Entah sudah berjalan berapa lama sehingga kedua saudara itu mulai terbiasa makan hanya berdua di atas meja makan. Tidak ada lagi teriakan sang ibu yang menyuruh mereka bergegas, atau keluhan dari sang Ayah karena kopi yang dibuatkan ibu terasa lebih manis dari biasanya. Di awal kehilangan, kedua saudara itu kesakitan. Rumah yang ramai mendadak hening, bahkan mereka takut berbicara karena berpikir ucapan mereka akan membawa mereka pada kenangan tentang kedua orang tua yang mereka sayangi. Namun sekarang semua terkesan biasa saja. Walau hening itu terasa menyebabkan, namun baik Lovandra ataupun Lyvia sudah terbiasa dengan satu hal itu. Sejak ibu mereka meninggal, Lovandra yang mengambil alih tugas ibunya memasak setiap pagi karena Lyvia sama sekali tidak bisa diharapkan jika soal memasak

