Bima memimpin rombongannya dengan gagah berani. Mereka berjalan dalam barisan rapi—Bima, Ekky, Jessica, dan Rohman. Umumnya mereka tidak membawa senjata, kecuali Rohman yang terus menyiagakan perisai. Tiba-tiba Bima berhenti sembari mengangkat kepalan tangan kirinya ke udara. Itu adalah kode taktis agar semuanya berhenti. Lalu ia meletakkan telapak tangan kirinya sepuluh senti di atas kepalan tangan kanan. Sinyal bahwa ada musuh di depan. Selanjutnya ia mengangkat tiga jari—jempol, telunjuk, jari tengah—, berarti musuhnya ada tiga. Tapi Jessica bisa melihat sendiri, tiga Cindaku sedang berpatroli di antara pohon-pohon kelapa sawit. “Lumayan, ini kesempatan buat cari Exp,” ucap Bima, mengacaukan semua sinyal yang ia buat sendiri. “Apa nggak kebanyakan, Kak?” bisik Jessica. “Tenang aja,

