Brian terus menatap ke arah Katy yang saat ini masih menjambak rambut istrinya. Brian tidak terima atas apa yang Katy lakukan. Walaupun tidak ada cinta dan hanya berdasarkan tanggung jawab saja tapi kelakuan Katy sangat keterlaluan.
"Lepaskan tanganmu dari rambut dia. Apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan?" tanya Brian dengan suara yang semakin datar dan aura yang semakin menakutkan sehingga Katy melepaskan rambut Olla.
"Siapa kamu? Kenapa kamu membela dia. Kamu tidak tahu siapa dia? Oh, aku tahu sekarang jangan-jangan kamu menyewa dia ya? Kalau begitu bayar. Dia ini bukan gadis baik-baik dia menjual jasa di atas ranjang kalau kalian mau eh maksudnya saya kalau kamu mau bayar dulu baru bawa dia."
" Ayo, jangan seenaknya saja kamu membawanya tanpa membayar bukan begitu, Ma?" tanya Katy kepada Nyonya Soraya yang menganggukkan kepala.
"Hmm, benar itu. Berikan saya satu juta Euro untuk dia. Dan itu harga yang setimpal dan hanya satu malam, tidak lebih," jawab Nyonya Soraya yang langsung meminta satu juta Euro kepada Brian.
Mendengar Nyonya Soraya meminta Brian untuk memberikan uang kepada Nyonya Soraya1 juta Euro membuat Olla langsung berteriak murka.
"Jangan berikan uang satu sen pun kepada dia. Aku tidak pernah menjual diriku. Percayalah padaku. Merekalah yang menjual aku malam itu dan menipuku. Kalau bukan karena kamu aku mungkin sudah tidur dengan pria buncit itu. Jangan percaya dia, aku mohon," ucap Olla yang membuka suara kalau malam itu dia tidur dengan Brian karena ulah keduanya.
Perkataan Olla mengejutkan keduanya. Nyonya Soraya dan Katy langsung mengangga mendengar apa yang dikatakan oleh Olla.
"Jadi maksudmu pria ini yang sudah tidur denganmu? Oh, baguslah kalau begitu. Jadi, aku akan menaikkan tarif yang lebih tinggi. Karena bukannya apa, kamu sudah membuat aku kerepotan dan kabur dengan bawa uangku. Dan juga aku harus bertanggung jawab atas kehilangan pria tua gendut itu. Aku rasa cukup ditambahkan 1 juta euro lagi," ucap Nyonya Soraya meminta tambahan uang karena saat itu anak buah dari Mami Louisiana marah dan vertanya kepadanya ke mana pria malam itu.
Dan dia menjawab tidak tahu dan sampai sekarang dia tidak bisa bertemu dengan Mami Louisiana lagi. Dan pada akhirnya Nyonya Soraya mendengar kabar kalau saat ini Mami Louisana kabur dan entah ke mana.
Sampai saat ini pun mereka tidak tahu keberadaannya dan untuk bertemu saja tidak bisa dan ditolak oleh anak buahnya Mami Louisiana.
Brian yang mendengar pengakuan dari Olla bahwa dia dijual oleh keduanya mendekati Nyonya Soraya dan juga Katy.
"Kamu meminta uang padaku satu juta Euro?" tanya Brian dengan suara datar.
"Iya. Berikan aku uang satu juta Euro dan tambahan 1 juta Euro lagi untuk mengganti semua kerugian yang sudah kamu berikan kepada kami karena sudah menghilangkan klien dari mami Louisiana," ucap Nyonya Soraya.
"Kalau aku tidak mau kasih bagaimana? Apa kamu ingin melawanku? Kamu tidak tahu siapa aku?" tanya Brian yang membuat Soraya dan juga Katy menggelengkan kepala.
Mereka memang tidak tahu siapa Brian untuk itu mereka menggelengkan kepala.
"Kami tidak peduli siapa kamu. Intinya, kami ingin uang serahkan uang dan setelah itu kamu bjsa membawanya. Jadi, kamu harus memberikan uang kepada kami. Suka atau tidak suka harus diberikan jika tidak ingin memberikannya maka aku akan membawa dia." Jawaban tegas dari Nyonya Soraya yang kekeh pada pendiriannya.
Nyonya Soraya tetap meminta uang kepada Brian sebagai ganti Olla yang akan Brian bawa. Jika tidak diberikan maka dia akan segera membawa Olla pergi dan kembali menjual Olla ke pria yang menginginkan penghangat ranjang.
Brian tersenyum dia salut dengan wanita tua matre ini. "sepertinya, yang kalian minta tidak akan aku berikan. Karena apa? Karena aku sudah memberikan uang kepada dia sebagai maharku atau tepatnya mas kawinku padanya. Dan kamu Olla, apa kamu tahu siapa dia. Maksudku kamu kenal mereka berdua?" tanya Brian memandang ke arah Olla.
Olla tegas menjawab dengan menggelengkan kepala dan menjawab pertanyaan dari Brian tanpa rasa takut.
"Tidak. Aku tidak kenal dengan mereka berdua. Sama sekali tidak kenal. Mungkin mereka pengemis." jawaban dari Olla membuat Brian tersenyum puas.
Brian salut dengan Olla yang mengatakan siapa mereka. Itu baru namanya, kuat dan tidak takut atas ancaman, pikir Brian.
Perkataan Olla yang tidak mengakui Nyonya Soraya dan Katy membuat keduanya marah besar karena Olla tidak mengakuinya dan malah mengatakan mereka berdua pengemis.
"Apa maksudmu berkata seperti itu. Siapa yang pengemis. Dasar w************n, wanita kotor anak durhaka. Kamu tidak tahu siapa aku? Aku ibumu. Kamu harusnya mengakui aku sebagai ibumu, Olla."
"Kurang ajar kamu. Aku yang sudah mengurusmu sejak ayahmu meninggal apa kamu lupa itu? Dasar anak durhaka tidak tahu diri. Apa karena kamu sudah bisa menjual dirimu kepada pria tua ini dan diakui istri kamu sudah sombong, Olla," teriak Nyonya Soraya yang tidak terima kalau Olla mengatakan tidak mengenalnya dan menghinanya.
Marco yang mendengar Nyonya Soraya mengatakan tuannya pria tua hanya bisa menggelengkan kepala. Dia tidak tahu bagaimana kejamnya majikannya ini. Apa lagi Olla dikatakan seperti itu alamat meledak lah gunung berapi vulkanik pikir Marco.
Brian yang tidak terima dirinya dihina da Olla dikatai w************n dan sebagainya membuat dirinya murka. Brian langsung mencengkram leher dari Nyonya Soraya sehingga dirinya kesulitan untuk bernafas.
Nyonya Soraya memukul-mukul tangan Brian dengan cukup kuat untuk melepaskan tangannya dari lehernya.
"Lepaskan aku. Kenapa kamu mencengkramku. Apa kamu ingin membunuhku, akh. Dengar baik-baik aku akan membalasmu. Aku akan menuntutmu lebih daripada ini. Kamu pikir aku takut denganmu?" tanya Nyonya Soraya yang terus memukul-mukul tangan dari Brian.
"Kamu ingin tahu siapa aku. Baiklah, aku beritahukan siapa aku sebenarnya. Pasang kuping kalian. Aku Brian Wilson. Kamu pernah mendengar nama itu? Kalau pernah mendengarnya maka apa kamu masih mau menuntutku? Berani menuntut aku?" tanya Brian yang menyebutkan nama aslinya.
Sontak saja Nyonya Soraya dan juga Katty terdiam mendengar nama belakang dari Brian Wilson. Brian Wilson adalah nama keluarga yang sangat kaya raya, mempunyai perusahaan yang sangat banyak, hotel, rumah sakit dan sebagainya.
Katy tidak peduli siapa Brian dia membantu ibunya agar terlepas dari cengkraman Brian. Katy terus memukul tangan Brian agar ibunya dilepaskan. Tapi, tetap tidak bisa. Akhirnya, Katy menyerah dan memohon kepada Brian untuk melepaskan ibunya.
"Maafkan kami, Tuan Brian. Maafkan kami. Kami tidak tahu Anda siapa. Tolong jangan sakiti ibuku dia hanya ingin membuat Olla mengakuinya saja. Jujur kami ini keluarganya, apa kamu tega menyakiti kami?" tanya Katy yang mengatakan kalau mereka ini adalah keluarga dari Olla yang sebenarnya.
Sedangkan Olla yang tidak mengakuinya dia terus menggelengkan kepala ke Brian agar Brian percaya.
"Kamu jangan berbohong. Kamu pikir aku tidak tahu apa yang ada di pikiranmu saat ini, wanita tidak tahu malu. Aku tidak sedikitpun percaya denganmu. Aku ingatkan kepadamu dan ibumu tidak boleh sedikitpun mendekati istriku."
"Mulai saat ini dia istriku jika istriku mengatakan kalau kalian bukan keluarganya itu artinya bukan, mengerti. Jangan memaksa dia untuk mengakui kalian. Dan untuk uang yang kalian katakan itu aku akan ganti. Tapi, jangan berani menunjukkan wajahmu ke istriku. Paham!" tegas Brian membuat Katy dan Nyonya Soraya menganggukkan kepala.
Brian segera melepaskan Nyonya Soraya dengan cukup kasar hingga Nyonya Soraya terhuyung dan Katy segera menangkapnya. Sebenarnya, dia tidak ingin seperti itu maksudnya kasar dengan wanita tapi wanita tua ini sangat keterlaluan bukan karena dikatakan pria tua tapi Brian tidak suka perbuatan keduanya kepada Olla yang sudah menghina Olla.
Katy membawa ibunya yang sudah hampir kehabisan nafas menjauh dari Brian dan juga Olla. Sebelum pergi dari pandang Olla dan Brian, Katty sempat menoleh ke arah Olla dan mengancamnya dengan gerakkan bibir.
"Tunggu saja pembalasanku wanita sialan." Sorot mata Katy sangat tajam. Katy menabuh genderang perang dengan Olla yang sudah membuat mereka menderita.
Olla bisa melihat gerakan bibir dari Katy Kakak tirinya itu yang mengancamnya. Namun, Olla tidak peduli. Dia tidak takut sama sekali karena saat ini di sampingnya ada Brian yang dia yakini Brian akan membantunya dan melindunginya.
"Ayo masuk. Kenapa kamu berdiri seperti patung selamat datang. Ayo masuk," bentak Brian kepada Olla untuk segera masuk ke dalam mobil.
Olla terkejut dirinya dibentak. Olla segera masuk dia tidak sedikitpun membuka suaranya di dalam mobil. Dan sesampainya di perusahaan milik Brian pun mereka tidak ada satupun yang berinteraksi.
Brian keluar begitu saja tanpa sepatah kata. Di susul Marco mengikuti tuanya. Bruno segera membawa Olla pulang seperti perintah dari tuannya tadi.
Sesampainya di rumah Olla langsung turun tidak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada Bruno.
"Terima kasih banyak, Tuan Bruno. Karena sudah mengantar saya sampai di rumah," ucap Olla dengan lembu sambil membawa barangnya.
Bruno tersenyum mendengar ucapan terimakasih Olla. Olla sangat sopan dan tidak angkuh walaupun dia sudah dinaikkan derajatnya.
"Tidak apa-apa, Nona. Itu sudah tugas saya dan Anda bisa panggil saya Bruno saja," jawab Bruno.
Olla menganggukkan kepala dan segera masuk ke dalam. Dari luar Olla mendengar suara tawa yang begitu ramai dan saat Olla masuk semua orang terkejut dan terdian melihat kedatangan Olla seorang wanita cantik, mungil berdiri dan menatap ke arah semuanya.
Olla tersenyum ramah untuk perkenalkan dirinya. Seorang wanita yang tadi tertawa menatap ke arah Olla dan karena penasaran wanita itu memandang Paman Jo.
"Paman Jo, siapa dia?" tanya wanita tersebut kepada Paman Jo yang saat ini berdiri di samping Olla.
Paman Jo tersenyum dia pun menjawab pertanyaan majikannya. "Dia kekasih Tuan Brian," jawab Paman Jo yang membuat wanita muda tersebut terkejut.
"You yakin Paman Jo kalau dia kekasihnya, Brian?" tanya Pingki kepada Paman Jo yang dijawab Paman Jo dengan anggukan kepala.
Wanita muda yang bertanya siapa Olla bernama Gia Alexander, anak dari Chris Alexander dan Dania Alexander.
Sebenarnya Brian Wilson bernama Gio Alexander. Gio mengganti nama sebagai Brian Wilson untuk tujuan tertentu. Dan Brian itu nama kakek buyutnya. Tujuan yang di maksud adalah agar musuh dari ayahnya yang sudah membunuh keluarga besarnya tidak mengetahui kalau mereka masih hidup.
Berta dan Nana tidak menyangka kalau anak dari majikan mereka terdahulu sudah memiliki kekasih. Dan kali ini tidak jauh beda dengan istri dari majikan mereka Nona Dania. Gia mendekati kekasih kakaknya.
"Berta, Nana bukankah dia mirip dengan ibuku?" tanya Gia kepada Nana dan juga Berta dengan mata berkaca-kaca.
"Iya benar, dia mirip dengan ibumu, Nona Dania. Bagaimana bisa Tuan Gio menemukan wanita yang sama dengan ibu kalian ya. Ini luar biasa," jawab Nana takjub dengan Tuannya.
Gia langsung memeluk Olla, rasa rindu kepada ibunya terbayar karena wajah Olla dengan ibunya Dania sebelas dua belas dan postur tubuhnya juga sangat mirip hingga membuat Gia menangis dalam pelukan Olla.
"Mommy, aku merindukan kamu. Sangat merindukan kamu," jawab Gia menangis sesenggukan saat dirinya akhirnya melepaskan rindu teramat dalam kepada ibunya yang dibunuh secara sadis oleh musuh ayahnya.
Olla hanya terpana karena Gia memeluknya tapi dia bingung Gio itu siapa.
"You jangan bingung, siapa Gio dan Brian. Mereka itu orang yang sama. Ayo duduk. Gia bawa desek duduk di sini. Ayo, kita dengarkan apa yang ingin dia ucapkan," jawab Pingki yang meminta Gia membawa Olla duduk.
Gia melepaskan pelukkannya dan segera duduk bersama Olla. Gia masih menggenggam tangan Olla. Tidak sedikitpun dia melepaskan Olla.
"Katakan, bagaimana bisa kamu kenal dengan Tuan Gio eh maksudnya tuan Brian?" tanya Nana dengan senyum lembut.
"Kenalnya begitu singkat dan sebenarnya aku bukan kekasih Tuan Brian. Aku istrinya. Kami baru menikah hari ini," jawab Olla membuat semuanya terkejut.
"Apa? Menikah hari ini?" tanya mereka semuanya dan dijawab Olla dengan anggukkan kepala.
Pingki segera menghubungi Brian dia ingin meminta penjelasan Brian. Tapi, berkali-kali dihubungi tidak dijawab. Brian yang sedang meeting bukannya tidak mau menjawab dia fokus mendengar karyawannya persentase jadi tidak mendengar suara telpon yang di silent.
"Paman, apakah dia jawab?" tanya Gia.
"No. Anak bandel itu. Awas you, Brian. I akan hajar you," geram Pingki kepada anak sahabatnya itu.
"Paman bisa tanya ke yang lain seperti Rico, Riki dan Arden. Aku yakin mereka tahu. Kalau Marco tidak mungkin jawab karena sedang bersama Brian kakaknya," ujar Gia.
"Baiklah," jawab Pingki.
Pingki menghubungi ke tiga keponakan dia anak dari Marcel, Marvel dan Arkan yang ikut terbunuh bersama istri mereka. Hingga dia yang menjaga ketiganya termasuk anak Asher yang saat ini menjadi asisten Brian siapa lagi kalau bukan Marco.
"Hei, you ke sini nanti habis pulang kerja. Ajak juga si kepala batu. Dan jangan mendesah di sini," teriak Pingki geram dengan anak Marcel bernama Rico.
Rico yang ditelpon menaikkan alisnya. "Kesambet zombie aku rasa, Paman Pingki ini."