bc

Dear Dave

book_age16+
724
FOLLOW
2.1K
READ
time-travel
fated
second chance
playboy
goodgirl
drama
tragedy
sweet
school
Neglected
like
intro-logo
Blurb

Sudah enam tahun berlalu, hidup Sarah Jessica berjalan normal. Sakit hati atas pengkhianatan yang pernah ia terima dari kekasih yang sempat ia harapkan menjadi cinta terakhirnya, Dave Hanggono sudah berhasil ia lupakan. Namun tanpa alasan wajah pria itu muncul tanpa henti dalam mimpi Sarah. Ketenangan hidupnya terusik. Hari-harinya semakin tak tenang ditambah dengan teror dari bus misterius yang tengah menggemparkan kota.

Ada yang berani memberi kesaksian kalau bus itu bisa membawa penumpangnya kembali ke masa lalu. Terdengar sebagai omong kosong bagi Sarah. Hingga suatu hari, Dave akhirnya muncul kembali secara nyata di hidup Sarah dalam keadaan terluka parah dan koma. Sarah yang sudah mati-matian melupakan Dave harus kembali bertanya pada hatinya. Ada sebuah misi penting yang membuatnya harus berkorban. Mengambil sebuah Resiko untuk mencari bus misterius itu dan membuktikan bahwa bus itu bisa membawanya ke masa lalu demi menyelamatkan nyawa Dave.

chap-preview
Free preview
Kamu Dan Mimpi
Langit tengah senja. Pandangan di depan mata Sarah berkabut. Seorang pria tengah menunggunya beberapa langkah di depan. Wajah itu tersenyum dan mengulurkan tangan lalu kepalanya mengangguk. Sarah masih merasa ragu untuk ikut menyusulnya. Ia diam sambil terus menajamkan mata agar tetap bisa melihat dengan jelas ditengah jarak pandang yang terbatas akibat kabut. Tak jauh di hadapan pria itu tiba-tiba sebuah bus tingkat klasik berwarna merah berhenti. Pria itu menurunkan tangannya. senyumnya kini berubah seperti sebuah senyum isyarat pamit. Sarah tetap bergeming. Sementara sosok itu akhirnya melangkah dan berlalu bersama bus berwarna merah itu. “Dave!” Sarah berteriak memanggil. Matanya kini terbuka. Napasnya menderu. Cepat-cepat ia mengumpulkan kesadaran. Yang terlihat adalah langit-langit kamar apartemennya. Lalu saat menoleh ke sebelah kanan kaca jendela besar yang masih tertutup tirai. Gadis itu lalu duduk. Meneguk segelas air putih di mejanya. Jam di dinding menunjukkan pukul 05.00 waktu setempat. Sudah saatnya bangun. Ia memegangi dadanya. Merasakan jantung yang masih berdebar kencang. Bersyukur rasanya bisa membuka mata lagi. Dia adalah Sarah Jessica. Si cantik yang mandiri dan pantang mengeluh. Kalau soal urusan hidup, Sarah memang mandiri semenjak lepas SMA. Merantau ke kota besar demi impian dan berhasil menyelesaikan kuliah tanpa pernah merepotkan orang tua. Bisa dibilang cukup berhasil. Tapi urusan hati, sepertinya tidak semulus perjalanan karirnya. Sarah sudah menutup hatinya sejak enam tahun yang lalu. Gara-gara sebuah nama. “Syil, berangkat pagi ya, ada yang mau aku ceritain nih,” Selesai meneguk air putih di gelasnya hingga habis, Sarah buru-buru meraih ponsel dan menghubungi sahabatnya. “Hmm, kebiasaan deh, jam segini telepon cuma mau nyuruh berangkat pagi ke kantor.” Suara Syila di ujung telepon seperti masih setengah tidur. “Kalau aku hitung udah tiga puluh kali Syil,” “Apanya? Mimpi ketemu Dave lagi?” “Iya,” “Haduh Sarah, terus aku harus ngapain? Kalau mau curhat nanti malam aja deh, jangan minta berangkat pagi ke kantor.” “Gak bisa. Pokoknya ke kantor pagi aja deh, ya, tolong lah Syil,” rengek Sarah. “Iya-iya,” Panggilan telepon itu berakhir. Sarah mencoba menghirup napas panjang. Ada rasa takut yang sedikit menyelinap dalam pikirannya. Tapi ia berusaha bersikap biasa saja. Perlahan ia meninggalkan tempat tidur. Berdiri di depan cermin dekat pintu kamar mandi. Ia pandangi wajahnya sendiri sambil merenung. Sudah enam tahun menjomblo, pikiran Sarah selama ini tenang-tenang saja. hidupnya juga adem ayem saja. Kalau soal pria yang mendekati, jelas ada. Tapi Sarah belum bisa percaya lagi. dulu sudah pernah terlanjur patah hati. Patah hatinya membekas sampai susah lupa. Lebih tepatnya, susah untuk percaya lagi pada sebuah hubungan. Sekarang usia Sarah dua puluh enam tahun. Masih terbilang muda. Jalan hidup dan karirnya masih panjang. Bagi Sarah, belum penting untuk saat ini memikirkan bagaimana cara membuka hatinya lagi. Tapi, hari-harinya sebulan ini terusik. Entah dari mana asalnya dan bagaimana mulanya, Sarah mimpi bertemu Dave. Hal biasa ‘kan? Tentu. Namun jadi tak biasa kalau mimpi itu berulang setiap hari. Mimpi yang sama persis. Ya memang, mimpinya gak ada seram-seramnya. Tapi bakal jadi seram kalau berulang terus. Sarah sempat takut tidur gara-gara mimpi itu. Bertanya ke beberapa teman yang paham tentang psikologi, tanya sana-sini dan cari info di internet. Mimpi itu belum juga berhenti dari malam-malam Sarah. Berbagai terkaan muncul. Ada mitos bilang, kalau kita gak pernah ingat orang itu, gak pernah memikirkannya juga, tapi mendadak orang itu muncul di mimpi. Artinya dia yang rindu sama kita. “Gak mungkin. Dasar playboy!” Sarah menyangkal terkaannya sendiri. Wajah yang selalu muncul dalam mimpi Sarah adalah Dave Hanggono. Bukan orang asing. Dia mantan pacar Sarah enam tahun yang lalu. Jangankan rindu, mengingatnya saja Sarah tidak mau. Tapi terhitung hari ini, wajah itu sudah genap satu bulan muncul tanpa henti dalam mimpi Sarah. “Udah-udah, gak penting! Pokoknya aku harus cepat berangkat sekarang!” Ia masuk kamar mandi dan segera mempersiapkan diri untuk menuju ke kantor. Pukul 06.00 waktu setempat, Sarah sudah rapi dengan setelan busana kantor berwarna mocca. Make up natural dan lipstik berwarna pink menghiasi wajah cantiknya. Langkahnya mulai berayun. Mengenakan alas kaki sepatu dengan hak runcing berwarna senada dengan busananya ia terlihat begitu anggun. Parfum aroma berkelas terhirup harum saat ia melintas. Senyumnya ramah menyapa siapa saja yang dilewati. Iya, Sarah berusaha tidak menggubris mimpi aneh itu. Dunia nyata ini lebih penting baginya. Ia bergegas menuju halte tak jauh dari apartemen. Menyebrang jalan lalu berbaur dengan calon penumpang lain yang sama-sama sedang menunggu bus di halte itu. Suasana belum terlalu ramai karena ini memang masih pagi. Tak berapa lama akhirnya bus yang ditunggu datang. Sarah masuk bersama para penumpang lain. Menempati tempat duduk paling depan dekat pintu agar mudah ketika turun nanti. Pandangan Sarah terlempar ke luar jendela menikmati pemandangan jalanan pagi yang belum terlalu ramai. Terdengar bisik-bisik para penumpang lain. Sarah mencoba cuek tapi lama-lama terusik juga. “Iya, saya gak berani lembur. Pokoknya jam lima wajib pulang. Seram.” “Iya, saya juga gak berani. Kemarin, orang kantor saya masih masuk kantor. Mendadak dapat kabar kalau dia gak sampai juga ke rumahnya. Kemungkinan termasuk ke dalam orang yang terbawa dalam bus itu.” Sahut-menyahut yang terdengar di sekitar membuat Sarah mengeluarkan jurus andalannya. Mengeluarkan headset, pasang di telinga dan nyalakan musik dari ponselnya. Meski sudah terdengar musik mengalun di telinga yang membuat suara para penumpang lain tak begitu terdengar lagi, Sarah diam-diam tetap kepikiran. Obrolan yang ia dengar barusan itu memang sedang hangat di kota ini. Desas-desus tentang bus misterius yang konon suka muncul di malam hari. Membuat orang-orang yang terjebak menjadi penumpangnya mendadak hilang tanpa kejelasan. Walau beberapa dari mereka akhirnya kembali secara tiba-tiba namun belum ada yang pernah bersedia menceritakan apa yang sudah terjadi. Anehnya, terror bus misterius itu muncul pertama kali bersamaan dengan mimpi Sarah bertemu Dave. Iya, tepat sebulan terakhir kota ini mulai gempar. Ada yang bilang itu bus hantu. Tapi banyak juga yang bilang kalau mungkin itu adalah perbuatan segelintir orang yang sengaja menebar terror dengan tujuan yang belum jelas apa. Sarah sendiri adalah pengguna setia bus kota. Berangkat dan pulang kantor selalu naik bus kota. Ia sengaja tutup mata dan telinga tidak mau tahu tentang berita bus misterius itu. Alasannya sudah jelas karena takut. Tinggal sendirian di apartemen, berangkat dan pulang kantor juga sendiri. Kalau ditambah dengan terus mendengarkan desas-desus tentang bus itu, rasanya Sarah malah jadi takut mau pergi kemana-mana. Yang cukup mengusik pikirannya, kenapa dalam mimpi Dave juga terlihat masuk ke sebuah bus lalu menghilang? Entahlah ….

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.8K
bc

My Secret Little Wife

read
97.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook