Tidak butuh waktu lama, Alka sampai di Mall Summarecon.
Alka yang sudah memarkirkan mobilnya, berjalan ke dalam Mall dan menuju lantai GF untuk menemui Kris.
Sempat menengok ke kanan dan kiri mencari keberadaan om nya itu, dan plakk!!
Bahunya di pukul ringan oleh kris.
“ sudah dari tadi sampainya, Al?”
“Belum kok om, baru aja… om beneran aku gak ganggu nih?” . Tanya Alka untuk memastikan.
“Santai aja bro, om hari ini hanya jadi pengawas pameran aja kok..”. “ yuk kita ngobrol disana sambil ngopi”.
Kris menunjuk salah satu kedai kopi yang terletak di sebelah stand pamerannya.
Alka mengangguk dan mengikuti arah kris berjalan.
Mereka duduk di sudut kedai dengan meja kecil bundar yang hanya cukup untuk dua orang. Kris langsung memesan 2 ice americano untuk dirinya dan Alka.
“Oh ya om, once again selamat yaa atas pernikahan om dan tante irene, maaf banget waktu itu aku nggak bisa datang, yaahh om tau sendiri lah hehehe” alka mencoba membuka pembicaraan.
Ada perasaan aneh saat ia harus menyebut irene dengan panggilan tante, padahal lia sudah memberi tahu bahwa keponakan-keponakan yang lain sepakat untuk memanggil irene dengan “mbak” karna usianya yang masih muda.
Hanya ia belum berani melakukan itu di depan om nya, apalagi ia baru mengenal irene beberapa hari yang lalu.
“It’s okay Al, kan mama sm Lia datang waktu itu. Kamu juga lagi sibuk-sibuknya kan urusan kuliah”.
“Thanks om buat pengertiannya”. Alka memandang sekitar, melihat suasana mall yang cukup ramai, ia melirik jam tangannya dan sedikit menganggukan kepala.
Kris yang melihat gerik keponakannya itu langsung bertanya.
“Ada apa? Ada janji lain?”.
Waiter datang membawakan pesanan mereka.
Setelah waiter pergi alka menjawab “ enggak om, tadi aku pikir masih jam 11, gak taunya udah masuk jam makan siang, pantes aja mall ramai.”.
“Iyaa Al, udah jam 12.15. Kamu mau makan siang? “
ALka menggelengkan kepalanya,
“ belum om.”.
“oh ya om, gimana ceritanya biisa dapat istri muda belia gitu? Hehehe. Aku denger dari Lia kalau istri om seusiaku ya?”. tanya Alka yang sebetulnya ingin meledek om nya, yaa bagaimana bisa om nya yang menduda sudah hampir 10 tahun bisa mendapatkan gadis muda yang sungguh cantik.
“hehehe.. mungkin rejeki lebih aja Al dari Tuhan,. Dulu awalnya om gak yakin apa bisa deketin irene, tapi ternyata jalannya kok mudah banget buat dapetin cintanya dia”.
“by the way, keponakan om yang tampan ini kapan punya gandengan?” goda kris kepada alka.
Alka tertawa kecil “ahh belum ada yang cocok om.”
“masa sih?! Belum ada yang cocok atau kamu yang masih nyaman dengan sikap dinginmu itu?!”.
“Al, om tau kepergian Ayah kamu begitu membuat kamu terpukul, tapi jangan lupakan kehidupan pribadi kamu. Perubahan kamu terlalu drastis, sikap kamu terlalu dingin… om yakin Ayah kamu gak akan suka dengan sikap kamu sekarang”.
Alka terdiam mendengar nasihat om nya, betul kata om kris. Ayah pasti tidak akan suka melihat aku menjadi yang sekarang. Tapi….
“ Al, kamu kan udah lama gak main kerumah om, kapan-kapan main lah. “
“Ehmm iya om, nanti aku cari waktu untuk main kerumah om, oh ya om. Mama udah share di grup WA ya soal acara makan bareng minggu depan?”.
Alka seketika berpikir jika ia main kerumah om nya, akan ada kesempatan bagi dirinya untuk mengenal lebih jauh tentang irene, “ahhh apa sih aku ini! Bagaimana bisa menjadikan ini sebuah kesempatan?!”. Decaknya dalam hati.
“Iya, mama mu udah share. Kamu mau kado apa Al? Om sm mbak Irene mau beli kado buat kamu, jujur aja sih, om gak tau secara spesifik kesukaan kamu apa”.
“Ahh gak usah repot-repot om, aku udah dewasa. Doa aja cukup kok om..”.
Kris tersenyum melihat kesederhanaan keponakannya itu, Alka adalah anak yang mandiri. Sekalipun kehidupannya dikelilingi harta. Namun kris belum pernah melihat keponakannya itu bersikap sombong, alka tidak pernah sekalipun bangga atau menyombongkan diri atas harta Orang tuanya.
Satu Jam mereka menghabiskan waktu untuk berbincang, dan Alka tidak ingin menyita waktu om nya terlalu lama, apalagi beberapa teman om nya sudah berkali-kali melirik ke arah mereka sejak tadi.
“Om aku pamit ya,..”.
“Loh kok buru-buru banget?” tanya kris heran
“ nggak om, aku gak enak aja sama teman-teman om, mereka dari tadi ngeliatin ke arah kita, takut nanti jadi masalah”.
Kris yang menoleh kearah stand, dan sadar hanya ada beberapa anak tim nya yang memang gadis-gados seusia Alka pun tertawa.
Alka yang bingung melihat kris tertawa pun bertanya.
“ om kenapa ketawa?”…
“Kamu tau gak kenapa teman-teman om liatin kita terus dari tadi?”.
Alka menggeleng.
“Itu karna mereka tertarik sama kamu Al…!” “masa gitu aja kamu gak peka Al?. Makanya jangan kaku-kaku jadi cowo”.
“Ahh om bisa aja, yaudah aku pamit ya.. thanks ya om buat waktunya. Salam buat tante irene”. Ucap alka seraya berdiri dari kursi kedai.
“Mbak aja Al, panggil irene mbak aja, dia masih seusia kamu, jangan terlalu formal.” ucap kris sembari menepuk pundak keponakannya itu.
Alka menganggukan kepalanya dan tersenyum. “siap om!!!”.
Alka pun pergi dari kedai, kris yang memperhatikan kepergian alka berkata dalam hati
"kamu sudah dewasa dan tumbuh jadi anak yang baik Al, om harap kamu akan menemukan pendamping hidup yang baik juga”.
…
Support aku ya dalam menulis novel ini, comment di setiap episode :)