Nico merasa sangat gugup ketika pertama kali masuk ke dalam Markas EIA. Impian terbesar Nico selama ini adalah menjadi agen rahasia negara atau EIA. Sehingga dengan kehadiran Thomas Christian yang secara tiba-tiba, seakan menjadi Dewi Fortuna untuk Nico.
Setelah semalaman ia merasa masa depan dan nama baik keluarganya hancur, ternyata siang hari ini, Dewa penolong Nico datang dalam wujud Thomas Christian. Seorang kepala agen rahasia negara yang jati dirinya tidak akan terekspose di media mana pun. Misterius? Iya! Karena itu sudah menjadi tugas dan kewajiban Thomas Christian dalam menjalankan tugasnya.
Nico melihat sekeliling ruangan kerja Thomas. Ruangan berkelas yang kedap suara, dengan dinding kokoh menjulang, dilengkapi sistem keamanan yang mumpuni dan juga perangkat canggih yang bisa terkoneksi dengan berbagai data base. Nico melihat secara detail, sembari menunggu David yang sedang mempersiapkan file terkait misi yang akan Nico jalani. David terlihat sibuk. Sedangkan Thomas terlihat sedang menelepon seseorang. Nico masih duduk di Sofa yang empuk beralaskan kulit asli berwarna hitam.
Tidak lama berselang setelah itu, David menghampiri Thomas di salah satu sudut ruangan. Tepatnya, Thomas sedang berdiri di depan jendela raksasa yang menampakkan pemandangan kota Nerve beserta kompleks gedung Kepresidenan.
Thomas terlihat menutup sambungan telepon yang sedari tadi ia gunakan. Lalu mendengar penjelasan David dan Thomas seakan memberikan perintah kepadanya. David memberikan hormat lalu pria itu berjalan dengan penuh wibawa melewati Nico menuju pintu keluar. Tatapan Nico kepada David buyar seketika mendengar suara Thomas yang memanggilnya.
“Nico!”
“Eh? Iya, Pak!” Nico menatap Thomas dan berdiri penuh hormat.
“Duduk saja! Sebentar lagi saya akan menjelaskan kepada kamu tentang misi berbahaya yang akan segera kamu jalani, setelah kamu menandatangani surat pernyataan.” Thomas duduk di salah satu Sofa yang menjadi bagian dari ruangan itu. Pembawaan Thomas yang tenang dan berwibawa, lagi-lagi membuat Nico semakin ingin meraih impian menjadi agen rahasia Negara seperti Thomas.
‘’Andai saja aku bisa benar-benar bebas! Akan aku raih impian itu! Menjadi agen rahasia yang misterius, dingin, berwibawa sepeti pria yang kini tengah duduk di hadapanku!” ujar Nico dalam hatinya. Mengungkapkan apa yang terlintas dalam pikirannya.
Lamunan Nico kembali buyar dengan kedatangan David. Ia membawa sebuah Map yang berisi dokumen rahasia yang harus Nico tandatangani.
“Baca isi dokumen itu! Lalu jika Kau menyetujui dan sanggup, tandatanganilah! Kalau ragu, silakan robek dokumen itu dan kami akan kembali mengantarmu ke kantor polisi untuk memasukkanmu dalam sel tahanan lagi.” Thomas menyeringai dingin menatap Nico yang terlihat gugup dengan wajah polosnya.
“Baik, akan aku baca!” Nico meraih Map berisi dokumen itu. Perlahan ia mempelajari isi dokumen itu.
Isi dokumen yang harus Nico tandatangani.
Nerve, 24 Juli 2021
Saya Nicolaas Hans putra dari Edward Hans, bersedia menandatangani dokumen ini. Terkait dengan status bebas bersyarat atas kasus yang sedang berjalan. Pemerintah bersedia menjamin kebebasan saya untuk mengumpulkan bukti-bukti sesuai dengan fakta dalam memperkuat alibi saya, untuk membuktikan bahwa saya tidak bersalah.
Saya bersedia menjalankan misi berbahaya demi membantu pemerintah dalam membongkar kejahatan yang sudah mengusik ketenteraman Negeri Endora.
Nicolaas Hans
Dokumen itu sebagai bukti tertulis atas segala sesuatu yang diperintahkan negara selama dalam status bebas bersyarat dan menjalankan misi.
“Aku sudah menandatangani dokumen ini.” Nico memberikan dokumen itu kepada Thomas.
“Baik!” Thomas memeriksa dengan saksama. Kemudian diberikan kepada David untuk disimpan di atas meja kerja Thomas.
David menyalakan perangkat lunak yang ada pada meja kerja Thomas. Tak lama kemudian Thomas menjelaskan kepada Nico atas tiga misi rahasia.
“Lihat monitor raksasa itu!” Thomas meminta Nico untuk fokus.
Nico semakin gugup. Ia sangat fokus menatap apa saja yang terlihat dalam monitor raksasa itu. Dengan kemampuan mengingat yang kini Nico miliki, apa saja yang dijelaskan Thomas, pasti akan sangat mudah diingat oleh Nico.
David masih sibuk mempersiapkan file. Terlihat dari kejauhan, David seperti mencari file rahasia yang ada dalam perangkat lunak milik Thomas yang sudah tertanam pada monitor layar sentuh di atas meja kerja Thomas.
“Perlu Kau ingat, Nico! Ada tiga misi yang harus kau selesaikan sebelum persidangan kasus penembakan terhadap Profesor Nazer. Apa Kau sudah mengetahui berita yang sedang memanas dalam masyarakat?” Thomas menatap Nico dengan tatapan yang seakan mengetahui segala informasi dalam pikirannya.
“Berita apa?” Nico benar-benar polos. Bagaimana tidak? Dia baru saja pulih dari koma selama tiga bulan. Selama itu, dirinya tidak mengetahui berita yang sedang marak diperbincangkan.
“Kau ini? Ke mana saja?” Thomas kembali berdecap karena Nico benar-benar tidak mengetahui berita yang sedang memanas.
“Aku ... baru saja pulih dari koma.” Nico menatap Thomas dengan wajah polosnya.
“Oh ... maaf! Baiklah Saya akan menjelaskan misi yang akan kamu jalankan!” Thomas menatap Nico dengan wajahnya yang serius. Nico mengangguk, ia sangat bersemangat sekali. Dalam hatinya tertanam tekad bulat untuk mengungkapkan siapa palaku penembakan terhadap Profesor Nazer, serta menjalankan misi dengan baik.
“Semua orang tampaknya sudah tahu masalah carut-marut negeri Endora beberapa waktu belakangan ini ... pertama, semua terjadi karena ada peretas yang mampu mengambil alih atas rekening keuangan beberapa perusahaan kontraktor yang bekerja sama dengan negara dalam proyek pembangunan. Dana yang sudah dikirim oleh negara, bisa diambil alih oleh peretas misterius yang belum diketahui pusat jaringannya ... hal itu menimbulkan tidak stabilnya perekonomian negara ... belum selesai dengan kasus peretas, muncullah kasus penembakan terhadap salah satu anggota Dewan yang pelakunya adalah seorang gadis muda. Identitas gadis itu masih dalam penyelidikan. Tetapi kami sudah menyelidiki dengan saksama ... gadis tersebut pernah terlihat di kota Namos. Kota kecil yang berada di sebelah barat Nerve. Hal itu sangat berkaitan erat dengan buronan yang bernama Hansen.” Thomas kembali menatap Nico.
“Lalu siapa Hansen itu?” Nico mulai penasaran dengan alur cerita yang belum pernah ia dengar di media sosial mana pun.
“Dahulu, Hansen bekerja menjadi orang kepercayaan salah satu pemilik perusahaan kontraktor terbesar di Negeri Endora yang sedang menjalankan kerja sama dengan negara, karena menang tender. Seiring berjalannya waktu, mega proyek pembangunan itu sudah berjalan sekitar tiga puluh persen, tetapi Hansen membawa kabur sejumlah uang dari perusahaan itu. Dia menjadi buronan negara. Sampai saat ini, keberadaan Hansen masih misteri. Hanya saja, kami memperoleh informasi bahwa beberapa orang di kota Namos melihat Hansen berada di sana. Kemudian ada satu CCTV yang berhasil menangkap sosok sangat mirip dengan Hansen. Jadi ... misi pertama yang harus kamu jalankan adalah mencari keberadaan Hansen di kota Namos.” Thomas menjelaskan kronologis kejadiannya.
“Lalu? Apa hubungan antara gadis penembak itu dengan Hansen?” Nico masih penasaran keterkaitan antara mereka.
“Hansen dan gadis itu diduga bersekongkol di bawah kekuasaan Mafia Bonzoi yang diduga menghasut rakyat untuk bergabung dengan mereka dalam rangka menggulingkan kekuasaan Presiden Vromme. Saya sangat yakin kalau ada jaringan yang lebih besar yang meminta Hansen menjalankan misi untuk mendapatkan dana yang besar secara instan. Organisasi Mafia Bonzoi, sedang kami selidiki!” jelas Thomas kepada Nico.
Nico termenung meraba benang merah antara kejadian yang satu dengan lainnya.
“Lalu apakah peretas, Hansen, dan gadis penembak itu berhubungan satu sama lain? Apakah mereka masuk dalam organisasi Mafia Bonzoi?” Nico menatap Thomas dengan serius.
“Itulah tugasmu! Temukan benang merah mereka. Jika memang ada.” Thomas menatap lekat hingga Nico benar-benar semakin berkeinginan menjadi seorang agen rahasia negara.
“Lalu ... berapa jumlah uang yang dibawa kabur oleh Hansen?” Nico penasaran dengan nominalnya.
“Hampir sepuluh juta US Dollar.”
“Wow sangat fantastis!” Nico terheran mengapa ada orang yang berani menantang mati seperti Hansen.
“Jadi? Apa yang harus aku lakukan pada misi pertama ini?” Nico menatap Thomas dengan sorot mata yang bersemangat.
‘Tampaknya dia sudah bersemangat? Mungkin sudah memahami apa yang harus dia lakukan?’ Thomas berbicara dalam hatinya sembari mengamati Nico.
“Pergilah ke kota Namos, lalu temukanlah Hansen! Apa kau memahaminya?” Thomas kembali menatap Nico.
“Tentu saja! Lalu bagaimana ciri-ciri Hansen?” Nico sangat yakin kalau misi pertamanya akan berhasil. Nico seolah-olah memainkan perannya menjadi seorang agen mata-mata.
“Good! Pertanyaan bagus! Sekarang Kau lihat layar monitor itu!” Thomas menganggukkan kepala pada David yang sudah siap menjadi operator.
Nico mengangguk dan siap menatap layar monitor yang ada dalam ruangan kerja Thomas. Tak lama berselang sebuah foto muncul di sana.
“Lihat! Dia adalah Hansen. Pria berusia 35 tahun, bertubuh tegap, rambut gelap, bermata lebar, hidung mancung, Tinggi sekitar 180 senti meter. Kulit kecokelatan untuk ukuran kulit pria.” Thomas menjelaskan pada Nico yang sedang sangat serius.
Nico mengamati semua ciri-ciri Hansen. Semua yang sudah ia lihat, masuk ke dalam memorinya.
“Bagaimana? Apa Kau mengerti?” ujar Thomas kepada Nico.
“Ya! Aku mengerti, Pak!” Nico mengangguk yakin.
“Jika misi pertama berhasil. Baru aku akan memberitahumu untuk misi selanjutnya!” Thomas kembali menatap Nico.
“Aku mengerti! Lalu apa saja yang harus aku lakukan selama menjalankan misi ini?” Nico menegaskan pada Thomas.
“Setelah ini, Kau akan diberi waktu untuk menghubungi Tuan Edward Hans, katakan padanya bahwa kau dipindahkan ke pengasingan selama menunggu proses persidangan! Jangan beritahu siapa pun tentang identitasmu dan juga tugasmu! Menyamarlah menjadi sosok lain! Itu semua demi keamananmu dan juga keluargamu! Jangan khawatir! Selama menjalankan misi dengan baik, kami akan menjamin keselamatan keluargamu!” Thomas menjelaskan ketentuan yang harus dijalankan oleh Nico.
“Walau ini sangat berat, demi membuktikan bahwa aku tidak bersalah dan membersihkan nama baik keluarga, aku rela menjalankan misi ini dengan sebaik mungkin!” Nico menatap Thomas dengan sorot mata penuh keyakinan.
“Baiklah!”
“David! Atur semuanya! Berikanlah yang Nico butuhkan!” Thomas memerintahkan David untuk segera memberikan perlengkapan yang dibutuhkan Nico.
David berjalan ke luar. Lalu tak lama kemudian dia masuk dengan membawa satu tas perlengkapan yang dibutuhkan Nico. Termasuk baju ganti untuknya.
“Ambil itu! Gunakan ponsel itu untuk menghubungi orang tuamu! Setelah itu ganti kartu ponselmu dengan yang baru yang sudah kami sediakan! Ambil ini! Belilah apa saja yang Kau butuhkan!” Thomas memberikan Kartu kredit pada Nico.
“Wow, ini sangat menyenangkan!” Nico tersenyum lebar.
“David! Antar Nico ke laboratorium!” Thomas meminta David mengantarnya.
“Hah? Ma—maksudnya?” Nico terbelalak mendengar ucapan Thomas.
“Kami akan menanam chips di dalam tubuhmu, agar kami selalu bisa melacakmu! Semua untuk keamananmu!” Thomas menjelaskan kembali.
“Oh ... Aku pikir ... apa!” Nico kembali tersenyum.
***
David mengantar Nico menuju laboratorium. Di sana ada beberapa ilmuwan yang ditugaskan untuk meneliti banyak hal. Ketika Nico sampai di sana, ia diminta mengikuti salah satu dokter yang akan memasang chips dalam tubuh Nico. Mereka memasuki suatu ruangan dengan banyak layar monitor dan peralatan canggih. Mereka memeriksa kesehatan Nico sebelum memasang chips yang mereka tanam pada tulang belakang yang berada tepat di belakang leher.
Alatnya seperti stapler besar yang berisi chips di dalamnya. Setelah kesehatan Nico dinyatakan aman, dokter itu meminta Nico untuk duduk pada kursi yang sudah mereka sediakan.
“Apa Kau sudah siap?” dokter itu bertanya pada Nico.
“Siap!” jawab Nico singkat.
“Tarik napasmu! Perlahan!” ujar dokter itu.
“Hembuskan! Relaks ....” dokter mulai memegang tengkuk leher belakang Nico.
“Aarrggghhh!” Teriak Nico menahan sakit, saat memasang chips.
“Nah! Sudah selesai! Akan terasa pegal beberapa jam ke depan. Tapi setelah itu akan kembali normal seperti biasa! Ya karena memang butuh adaptasi!” Dokter menjelaskan pada Nico.
“Baik, Dok! Terima kasih!” setelah semua aman dan proses berjalan. Nico mulai menjalankan tugasnya.
Berbekal mobil baru, pakaian baru, potongan rambut baru, Nico mengubah identitasnya menjadi seorang badboy dan bersiap pergi menuju kota Namos. Sebelum ia berangkat, Nico menelepon keluarganya. Bagaimana kisah Nico di kota Namos? kota seperti apakah? Pertama kali dalam kehidupan Nico menjadi seorang agen rahasia Negara.