bc

(Im)perfect Husband

book_age16+
593
FOLLOW
4.5K
READ
family
self-improved
drama
twisted
sweet
mystery
expert
first love
secrets
shy
like
intro-logo
Blurb

Jodie Sugandhi seorang model sekaligus aktris papan atas yang kariernya tengah naik daun tak pernah menyangka jika dirinya akan dijodohkan dengan Kendra Pranata, seorang pengusaha kuliner bertubuh mini. Namun, Jodie sudah mencintai Kendra sejak hari di mana Kendra mempersuntingnya.

Babak baru pernikahan pun dimulai. Sebuah insiden kelam di masa lalu kembali hadir dan menciptakan petaka besar dalam karier dan juga rumah tangga mereka, hingga kehadiran Lisa menguak sebuah misteri tentang dendam yang ingin segera dituntaskan.

Di saat semuanya terasa sudah baik-baik saja, satu per satu permasalahan baru kembali hadir. Perselisihan berkepanjangan di antara Jodie dan Kendra mulai menggoyahkan kepercayaan satu sama lain hingga membuat mereka berpikir ada yang tidak beres dengan pernikahannya.

Mampukah Jodie dan Kendra mempertahankan biduk rumah tangga mereka dengan segala perbedaan yang ada? Lantas, bagaimanakah cara mereka menghadapi permasalahan bertubi yang semakin pelik?

chap-preview
Free preview
Insiden Malam Pertama
Bab 1 Decitan pintu kamar mandi yang cukup keras mengalihkan perhatian Jodie yang tengah mengaplikasikan serum anti-aging di wajahnya. Perempuan berusia 30 tahun itu refleks menoleh pada sumber suara. Matanya langsung menangkap tubuh Kendra yang baru saja menyembul dari dalam kamar mandi berkabut disertai ekspresi wajah tegang—entah sebab apa Jodie tak tahu, tapi yang pasti Kendra terlihat lebih segar dari sebelumnya. Jodie segera memasang senyum sumringah menyambut sosok suami “mini”nya, tetapi yang dilempari senyum sepertinya tak mengacuhkannya. Jodie berpikir mungkin suaminya masih canggung. Maklum saja, malam ini adalah malam pertama mereka setelah pagi tadi dinyatakan sah sebagai pasangan suami istri. Alih-alih membalas senyumnya, Kendra justru menundukkan pandangannya. Usut punya usut, ternyata hal itu lantaran Jodie yang hanya mengenakan gaun tidur berbahan tipis sehingga cukup jelas menampakkan lekuk tubuhnya. Padahal seharusnya Kendra tak perlu sampai berjalan menyamping bak kepiting hanya demi menghindari bertatapan dengan istrinya. Sejak pertemuan pertama mereka saat akad, Kendra memang tak banyak bicara, berbanding terbalik dengan Jodie yang antusias ingin mengenalnya lebih dekat. Kendra hanya bicara seperlunya, itupun ketika Jodie bertanya. Selebihnya ia layaknya gitar yang baru berbunyi ketika dipetik. Sebelumnya, mami Tamara sudah memberitahu bagaimana sifat Kendra, selain pendiam ia juga pemalu. Pantas saja sejak di kamar tadi Kendra lebih banyak diam, bahkan terkesan menghindari dirinya. Padahal ‘kan sudah mendapat sertifikat halal dari KUA. Oh mungkin karena … insecure? “Jjo,” panggil Kendra dengan suara bergetar. “Iya, kenapa Mas?” Jodie menjawab antusias. Sejenak ia berhenti mengoleskan serum di wajah demi menunggu Kendra bicara. “Sss—saya mau gann-ti bajju,” ucap Kendra terbata-bata. Ia sadar kini kamarnya memang tidak lagi hanya ditempati oleh dirinya, tetapi berganti pakaian di depan Jodie tentu saja sangat tidak nyaman. “Oh ya ganti aja Mas. Kayak sama siapa aja kamu, hehee….” Jodie menjawab santai lalu kembali lagi meratakan serum di wajahnya. “Mas.” Panggilan Jodie menghentikan langkah Kendra yang hendak menuju lemari pakaian. Ia sendiri tak berniat keluar dari kamar. “I—iya?” jawab Kendra gugup setengah bertanya. Giginya sampai bergemeletuk menahan grogi. “Piyama kamu sudah aku siapin di atas tempat tidur, biar couplean kita,” ucap Jodie lembut. Senyum di bibirnya tak hentinya berpendar. Sesekali ia bersenandung kecil, tak peduli meski suaranya sumbang dan sangat mengganggu. Kendra membalas dengan gagap tanpa menoleh. “I—iya te-terima kasih. Saya ganti baju di kamar mandi saja kalau begitu,” putusnya. Kendra segera memungut baju-bajunya lalu sesegera mungkin bergegas ke kamar mandi. Brug! Saking salah tingkahnya, Kendra yang berjalan menyamping dan tergesa-gesa itu malah terjerembab ke lantai akibat kakinya terbelit handuk yang tiba-tiba merosot. Untung saja lantai tersebut terlapisi karpet bulu yang cukup tebal. “Astaga aneh banget,” pikir Jodie melihat Kendra yang semakin salah tingkah sampai terjerembab begitu. Sebagai istri yang perhatian, Jodie segera berlari untuk membantunya berdiri. Namun, karena saking paniknya, Kendra yang tidak mau dibantu justru itu langsung berdiri begitu saja—melupakan handuknya yang masih tergeletak di lantai. “Aaaaw! Mas Kendra malu…!” pekik Jodie yang malah refleks menutup mulutnya dan membiarkan matanya melotot. Tak kalah heboh dari Jodie, Kendra pun sontak membelakanginya tanpa menghiraukan keberadaan handuknya. Saking malunya, tubuh Kendra bahkan sampai gemetaran dan tak berani berbalik hingga Jodie berinisiatif mengambilkan handuknya yang tergeletak di karpet lalu mengerudungkannya di tubuh mini suaminya yang berdiri bak patung sembari memegangi benda pusakanya. Bukannya ilfil, sikap salah tingkah suaminya itu justru membuat Jodie semakin penasaran akan sosok Kendra. Baru kali ini ia bertemu dengan pria seunik Kendra. Senyum simpulnya berubah menjadi seringai jahil. “Maaf ya Mas, tadi aku kaget banget. Tapi nggak apa-apa kan aku udah sempet liat, hehe… lagian kan sudah sah inih,” ujar Jodie sambil menoel-noel hidung Kendra usil. Tak pelak, tindakannya itu membuat pipi Kendra semakin memerah lantaran menahan malu. “Lucu,” imbuhnya sedikit menggoda Kendra sebelum melenggang kembali menuju meja rias untuk menyelesaikan rutinitas perawatan wajahnya. Kendra masih diam seribu bahasa setelah terpaksa mengganti pakaian di dalam kamar mandi. Saat ini ia merasa harga dirinya sebagai pria sudah tidak ada lagi. Baginya apa yang baru saja terjadi sangatlah memalukan, meskipun terjadi di depan pasangan sahnya sekalipun. Kendra merutuki kecerobohannya. Hanya karena ingin menghindari menatap tubuh istrinya, malah sebaliknya dia yang berulah tak senonoh mempertontonkan tubuhnya. Beberapa saat kemudian, Jodie beranjak dari duduknya dan berbalik menatap Kendra yang menunduk malu-malu di atas tempat tidur. “Ini piyama kado dari mami loh. Aku suka bahannya, nyaman banget dipake,” ujar Jodie seraya mengelus gaun tidur yang menempel pada tubuhnya. “Apalagi dapat dari brand Viviane Collection, special edition loh ini,” terang Jodie. “Anyway, Viviane itu mantanku loh,” lanjutnya tanpa beban. Kendra tidak tahu siapa itu Viviane dan mantan apa yang Jodie maksud. Mungkinkah Jodie pernah menjadi lesbian? ***** Suasana berubah hening menyisakan dua orang dewasa yang sesekali saling mencuri pandang, lalu larut dengan pikiran masing-masing. Jodie menarik selimutnya setinggi d**a, tapi Kendra segera menurunkannya karena terlalu tinggi untuknya. Ia sulit beranapas karena wajahnya tertutup selimut. “Maaf…,” ucap Jodie tanpa melirik Kendra. “Nggak apa-apa,” balas Kendra maklum. Jodie menghela napas panjang, ia baru menyadari sesuatu. Mungkinkah sikapnya tadi terlalu agresif? Ia melirik Kendra yang buru-buru mengalihkan pandangan darinya. Rupanya Kendra pun diam-diam mencuri pandang darinya. Gelagat Kendra yang terlalu pasif membuat Jodie semakin penasaran dengan apa yang sedang suaminya itu pikirkan di malam pertamanya. Bagi Kendra, menikah dengan Jodie adalah anugerah sekaligus ujian. Ia masih tak habis pikir mengapa Jodie yang seorang super model dan artis papan atas mau menikah dengannya yang tak sempurna. Tinggi tubuhnya tak lebih dari 100 cm, ia juga tak tampan. Lantas, mengapa Jodie tidak menolaknya saja? Sekali lagi Kendra melirik Jodie yang tampak lebih kalem dibanding kelakuannya tadi. Naas! Kendra kepergok menatapnya dan dihadiahi tatapan datar. Entah apa yang ada di dalam kepala istrinya, tatapannya seperti sedang menilai sesuatu. Mungkinkah Jodie mulai sadar jika ia menikahi kurcaci? “Apa liat-liat?” tembak Jodie datar. “Eh? Maaf. Ssaya tidak sengaja.” Kendra yang terlalu polos dalam urusan asmara benar-benar bingung harus melakukan apa di malam pertamanya. Semua wejangan yang ia dapatkan dari para sepupunya lenyap begitu saja. Kendra menghembuskan napas kasar. “Hehee…. Aku bercanda aja kali Mas. Santai aja,” Jodie tiba-tiba terkikik sendiri sembari mencolek-colek lengan Kendra dengan telunjuknya seolah gemas. Tingkah istrinya yang dirasa janggal membuat Kendra merasa ngeri. “Apa mungkin perempuan secantik Jodie memiliki gangguan kejiwaan? Kasihan sekali, mana masih muda,” Kendra membatin. “Jodie, kita tidur saja yuk,” ajaknya kemudian. Memang lebih baik tidur, dengan begitu suasana akan menjadi lebih tenang. “Sekarang banget Mas?” Kendra mengangguk. “Tapi aku belum ngantuk loh. Kita ngobrol dulu gitu? Kan kita mesti saling kenal lebih … dalam?” sambungnya sambil mengerling genit sementara jemari lentiknya bergerilya di lengan Kendra. “Baru kenal sudah bertingkah!” batin Kendra lagi. “Kalau saya tidur duluan, boleh? Saya capek,” imbuhnya. Kendra menepis pelan tangan Jodie, ia berharap istrinya itu tidak tersinggung. “Terus aku gimana dong?” Jodie sengaja memiringkan tubuhnya. Deg! Entah serius atau bercanda, yang pasti ucapan Jodi cukup membuatnya terkejut dan semakin yakin jika Jodie butuh ke psikiater, atau mungkin perlu dirukyah? Kendra tak yakin jika semua perempuan akan bertingkah agresif seperti istrinya di malam pertama. “Hm….” “Ih kok cuman hm aja? Jawab kek,” posisi Jodie yang menyandarkan dagunya pada pundak Kendra membuat bulu kuduk Kendra meremang lantaran hembusan napas Jodie mengenai lehernya yang sensitif. Kendra menghembuskan napas pelan. Dadanya masih saja berdebar-debar. “Ya tidur, mau ngapain emang?” “Hahaha…. Kamu lucu. Aku suka.” “Lucu? Lucunya di mana?!” teriak Kendra dalam hati. “Mas aku bahagia loh nikah sama kamu. Makasih ya.” “Hm….?” “Seenggaknya ada yang mau nikahin aku, nggak cuma sekedar ngasih janji-janji doang. Dijanjiin iya, dinikahin kagak! Untung nggak sampai dikawinin duluan, bisa rugi bandar aku!” cerocos Jodie bagaikan rentetan petasan. “Sama-sama. Ttt-terima kasih juga su-ssudah mau menerima pinn-nangan saya,” balas Kendra sebelum membenahi letak selimut dan bersiap tidur. Sejenak ia menatap Jodie yang masih menyandarkan kepala di pundaknya. Perempuan di sampingnya begitu cantik. Entah apa yang terjadi padanya sampai mau menikah dengan pria seperti dirinya, “Yang nggak sempurna ini,” imbuhnya dalam hati. Bersambung….

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook