Makan Malam Berdua

1457 Words
"Makasih ya kalian udah mau ajak aku." Kini mereka sudah sampai didepan gang rumah Tania. "Iya sayang, Masuk lah dan beristirahat," Malvin mengecup sekilas kening Tania. "Makasih juga ya Fa, Kamu uda izinkan aku ikut bersama kalian," Tania melirik kebelakang yang hanya di sahuti Tania dengan senyuman. Tania pun keluar dari mobil dan berjalan menelusuri gang rumahnya. Sedangkan Nafa dia kembali memejamkan matanya dibalik kaca mata hitamnya. "Fa? kamu gak pindah duduk kedepan?" Tanya Malvin. "Harus??" "Tentu saja Fa, nanti kalau ketahuan orang tua kamu, gimana?" "Baiklah," Nafa pun berpindah duduk kedepan. Malvin pun kembali menjalankan motor besinya dengan fokus. Hingga akhirnya mereka sampai didepan rumah Nafa. "Kamu gak masuk dulu?" Tanya Nafa "Uda sore Fa, aku titip salam aja buat orang tua kamu," jawab Malvin. "Oh begitu, Oke," Nafa sudah memegang knop pintu, Tiba tiba Malvin memegang tangan kanannya. "Makasih Fa untuk hari ini, Kamu uda izinin Tania ikut bersama kita." "Gak masalah vin, buat aku asal semua orang bahagia, No problem," "Terima kasih." Ucap Malvin sekali lagi. "Apa hanya itu? bukankah aku juga berhak mendapatkan kecupan seperti Tania tadi? " Tanya Nafa yang menggoda Malvin, jujur dia hanya ingin agar Malvin dan dirinya tidak canggung lagi setelah kejadian semalam. Namun perkiraan Nafa salah, Malvin menarik lengannya lalu mengecup kening Nafa dengan lembut. "Maafkan aku atas kejadian semalam, Aku tidak berniat menyakitimu Fa," Nafa yang terkejut dengan sikap Malvin sempat mematung, karena terlalu gugup dirinya segera membuka pintu mobil dan langsung berlari ke dalam rumahnya. Malvin sempat merasa bingung, dia merasa kalau Nafa masih marah padanya. Malvin pun menjalankan mobilnya. Sedangkan Nafa jantungnya terasa tidak normal, Dia berlarian saja ke kamarnya sambil senyum senyum sendiri membuat mami dan papi nya yang sedang diruang televisi hanya tertawa melihat tingkah putri mereka. "liat tuh Pi, Putrimu bahkan tidak sempat menegur kita, Sepertinya dia bahagia sekali bersama Malvin." ucap mami sambil menggelengkan kepalanya, sedangkan papi nya hanya tersenyum sambil meminum kopinya. Sedangkan Nafa langsung membaringkan dirinya ditempat tidur, dia memegang dadanya yang terasa berdebar, dia tidak menyangka Malvin mengecup keningnya begitu mesra. *** Hari ini Nafa bangun begitu kesiangan, tadi malam dirinya memang menonton drama Korea hingga jam empat pagi, membuat dirinya harus terbangun pukul sepuluh pagi. Dia menuruni anak tangga dengan wajah dan rambut yang masih acak acakan. "Astaga Nafa, Kamu belum mandi? kok tumben bangun nya kesiangan sih sayang," Tanya mami Nafa yang sedang bersiap siap untuk masak makan siang mereka. "Iya Mi, Sorry ya semalam Nafa marathon nonton drama Korea," Nafa tersenyum menunjukkan gigi putihnya yang rapi. "Yasudah, Sana mandi deh, Kamu pergi ke kantor Malvin, Bawa makan siang untuknya, Biar mami siapin," "Ahh ... makan siang?ngapain sih Mi?" "Kok ngapain? Dia kan tunangan kamu, Sudah seharusnya kamu itu lebih perhatian, Lagipula kalian kan akan segera menikah, Harus membiasakan diri dong sayang menjadi calon istri." Nafa hanya tertawa namun dirinya segera membalikkan tubuhnya ke kamar. "Oke Mami, " Nafa kembali ke kamarnya untuk bersiap siap ke kantor Malvin. Kini Nafa terlihat sudah cantik, Dia memakai tanktop putih yang dipadukan dengan rok jeans sepaha dengan cardigan tembus pandang yang menutupi tubuhnya hingga betis, rambut panjangnya dikepang seperti kesukaan artis Hollywood favoritnya angelina jolie, Dengan make up tipis diwajahnya, Heels nya yang tinggi membuat tubuhnya tampak lebih tinggi. "Mami uda siap kan?" Nafa melihat maminya sedang mempersiapkan makanan yang akan dimakan oleh Malvin dan dirinya di kantor. Mendengar suara putrinya, Friska membalikkan tubuhnya untuk melihat sang putri. "Astaga Nafa, Kamu ini kok pakaiannya seperti mau ke mall sih? kamu kan mau kekantor, Pakai pakaian yang formal dong sayang?" Friska hanya bisa menepuk jidatnya. "Ya ampun Ma, Gini juga lebih cantik, Ngapain sih terlalu formal, Kan aku ke kantor bukan mau bekerja," "Hmm ... Terserah kamu deh, Ini pasti karena papi mu selalu aja belain kamu," Maminya hanya bisa pasrah. "Yasuda bawa ini semua, Mulai besok kamu yang harus masakin Malvin, Kamu kan bisa masak, Pria itu akan mencintai istri yang selalu memasakkan makanan untuk nya sayang." "Iya Mami, Nafa pergi dulu ya," Nafa mengecup pipi Maminya. "Hati hati Sayang." Nafa pun beranjak keluar dengan makanan yang sudah ditangan, Dia mencari supir mereka untuk mengantarnya ke kantor Malvin. Nafa bahkan tidak memberi kabar kepada Malvin, Dia memang ingin memberikan kejutan kepada Malvin. Sampai di kantor semua pasang mata karyawan melihat Nafa, Hampir semua karyawan sudah tahu kalau Nafa adalah calon istri Malvin, Karena mereka juga diundang ke acara pertunangan, Apalagi banyak akun gosip di ** yang memberitakan pertunangan mereka, Pertunangan dua keluarga konglomerat, Di Indonesia hal seperti itu sangat biasa meskipun mereka bukan kalangan artis. Namun banyak diantara mereka juga yang mengetahui Tania, Tapi bagi mereka seorang bos yang menikah karena perjodohan itu adalah hal biasa, Apalagi perjodohan karena bisnis. Semua karyawan menyapa Nafa dan menundukkan kepala nya, Semua karyawan wanita berbisik bisik mengagumi kecantikan Nafa. "Cantik banget ya calon istri nya pak Malvin, Kayak artis," Ucap salah satu karyawan Malvin. "Kamu bener sih, Beruntung banget ya pak Malvin dapat wanita cantik sepertinya, Apalagi dia itu pewaris tunggal Santara Corp. "Ucap seorang karyawan pria. "Tapi kasihan ya si Tania pegawai bank itu, Gimana ya nasibnya? " Ucap karyawan wanita yang memang sedikit julid. "Lagian tuh perempuan juga gak sadar diri sih, Cuma karyawan bank pengen dapetin CEO" Ucap karyawan yang tidak kalah julid nya. Nafa pun memasuki lift, Dirinya sudah bertanya kepada Receptionist dimana letak ruangan Malvin, Dirinya pun masuk ke ruangan Malvin yang sudah diarahkan langsung oleh Sekretaris Malvin yang memang duduk diluar tepat didepan ruangan Malvin. "Selamat siang Vin?" Nafa membuka knop pintu dan langsung masuk kedalam ruangan Malvin, Nafa sangat terpesona melihat Malvin yang fokus dengan laptopnya, Apalagi dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya menambah kadar ketampanan dan kewibawaan nya. Malvin yang memang sedang berkutik dengan pekerjaan sangat kaget melihat Nafa dengan rantang yang ada ditangannya. Malvin membuka kaca matanya dan melihat Nafa lebih intens, Nafa sangat terlihat cantik dan lucu dimatanya, tubuh tinggi langsing dengan kulit putih membuat Malvin menelan saliva nya, Baginya hari ini Nafa terlihat lebih menarik dan cukup sexy. "Kamu ngapain kemari Fa?" "Bawain kamu makan siang, Mami yang suruh aku," "Kamu ngapain repot begitu si Fa? " "Gak apa dong, aku kan tunangan kamu, Aku boleh duduk kan?" Nafa meletakkan rantang di meja dan duduk di sofa yang memang ada di ruangan Malvin. "Kantor kamu bagus Vin," "Iya Fa, Makasih." Malvin pun berdiri dan mengikuti Nafa duduk di sofa. "Yasudah ayo kita makan? aku juga uda laper, " Ucap Nafa. Nafa pun membuka rantang itu satu persatu dan mengeluarkan nasi beserta lauk pauknya. "Aku suapin kamu ya, Kita sepiring berdua, " Ucap Nafa yang hanya di anggguki oleh Malvin. Nafa menyuap nasi itu ke mulut Malvin, Entah kenapa perlakuan Nafa yang begitu keibuan membuat Malvin sedikit terharu, Selama ini Tania tidak pernah melakukan hal seperti ini karena Tania memang sangat sibuk dengan pekerjaannya di bank. "Enak gak vin? " "Ini sangat enak Fa, kamu yang masak?" "Bukan Vin, Ini masakan Mami aku, Tapi kamu tenang aja, Mulai besok aku yang akan memasak buat kamu," Ucap Nafa sambil tersenyum. "Tapi kamu gak perlu repot begini Fa," "Kenapa repot! Kamu kan tunangan aku Vin, Kamu lupa dengan kesepakatan kita, Selama tiga bulan aku akan jadi tunangan yang baik untuk kamu," "Terima kasih Fa, Kamu gadis yang sangat baik, Pasti pria yang mendapatkan kamu adalah pria yang paling beruntung di dunia ini." "Sayang kamu gak mau jadi pria beruntung itu kan?" Ucap Nafa Deg Membuat Malvin menghentikan makannya, Entah kenapa perkataan Nafa membuat hati nya bergetar. Mereka pun kembali menikmati makan siang itu dengan khidmat, Malvin merasa cukup bahagia dengan perlakuan Nafa, Baru kali ini dia merasa bahagia karena ada seorang wanita yang mengantar makanan ke kantornya. Nafa pun beranjak ingin bersiap siap pulang, Dia tidak ingin mengganggu Malvin bekerja. Nafa pun ingin berpamitan, Entah kenapa dirinya memberanikan diri memeluk Malvin sebelum keluar dari ruangan itu. Malvin sempat kaget melihat Nafa yang tiba tiba memeluknya, Tanpa sadar Malvin juga memeluk tubuh langsing Nafa, dia merasa sangat hangat berada dipelukan Nafa, Dia juga bisa merasakan aroma tubuh Nafa yang sangat memabukkan. "Aku pulang ya, Semoga pekerjaan kamu hari ini berjalan lancar, dan perusahaan kamu kembali berjaya." Itulah ucapan yang didengar oleh Malvin sebelum Nafa melepaskan pelukannya. Nafa pun beranjak ingin berjalan keluar. "Fa? kamu mau makan malam bersamaku nanti malam? " Tanya Malvin. "Ahh ... Makan malam? bersama Tania? " Malvin tertawa renyah, Melihat tawa Malvin membuat Nafa ikut tertawa. "Kita berdua saja, apa Tania harus selalu ikut kita?" "Tentu saja aku mau Vin, " "Baiklah, Aku berjanji tiga bulan ini aku juga akan menjadi tunangan yang baik untukmu Fa, Terima kasih untuk segalanya." Ucap Malvin. Nafa yang sangat bahagia hanya bisa tersenyum, Hati nya sangat berbunga bunga dengan perlakuan Malvin hari ini, Dia tidak menyangka Malvin juga berusaha untuk berbuat baik padanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD