Phoebe Venzilla Abimanyu
Mungkin aku harus memanggil psikiater untuk memeriksa kejiwaan Jack Thampson!
Sialan benar laki-laki itu. Dikiranya dia siapa, sampai berani mengancamku seperti tadi?! Belum lagi tangan haramnya itu merangkul pinggangku dengan sangat posesif, seolah-olah aku ini adalah miliknya. Ha! Miliknya?! Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah sudi menjadi milik dari seorang laki-laki yang menyebalkan dan selalu membuatku naik darah itu. Bisa-bisa, keturunanku nanti tidak ada yang benar semua karena mewarisi semua sifat aneh dan menyebalkan milik Jack. Lagipula, kenapa, sih, laki-laki itu gemar menjahiliku dan membuatku naik darah? Apa dia tidak punya korban lain selain aku? Arrrgggh! Kenapa juga aku harus bertengkar dengan Ayahku dan didengar olehnya? Kenapa juga aku harus menangis sehingga dia menggunakan kesempatan itu untuk mengancamku! Dia juga punya bukti autentik yang bisa dia sebarkan pada orang lain, walau aku mencoba untuk menyangkal semua omongannya nanti. Sial! Sial! Sial!
Aku mengerutkan kening ketika mendengar namaku dipanggil. Bersamaan dengan Jack, kami menoleh dan aku bisa melihat tampang tegas dan tatapan tidak suka yang diberikan oleh ketiga Abang sepupuku: Altaro, Redhiza dan Zerokha. Langsung saja Jack melepaskan rangkulan tangannya pada pinggangku dan aku menggunakan kesempatan itu untuk menjauh darinya.
Yihaaa! Sebentar lagi, hidup Jack Thampson hanya tinggal kenangan saja!
Rasakan!
“Bang Al,” panggilku sambil berlari ke arah Altaro. Laki-laki itu baru saja menikah empat bulan yang lalu dan isterinya sedang mengandung saat ini. Begitupun dengan Lexna dan Nima, isteri dari Redhiza dan Zerokha. Walau Redhiza dan Zerokha lebih dulu menikah dengan isteri mereka masing-masing, namun sepertinya Tuhan baru mempercayakan seorang anak kepada mereka. Lain kata, ketiga sepupu iparku itu sama-sama sedang hamil. Memang, sih, isteri Redhiza dan Zerokha sudah memasuki usia kandungan enam bulan. Hanya berbeda dua bulan dengan isteri Altaro.
Ah, sudahlah. Kenapa harus mempermasalahkan urusan rumah tangga ketiga orang itu? Lebih baik, kuteruskan saja usahaku untuk membuat Jack babak belur. Yihaaa!
“Siapa dia, Phoebs?” tanya Zerokha dengan nada tegasnya. Ugh, karena masalah kami di masa lalu (baca: The Sweet Devil), aku masih sedikit takut padanya. Yah, walaupun jika dia melihat ketakutanku, dia akan selalu terbahak dan aku menggembungkan pipi karena cemberut. Coba kalau dia berada di posisiku saat itu. Dia juga pasti akan merasa takut.
“Orang gila yang selalu gangguin aku, Bang!” aku mengadu dengan semangat empat lima. Aku memang bukan tipe orang yang suka mengadu, tapi kali ini, Jack sudah keterlaluan. Biar saja dia dihajar oleh ketiga Abangku dan dibuang ke sungai piranha!
“Begitu?” kali ini, suara Redhiza yang terdengar. Dasar titisan iblis! Nggak mata, nggak suara, semua menyeramkan. Hanya di depan Lexna lah, Redhiza bisa bersikap layaknya seorang manusia normal pada umumnya. Sementara itu, aku masih menggamit lengan Altaro. Abangku yang satu itu adalah Abang favoritku sepanjang masa. Dia selalu baik padaku, memanjakanku dan melindungiku. Lihat saja sekarang. Dia menyembunyikanku dibalik punggung tegaknya. Asyiiik! Aku bisa memeluk Altaro! Maafkan aku, ya, isteri tercinta Bang Al. Aku hanya adik sepupunya yang selalu manja kepadanya kok.
“Iya. Kenapa? Apa ada undang-undangnya kalau gue nggak boleh gangguin adik sepupu kalian?”
Jack Thampson benar-benar orang paling nekat di dunia! Dia berani menentang omongan Redhiza?! Dia berani menjawab omongan si iblis?!
Wuahaha! Sebentar lagi adalah bagian favoritku. Redhiza pasti akan langsung meninju wajah Jack.
Kulirik Jack tanpa kentara. Laki-laki itu nampak berani menentang tatapan tajam dan dingin yang dilayangkan oleh ketiga Abangku. Oke, aku sedikit terkesan. Selama ini, yang aku tahu, tidak ada yang berani pada ketiga Abangku. Siapapun yang berhadapan dengan ketiga Abangku, mereka pasti akan mengkeret ketakutan dan akan langsung a-a-u-u kalau berbicara dengan ketiga Abangku. Tapi, Jack?
Alright. I’m totally impressed.
Saat Redhiza dan Zerokha akan maju untuk memberi pelajaran pada Jack, kulihat Altaro menghentikan mereka. Abangku yang lebih tua daripada kami semua itu—dan seumuran dengan Zerokha kalau aku tidak salah ingat. Meski begitu, kedudukannya tetaplah sebagai Abang kami karena Ayahnya adalah anak tertua dari keluarga Abimanyu—menggelengkan kepalanya ke arah Redhiza dan Zerokha kemudian tersenyum dingin pada Jack.
“Lo kenal siapa kami, kan?” tanya Altaro dengan nada tajamnya. Jack mengangguk tegas. Matanya kini menatap ke arahku dan dikedipkannya sebelah mata untukku. Aku langsung memelototinya dan lenganku ditarik oleh Redhiza. Tubuhku disembunyikan dibelakang punggung Redhiza dan Zerokha, sehingga Jack tidak bisa melihatku.
“Kalian anggota keluarga Abimanyu. Abang sepupu Phoebe. So?”
Jack benar-benar cari mati!
Aku hanya bisa berdoa dalam hati, supaya laki-laki menyebalkan itu memiliki sembilan nyawa. Masalahnya, ketiga Abangku ini sudah khatam beladiri. Kalau hanya mengurus seorang Jack Thampson, ya ampun! Kuharap dia sudah memiliki amal yang banyak.
“Lo tau kalau siapapun yang mencoba mencari masalah dengan anggota keluarga Abimanyu, orang itu nggak akan pernah bisa tenang karena selalu berpikir bagaimana anggota keluarga Abimanyu akan membalasnya. Dan lo? Lo berani mengganggu adik sepupu kita ini dan bahkan nggak takut sama sekali setelah melihat kedatangan kami?”
“Kenapa gue harus takut? Kita sama-sama makan nasi. Darah kita sama warnanya, merah. Kecuali kalau lo semua makan daging manusia dan darah kalian warnanya hijau, baru gue takut.” Jack tersenyum miring dan kepalanya juga ikut dimiringkan. Aku yang mengintip dari celah diantara tubuh Redhiza dan Zerokha hanya bisa berdecak kagum tanpa sadar sambil menggelengkan kepala. “Lagipula,” sambung Jack lagi. Aku benar-benar heran. Jack banyak sekali mengoceh hari ini. “Kalau gue bilang gue tertarik sama adik sepupu kalian itu, gimana?”
Ckckck... omongan Jack benar-benar ngaco.
Apa?
Apa katanya tadi?
Tunggu dulu...
Wait a second...
Jack bilang dia tertarik padaku?
Laki-laki menyebalkan itu tertarik padaku?!
INI BENAR-BENAR GILA!
“Lo udah sinting!” seruku keras. Aku menyeruak diantara tubuh Redhiza dan Zerokha, kemudian memasang tubuh mungilku di hadapan Jack. Kutatap sengit kedua matanya yang kini menatapku dengan serius. Namun, senyuman miring yang diberikan untuk ketiga Abangku itu masih setia bertengger di bibirnya. “Lo bilang apa, tadi? Lo tertarik sama gue?”
“Yap.”
“Lo sadar, dong! Bagi gue, lo itu nggak lebih dari sekedar nyamuk! Lo selalu mengganggu gue dan bikin gue nggak nyaman. Dan lo berani bilang kalau lo tertarik sama gue?!”
“Itu salah satu cara gue untuk bisa mencuri perhatian lo, cantik.”
Astaga! Ucapannya benar-benar membuatku bergidik. Bagaimana bisa si jok mobil itu naksir padaku?
“Abang!” teriakku keras. Darahku sudah naik sampai ke ubun-ubun sekarang. Jack benar-benar sudah kehilangan kewarasannya. “Phoebs mau pulang!”
Aku bisa merasakan lenganku digamit dengan lembut dan kulirik siapa oknum yang melakukan hal tersebut. Zerokha rupanya. Laki-laki itu tersenyum dan mengangguk. Aku hanya bisa membalas senyumannya dan menarik napas panjang. Entahlah, kenyataan bahwa Jack tertarik padaku membuatku merasa... entahlah.
“Jangan ganggu dia lagi atau lo habis di tangan gue!” Aku bisa mendengar suara Redhiza menggema, membuatku menoleh dan bersitatap dengan Jack. Laki-laki itu mengangkat satu alisnya kemudian mengangkat sebelah tangannya untuk menatapku.
Dosa apa aku, Tuhan? Sampai harus bertemu dan berurusan dengan manusia macam Jack?
Di belakangku, Altaro dan Redhiza mengikut bak pengawal. Di sampingku, Zerokha masih memegang lenganku. Seolah-olah, jika dia melepaskan tangannya dari lenganku, aku akan jatuh tersungkur. Belum lagi aku kembali mengingat pertengkaranku dengan Ayah.
Langkah kakiku tiba-tiba terhenti, pun dengan ketiga Abangku. Di kejauhan, dibalik pilar kampus, aku melihat sosok seorang gadis berambut panjang sebahu. Sosok itu menatap ke arah... Jack?
Aku mengikuti arah pandangan gadis itu dan ternyata benar, dia menatap Jack. Keningku jadi mengerut dan sebelah alisku terangkat.
Apa Mawaddah Aurora menyimpan hati untuk Jack Thampson?
###