Empat

1034 Words
Malam ini Siska, Devan, Dicka, dan baby Shahia sedang berkumpul di ruang TV, setelah makan malam. Malam ini mereka berkumpul santai karena besok adalah weekend. “Dicka, kamu belum ngantuk sayang?” Tanya Devan. “Belum pih.” “Tapi ini udah malam.” “Tapi Dicka belum ngantuk pih.” “Tapi anak kecil nggak boleh tidur malem-malem.” “Tapi Dicka belum bisa bobok pih.” “Hehm, kalian itu ya, bisa nggak sehari nggak ribut?” Kesal Siska karena memang tiap hari Siska harus mendengar anak dan bapak yang terus-terusan berdebat hal yang nggak jelas. “Baby Shahia mau bobok nih. Jadi jangan berisik.” Lanjut Siska. “Iya mih.” Setelah Siska marah, akhirnya Devan dan Dicka diam dan tidak berdebat lagi. Devan menggeser duduknya mendekati Dicka. “Papih kenapa deket-deket Dicka?” “Sssttttt… Dicka jangan berisik nanti mamih kamu marah? Bicaranya pelan-pelan saja.” Bisik Devan. “Lagian papih kenapa deketin Dicka?” “Dicka mau beli mainan atau jalan-jalan nggak?” “Ya maulah pih. Emang kenapa? Papih mau beliin mainan Dicka?” “Iya. Papih mau beliin mainan kamu sama mau ngajak kamu jalan-jalan. Gimana?” Bujuk Devan. “Yeeeee…. Papih nggak boong kan?” Dicka terlihat sangat senang. “Nggak sayang. Tapi ada syaratnya.” “Apa pih?” “Dicka sekarang cepet pergi bobok.” “Tapi kan Dicka belum mau bobok pih, Dicka belum ngantuk.” “Dicka mau mainan atau jalan-jalan nggak? Kalau mau Dicka harus bobok sekarang. Biar besok kalau jalan-jalan nggak ngantuk.” Devan masih berusaha membujuk Dicka. “Begitukah pih?” “Iya dong sayang.” “Baiklah. Kalau begitu Dicka bobok sekarang aja.” “Nah, anak pintar. Itu baru anaknya papih.” “Mih, Dicka ke kamar dulu ya. Mau bobok.” “Iya sayang. Jangan lupa berdoa, biar nggak mimpi buruk lagi.” “Siap mih.” Dicka pun berjalan menuju kamarnya. “Mas, saya juga mau ke kamar dulu. Baby Shahia juga sudah bobok.” “Iya sayang. Nanti aku menyusul. Aku mau mengambil minum dulu.” Siska pun pergi menuju kamarnya, sedangkan Devan pergi menuju dapur. Setelah beberapa menit Devan menyusul Siska ke kamar dengan membawa segelas minuman. “Sayang, ini aku bawakan minum untukmu.” Devan menyodorkan minuman ke Siska yang duduk di tepi ranjang. “Terima kasih mas.” Setelah memberikan minum, Devan pergi ke kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, Devan terkejut melihat keadaan Siska. Siska berbaring di ranjang, tubuhnya menggeliat tanpa sehelai benangpun. “Sayang, apa yang kau lakukan? Mengapa kau tak berpakaian seperti itu? Apa kau sengaja menggodaku?” Tanya Devan mendekati Siska. “Aku tidak tahu mas. Rasanya aku seperti sangat kepanasan. Namun setelah aku lepas semua pakaianku, panas itu bukannya hilang, tapi semakin menjadi. Aku juga bingung apa yang aku rasakan.” Yah, sebenarnya Devan telah memasukkan obat perangsang ke minuman yang diberikan kepada Siska tadi. Namun Devan pura-pura tidak tahu dan terkejut. “Mau aku bantu?” Tawar Devan. “Tolonglah mas.” Devan mendekatkan dirinya pada Siska. Terlihat Siska dengan raut wajah penuh nafsu. Tanpa basa basi, Siska langsung menyambar bibir Devan. Ciuman Siska langsung diterima oleh Devan. Kini bukan hanya Siska yang bernafsu, Devanpun sudah mencapai puncak nafsunya. Siska melepaskan semua yang dipakai oleh Devan. Posisi Siska berada diatas tubuh Devan. Bibir Siska bermain di semua tubuh Devan, dari mulai bibir menuju ke d**a, dan semakin turun menuju ke junior milik Devan. Siska bermain cukup lama disana. Devan hanya diam dan mendesah kali ini, dia menikmati setiap sentuhan dan permainan yang dilakukan oleh Siska. Sampai akhirnya Devan sudah tak tahan lagi, ia pun membalikkan posisi dengan Siska. Kini Devanlah yang berada diatas tubuh Siska. Devan menjadi pemain, sedangkan Siska menjadi penikmat saat ini. MISI SUKSES Akhirnya Misi Devan mala mini sukses dan berjalan lancar tanpa kendala apapun. Bahkan mereka sampai main beberapa kali. Bahkan Siskalah yang terus meminta untuk melakukannya lagi dan lagi, hingga mereka sama-sama merasa sangat lemas dan mengkahiri malam itu dengan panas. Kini Siska berbaring berbantalkan lengan Devan. “Apa kau sangat capek?” Tanya Devan. “Iya mas, bahkan bagian bawahku rasanya sangat perih.” “Hehehe. Kau sangat bernafsu malam ini.” “Aku juga tak tahu mas. Ada apa denganku malam ini. Atau mungkin ini gara-gara kita sudah lama tak melakukan itu ya mas?” Tanya Siska yang masih tak mengetahui yang sebenarnya terjadi. “Aku rasa juga begitu. Tapi aku sangat menyukai kau malam ini.” Jawab Devan pura-pura tak tahu. “Ya sudah, aku mau tidur dulu mas. Aku sangat lelah dan capek.” “Baiklah. Oh ya, besok kita akan pergi jalan-jalan.” “Loh, kemana mas?” “Yang penting keluar dan bersenang-senang.” “Ahh, baiklah. Selamat malam mas.” “Selamat malam sayang. Mimpi indah.” Devan mengecup rambut Siska. Devan memang sengaja tak memberitahu Siska tentang obat perangsang itu. Akhirnya mereka tertidur dengan keadaan yang masih tanpa sehelai benangpun dan hanya tertutupi oleh selimut tebal. ***** Pagi hari pun tiba. Kini Siska, Devan, Dicka, dan baby Shahia sudah dalam perjalanan untuk pergi berlibur hari ini. Dicka terlihat tampak sangat senang sekali. Karena Devan sudah menjanjikan akan membelikan mainan terbaru untuk Dicka. “Kau kelihatan sangat senang sayang?” Tanya Siska pada Dicka. “Iya dong mih. Dicka mau dibeliin mainan terbaru sama papih, karena tadi malem Dicka nurut sama papih buat segera tidur awal.” “Benarkah?” “Iya mih.” “Hadeh, anak ini mulutnya ember bener.” Ucap Devan dalam hati. “Oh pantesan, kok tiba-tiba Dicka pamit mau tidur, padahal habis bertengkar dan eyel-eyelan sama kamu karena nggak mau tidur. Jadi kamu sogok dia semalem mas?” “Nggak kok, kan semalem aku nyogoknya kamu, hehehe.” Ucap Devan pelan namun masih didengar oleh Siska. Mendengar jawaban Devan, Siska langsung memukul tangan Devan cukup keras. “Aauuu… sakit Sis.” “Siapa suruh jawabnya ngaco. Nggak malu tuh didenger anak.” “Kan aku ngomongnya pelan.” Tak lama kemudian mereka sampai di salah satu mall terbesar di Jakarta. Mereka segera masuk dan bersenang-senang untuk hari ini. Bermain, berbelanja, makan-makan, dan lainnya. TBC ***** SLOW UPDATE YA TEMANS. ~ Selamat Membaca ~
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD