bc

Aprodokito ( Indonesia )

book_age18+
131
FOLLOW
1K
READ
kidnap
manipulative
twisted
bxg
mystery
genius
detective
small town
disappearance
like
intro-logo
Blurb

Ada sebuah kejadian aneh yang menggegerkan seantero negara. Kasus menghilangnya empat belas keluarga secara berturut turut di sebuah desa kecil bernama Asgardia namun tak memiliki jejak sama sekali.

Farren bersama tujuh anggota kelompoknya ditugaskan untuk mencari tahu keberadaan orang orang yang menghilang tersebut. Namun, banyak kejadian yang menimpa mereka, yang membuat mereka sadar bahwa dalang dibalik semua ini adalah runtutan cerita yang sangat tidak manusiawi.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Riak atmosfer berisik memasuki segala macam indranya. Hidungnya tak sengaja membaui polusi yang kini sudah bercampur dengan bau khas terbakar, keringat dan berbagai macam parfume milik orang orang kelebihan rasa ingin tahu yang mengelilingi tujuannya saat ini. Arah pandangnya jatuh pada sebuah bangunan yang sudah menghitam sekitar lima meter dari jaraknya, yang sudah dikelilingi oleh garis kuning kepolisian dan dijaga oleh beberapa petugas agar tak sembarang orang bisa masuk kedalam sana.              Satu satunya hal yang langsung memasuki otaknya saat ini adalah- Chaos. Bagaimana para penduduk sekitar yang tinggal dibelakang pertokoan sibuk bergunjing disekeliling, bukannya masuk kedalam rumah masing masing untuk menghampiri mimpi. Bagaimana berisiknya para reporter yang sahut sahutan bertanya pada petugas kepolisian yang berjaga demi mendapatkan informasi yang bisa menjadi title utama berita kilas dini hari. Bagaimana wajah kelelahan sekaligus lega para petugas pemadam kebakaran setelah berhasil memadamkan api sebelum si merah besar itu berhasil melahap pertokoan lain yang ada di sampingnya.              Asap masih mengepul dibeberapa titik kayu yang sudah berwarna hitam pekat, melingkupi langit malam yang semakin menggelap dengan absennya bintang bintang. Pandangannya beredar, menilik dengan pasti bagaimana selang air yang terpaut cukup jauh dengan mobil team pemadam dikarenakan banyaknya kendaraan yang terparkir secara liar membuatnya mendengus pelan.              “Apa yang kau lakukan disana” desisan bernada berat langsung masuk ke indra pendengarannya saat kaki kanannya baru saja selangkah masuk ke dalam toko ayam goreng cepat saji yang kini sudah dilabeli menjadi tempat kejadian perkara. Dirinya menatap kedua rekannya yang sedari tadi bersamanya, saling mengerutkan dahi kemudian melangkah masuk ketika keributan semakin keras terdengar.              Petugas kepolisian setempat terlihat mengangkat tangannya dengan maksud memberi hormat, menghampiri salah satu rekannya- Eric- untuk dibawa menuju orang yang merupakan pelapor pertama mengenai kejadian kebakaran tersebut, meninggalkan kedua rekannya yang masuk untuk melihat apa yang menyebabkan suara teriakan tadi terjadi. Sesosok pria kurus paruh baya dengan keriput samar di ujung matanya seikit mengumpat dengan wajah murka. Bagaimana tidak, pria yang merupakan kepala ahli forensik, tuan Robert, mendapati orang asing yang tak seharusnya ada di TKP, berhasil menyelinap dan membuka beberapa lilitan dari mayat yang terbujur kaku disana. Petugas kepolisian setempat yang berjaga disana dengan sigap membawa wanita itu pergi sebelum mereka disemprot habis habisan jika wanita itu kembali membuat ulah.  Kedua pria yang baru saja datang tadi mendecih ketika menyadari bahwa lantai ruangan tersebut sudah dalam keadaan yang benar benar hancur parah. Maksud hancur disini bukan hanya dalam artian karena bangunan ini sudah terbakar, namun air juga tapak sendal sepatu milik warga sekitar yang penasaran sebelum polisi berhasil sampai ditempat. Belum lagi beberapa barang telah tersenggol dan jatuh dari tempat yang seharusnya karena ulah dari wartawan baru yang berusaha mengambil informasi sebanyak banyaknya. Pandangannya menajam, sekilas terlihat kuap menggerakkan mulut dengan bibir tipisnya, membuatnya merenggangkan otot ototnya yang terasa kaku setelah perjalanan paksaan selama satu jam di pagi pagi buta. Seharusnya  ini hanya akan menjadi tugas dari kepolisian setempat untuk mencari bagaimana titik api bisa muncul atau siapa yang merupakan pelaku pembakaran. Ya, seharusnya. Namun dengan ditemukannya sebuah mumi didalam toko terbakar tersebut, terlebih lagi orang yang menjadi penemu pertama dan pelapor merupakan reporter setempat membuat berita ini merebak dengan sangat cepat. Ditambah lagi dengan headline berita yang terkesan dilebih lebihkan- “Toko Ayam Cepat Saji Tebakar, Misteriusnya Mumi Yang Ditemukan Terbaring Didalam” mengantarkan ketiga pria tadi dalam tugas dadakan di luar kota yang dititahkan langsung oleh kepala kepolisian pusat. Farren, kepala team detective dari departement pembunuhan kantor polisi pusat yang tadi datang bersama kedua rekannya melirik sekilas kepada oknum pembuat kekacauan, menatap Zale-rekannya yang sudah bersama lebih dari lima tahun- titah secara tidak langsung yang membuatnya melangkahkan kaki menuju polisi jaga yang ada diluar. “KALIAN SUDAH MEMERIKSANYA, KENAPA AKU TIDAK DIPERBOLEHKAN MELIHAT TUBUH SUAMIKU” pria itu mengerti apa yang dimaksudkan oleh Farren ketika melihat sesosok wanita yang tersedu dengan kedua tangan yang dipegangi agar tak menghalangi pekerjaan forensik dan kepolisian. Pria tinggi itu bermaksud untuk menghampiri detective dari kantor polisi setempat untuk dimintai keterangan, sebelum serbuan oleh para reporter pada dirinya semakin membuatnya terseret mundur. Zale tersenyum kecil, mengerti bagaimana kerutan di dahi pria yang dia ajak bicara bisa muncul. “Tentu saja tak ada yang salah dari kalian, si tua John itu saja yang mengambil alih demi memenangkan kepercayaan masyarakat kembali” ucapnya menenangkan, walau ia yakin bahwa kekesalan masih menumpuk di diri pria dihadapannya. Si tua John yang dimaksud adalah kepala kepolisian pusat, dimana sepuluh tahun yang lalu saat dirinya masih menjadi polisi biasa menyeret seseorang dengan tuntutan pembunuhan berantai dan melaksanakan hukuman mati dengan bukti yang diberikan. Enam bulan yang lalu, seorang jaksa berhasil menemukan bukti bahwa John menyeret orang yang salah dengan bukti yang dipalsukan karena proses penyelesaian kasus terlalu lama. Diberitakan, pria yang kini menjadi atasannya itu terburu buru menyelesaikan kasus serius karena keinginannya untuk naik jabatan. Tentu saja ini menjadi berita hangat di negara mereka, yang sempat membuat seluruh kepolisian pusat dimaki maki dalam waktu berhari hari. Nampaknya, kasus ini ia usahakan menjadi putar balik citra kepolisian pusat hingga menyeret kasus yang seharusnya bisa diselesaikan oleh kepolisian setempat, menjadi kasus yang ditangani oleh team detective pembunuhan dari kantor polisi pusat. “Ya, dan jika ini berhasil kalian tuntaskan, semua caci maki itu akan beralih kepada kami karena publik akan berpikir bahwa kami tak berdaya hingga harus mendapatkan bantuan dari kalian” ujarnya dengan umpatan kecil di akhir kalimat. “Kalau begitu, kurasa kau harusnya mengumpat pada pak John, kan, bukan padaku?” kekehnya sebelum pembicaraan mereka menjadi semakin serius dengan beberapa bukti dan catatan yang dipindah tangankan kepada Zale. Di sisi lain, prof Robert terlihat memejamkan matanya kesal karena banyak evidence yang dihancurkan secara ‘tidak sengaja’. Ia memutar bola matanya lelah, mengibaskan tangannya agar kedua anak buahnya, yang merupakan juniornya di National Forensic Service agar membungkam mulut para reporter ketika bertanya pertanyaan yang sama dengan sosok yang diduga sebagai istri dari ‘mumi’ yang kini mereka coba periksa keadaannya. “Bisa kalian lihat-” tunjuk seorang anggota forensik dengan nama Eros kearah kepala sang korban yang sudah tak lagi terbalut seperti keadaan seperti sebelumnya. “Apakah itu dekomposisi?” tanya seorang reporter pria yang menyela pembicaraannya. Dekomposisi adalah pembusukan atau perubahan secara kimia yang membuat objek- yang biasanya makhluk hidup- mati dapat mengalami perusakan susunan atau struktur yang dilakukan oleh dekomposer atau media pembusukan. “APAKAH ITU LUKA BAKAR PARAH” utas reporter perempuan berteriak dari belakang karena merasa tubuhnya pendek, susah terlihat dengan suara yang nyaring. “Bukan” ucap Eros menengahi kerumunan yang terlihat akan bertanya lebih lanjut. “Ini adalah Liver Mortis. Sebuah tanda yang merupakan mengedepannya darah ke bagian bawah tubuh. Singkatnya, penyatuan darah setelah kematian” “Lalu apa hubungannya dengan wanita tadi tidak boleh melihat suaminya sendiri? Bukannya kalian sudah mencatat banyak bukti dari TKP?” “Karena belum diketahui secara pasti kapan dia terbunuh” jawabnya singkat yang mengundang gumaman terkejut dari reporter dan masyarakat yang menonton. “Bukankah sudah pasti berbarengan kebakaran toko? Jika dipikirkan dengan baik, pelaku membunuh orang tersebut, lalu membakar toko dengan maksud alibi agar kita mengira korban tewas karena kebakaran. Namun sayangnya petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api sebelum jasadnya terbakar. Bukankah begitu?” salah seorang reporter menyuarakan isi pikirannya. “Apakah kau sedang membuat novel?” Prof Robert keluar untuk menatap tajam si pembuat cerita, yang hanya dibalas gumaman ragu oleh si empunya mulut. Eros menengahi. “Kebakaran ini terjadi satu jam yang lalu, namun dengan Liver Mortis separah ini, kemungkinan korban tewas bisa mencapai dua hingga empat jam yang lalu atau bahkan lebih, karena kepalanya pun tertutupi oleh lilitan perban” jelasnya. “Jadi, kemungkinan korban tewas adalah dua jam atau lebih sebelum kebakaran ini terjadi”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
694.6K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
625.5K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

JANUARI

read
37.3K
bc

Life of Mi (Completed)

read
1.0M
bc

PLAYDATE

read
118.8K
bc

Marriage Aggreement

read
81.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook