Malam di Rumah Batu Haversham
Kabut laut menyelimuti pesisir Haversham, menelan cahaya bulan di atas laut hitam yang berombak.
Di atas tebing berdiri rumah batu besar milik Governor Alistair Ellsworth, kepala County Gaol yang hidup jauh di atas penghasilannya. Dinding rumahnya berlapis marmer, tirai beludru merah menutupi jendela tinggi, dan perapian di ruang tamu menyala dengan api yang hangat tapi suram.
Di kursi berlapis kulit, Baron Vale duduk tegak, dengan mantel panjang hitam dan sarung tangan kulit masih melekat di tangannya. Tatapannya tajam milik seorang pria yang terbiasa mengintimidasi lawan bicara.
Di belakangnya berdiri Alaric, sosok tegap dengan wajah keras dan mata yang waspada, tangan kirinya selalu dekat pada gagang pedang di ikat pinggang.
Ketika Ellsworth masuk
Ellsworth “Jarang sekali seorang bangsawan datang ke rumah saya tanpa pengawal atau surat resmi. Apa kabar, Baron Vale? Atau sebaiknya saya panggil... tersangka Vale?”
Vale dingin “Aku masih seorang Baron, Ellsworth. Dan aku datang bukan untuk memperdebatkan gelar, tapi untuk membawa awak kapalku.”
Ellsworth tertawa kecil “Membawa mereka? Di negeri ini, kebebasan bisa dibeli dengan tanda tangan atau dengan uang. Dan Anda, Baron, punya keduanya.”
Ia menuang brandy ke gelas kristal, lalu duduk santai di seberang Vale.
Vale “Aku mendengar kau berencana menolak pembebasan bersyarat bagi semua orangku.”
Ellsworth “Tentu saja. Mereka disebutkan dalam laporan penyelundupan senjata ke Calais. Kapal Anda, awak Anda, tanggung jawab Anda.”
Alaric “Senjata itu bukan milik kami. Dan kau tahu itu. Kau hanya menunggu tawaran yang cukup tinggi untuk ‘mengubah pendapatmu.’”
Ellsworth menatap tajam “Hati-hati bicara, Tuan Alaric. Lidah yang tajam sering memotong pemiliknya sendiri.”
Vale bersandar, menatap Ellsworth dengan dingin.
Vale “Kau hidup di rumah seperti ini, Ellsworth, sementara keluargamu di London bahkan tak mampu membeli kursi bangsawan. Jangan berpura-pura bahwa kemewahan ini datang dari gajimu sebagai kepala penjara yang tak seberapa.”
Ellsworth tersenyum miring “Saya tidak berpura-pura, My Lord. Saya hanya... mengambil kompensasi kecil atas jasa menjaga kriminal tetap di dalam sel.”
Ia meneguk brandy-nya perlahan, lalu menatap Vale dengan pandangan seperti kucing yang mengamati burung di dalam sangkar. Vale saudagar kaya raya yang sanggat di sayangkan kalo terlewat
Ellsworth “Parlemen bersiap mengeluarkan Bill of Attainder. Begitu itu disahkan, gelar Baron Anda hanya jadi catatan kaki. Begitu parlemen mengeluarkan nya anda dan awak akan berakhir di guillotine .”
Vale menatap dingin “Dan tentu saja seseorang sepertimu tidak mungkin membantu orang lain tanpa imbalan.”
Ellsworth “Saya pikir Anda cukup pintar untuk tahu jawabannya. 1.000 pound akan cukup. My Lord.”
Alaric maju dan menghantam meja dengan telapak tangganya “Kau gila Ellswort untuk tahanan kelas atas saja hanya perlu 100-500 pound, tapi kau meminta 2× melebihi 500 pound, Dasarr tikus rendahann.”
Ellsworth menoleh santai “Tikus tidak membangun rumah dari batu Prancis dan minum brandy tua. Saya hanya memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.”
Keheningan turun. Angin laut melewati kaca jendela, membuat api di perapian semakin berkobar. Vale menatap Ellsworth lama, lalu berdiri.
Vale “Kau pikir aku akan membayar 1.000 pound untuk Parole bukankah kau tau Prevention of Crime Act 1908 membebaskan biaya yang kau minta?”
Ellsworth: “Saya pikir Anda akan membayar agar orang-orang anda segera pulang dan bisa makan lalu minum dengan layak,” tertawa kecil berdiri berjalan mendekati jendela
Vale “Kau lupa siapa yang membiayai separuh pembangunan County Gaol tempatmu bekerja. Aku bisa membeli hidupmu tiga kali lipat, Ellsworth.” duduk kembali dengan kaki menyilang
Ellsworth tersenyum licik “Tapi malam ini, My Lord, saya yang memegang kuncinya.” berjalan dan duduk di sebelah Vale
Hening sesaat. Hanya suara ombak dan detak jam antik yang terdengar. Lalu Vale mendekat, suaranya rendah tapi mengandung ancaman.
Vale “Kau pikir bisa memerasku seperti keluarga tahanan lainya? Kau bermain dengan api, Ellsworth. Dan membakarmu bukan hal sulit bagiku, ”
Ellsworth “Dan Anda, My Lord, Saya lupa memberitahu jika orang-orang anda sejak ditahan tidak makan secuil roti dan minum seteguk air, jadi menunda pembebasan mereka hanya akan membuat mereka lebih dekat dengan pemakaman.” Ellsworth mendekati Vale mengeluarkan cek " tangan anda bisa membunuh mereka atau menyelamatkan mereka Tuanku," Ellsworth bisa mencium bau kekayaan dari tubuh Vale baginya kemasyuran Vale tentang uang bukan hal yang perlu di ragukan lagi
Alaric melangkah maju, dan sekejap kilat mencabut pedang dari sarung dan dengan cepat meletakan bilah pedangnya di leher Ellswort,
Namun Vale menahan tangannya.
Vale dengan dingin memandang Alaric “Tidak di sini. Tidak malam ini.”
Ia menatap Ellsworth terakhir kali, lalu dengan terpaksa menulis cek sebesar 1.000 puond
Ellsworth “ Tuanku 1.000 Pound untuk 10 kepala, jadi harus menulis cek 4.000 pound?” matanya menyipit memperhatikan angka 1 berubah menjadi 4 "Senang sekali atas kesepatan kita Tuanku" Ellsworth sumingrah menerima cek, Dia mencium dan perlahan meletakan cek itu di atas meja
Vale menoleh setengah “Kesepakatan hanya terjadi antara dua orang yang punya kehormatan. Kau tak punya itu.”
Pintu tertutup keras.
Ellsworth berdiri sendirian di ruang tamu yang mewah tapi busuk oleh keserakahan. Ia menatap cek dengan senyum kebahagiaan tingkat dewa
Ia meneguk sisa brandy, lalu bergumam pelan
“Sombong seperti bangsawan lain… tapi darah biru pun jadi merah ketika keluar dari lehernya.”
Vale berjalan menuruni jalan berkerikil tanpa menoleh, mantel hitamnya berkibar tertiup angin laut. Alaric mengikuti beberapa langkah di belakang, masih dengan tangan yang menegang di gagang pedang.
Alaric “My Lord… kau tak seharusnya membayar tikus itu.”
Vale berkata datar“Aku membayar untuk kebebasan. Aku membeli nyawa awak kapal.”
Alaric“Tentu Tuanku?”
Vale menatap laut kelam di bawah tebing
Keesokan paginya, pintu County Gaol terbuka dengan derit panjang yang menyayat telinga.
40 orang awak kapal kurus, baju basah, kulit pucat seperti lilin keluar satu per satu.
Beberapa tertatih, beberapa dipapah sesamanya. Mata mereka cekung, bibir pecah, sebagian besar tak mampu berjalan dan harus di gotong.
Di depan gerbang, kereta-kereta sudah menunggu. Atas perintah Vale, mereka langsung dibawa ke rumah sakit kecil di tepi kota.
Dokter-dokter yang dikirim Vale bekerja tanpa henti bahkan mendatangkan perawat dari pos darurat untuk tim bantuan darurat
Lorong rumah sakit kecil itu penuh sesak oleh tubuh-tubuh terluka. Bau darah bercampur dengan aroma obat dan kain basah. Lampu-lampu tua menggantung miring, cahayanya bergetar di antara bayangan orang-orang yang mondar-mandir.
Tempat tidur tak cukup menampung semua pasien. Banyak yang terbaring di lantai, bersandar pada dinding yang dingin. Suara batuk, erangan, dan panggilan minta tolong tumpang tindih seperti nyanyian kacau yang tak berujung.
Suster-suster berlarian membawa ember air, kain kasa, dan botol alkohol. Dokter-dokter berusaha mengatur napas di tengah kerumunan, namun tangan mereka tak berhenti menekan luka, membalut, membersihkan darah.
“Cari perban lagi! Cepat!”
“Pasien ini butuh air, sekarang!”
“Siapa yang sudah periksa suhu ruang sebelah?!”
Semua berbicara sekaligus, dan tak satu pun suara terdengar jelas.
Dokter kepala, peluh di dahinya “My Lord… mereka ditahan tanpa makanan dan air, beberapa hampir mati karena dehidrasi. Kalau lebih lama sehari saja…”
Vale menatap sekeliling, suaranya bergetar sesekali mengusap kening dan memejamkan mata. “Aku mengerti. Lakukan apa pun yang diperlukan.”
Alaric, yang berdiri di sisi lain ruangan, mengepalkan tangan keras-keras hingga kuku jarinya memutih.
Alaric “Ellsworth keparatt dengan semua tindakanya dan masih meminta 4.000 pound”
Vale “Tentu saja. Dia akan membunuhh jika demi uang.”
Alaric “Dia pantas mati Tuanku,”
Alaric baru saja menerima daftat pasien terkejut dengan kemejanya berlumur noda merah dan abu.
“Dia tidak ada di sini,” suara Alaric serak, napasnya berat. “Tak ada nama Rowley di daftar pasien.”
Vale kembali memegang kepala kali ini dengan ke 2 tangan, Nafas panjang di hembuskan beberapa kali dan rahang terlihat urat halus "Ellsworth bajingann,"
~~~
Sore harinya, saat matahari tenggelam di balik pelabuhan Haversham, Vale kembali ke penjara. Ia tidak menunggu izin.
Seorang sipir tua dengan mata keruh menghampirinya, menggenggam topinya erat.
Penjaga gerbang bergegas membuka rantai besi. Ketika pintu berderit, aroma lembap penjara menyeruak, bercampur bau garam dan besi tua tercium tajam
Vale melangkah masuk tanpa bicara. Langkah sepatunya menggema di lorong batu yang redup diterangi obor. Seorang sipir tua menemani, wajahnya pucat dan terlihat gugup.
Sipir “My Lord… kami tak menyangka Anda akan datang sendiri. Para awak kapal The Selene sudah dipindahkan ke rumah sakit sesuai perintah Anda.” menunduk penuh rasa takut
Vale dengan tatapan dingin “Aku tahu itu. Aku datang untuk satu orang Kapten Rowley. Di mana dia ditahan?”
Sipir menunduk cepat “Kapten Rowley, My Lord? Ia… tidak ada di sini.” obor yang dia pegang bergetar
Vale menatap tajam“Tidak di sini? Maksudmu apa?”
Sipir “Kapten itu tak pernah ditahan di County Gaol ini. Berdasarkan catatan kami, pada hari penangkapan, seorang utusan dari Crown Office datang dengan perintah pemindahan langsung ke London.”
Vale “Ke mana di London?”
Sipir gugup “Ke HM Prison Pentonville, My Lord. Perintahnya datang dari Secretary of State for the Home Department. Dokumennya bersegel resmi kerajaan kami tidak punya kuasa menolak.”
Keheningan turun. Hanya suara tetesan air terdengar mengema.
Vale memandangi Alaric dengan wajah kaget,cemas dan khawatir.