Aku membuka mataku dengan malas malasan. Kulihat jam di nakas menunjukkan jam 11 siang. Aku menguap lebar dan meregangkan badan badanku. Pikiranku kembali melayang ke wajah tampan itu. Hemmm, dia memang benar benar tampan. Tapi, sialnya aku belum mengetahui namanya. Apartement tau, mobilnya tau, masa namanya gatau sih? Kalo gini sama saja aku kalah taruhan. Apa aku balik lagi aja ya ke apartement si tampan itu? Tapi apa alasan aku nanti? Argh masa bodolah.
Aku mengambil I-phoneku dari nakas.
4 message
6 misscall
999+ bbm
999+ line
999+ what's app
999+ facebook
999+ twitter
999+ path
999+ instagram
Aku tahu aku populer. Aku mengikik melihat semua itu. Kubuka riwayat panggilanku. 6x papa. Ada apa ya? Nanti saja aku telpon deh.
Kubuka message 1 dari papa, 1 dari Jimmy, 1 dari Donna, 1 dari Kathy.
Aku langsung membuka message dari Kathy.
Hai apa kabar? Aku harap hubungan kita
sudah membaik. Aku sedih kau tidak
datang di acara pernikahanku. Emm, Jess?
You still my best friend.
"HUAAAAA KATHY AKU SANGAT MERINDUKANMU"
Aku berteriak kencang. Ini rumahku, tidak ada yang bisa menghakimiku. Kecuali si tua bangka, tapi dia sedang tidak ada di sini.
Aku kembali menatap ponselku dan tersenyum kecil, sepertinya aku harus menemui sahabatku yang satu itu nanti.
Message ke dua aku buka dari Jimmy.
Hai Jess, gimana kemaren? Sukses ga?
Dia suka tipeku atau tipe kamu?
Kalo tipeku, kenalin dong, hihi
Hiiiiiih aku merinding sendiri mendengarnya. Come on Jim, kamu tuh udah masuk tipe aku banget. Kaya, cakep, keren, berpengaruh tapi ada kekurangan kamu yang bisa ngalahin tingginya gunung himalaya. Kenapa sih kamu harus GAY?!
Message ke 3 aku buka dari Donna.
Gym hari ini jam 3 aku jemput kamu harus
Udah siap.
Yayayaya aku tahu.
Message ke 4 dari papa. Hehe aku tahu, aku kaya anak durhaka menerakhirkan orang tua. Tapi paling juga papa ngasih tau hal ga penting kaya jangan lupa mandi, bangun pagi, jangan lupa makan. Yang benar saja aku dua puluh tiga dan papa selalu memperlakukanku seperti anak tiga tahun.
Nanti malam jangan ke mana mana. Ada
Hal penting yang akan disampaikan Grandpa.
Aku mengernyitkan kening. Mau apa si pria tua itu? Panjang umur juga dia.
Ya pa.
*************************************
Aku membolak balik majalah di tanganku dengan malas. Aku sedang menunggu Donna datang menjemput. Ini Jumat, waktunya beramandikan keringat di Gym Center.
Aku Di Depan
Setelah menerima w******p dari Dona, aku langsung mengambil tas jansportku dan berjalan ke luar rumah. Di depan pagar sudah ada sebuah mobil camry merah. Aku melambaikan tangan dan berlari menuju mobil itu.
"Sorry, jalanan macet"
Dia langsung meminta maaf begitu aku duduk di sebelahnya.
Aku menganggukan kepalaku,"Ayo cepat. Nanti malam aku harus sudah di rumah"
*************************************
Sekitar dua jam aku dan Donna menjelajahi semua alat dalam fitness center ini. Karena kelelahan, kami duduk di salah satu kursi panjang yang membelakangi kaca dengan pemandangan jalan raya. Fitness Center ini berada di lantai 9 salah satu hotel berbintang.
"Nih"
Donna memberikanku botol berisi air mineral yang sudah dia minum sebelumnya. Aku mengambilnya dan meneguk airnya rakus.
"Kau tahu laki laki hot yang kemaren?"
Aku menoleh pada Donna dan mengangguk,"Yang kita jadiin bahan taruhan?"
"Yap."
"Kenapa dengan laki laki itu?"
"Dia anggota ClubV"
"What?"
ClubV. Salah satu geng di club tempatku nongkrong yang isinya hanya 4 orang pria yang memiliki semua yang diinginkan para wanita dari pada pria, ketampanan, kekayaan dan tahta.
Entah V itu singkatan dari v****a atau 5 atau apa. Eh, tapi bisa juga deng V itu dari nama clubnya sendiri V club.Sebenarnya anggota Club V ini paling sering ya nongkrong di tempatku dan anak anak. Tapi, berita tentang mereka sudah tersebar di mana mana tentu saja mana ada sih yang tahan dengan pesona mereka. Banyak laki laki seumuran mereka ingin menjadi anggota ClubV tapi sayang perkumpulan itu terlalu menyilaukan bagi laki laki lain. Bahkan member dari ClubV sangat disegani. Yang kutahu sih Antheo dan James adalah dua membernya. Yang kubaru tahu itu, laki laki kemaren anggota ClubV juga. Pantas saja, mobilnya keren, tampangnya ganteng, badannya bagus, pasti uangnya juga tebel.
"Btw, kemarin kamu berhasil?"
"Berhasil dong aku malah kemaren sempet tidur di bednya tapi tentu saja aku ga disentuh dia", aku mengembalikan botol mineral yang kosong pada Dona.
Dona terkekeh dan menaruh kembali botolnya ke tasnya,"Kalau aku sih udah suka rela, ikhlas, pasrah kalo mau digrepe sama dia"
Aku tertawa kecil. Aku juga pengen Don, pengen banget digrepe sama si tampan menyebalkan tapi sayangnya dia yang gamau grepe aku gara gara katanya mulut aku bau naga.
"Namanya siapa sih Don?"
Donna langsung berhenti dari kegiatannya mengikat rambut dan menatapku syok,"Kau bermalam di tempatnya tapi tidak tahu namanya?!"
Aku hanya meringis kecil.
Dona berdecak,"Cari tahu sendiri deh"
"DONNA!"
Aku meneriakkan namanya kesal. Tapi dia malah melenggang dengan anggunnya ke arah toilet.
*************************************
"AKU PULANG"
Aku berteriak agak nyaring saat masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu tampak ada papa, mama dan grandpa sedang duduk dan menatapku tajam.
"Lihat Rossie, anakmu itu baru pulang jam 10 malam. Saat sampai rumah bukannya memberi salam dengan sopan, ini malah berteriak teriak seperti di hutan. Ayah tidak ingat mendidikmu seperti ini dulu Jonathan"
dbfkfajghkfjahgkafsdhfkghjkflfhgfhgfrtfjhfhgkhgfkdgffkjghfkjgflhdflgfjfdhnfkvgfkjhgflghfksjgyfogsvh
Thor mana Thor? Kalo dia lagi istirahat aku minjem palunya dong buat nyumpel mulut pedesnya si tua bangka itu.
"Duduk anak muda"
Aku mengangguk lalu berjalan ke sebelah mama dan duduk di sofa empuk ini sambil menyilangkan kakiku.
"Astaga! Jessica Stuart Willan! Kamu kira ini dimana young lady? Turunkan kakimu. Kalau kamu tidak bisa sopan, Grandpa kirim kamu ke Solo, Indonesia buat sekolah kepribadian."
What!
Pikiranku lalu berkelana jika aku masuk sekolah mengerikan itu. Aku akan duduk dengan merapatkan kaki, menegakkan badan, tertawa seperti sedang sariawan gitu? No thank you! Aku lalu tersenyum manis ke arah Grandpa dan menurunkan kakiku merapatkannya, menegakkan badan dan mengedip kedipkan kedua mataku ke arah si pria tua itu.
Si tua bangka itu hanya melirikku sekali lalu kembali ke orang tuaku.
"Saya, atau kalian yang mengatakannya?"
Aku mengernyitkan kening heran. Oke perasaanku mulai tidak enak.
"Ada apa ini ma? Pa? Grandpa?"
"Baik biar saya saja." Grandpa langsung menatapku tepat di manik mata.
"Kamu akan saya jodohkan."
Hah
Aku merasa seperti baru mendengar kalau kakekku yang menyebalkan dan telah berumur 69 tahun ini meminta kolor bermotif hello kitty untuk hadiah ulang tahunnya. Aku tertawa dengan keras. Bahkan sampai menepuk nepuk pundak mama di sampingku,"Kau ini lucu orang tua. Hahahahahaa"
"Jessica, hentikan sayang",Mama mencoba menghentikan tepukanku dan berbisik kecil ke arahku.
"Masa tadi Grandpa bilang mau jodohin aku sih mah? Kan lucu hahahaha"
"Yang kamu dengar itu memang benar young lady", Grandpa mengatakannya dengan sangat dingin bahkan membuatku merinding. Apa ini ya gejala orang yang udah mau mati? Jadi bisa bikin merinding? Emang Grandpa mau mati ya?
"Tapi, kenapa? Sama siapa? Pa, ma tolong Jessica dong"
Papa dan mama hanya memandangku minta maaf.
"Kenapa? Karena kamu sudah 23 tahun dan saya ingin kamu segera menikah dengan orang yang tepat yang bisa membuat sikapmu menjadi lebih normal"
Jadi, maksudnya itu selama ini aku ga normal?!
"Sama siapa? Sama anak rekan bisnis Grandpa. Grandpa sudah menyeleksinya."
Anak rekan bisnis Grandpa? Grandpa kan udah kakek kakek berarti anak rekan bisnisnya om om dong? Huaaaa mama,"Aku gamau!"
Hah pasti kamu kalah kali ini tua bangka. Aku sudah menjatuhkan harga mati. Dan aku tidak mau.
"Jessica pengen nikah sama orang yang Jessica suka sendiri. Sama orang yang Jessica cinta. Gamau sama om om yang Grandpa pilihin. Jessica udah gede Grandpa! Papa, Mama, tolongin Jessica dong"
Oh No. Kulihat Grandpa tersenyum sadis ke arahku.
"Seperti yang kuperkirakan sebelumnya, anak pemberontak sepertimu tidak akan langsung menurut ..."
"Nah tuh pinter"
"Jadi, saya punya tawaran."
Aku menatap Grandpa menunggu kalimatnya berlanjut.
"Kalau kamu menerima perjodohan ini, saya berikan seluruh aset perusahaan padamu. Warisan sebesar 90%. Tapi, kalau kamu menolak. Akan saya kirim kamu dengan paket kilat ke pedalaman Afrika."
Whut?!
Pedalaman?
Afrika?
Berarti tanpa mall? Tanpa Club? Tanpa cowok hot? Hanya dengan singa, gajah dan jerapah yang telanjang? NOOOOOOOOO
"Tapi,.."
Ah aku seperti melihat kilauan cahaya setelah mendengar kata Tapi itu.
"Jika kamu bisa mengenalkan sendiri calon suami kamu yang sesuai kriteria Grandpa, kamu bebas menikah dan mendapat warisan juga"
"Deal"
Aku langsung menjabat tangan Grandpa dan tersenyum lebar.
Hahaa, bilang saja aku akan membawa calonku sendiri lalu memberi waktu yang lumayan lama. Dan setelah Logan Lerman putus dengan kekasihnya -yang-kupikir-hampir-tidak-mungkin- baru aku akan memperkenalkannya pada kakek hihihihi
"Dalam waktu 2 minggu"
Senyumku perlahan habis. No way.
"Dan kamu juga harus tetap bertemu dengan calon calon yang telah Grandpa pilihkan"
Azz
Aku lesu sekarang dan terduduk di karpet depan Grandpa.
"Dimulai dari besok. Vicorias's jam 3 sore. Kamu telat atau tidak datang, saya blokir debit card dan credit card kamu"
Seandainya menjual kakek kakek itu bisa, sudah aku kilo nih tua bangka.
*************************************
Aku memakirkan mobilku di depan cafe ini. Tepat jam 3.
"Ayo Jessica, kamu hanya perlu masuk ke sana mengancam laki laki itu untuk membatalkan perjodohan ini."
Bagaimana kalau dia tidak mau?
Ya paksa saja gunakan vodoo kalau bisa
Aku lalu membuka pintu mobil dan berjalan menuju pintu masuk. Saat pintu dibuka tercium wangi kopi. Aku menutup mataku sebentar dan menghirup aroma enak itu. Ah, aku cinta kopi. Aku lalu berjalan menuju salah satu pelayan.
"Atas nama Tn. Salavador?"
Pelayan wanita itu tersenyum kecil dan mengangguk,"Biar saya antarkan nona"
Pelayan itu mengantarkanku ke meja di pojok ruangan. Viewnya langsung ke jalan. Ada seorang laki laki membelakangiku. Dia memakai tuksedo hitam. Rambutnya kriwil sexy. Auw sepertinya, aku akan menerima perjodohan ini.
Aku lalu duduk di depan pria itu.
astaga
Dia menatapku tidak berkedip. Giginya maju entah berapa senti. Mulutnya terlihat kriwil seperti rambutnya. Matanya memakai softlens berwarna ungu. Kurasa dia memakai bedak.
"Nona Willan?"
Lupakan kalau aku akan menerima perjodohan ini! TUA BANGKA b******k!
"HEY! DENGAR TUAN PENNYWISE! SAYA PERINGATKAN MUNDUR DARI PERJODOHAN INI ATAU KUGERGAJI GIGIMU YANG SEPERTI TUPAI ITU!"
Kurasa suaraku terlalu keras. Semua memandang kami tertawa. Laki laki di depanku wajahnya sudah memerah. Oow apa dia akan marah?
"Ke..kenapa? Hiks."
ASTAGA! Masa dia nangis sih?!!!!! Aduh aduh apa yang harus kulakukan?
"Ja..jangan nangis dong aduduh masa laki laki nangis?"
"Huaaaaaaa"
Sialan dia malah menangis makin keras. Semua orang jadi memandangku sinis. Habis sudah imageku. Aku tidak akan menginjakkan kaki ke sini lagi hingga akhir hayatku.
"Diem dong ah!"
Aku melihat pancake di depanku. Aku lalu mengambilnya dan menyumpalnya di mulut si dakocan. Dia berhenti menangis malah mulai mengunyah. OMG apa yang dipikirkan si pria tua itu mau menjodohkan cucunya yang cantik ini dengan badut sepertinya?!
Aku lalu berdiri dan berjalan keluar menuju mobilku.
Mimpi apa aku semalam?
************************************
"JESSICA STUART WILLAN!"
Aku meringis menghadap Grandpa di ruangannya. Menyebalkan sekali laki laki tua ini. Untuk mendukung perjodohan konyol ini dia memutuskan untuk tinggal di rumahku.
"Apa Grandpa?"
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA PEWARIS SALAVADOR MALL?!"
Wauw ini baru Grandpaku. Suaranya sangat menggelegar. Sekarang aku tidak akan bingung dari mana asal suaraku yang indah ini.
"Aku hanya menyuapinya dessert"
"KAU INI!!!!"
Kulihat Grandpa mengurut keningnya.
"Besok kau akan bertemu dengan pewaris Jacobs Jewelery. Rodre Dwihard Van Jacob. Berpenampilanlah yang menarik. Jam 7 malam di Sunshine Resto and cafe"
"Yes Grandpa"
Aku lalu keluar dari ruangan Grandpa.
************************************
Aku memandang kolam di depanku. Kakiku yang menjuntai ke air memberikan rasa dingin. Tapi aku memang membutuhkan momen ini. Dengan udara yang dingin, keadaan yang tenang, air dan malam. Pikiranku benar benar terasa akan pecah. Permintaan Grandpa membuatku merasa seperti perawan tua. Aku memiliki banyak date. Tapi mereka hanya mainanku saja. Mereka juga tidak ada yang serius denganku. Aku tidak mungkin membawa mereka ke hadapan Grandpa bisa bisa aku benar benar dikirim ke Afrika. Siapa yang harus kubawa ke hadapan Grandpa? Hanya tiga orang yang Granpda sukai.
Yang pertama Jimmy.
Jangan heran, kenyataan kalau Jimmy Gay hanya pada anak anak kampus. Kami pun sepakat menyembunyikan fakta ini dari orang tua. Solidaritas anak remaja itu lebih besar daripada omong kosongnya.
Jimmy Madelaine Steven. Dia adalah anak tunggal pemilik Madelaine travel. Suatu perusahaan travel terbesar di dunia. Ayahnya teman baik Grandpa. Aku tahu ini dari acara makan malam kolega Grandpa. Aku diundang. Dan hal yang paling menyebalkan adalah Grandpa yang mengundangku sebagai cikal bakalnya semua perjodohan sial ini.
Kedua adalah Thomas Calligan.
Dia mantanku. Aku tidak mungkin bersamanya lagi kami sudah seperti saudara sejak lama. Jadi, menikahinya akan membuatku merasa seperti menikahi kakakku sendiri.
Emm, kalau kakak Thomas yang tampan itu sih gapapa, tapi sayangnya James seperti jauh dari jangkauanku. Statusku sebagai mantan Thomas membuat James menganggapku seperti adiknya.
Thomas Calligan adalah anak bungsu keluarga Calligan. Keluarga Calligan merupakan keluarga yang paling berpengaruh di dunia. Terutama dalam pertambangan. Dan sekarang Jameslah yang menjadi penerusnya. Sebenarnya aku juga tidak tahu apakah si Thomas itu akan ikut mengurus perusahaan atau tidak mengingat passionnya di dunia musik lagi pula itu bukan urusanku.
Yang ketiga adalah Altego.
Altego Julia'r Diego.
Dia mantanku. Orang pertama yang kukenalkan pada keluarga besarku. Dia pemilik Altego Group yang bergerak di bidang otomotif. Tidak, dia memiliki perusahaan besar itu bukan dari warisan. Dialah yang membangunnya dari nol. Dan hasilnya di usianya yang baru 27 tahun dia bisa menciptakan perusahaan otomotif terbesar di Asia. Aku sangat mencintainya melebihi apapun. Tapi sayang, hubungan kami berakhir karena kelakuannya yang tidak lebih dari iblis.
************************************
Aku memoleskan kembali lipstik berwarna hitam di bibirku. Spesial untuk menemui Tn Rodre aku membuat diriku seperti anak punk pada umumnya. Kaos hitam dengan cucuk cucuk silver berpola di tengah dipadu Jaket kulit ketat lalu celana jeans sobek sobek besar. Rambutku kuikat tinggi. Memakai make up serba hitam dan gotik. Grandpa bilang harus berpenampilan menarikkan? Dan kurasa ini sudah lebih dari menarik.
Aku terkikik membayangkan bagaimana ekspresinya nanti. Aku lalu keluar dari mobil. Saat aku berjalan menuju resto mewah di depanku, banyak orang orang memandangku aneh. Oke, aku tidak biasa ditatap seperti itu. Mari kita percepat.
"Maaf nona, anda tidak bisa masuk"
Aku menatap jengkel security di depanku,"Aku ada date di sini!"
"Benarkah?"
"Cari saja atas nama Tn. Rodre. Namaku Jessica. Cepat sana cari!"
Security itu menggosok telinganya dan mengernyit ke arahku sebelum dia masuk ke dalam resto. Memang aku berteriak ya? Kurasa tidak. Tapi kenapa banyak yang menatapku jengkel? Bodo! Hahahaha
"Baik maaf nona, meja anda di VIP 7. Letaknya di outdoor cafe belakang."
Aku tersenyum menantang pada si security dan berjalan masuk. Kulihat rata rata orang di sini memakai gaun malam dan jas. Dengan penampilanku sekarang, aku serasa seperti artis mendadak.
Saat sampai di bagian outdoor cafe, aku menatap sekeliling. Wuuh benar benar candle light dinner. Di tengah tengah sebuah kolam besar dengan taburan lilin atasnya. Di pinggirnya sekitar 15 meja mengelilingi kolam. Ditambah orkestra lagu slow di sudut kanan membuat suasana akan sangat romantis bagiku, jika saja ini bukan rencana perjodohan bodoh itu!
Ah, itu dia nomor tujuh. Di dekat orkestra. Kulihat ada seorang laki laki memakai tuksedo hitam. Damn! Pria itu tampan. Kenapa di saat aku berdandan cantik aku mendapatkan badut. Dan di saat aku berantakan seperti seorang pecandu aku mendapatkan pria tampan seperti itu.
Oke Jess tidak ada langkah untuk mundur. Aku memakan permen karet lalu berjalan menghampirinya dan duduk di depannya.
"Hoi bro kamu Rodrekan?" Aku menyapanya dengan menyeringai dan memakan permen karet. Oh astaga jika saja pria tua itu tau kelakuanku sekarang, dia akan melemparku ke kandang buaya.
"Maaf mungkin anda salah orang?"
Auw pria tampan bermata hijau ini sangat sopan.
"Nope. Aku Jessica Willan. Salam kenal Rodre. Jadi, kita makan sekarang? Atau mau membicarakan perkawinan?"
Kulihat Rodre jengah terhadapku. Dia melonggarkan dasinya,"Menikah Nona Jessica bukan kawin."
"Ya apapun itu ujung ujungnya tekdung"
Wahahahahaha aku tertawa terbahak bahak. Ekspresinnya melongo tidak percaya.
"Maaf nona, apa anda benar cucu Tuan Roberto?"
Aku menggebrak meja dan mencondongkan badanku ke arahnya. Beberapa orang jadi melihatku. Sedangkan Rodre jangan ditanya dia langsung memundurkan badannya dan menatapku takut. Wahahaha begitu amat Rod? Lo kate gue medusa apa?
"Kau meragukanku dan Grandpaku??!!"
"Eh. Tidak tidak nona."
Laki laki itu lalu mengangkat handphonenya. "Halo?"
"..."
"Yaya aku ke sana"
"..."
"Bye"
Rodre menutup handphonenya dan menatapku bersalah.
"Maaf nona, saya harus pergi sekarang. Mengenai masalah perjodohan kita, aku akan berbicara langsung dengan Tuan Roberto. Permisi"
Dia lalu berjalan meninggalkanku.
"BYE RODRE!"
Aku berteriak nyaring. Dia langsung berlari keluar. Pecah sudah tawaku. Dasar laki laki tampan yang i***t!
************************************
"JESSICA STUART WILLAN!! ADA APA DENGANMU! INI PRIA PILIHAN GRANDPA YANG KEDUA DAN DIA MALAH MEMOHON PADA SAYA UNTUK MEMBATALKAN SEMUANYA!"
Aku terdiam menunduk. Oh come on dalam 2 hari aku sudah kena amuk pria tua ini 2x. Bayangkan 2X ?!
"Dia terlalu pengecut dan bodoh Grandpa"
"KELUARRRRRRR!!!!"
Aku langsung berlari keluar ruangan Grandpa. Huh untuk ukuran pria tua seperti dia, kuat juga jantungnya.
"Jessica? Bisa kita bicara?"
Aku menatap mamaku. Matanya terlihat sedih. Aku mengangguk dan berjalan mengikutinya ke gazebo di belakang rumah dekat kolam.
"Kenapa ma?"
"Maafin mama sama papa sayang. Kita tidak bisa menolong kamu buat lepas dari ide gila Grandpa."
"Yah ma, aku mengerti"
Aku sudah sangat mengerti kalau si pria tua itu pasti mengancam mengusir papa, mama dan aku dari rumahnya bila papa dan mama membelaku.
"Selain itu sayang, mama memiliki alasan sendiri"
Nah ini yang baru aku tidak mengerti.
"Maksud mama?"
Mama menghembuskan nafas berat dan mendekat ke arahku. Dia merangkulku.
"Mama ingin kamu moved on sayang. Ini sudah dua tahun sejak hubunganmu dan Altego berakhir. Entah apa alasan dari perpisahan kalian. Yang pasti, mama ingin kamu melanjutkan hidup. Mama tau kehidupanmu di luar sana. Hubunganmu dengan para laki laki itu. Telinga dan mata mama dan papa sangat banyak. Tidak ada yang luput dari kami terutama mengenai anak perempuan satu satunya kami."
Jadi, mama selama ini mengetahui alasan aku bermain main dengan para laki laki bodoh itu? Aku jadi merasa bersalah.
"Mama dan papa tidak menegurmu karena kami pikir kamu membutuhkan beberapa pelarian. Tapi, kami rasa sekarang cukup. Anggaplah serius perjodohan kali ini Jess. Kami hanya ingin yang terbaik bagimu"
"Ma"
Aku memeluk mama. Maafkan Jessica ma. Jessica akan mencoba lebih serius mencari pendamping.