Jadi Begini Rasanya Ciuman?

1321 Words
"Kok anak mami masuk rumah bukannya ucap salam malah senyum senyum sendiri sih, Jangan bilang kesambet hantu pohon asem di depan," Ucap Mami yang melihat Nafa yang baru saja pulang ke rumah. "Ish ... Mami apaan sih! Nafa lagi seneng loh Mi, Malvin ajak Nafa makan malam," Nafa mengelendot di tangan mami nya. "Kemaren juga baru makan malam, Diajak makan malam aja udah kek orang gila, Apa lagi di ajak kawin," kekeh sang Mami. "Gapapa dong mi, namanya juga orang lagi jatuh cinta, Yauda Mi Nafa keatas dulu ya mau istirahat," "Yauda deh gih istirahat sayang," Nafa pun berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. *** Malam ini Nafa sudah terlihat sangat cantik dengan gaun panjang bewarna hitam polos yang menunjukkan punggungnya yang mulus, rambutnya digerai begitu saja, dia terlihat lebih sederhana namun sangat cantik. Kali ini dia ingin menjadi dirinya sendiri. Begitu terkejutnya Nafa ketika sang mami memanggil manggil nya dari balik pintu. "Sayang, Malvin uda dibawa, Kamu lama banget sih turunnya," Panggil sang Mami sambil mengetuk pintu. "Ahh Malvin jemput aku Mi, Kok Malvin gak ngabarin sih," Nafa membuka pintu kamarnya dan mengikuti sang Mami untuk turun menemui Malvin. Malvin terlihat sangat gagah dengan kemeja hitam yang digulung hingga siku dipadukan dengan celana hitam kain, Sederhana namun sangat tampan. "Kok kamu gak kabarin aku mau jemput?" "Aku mau kasih kejutan Fa, Lagian mana mungkin kamu keluar sama supir, Kan sudah ada aku, " "Cie cie makin romantis aja sih kalian," goda sang Mami, sedangkan Papi Nafa hanya tersenyum. "Mami apaan sih bikin malu anak gadisnya aja," ucap Nafa. "Yauda sana pergi, gak pulang juga gapapa kok," Goda Mami lagi. "Mami gak capek apa godain anak nya mulu," Ucap Papi sambil mencubit lengan maminya. "Entah nih Pi, Kayaknya mami nih hobi banget jahilin Nafa, yauda deh kita berangkat dulu ya," Malvin pun pamit dan menjabat kedua tangan orang tua Nafa. Mereka pun berjalan menuju ke mobil yang dibawa oleh Malvin, Mobil yang cukup Mahal tentunya. Malvin membuka kan pintu mobil untuk Nafa, Nafa semakin tersentuh dengan sikap manis Malvin. Ketika didalam mobil pun Nafa kembali terkejut dengan perlakuan Malvin, Malvin memakaikan safety belt untuk Nafa, Seketika wajah mereka begitu sangat dekat, Bahkan mereka dapat mencium aroma parfum masing masing. Mata mereka saling bertemu seperti ada sengatan sengatan cinta yang mulai dirasakan oleh keduanya. Sesampainya di restoran Nafa kembali terkejut, Karena Malvin mengajaknya ke restoran yang memang terkenal dengan suasana romantisnya. Mereka masuk dan langsung memesan beberapa makanan dan minuman. "Tempat nya bagus Vin, Aku suka," Ucap Nafa. "Iya Fa, Ini salah satu tempat favoritku dengan Tania," Jleb.... Hati Nafa yang sudah terbang hampir ke langit jatuh hingga ke dasar lautan. "Ternyata aku terlalu baper, Dalam pikiran Malvin memang hanya ada Tania," Batin Nafa. "Oh begitu ya, Pantas saja." Nafa tersenyum kikuk. "Priscilla!!! " Seorang pria yang sangat tampan memanggil Nafa, Panggilan nya bila berpacaran dengan pria pria saat berada di London. Nafa menelan saliva nya, Sungguh kaget dirinya melihat reynold, pria blasteran Indonesia Inggris itu, Sang mantan kekasih yang sempat tidak terima saat diputuskan nya dulu. "Jadi benar ini kamu! Kamu beneran sudah bertunangan?" Malvin yang kaget dengan pria itu hanya diam dan mendengarkan percakapan keduanya. "Bukan urusan kamu," Ketus Nafa. "Mana bodyguard yang selalu bersamamu dulu?" "Apaan sih Rey, kamu mau tahu aja urusan aku," "Ternyata gadis playgirl yang tidak bisa disentuh ini hidupnya sudah berubah?, Apakah orang tuamu sudah tiada! " Ucap Reynold. Mendengar ucapan Reynold membuat Malvin tidak suka. "Maaf tuan, Sebaiknya anda urus saja urusan anda sendiri, Sepertinya Nafa tidak ingin berbicara dengan anda lagi," Ucap Malvin sambil berdiri. "Memangnya kamu siapa??" Tantang Reynold. "Saya ini Tunangannya!" Ucap Malvin. "Jadi kamu tunangannya, tidak terlalu menarik," Ucap Reynold. "Apa maksud kamu!!!" Ucap Malvin yang mulai tersulut emosi. "Priscilla ini adalah gadis petualang cinta tuan, Banyak pria yang sudah disakitinya, Tapi sayang kemana pun dia pergi selalu ada bodyguard yang bersamanya, Aku kira Nafa ini akan menjadi perawan tua yang tidak akan pernah disentuh, Kau bukan pria yang lebih baik dibandingkan pria yang sudah bersama nya selama ini." Ucap Reynold. "Cukup Rey, Sudah puas kamu menghina aku." Teriak Nafa. Kini banyak mata yang mulai memandangi mereka. "Itu bukan hinaan Pris, Kau benar benar gadis yang menyedihkan, Karena bodyguard itu kau bahkan tidak bisa merasakan ciuman, Andai saja bodyguard itu tidak pernah menguntitmu ku pastikan kau sudah berada di ranjangku walaupun kau menolak." Ucap Reynold. "b******k!! Kau memang pria yang tidak punya sopan santun." Teriak Malvin yang sudah memukul Reynold. Tempat itu sudah berantakan, Orang orang sudah berlarian keluar melihat Malvin dan Reynold yang saling memukul. "Cukup!!! Teriak Nafa sambil berjongkok dan menutup telinganya. Petugas keamanan pun mulai datang dan memisahkan mereka. Reynold yang sepertinya tidak terlalu pandai berkelahi sedikit lebih kacau dibandingkan Malvin, Malvin hanya mengeluarkan sedikit darah di sudut bibir nya. "Kau mungkin pria beruntung yang mendapatkannya, Tapi ku yakin itu semua karena perjodohan, Percintaan karena bisnis, Kau tidak akan pernah bahagia Priscilla!!! " Itulah ucapan terakhir yang keluar dari mulut Reynold sebelum dirinya pergi dari restoran. Malvin dan Nafa pun keluar dari restoran itu, Nafa yang masih menangis ditarik saja oleh Malvin untuk masuk ke mobil. "Sudah lah Fa, Untuk apalagi kamu menangisi pria b******k itu?" Malvin berusaha menenangkan Nafa yang masih menangis. "Maafkan aku Vin, Aku sangat malu," Nafa mengambil tisu membantu Malvin membersihkan darah yang ada disudut bibirnya. "Tidak apa, Aku paham dengan kondisimu." "Aku menyesal pernah mempermainkan banyak pria selama di sana, Aku pikir itu hanya hiburan semata." "Sudah lah semua orang punya masa lalu Fa, Kau wanita yang baik, Tapi kenapa pria itu mengatakan kau selalu di ikuti oleh bodyguard?" "Iya Vin, Mami dan Papi memang menyewa dua orang bodyguard untuk menjagaku selama di sana, Itu sebabnya aku tidak bisa melakukan apapun selama di sana, Saat berpacaran pasanganku hanya bisa memegang tanganku saja, Kalau ada yang ingin berusaha mencium pipiku saja, Pria itu langsung dihajar oleh bodyguard itu." Mendengar penjelasan Nafa malah membuat Malvin tertawa sangat kencang. "Kenapa kamu malah tertawa Vin? Kau meledekku ya?" Nafa kini melipat tangannya, Sedangkan bibirnya maju beberapa senti. Melihat tingkah Nafa membuat Malvin semakin gemas. "Bukankah itu bagus Fa, Itu artinya orang tua mu sangat mencintaimu, lagipula bagus dong tubuhmu yang indah ini tidak bisa dijamah oleh sembarang pria." "Tapi aku malu Vin, diusia se tua ini aku tidak pernah merasakan dicium oleh seorang pria, Bahkan Becca selalu meledekku, Apalagi kalau dia sedang bercinta dengan pacarnya, Dia selalu video call denganku dan memanas manasi ku" Ucap Nafa. "Jadi kau ingin merasakan dicium oleh seorang Pria? " Tanya Malvin. "Tentu saja, Bukankah berciuman adalah hal yang indah dan membahagiakan," ucap Nafa. Tiba tiba Malvin menarik tengkuk Nafa. Beberapa saat mereka saling melihat dengan jarak yang begitu sangat dekat dan Malvin pun mencium Nafa, Bukan ciuman biasa, Malvin melumat bibir Nafa dengan tempo yang cepat dan kuat, Nafa hanya bisa melotot tidak percaya, Tetapi Nafa yang mulai menikmati ikut terbawa suasana, Mereka saling melumat, Bertukar saliva hingga akhirnya melepaskan karena sama sama sudah kehabisan udara. "Bagaimana rasanya?" Tanya Malvin. "Sangat indah Vin, Terima kasih." Ucap Nafa yang sudah menundukkan wajahnya. "Yasudah sekarang kamu sudah tahu kan rasanya ciuman yang sebenarnya, ciuman yang sesungguhnya ketika dua orang saling melumat, Bukan seperti saat kau mencium ku saat di bar," Malvin pun kembali menghadap ke depan dan memegang kemudi, Sedangkan Nafa masih menetralkan detak jantungnya yang berdegup dengan kencang. Sebenarnya Malvin juga merasakan hal yang sama, Entah kenapa dirinya bisa melakukan hal gila itu, Sayang nya tidak ada rasa bersalah sama sekali dihatinya. "Kenapa aku malah bahagia, Kenapa rasanya ada Nafa di sisi hatiku yang mungkin ada sedikit tempat yang kosong." Batin Malvin. "Bagaimana kalau kita makan di pinggiran, Sepertinya lebih asyik Fa, Pasti kau tidak pernah kan makan nasi goreng di pinggir jalan?" Tanya Malvin. "Boleh Vin, Aku juga ingin mencoba makan ditempat seperti itu." Jawab Nafa. "Baiklah," Malvin pun mengemudikan kereta besinya. Kini mereka hanya diam dan menikmati suasana malam yang dipenuhi kembang api, Ya kembang api di hati masing masing.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD