menatap sekeliling. Tempat ini... tempat ini sangat asing bagiku. Aku tidak mengenalinya. Aku... aku merasa takut. "Aku... aku tidak mengenali tempat ini," aku menggeleng. "Aku... aku ingin pulang ke rumahku. Ke dunia asliku." Pranay tampak semakin khawatir. "Nalini, apa yang kamu bicarakan?" tanyanya. "Apa kamu benar-benar tidak ingat apa-apa?" Ella Luna hanya bisa menggeleng. Ella Luna benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi. Aku... aku hanya ingin pulang. Namun, apakah Ella Luna benar-benar bisa pulang? Apakah aku benar-benar bisa kembali ke dunia asli nya? Atau... atau Ella Luna harus tinggal di dunia ini selamanya? Pranay tampak bingung. Dia menatapku sejenak sebelum akhirnya berbicara, "Baiklah, Nalini. Aku tidak akan memaksamu. Tapi, kamu harus beristirahat. Mungkin ini semua karena kelelahan." Ella Luna mengangguk, merasa lega. Setidaknya, dia tidak memaksaku untuk pergi ke dokter atau melakukan hal yang tidak aku mau. Aku merasa lelah, sangat lelah. Aku memutuskan untuk berbaring di ranjang yang tampak begitu mewah dan nyaman itu. Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat. Ella Luna mencoba untuk beradaptasi dengan kehidupan di sini. Aku belajar tentang adat istiadat kerajaan, belajar bermain alat musik, dan bahkan belajar menunggang kuda. Semua itu tampak asing bagiku, tapi aku mencoba untuk menikmatinya. Pranay selalu ada di sisiku, membantuku dan memberiku dukungan. Meskipun awalnya aku merasa aneh, tapi lama-kelamaan aku mulai merasa nyaman dengan kehadirannya. Dia sangat baik dan perhatian, sangat berbeda dengan karakter Pranay yang aku kenal dari novel. Namun, di balik semua itu, aku masih merasa bingung. Aku masih merasa bahwa ini semua bukanlah dunia ku. Aku merindukan rumahku, merindukan kehidupan lamaku. Tapi, apa aku benar-benar bisa kembali? Suatu hari, saat aku sedang berjalan-jalan di taman, aku melihat sebuah bunga yang sangat indah. Bunga itu berwarna merah muda, dengan bentuk yang sangat unik. Aku merasa seperti pernah melihatnya sebelumnya. "Apa ini?" tanyaku pada Pranay yang sedang berada di sampingku. "Itu adalah bunga Rosa Red," jawab Pranay. "Itu adalah simbol kerajaan kita." Mendengar jawabannya, aku merasa seperti teringat sesuatu. Aku merasa seperti pernah melihat bunga itu sebelumnya. Tapi, dimana ya? Aku mencoba untuk mengingat, mencoba untuk mengingat semua hal yang pernah aku alami. Dan tiba-tiba saja, aku teringat. Aku teringat tentang semua hal yang pernah aku alami. Aku teringat tentang kehidupan lamaku, tentang dunia asliku. "Aku... aku ingat," kataku dengan suara gemetar. "Aku ingat semua hal yang pernah aku alami. Aku... aku Ella Luna. Bukan Nalini." Pranay tampak terkejut. "Apa... apa kamu benar-benar ingat?" tanyanya. Aku mengangguk. "Ya, aku ingat. Aku ingat semua hal yang pernah aku alami. Aku... aku ingin pulang. Aku ingin kembali ke dunia asliku." Pranay tampak bingung. "Adikku ku, Apa kamu baik-baik? Apa yang kamu katakan? disini itu rumah mu, rumah kita Nalini." "tuan pranay, bolehkah saya tetap tinggal disini sebagai adik kembar tuan?" "Panggil aku kakak pranay, Nalini!" pinta Pranay "kak pranay..." panggil ku Dengan senyum lembut Pranay menjawab panggilan ku, "Ya adikku. kamu tidak bisa begini, kakak mu ini akan segera membawa mu ke dokter." Tiba-tiba saja suasana menjadi tegang Pranay yang awalnya tenang kini langsung menggendong ku turun dari kuda. "Ayo Ratih!" ajak Pranay kepada pelayan pribadi ku Ratih Pranay dengan sigap membawa aku ke kereta kerajaan yang sudah menunggu di depan pintu istana. Ratih, pelayan pribadiku, tampak panik dan bingung. Dia berlari mengikuti kami, mencoba menenangkan aku yang tampak sangat ketakutan. "Kak Pranay, aku tidak mau pergi ke dokter!" aku berteriak, mencoba melepaskan diri dari pelukan Pranay. Tapi, dia terlalu kuat. Dia terus memegangku erat, seolah takut aku akan lari. "Kamu harus pergi ke dokter, Nalini," katanya dengan lembut. "Kamu harus memeriksa kondisimu. Aku khawatir ada yang salah denganmu." Aku hanya bisa menangis, merasa takut dan bingung. Aku tidak mengerti apa yang terjadi. Aku tidak mengerti kenapa aku berada di sini, di dunia yang begitu asing bagiku. Kereta kerajaan bergerak dengan cepat, membawa kami ke rumah sakit kerajaan. Aku merasa pusing, kepala ku terasa berat. Aku mencoba untuk tetap tenang, tapi semuanya tampak begitu menakutkan. Setelah beberapa saat, kami tiba di rumah sakit. Pranay membantuku turun dari kereta dan membawaku masuk ke dalam. Aku merasa lemas, tubuhku terasa berat. Aku mencoba untuk berjalan, tapi kakiku tampak tak kuat menopang tubuhku. Pranay tampak semakin khawatir. Dia membantuku berjalan, memegangku erat. Dia membawaku ke ruangan yang tampak begitu asing bagiku. Di sana, ada seorang pria yang tampaknya adalah dokter. Dia tampak serius, matanya menatapku dengan penuh perhatian. "Apa yang terjadi padanya, Pranay?" tanya dokter itu. Pranay tampak ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Dia... dia mengalami amnesia, dokter. Dia tidak mengingat apa-apa. Dia bahkan tidak mengingat dirinya sendiri." Dokter itu tampak terkejut. "Amnesia? Bagaimana hal itu bisa terjadi?" Pranay menggeleng, tampak bingung. "Aku... aku tidak tahu, dokter. Itu sebabnya aku membawanya ke sini. Aku ingin Anda memeriksanya." Dokter itu mengangguk, tampak mengerti. Dia kemudian memeriksa kondisiku, mencoba untuk mencari tahu apa yang terjadi padaku. Aku merasa takut, tapi aku mencoba untuk tetap tenang. Aku mencoba untuk mengingat, mencoba untuk mengingat semua hal yang pernah aku alami. Setelah beberapa saat, dokter itu akhirnya berbicara, "tuan putri memang mengalami amnesia, Pangeran. Tapi, itu bukan amnesia biasa. Dia mengalami amnesia selektif. Dia hanya lupa tentang dirinya sendiri, tapi dia masih ingat tentang hal lain." Pranay tampak lega. "Jadi, apa yang harus kita lakukan, dokter?" Dokter itu tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Kita harus mencoba untuk membantunya mengingat. Kita harus mencoba untuk membantunya mengingat tentang dirinya sendiri." Pranay mengangguk, tampak mengerti. Dia kemudian menatapku, matanya penuh harapan. "Kamu bisa melakukannya, Nalini. Aku yakin kamu bisa mengingat." Aku hanya bisa mengangguk, merasa takut tapi juga berharap. Aku ingin mengingat, aku ingin mengingat tentang diriku sendiri. Aku ingin kembali ke dunia asliku. Tapi, apakah aku benar-benar bisa kembali? Apakah aku benar-benar bisa mengingat? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Untuk saat ini, aku hanya bisa berharap dan berusaha. Aku hanya bisa berusaha untuk mengingat, berusaha untuk kembali ke dunia asliku. "Seperti nya luka yang di alami tuan putri Nalini saat kecelakaan masih membuat nya trauma." ujar Dokter Aku bingung, "Kecelakaan? kecelakaan apa?" tanya ku. Pranay menjelaskan, "Kamu pernah mengalami kecelakaan kereta kuda adikku, saat di tengah perjalanan pulang dari kerajaan Rosa Alba." "Kereta kuda?" Aku mengulangi kata-kata Pranay, mencoba memahami apa yang dia katakan. "Aku... aku tidak ingat." Pranay tampak sedih. "Ya, aku tahu," katanya dengan suara lembut. "Itulah sebabnya kamu mengalami amnesia. Kecelakaan itu sangat parah dan kamu terluka cukup serius." Aku merasa bingung dan takut. Aku tidak mengingat apa-apa tentang kecelakaan itu. Aku tidak mengingat apa-apa tentang hidupku sebelumnya. Aku... aku merasa seperti orang asing di dunia ini. "Tapi... tapi aku merasa baik-baik saja," aku berusaha meyakinkan Pranay. "Aku... aku merasa normal." Pranay tampak ragu. "Kamu mungkin merasa normal, Nalini," katanya. "Tapi, itu tidak berarti kamu benar-benar baik-baik saja. Kita harus memastikan bahwa kamu benar-benar sehat." Aku mengangguk, merasa mengerti. Aku tahu Pranay hanya khawatir tentangku. Dia hanya ingin yang terbaik untukku. Tapi, itu tidak membuatku merasa lebih baik. Aku masih merasa takut dan bingung. Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat. Aku mencoba untuk beradaptasi dengan kehidupan di sini, mencoba untuk mengingat tentang hidupku sebelumnya. Tapi, semuanya tampak begitu sulit. Semuanya tampak begitu asing dan tidak nyaman. Pranay selalu ada di sisiku, membantuku dan memberiku dukungan. Dia sangat sabar dan pengertian, selalu berusaha untuk membantuku. Tapi, itu tidak membuatku merasa lebih baik. Aku masih merasa takut dan bingung. Suatu hari, saat aku sedang berjalan-jalan di taman, aku melihat sebuah bunga yang sangat indah. Bunga itu berwarna merah muda, dengan bentuk yang sangat unik. Aku merasa seperti pernah melihatnya sebelumnya. "Bunga ini..." aku berbisik, merasa seperti teringat sesuatu. "Bunga Rosa Red," kata Pranay, melihatku menatap bunga itu. "Itu adalah bunga favoritmu, Nalini." Aku merasa terkejut. "Bunga favoritku?" aku mengulangi kata-kata Pranay, merasa bingung. "Tapi... tapi aku tidak ingat." Pranay tampak sedih. "Ya, aku tahu," katanya dengan suara lembut. "Tapi, itu tidak berarti kamu tidak pernah mencintai bunga itu. Kamu selalu menyukai bunga Rosa Red. Itu adalah bunga favoritmu." Aku merasa seperti teringat sesuatu. Aku merasa seperti pernah melihat bunga itu sebelumnya. Aku merasa seperti pernah mencintai bunga itu. "Aku... aku ingat," aku berbisik, merasa terkejut. "Aku... aku ingat bunga ini. Aku... aku ingat..." Pranay tampak terkejut. "Apa... apa kamu benar-benar ingat?" tanyanya. Aku mengangguk, merasa yakin. "Ya, aku ingat. Aku ingat bunga ini. Aku... aku ingat..." Pranay tampak senang. "Itu bagus, Nalini," katanya dengan suara penuh harapan. "Itu berarti kamu mulai mengingat. Itu berarti kamu mulai pulih." Aku merasa lega. Aku merasa seperti beban besar telah diangkat dari pundakku. Aku merasa seperti aku akhirnya bisa bernapas dengan lega. Aku... aku merasa seperti aku akhirnya bisa kembali ke dunia asliku. Tapi, apakah aku benar-benar bisa kembali? Apakah aku benar-benar bisa mengingat? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Untuk saat ini, aku hanya bisa berharap dan berusaha. Aku hanya bisa berusaha untuk mengingat, berusaha untuk kembali ke dunia asliku. Hari demi hari berlalu, dan aku merasa semakin nyaman di dunia ini. Aku mulai mengingat lebih banyak hal. "Adikku seperti nya aku tidak bisa menemani mu jalan-jalan seperti ini lagi besok." ungkap Pranay dengan ragu "Kenapa kak?" Dengan tenang Pranay menjawab pertanyaan ku, "Mulai besok aku harus pergi ke kekaisaran Nelumbo nucifera. disana aku harus rapat dengan para raja 7 benua" jawab Pranay Mendengar kerajaan Nelumbo nucifera dari Pranay tiba-tiba saja aku teringat akan sesuatu di dalam novel yang aku ingat. "Nelumbo nucifera?! tempat itu kan adalah tempat dimana pangeran ketiga Aryanta si tokoh utama di jodohkan dengan Nalini di dalam novel. Tidak bisa! Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi pada ku! Aku harus segera menghentikan pertunangan itu terjadi!" pikir ku Dengan tekad yang kuat aku meminta Pranay mengajak ku ke tempat itu, "Kak pranay, aku mau ikut kakak kesana." pinta ku Pranay tampak terkejut mendengar permintaanku. "Nalini, itu bukan tempat untuk seorang putri. Itu adalah tempat penuh dengan politik dan intrik," katanya dengan nada khawatir. Namun, aku tidak terpengaruh. "Kakak, aku merasa baik-baik saja. Aku ingin melihat dunia luar. Aku ingin melihat bagaimana kerajaan lain," aku berusaha meyakinkannya. Setelah beberapa saat berpikir, Pranay akhirnya mengangguk. "Baiklah, jika itu yang kamu inginkan. Tapi kamu harus berjanji untuk selalu berada di sisiku dan tidak pergi kemana-mana sendiri," katanya. Aku mengangguk, merasa lega. "Terima kasih, kakak. Aku berjanji," jawabku. Hari berikutnya, kami berangkat ke Kerajaan Nelumbo Nucifera. Perjalanan itu cukup panjang dan melelahkan, tapi aku merasa senang. Aku merasa senang bisa melihat dunia luar, bisa melihat kerajaan lain. Saat kami tiba di Kerajaan Nelumbo Nucifera, aku merasa terpesona. Kerajaan itu sangat indah, dengan bangunan-bangunan megah dan taman-taman yang indah. Aku merasa seperti berada di dunia dongeng. Namun, di balik keindahan itu, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Aku merasa ada sesuatu yang tersembunyi di balik senyum ramah orang-orang di sana. Saat kami diundang untuk makan malam dengan Raja Nelumbo Nucifera, aku merasa semakin yakin dengan perasaanku. Raja itu tampak ramah dan baik, tapi matanya tampak dingin dan kosong. Saat makan malam, Raja Nelumbo Nucifera tiba-tiba mengumumkan sesuatu yang membuatku terkejut. "Saya sangat senang bisa bertemu dengan Putri Nalini dan Pangeran Pranay," katanya. "Dan saya juga sangat senang bisa mengumumkan bahwa putri Nalini akan dinikahkan dengan putra ketiga saya, Pangeran Aryanta." Aku merasa seperti dunia berhenti berputar. Aku merasa seperti jantungku berhenti berdetak. Aku... aku tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Pranay tampak sama terkejutnya dengan aku. Dia menatapku, matanya penuh kekhawatiran. "Nalini..." bisiknya. Aku merasa bingung dan takut. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku... aku merasa seperti terjebak di dunia yang tidak aku kenal. Namun, aku tahu aku harus berbuat sesuatu. Aku tahu aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Aku... aku harus menghentikan pernikahan ini. Dengan tekad yang kuat, aku berdiri dan berbicara, "Saya minta maaf, Tuan Raja. Tapi saya tidak bisa menerima penawaran ini," kataku dengan suara yang tegas. Semua orang tampak terkejut. Mereka menatapku, matanya penuh kejutan. Namun, aku tidak peduli. Aku tahu ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Raja Nelumbo Nucifera tampak marah. "Apa maksudmu, Putri Nalini?" tanyanya dengan suara yang tajam. Aku mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Saya minta maaf, Tuan Raja. Tapi saya tidak bisa menikah dengan Pangeran Aryanta. Saya... saya memiliki alasan saya sendiri." Raja itu tampak semakin marah. Namun, sebelum dia bisa berkata apa-apa, Pranay berdiri dan berbicara, "Saya minta maaf, Tuan Raja. Tapi saya harus mendukung adik saya. Jika dia tidak ingin menikah, maka kita tidak bisa memaksanya." Raja itu tampak marah, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa menatap kami dengan mata yang penuh kemarahan. Aku merasa lega. Aku merasa seperti beban sedikit pun. Pada sore harinya aku berkeliling istana, di istana aku ditemani ratu Gayatri bibi dari para pangeran. Dengan lembut ratu Gayatri bertanya, "tuan putri Nalini, bibi ingin tahu kenapa kamu menolak bertunangan dengan pangeran ketiga keponakan kami?" Dengan tulus aku menjawab, "Yang Mulai ratu sejujurnya saya tidak ingin menikah dengan pangeran ketiga." jawab ku "Kenapa sayang? bukankah pangeran Aryanta itu ksatria yang terhebat di dunia? banyak para gadis yang mengincarnya untuk mereka jadikan pasangan hidupnya." tanya nya Saat aku mendengar dan berbicara dengan ratu Gayatri aku tidak sengaja melihat pangeran pertama putra mahkota kerajaan Nelumbo nucifera sedang berbicara dengan kakeknya penasihat kerajaan, tidak sengaja mata kami saling bertemu pandang sekilas aku bisa merasakan pesona dari pangeran pertama Vidyadhara putra pertama dari raja terdahulu Aksaka. "Nak, ada apa?" tanya ratu Gayatri "Ah, tidak ada apa-apa, Bibi. Saya hanya sedikit terkejut melihat Pangeran Pertama," jawabku sambil berusaha menyembunyikan rasa gugupku. Ratu Gayatri menatapku dengan ekspresi yang penuh kecurigaan, "Oh, begitu? Pangeran Vidyadhara memang seorang pria yang tampan dan berbakat. Tapi, dia juga sangat serius dan terkadang terlihat dingin." Aku mengangguk, setuju dengan apa yang dikatakan Ratu Gayatri. Pangeran Vidyadhara memang tampak seperti pria yang sangat serius dan dingin. Tapi, entah kenapa, aku merasa ada sesuatu yang menarik dari dirinya. "Ya, saya setuju, Bibi. Tapi, saya merasa ada sesuatu yang menarik dari dirinya. Saya merasa seperti dia adalah pria yang sangat berbeda dari yang lain," aku berusaha menjelaskan perasaanku. Ratu Gayatri tampak terkejut mendengar perkataanku, "Oh, begitu? Mungkin kamu merasakan sesuatu yang spesial dari Pangeran Vidyadhara. Tapi, kamu harus berhati-hati, Nalini. Dunia kerajaan penuh dengan intrik dan konspirasi. Kamu harus selalu waspada." Aku mengangguk, mengerti dengan apa yang dikatakan Ratu Gayatri. "Ya, saya mengerti, Bibi. Saya akan berhati-hati," jawabku. Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat. Aku merasa semakin nyaman di Kerajaan Nelumbo Nucifera. Aku merasa semakin terbiasa dengan kehidupan di sini. Namun, di balik semua itu, aku masih merasa bingung dan takut. Aku masih merasa seperti orang asing di dunia ini. Aku masih merasa seperti aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Suatu hari, saat aku sedang berjalan-jalan di taman, aku melihat Pangeran Vidyadhara sedang berlatih pedang. Dia tampak sangat serius dan fokus, seolah-olah dia tidak menyadari kehadiranku. Aku merasa terpesona melihatnya. Aku merasa seperti dia adalah pria yang sangat berbeda dari yang lain. Aku merasa seperti dia adalah pria yang sangat spesial. Tanpa sadar, aku mendekatinya. Aku merasa seperti ada magnet yang menarikku ke arahnya. Aku merasa seperti aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri. Pangeran Vidyadhara tampak terkejut melihatku. Dia tampak bingung dan tidak mengerti mengapa aku ada di sana. "Nalini? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya dengan suara yang penuh kejutan. Aku merasa malu dan bingung. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Aku... aku merasa seperti aku tidak bisa berpikir dengan jernih. "Ah, saya... saya hanya ingin berjalan-jalan, Tuan Pangeran," aku berusaha menjelaskan diriku. Pangeran Vidyadhara tampak ragu. Dia tampak seperti dia tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menatapku dengan ekspresi yang penuh kecurigaan. Aku merasa semakin malu dan bingung. Aku merasa seperti aku tidak bisa berpikir dengan jernih. Aku... aku merasa seperti aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri. Namun, di balik semua itu, aku merasa senang. Aku merasa senang bisa berbicara dengan Pangeran Vidyadhara. Aku merasa senang bisa melihat sisi lain dari dirinya. Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat. Aku merasa semakin dekat dengan Pangeran Vidyadhara. Aku merasa semakin mengenal dirinya. Aku merasa semakin nyaman di sampingnya. Namun, di balik semua itu, aku masih merasa bingung dan takut. Aku masih merasa seperti aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku masih merasa seperti aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri. Pada waktu berikutnya di koridor istana kerajaan Lotus atau bisa juga disebut kerajaan Nelumbo nucifera mata kami berdua selalu beradu pandang berkali-kali. Setelah mengetahui dan menyadari perasaan apa itu dengan yakin aku menyatakan perasaan ku kepada pangeran Vidyadhara. "Pangeran, aku suka kamu. Menikah lah dengan ku!" Vidyadhara terkejut, "tuan putri Nalini apa kamu yakin?" Aku mengangguk, "Ya saya yakin pangeran, saat saya pertama kali melihat anda hati saya berdebar kencang, saya tidak bisa menahannya lebih lama lagi." Dengan tulus Vidyadhara menjawab pernyataan ku, "Maaf tuan putri Nalini, kita baru saja kenal." Mendengar penolakan dari nya hati ku merasa hancur berkeping-keping rasa nya hati ditusuk dengan seribu jarum. "Aku ditolak..." gumam ku "Lalu apa yang harus aku lakukan agar aku mendapat kan cinta dari mu pangeran Vidyadhara?" tanya ku Vidyadhara terdiam sejenak, seolah mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaanku. "Tuan putri Nalini," katanya akhirnya, "Cinta tidak bisa dipaksa atau didapatkan dengan cara apa pun. Cinta harus tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Kita harus mengenal satu sama lain lebih dalam lagi, memahami satu sama lain, dan melihat apakah kita bisa saling mencintai." Aku menghela nafas panjang, merasa sedikit lega mendengar kata-katanya yang penuh pengertian. "Baiklah pangeran, aku akan berusaha mengenal mu lebih dalam lagi. Aku akan berusaha menunjukkan bahwa aku bisa menjadi pendamping yang baik untukmu." Senyum lembut muncul di wajah Vidyadhara. "Terima kasih atas pengertian mu, Nalini. Aku juga berharap kita bisa lebih mengenal satu sama lain." Dan begitulah, hari-hari berikutnya di istana kerajaan Lotus menjadi lebih berarti. Aku dan Vidyadhara mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama, saling mengenal, dan membangun ikatan yang lebih kuat. Meski awalnya penuh dengan keraguan dan ketakutan akan penolakan, aku mulai merasakan semangat baru dalam hidupku.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.4K
bc

My Secret Little Wife

read
95.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook