bc

Memento Mori - Tangan Kehancuran

book_age16+
39
FOLLOW
1K
READ
revenge
dark
BE
heavy
straight
ambitious
evil
lucky dog
multiverse
special ability
like
intro-logo
Blurb

“Dengan kekuatan ini, kamu bisa mengubah dunia yang telah runtuh bagimu.”

Untuk seorang remaja SMA, Rizky dapat dikatakan sial. Kedua orang tuanya mati oleh konspirasi yang menyelimuti pulau yang dia tinggali. Keluarga besarnya mencampakkannya, kehadirannya, dan dia harus hidup di jalanan tanpa harapan. Lalu, semua berubah, kala seseorang misterius memberinya kesempatan.

chap-preview
Free preview
Bab 1
“Lapar,” ucapan lemah itu keluar dari mulut pemuda itu. Dia menatap lemah ke arah langit, menyadari dia mungkin akan mati di tempat itu. Dia akan mati tidak jelas di jalanan yang orang tidak peduli dengan kehadiran pemuda itu. Dia hanya bisa menggerigi kesal kepada dirinya sendiri. Hidup telah memberikannya banyak kutukan. Dari kehilangan keluarga, harta, bahkan satu-satunya yang dia miliki hanyalah pakaian yang dia kenakan saat ini. “Rizky.” Mendengar nama itu dipanggil, sang pemuda itu menoleh ke arah sumber suara. Seorang pria misterius dengan pakaian serba putih menyapanya dengan senyuman. Wajahnya bersinar, seakan penuh cahaya. Dia telah lama mencampakkan kepercayaan dari kehidupannya, tetapi, dia ingin berkata. “Ma ... laikat?” ucapnya terbata. Pria itu tersenyum, lalu memberikan pemuda itu makanan. Suara pria itu menenangkan kala dia memberikan kalimatnya. “Makanlah, dan janganlah kamu berputus asa,” ucap pria itu. Dia lalu meletakkan sebotol air di samping makanan itu. “Kamu masih perlu hidup dan menyelesaikan tujuanmu,” pesan pria itu lagi. Rizky yang mendengar kata tujuan langsung tersentak. Dia masih ada tujuan yang belum terselesaikan. Tangan pemuda itu segera meraih makanan yang disajikan dan mulai memakannya perlahan. Pria itu tersenyum ke arah Rizky. Rizky menikmati makanan yang disajikan oleh pria itu dengan nikmat. Setelah semua penderitaannya, ini adalah sebuah berkah dalam hidupnya yang suram ini. Pria di hadapannya tidak sekali pun memberikan jeda, membiarkan pemuda itu menikmati makanan yang dia terima. Dari wajahnya, terlihat dia sangat memahami situasi yang dihadapi oleh Rizky. “Terima kasih!” ucap Rizky dengan antusias kala dia selesai memakan sajian yang diberikan kepadanya. Pria itu lalu mengambil ponsel dan memberikannya kepada Rizky. “Dengan benda ini, bukan, dengan kekuatan ini, kamu bisa mengambil kembali apa yang kamu kehilangan. Pilihan hidup selanjutnya milikmu,” ucap pria itu sebelum berjalan pergi dan sebuah cahaya cerah menyelimuti pandangan Rizky. “Huh?” ucap Rizky terbangun dari posisi tidurnya. Dia melihat ke sekelilingnya, dan menyadari dirinya berada di sebuah gubuk kecil di salah satu komplek di kota ini. Pemuda itu meraba wajahnya, memastikan apakah dia benar ketiduran hingga bermimpi mendapatkan makanan. Ingin dikatakan oleh Rizky semua itu adalah mimpi, hanya saja rasa kenyang di perutnya terlalu nyata. Selain itu, dia terkejut melihat ponsel di mimpinya berada di kanan tubuhnya. “Ponsel ini!” ucapnya tidak percaya. Kejadian yang dia alami jelas bukan mimpi. Rizky pun mengambil ponsel itu, dan mulai menyalakannya. Ponsel itu hanya memberikan layar hitam kepada Rizky, membuat pemuda itu bingung. “Mengaktifkan Jala Kehidupan.” Hanya itu saja yang keluar dari ponsel itu. Namun, apapun yang dilakukan setelahnya oleh Rizky, semuanya tidak berarti apa-apa. “Apakah benda ini rusak? Dan apa itu Jala Kehidupan?” gumamnya penuh pertanyaan. Rizky mendesah kecewa. Harapannya untuk ada sedikit perubahan dalam hidupnya sekarang tidak akan- Rizky terkejut menyadari dunia di sekitarnya berubah menjadi kemerahan. Pemuda itu berdiri dari posisi dia berada saat ini, dan berjalan keluar dari gubuk kecil itu. Hampir semua tempat sama, hanya saja terasa lebih berat atmosfer di tempat itu dibandingkan atmosfer yang dia kenal tentang komplek dia berada saat ini. Dengan gugup, Rizky berjalan menyusuri jalan di komplek itu. Dia tidak tahu apa yang menantinya saat ini. Akan tetapi, dia tidak mempunyai pilihan lain selain menunggu sampai entah kapan di gubuk itu. Ponsel tadi tentunya dia bawa di tangannya. “Halo?” teriaknya. Hanya gema kembali suara yang dia dengar. Rizky terus berjalan di jalan komplek yang seakan tidak memiliki kehidupan apapun. Seluruh kebingungan yang dia rasakan, memuncak kala dia melihat sesuatu yang tidak masuk akal di tempat itu. Sebuah menara menggantikan salah satu rumah di komplek itu. “Kenapa ada menara di sini?” tanya Rizky kepada dirinya sendiri. Dia mengamati menara itu, dan sebelum dia bisa memikirkan apakah dia akan masuk, tiba-tiba cairan hitam muncul dari bawah tanah. Dia lalu melihat cairan hitam yang dengan ajaibnya berpencar, sebelum masing-masing dari kumpulan pencaran itu menyatu secara ajaib menjadi monster-monster dengan wujud yang tidak masuk akal. Wujud seperti jelly dengan warna yang berbeda-beda. Tinggi mereka hampir setara dengan Rizky yang memiliki postur tinggi sedang. “Kau tidak berhak untuk berada di depan menara tuan kami!” titah salah satu monster itu dengan suara maskulinnya, mengejutkan Rizky. “Apa maksud monster itu ‘tuan kami’?” gumam Rizky berpikir. Monster itu kembali mengeluarkan suaranya. “Pergi sekarang! Jika tidak, kami akan membunuhmu!” hardik monster itu. Entah kenapa, tubuhnya tidak berpikir untuk lari, meski pikirannya menitahkannya untuk lari. Rizky justru mempertahankan dirinya di posisi dia saat ini, dan sebuah suara mulai merayap ke benak pemuda itu. “Tolong, jangan membuat kami harus mengubah diri anda menjadi darah!” pinta monster yang lain. Suara monster itu feminin. Sayangnya, Rizky tidak mendengar suara itu. Hanya suara lain dari benaknya yang dia dengar. “Apakah kamu akan tinggal diam dengan sebuah hal yang perlu jawaban?” tanya suara di dalam benak pemuda itu. Rizky menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku akan mencari jawabannya.” Kalimat itu keluar dari mulut Rizky. Rizky pun mengerang kesakitan, membuat para monster itu terkejut dan kebingungan. “Hei! Kenapa kamu kesakitan!?” tanya monster dengan suara feminin lainnya. Rizky hanya bisa meraung kesakitan dan tersungkur, sementara suara di benaknya melanjutkan pertanyaannya. “Apakah kamu akan tinggal diam dengan dendam yang belum terbalaskan?” tanya suara itu lagi. Rizky menggelengkan kepalanya. Matanya seakan melihat jauh ke masa lampau, seakan dia menyaksikan apa yang menjadikan awal dari seluruh penderitaannya hingga dia nyaris mati sebelum ditolong pria misterius itu. “Aku akan membalaskannya! Aku akan melakukan apapun untuk bertahan! Apabila aku harus jatuh ke jurang kegelapan sekalipun, aku harus membalaskan kedua orang tuaku! Aku tidak akan tenang sampai pembunuhnya mati dingin di tanganku!” teriak Rizky yang membuat para monster di sana terkejut. “Apa yang bocah itu teriakkan barusan!?” tanya salah satu monster bersuara maskulin kepada teman-temannya. Monster yang lain saling bertatapan, kebingungan dengan apa yang sedang terjadi. “Maka akan aku berkati dirimu dengan kekuatan ini. Ingatlah hari ini, di mana kamu menjual kehidupanmu demi pembalasan atas kematian kedua orang tuamu. Ingatlah kontrak ini, dan mari kita segel semuanya dengan darah!” suara di benak Rizky menitahkan, dan tangan kanan Rizky menggesek tanah jalan itu perlahan, yang secara ajaib membuat tangannya berdarah. Lalu, darah itu membentuk sebuah lingkaran dengan berbagai simbol misterius, sebelum suara di benak Rizky kembali memberikan kalimatnya. “Panggillah!” “Aku pinta kekuatan ini, untuk menghancurkan semua yang berada di jalan dendam yang aku rajut sampai akhir. Berikanlah kegelapan yang bisa memberiku jalan, Inferus!” teriak Rizky dan sebuah aura kegelapan meledak di tempat itu, membuat para monster menutup mata mereka untuk tidak tertelan oleh kepekatan aura gelap yang diciptakan oleh Rizky. Saat aura itu pudar, Rizky kembali hadir dengan pakaian serba gelap. Sebuah pedang di tangan kanannya, dan tongkat di belakang punggungnya. Bagian wajah dari pakaian pemuda itu adalah topi berwarna hitam di kepalanya, dan sebuah syal hitam menutupi bagian mulut hingga dagu wajahnya. Dia mengenakan setelan berwarna hitam dengan beberapa tali pengikat menutup lengan panjang untuk keseluruhan tangannya. Sementara bagian celananya adalah celana kain dengan warna hitam pula. “Apa yang barusan terjadi?” teriak salah satu monster maskulin itu. Rizky tidak mempedulikan kalimat yang dikeluarkan monster itu, dan hanya pada suara di benaknya. “Gunakan pedang itu, dan tebas mereka!” titah suara dalam benaknya. Sebelum monster-monster itu bisa merespons, tiba-tiba Rizky menyerang salah satu dari mereka, membuat yang lain terkejut. Tebasan Rizky mengeluarkan serangan hitam pekat, yang langsung memusnahkan monster itu. “Sayang!” teriak salah satu monster dengan suara feminin. Monster lainnya menatap ke arah Rizky yang matanya terlihat kosong. “Keluarkan tongkatmu, dan lafalkan apa yang aku perintahkan!” titah suara di benaknya lagi. Rizky mengeluarkan tongkat miliknya, dan mengarahkan ke beberapa monster. “Aku titahkan api membara sampai hari pengadilan, Mávri Fotiá!” ucap Rizky dan sekumpulan api hitam muncul secara tiba-tiba dari bawah tanah, membuat para monster itu terkejut dan kalang kabut melarikan diri. Akan tetapi, api itu segera menyambar sebagian besar dari mereka. “Dia bukan manusia!” teriak salah satu monster maskulin. “I ... itu ... monster!” balas salah satu monster feminin. “Kabur! Kita harus mengabarkan tuan besar!” balas monster maskulin yang lain. Monster-monster yang masih hidup segera melarikan diri, membiarkan teman-temannya yang mati terbakar begitu saja. Rizky tersenyum sinis melihat semuanya lari. “Aku suka ini,” gumam Rizky. Api yang dia ciptakan pun dia padamkan dengan keinginannya sendiri. Rizky tersenyum menyadari kekuatan yang dia dapatkan sekarang.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.4K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.7K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.9K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.3K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook