I Know It's You

Dini hari pukul dua pagi adalah waktu terbaik bagi seorang Kang Doyoung melakoni perannya sebagai seorang penulis. Selain karena ia yang terbiasa begadang, juga karena di tengah malam lah segala idenya bermunculan. Pernah satu kali ia mencoba tertidur di jam dua belas. Namun bukannya mengistirahatkan diri, otaknya justru melanglangbuana, mengakibatkan ia kembali membuka laptopnya dan melanjutkan naskahnya. Adapun, Doyoung adalah seorang penulis novel bergenre thriller-mystery. Ia suka sesuatu yang berbau misteri, teka-teki, pertarungan hingga pembunuhan. Namun, terkadang ia juga menulis sesuatu yang berbau Sci-fi, dan nyaris keseluruhan karyanya laku keras di pasaran. Tentu saja, ia tak memasukkan nama aslinya sebagai penulis di sampul novel-novelnya. Ia punya nama pena. Nama yang berhasil menyembunyikan identitas aslinya sebagai seorang asing yang berkiprah di bidang literasi semenjak dua tahun terakhir. Separuh dari keseluruhan masa yang telah ia lewati di Indonesia, bukan tanah kelahirannya. Ting! Bunyi notifikasi dari ponselnya membuat jemari lelaki dengan sebuah kacamata di hidung tingginya itu berhenti menari-nari di atas keyboard laptop. Doyoung membuka laci mejanya, mengeluarkan salah satu ponsel pintar dengan case boneka landak berwarna biru muda dari sana dan langsung membaca sebaris pesan Line dengan nama “Shinigamiyamiya”. Yo wazzappp!!! Have you found it? Doyoung diam sebentar, memandang lamat pada sebaris pertanyaan dari sosok dengan profile picture Totoro tersebut. Sebenarnya, ia tak pernah tahu-menahu siapa sosok di balik kontak yang telah bersemayam selama sebulan terakhir di ponselnya tersebut. Mereka tidak saling kenal, bahkan Doyoung sendiri tak pernah tahu apakah orang tersebut seorang laki-laki atau perempuan. Tidak tahu umurnya berapa, masih sekolah kah atau sudah bekerja sepertinya. Yang ia tahu, Shinigamiyamiya itu juga tinggal di Indonesia. Tidak tahu tepatnya di mana tapi yang jelas, dia terobsesi pada Totoro dan juga kematian. Not yet… Saya masih memikirkannya. Kamu berencana melakukannya kapan? Doyoung sempat ragu untuk mengirim pesan yang baru saja diketiknya tersebut. Namun akhirnya ia mengirimnya juga. Tak butuh waktu lama, sebuah balasan masuk. As soon as possible, saya sudah capek hidup. ****