RivalovaUpdated at Jan 15, 2024, 23:25
Nama panjangnya Senarai Jelita tapi sering dipanggil Seje hanya karena enggan dipanggil “Sen” yang menurutnya terdengar mirip dengan nama cowok super menyebalkan yang tinggal di sebelah rumah. Padahal emaknya sering bilang, “kan bagus toh panggilannya sama, biar jodoh.” Boro-boro diaminin, mendengarnya saja sudah membuat bulu kuduk Seje berdisko ria.
Bukan apa, Sean—lelaki tertampan se-komplek “Sakti Mandraguna Residence”—adalah species makhluk hidup yang paling diantipati oleh Seje. Serupa durian yang paling Seje benci, Sean adalah seonggok manusia yang ketika aroma parfum susunya tercium, kontan akan membuat Seje balik kanan dan ogah menemuinya. Selayaknya dua entitas kimia yang mustahil menyatu, mereka berdua nyatanya memang lebih baik tidak dipertemukan. Karena kalau sampai bertatap muka, satu hal yang pasti terjadi adalah keributan.
Biasanya dimulai dari Sean yang menatap Seje dingin nyerempet tajam, lalu berakhir dengan Seje yang tak mau kalah dan dibumbui oleh bacotannya yang pedihnya naudzubillah. Beberapa hal seperti tidak sengaja papasan di warung atau indoapril yang langsung ditanggapi mereka dengan buang muka dan pura-pura tak saling kenal, berebut kang nasgor yang sering lewat depan rumah, adu keributan melalui speaker dengan genre musik masing-masing yang sama berisiknya, hingga kepada pertikaian tak berkesudahan yang hanya dimulai dari debat remeh salah satu mata pelajaran di sekolah.
Well, mereka berdua memang rival di sekolah. Tapi itu dulu, karena kini mereka yang sama-sama telah lulus dari bangku sekolah di empat tahun silam sudah menjalani hidup dengan pilihan masa depan masing-masing. Sean yang dijuluki berotak Einsten itu berhasil menyelesaikan studi sarjananya hanya dalam 3 setengah tahun kurang dan kini diterima bekerja sebagai karyawan tetap di salah satu perusahaan multinasional. Sementara Seje yang setamat SMA langsung berkeyakinan mengejar mimpinya menjadi penulis, harus puas dengan hasil nihil dan mau tak mau memulai perkuliahan di usia yang cukup terlambat, 23 tahun. Itu pun atas paksaan emak dan bapak yang diselingi oleh kalimat pamungkas mereka, “lihat itu, Sean. Umur segitu sudah diterima kerja dengan posisi bagus. Emak dengar, gajinya sudah dua digit!”
Kalau sudah dibanding-bandingkan seperti itu, otomatis kadar kebencian Seje pada Sean meningkat pesat. Sebenarnya pun, hubungan tak enak antara dirinya dengan anak sahabat orang tuanya itu memang dimulai dari kebiasaan-kebiasaan orang tuanya yang suka membanding-bandingkan mereka. Hingga sampai saatnya, sebuah pertemuan keluarga yang diadakan secara mendadak merubah segalanya. Perbincangan serius antara Keluarga Winarto dan Keluarga Nasution yang diadakan di rumah Seje berhasil meruntuhkan segala ekspektasi gadis itu tentang masa depan cerahnya.
Tanpa terlebih dahulu meminta persetujuannya. Tanpa dengan niat memberinya waktu untuk berkomentar atau sekedar mengeluarkan sebait pertanyaan. Tiba-tiba saja, malam itu, bapaknya dan Om Nasution—yang merupakan papa Sean—menyepakati satu keputusan yang sama-sama mereka akhiri dengan jabatan tangan dan senyum sumringah khas bapak-bapak.
Seje dan Sean akan dinikahkan.
Dan mereka akan hidup serumah di dalam bangunan utama kos-kosan seberang—yang selama ini selalu ia hindari namun sialnya bangunan tua tersebut adalah milik eyangnya dan masuk dalam hitungan kesepakatan gila pernikahan mereka. Namun satu hal yang lebih gila dari semua itu, Sean tidak berkomentar apa-apa.
Laki-laki sialan itu menerima semuanya tanpa penolakan.
Lalu, bagaimanakah kehidupan Seje dan Sean akan berlanjut setelahnya?
Temukan jawabannya di “Rivalova”
A romance story by @ohputrianandass