bc

Duda Ekor Tiga

book_age0+
4.3K
FOLLOW
28.0K
READ
love after marriage
pregnant
arrogant
dominant
manipulative
CEO
boss
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

"Segera gugurkan kandunganmu" ucap Zac dengan wajah datarnya.

Aura yang mendengar ucapan Zac melangkah mundur dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Aura tak pernah menyangka jika kabar gembira baginya adalah hal yang ditolak Zac.

"TIDAK! KAU GILA ?"

"Turutilah ucapan saya, Ra. Sekali ini saja" ucap Zac berusaha menggapainya.

Tapi Aura semakin melangkah mundur dan menjauhi Zac. Hal tersebut membuat Zac merasa jika hatinya teremas. Rasa perih itu menjalar melingkupi hatinya.

"Tidak, dan jawabanku akan tetap tidak. Ini anakku"

"Baiklah kau bisa memilih anak itu atau saya ?"

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Suara dentuman musik begitu menggetarkan telinga. Begitulah bagi Aura tapi sangat diyakini jika ada orang yang menganggap musik ini begitu menggetarkan jiwanya. Bisa dikatakan jika orang itu adalah orang gila. Suara ini seperti membuat telinga Aura ingin lepas dari tempatnya. Jika bukan untuk Reon, Aura tidak akan menginjakkan kakinya disini. Hari ini ulang tahun Reon yang ke 28. Sudah tua tapi kebanyakan gaya hanya Reon orangnya. Bukannya bersujud syukur di hadapan Allah SWT karena diberi umur panjang tetapi dia malah berfoya-foya. Aura sebagai temannya hanya mendoakan segera sadarlah Reon. Selama dua jam Aura disini yang dilakukannya hanyalah meminum lima gelas es teh yang telah dipesannya. Aura masih sayang dengan nyawanya jadi tidak mungkin dirinya setor nyawa untuk bermabuk-mabuk ria. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Aura mencari ponselnya dan ingin mengirimkan pesan kepada Reon. Jika dia harus pulang karena ini sudah hampir beranjak pagi. Aura tidak ingin jika keluarganya tau jika makan malam yang dijanjikan Reon berakhir di tempat ini. Aura menghela nafas ketika ponselnya mati. Bagaimana bisa dia lupa membawa power bank! Habislah sudah dirinya malam ini. Sangat diyakini jika sahabatnya itu tidak mungkin meninggalkan pestarnya ini dan Aura juga bingung harus melakukan apa saat ini. "Hey! Cie duda tua bisa dateng cieee" suara Reon yang terdengar di telinganya membuat Aura membalikkan badan. Dari kegelapan di club ini Aura dapat mengenali bentuk tubuh Reon. Dia sedang bersama seorang pria yang membelakanginya. Aura turun dari kursinya dan berjalan mendekat. Jika berteriakpun semuanya akan sia-sia. "Thanks banget, bro. Lo bisa dateng kesini" ucap Reon lagi. "Gue nggak bisa lama. Gue cuma bisa dateng doang. Kado dari gue udah di apartemen lo" ucap seseorang itu dengan suara dinginnya tapi entah mengapa terdengar ramah. Dingin yang ramah. Pikiran macam apa itu Aura. "Halah, ngapain pakai kado. Lo udah nunjukin batang hidung lo udah cukup. Tandanya lo masih nganggep gue" ucap Reon ketika Aura sudah di belakang pria itu. Seakan tak menyadari jika Aura sudah di sana. "Reon" ucap Aura yang tak membuat kedua pria itu menoleh. Musik begitu keras apalagi Aura tidak berani berdiri terlalu dekat dengan mereka berdua. Entah mengapa pria itu membuat Aura merasa berbeda. Pria itu begitu tinggal dan besar. Sedangkan apa daya Aura yang bertubuh kecil dan mungil. Jika berdiri di belakang pria itu sama saja Aura tidak akan kelihatan. Entah tubuhnya yang terlalu kecil atau pria itu terlalu besar untuknya. "Reon!!!" teriak Aura lagi tapi tak berefek apapun. Aura menguatkan dirinya dan berjalan mendekat. Sebelum meneriakkan nama Reon kembali. Aura mengambil nafas dalam-dalam. "REON SIALAN!!!" Jerit Aura yang bertepatan dengan pergantian musik. Suasana seketika menjadi hening dan membuat teriakan Aura yang mendominasi. Beberapa orang menoleh tetapi tidak terlalu peduli lagi dengan dirinya. "Aww" suara seseorang membuat Aura yang tadi memejamkan matanya mengeluarkan energi membuka mata. Pria dihadapannya membalikkan badan dan memegang telinganya. Aura segera menutup mulutnya dengan wajah kagetnya. Sebuah tawa membuat wajah Aura semakin memerah. Aura menatap tajam kearah Reon dengan wajah kesalnya. Namun Reon tetap tertawa. "Astaga! Perut gue sakit" ucap Reon dengan memegang perutnya. Setelah menyelesaikan tawanya Reon menatap Aura. Sedangkan hanya dibalas dengan tatapan sebal Aura "Astaga! Sorry, sorry.... Kenalin ini Aura temen kuliah gue dulu dan ini Zac yang baru lo teriaki" ucap Reon yang membuat Aura memutar matanya. "Gue neriakin lo bukan nih orang" ucap Aura yang membuat Reon mengangguk. "Iya deh iya, beb. Ada apa ?" tanya Reon dengan merangkul Aura. "Gue mau pulang. Udah malem gue bisa disikat Daddy" ucap Aura yang membuat Reon meringis. Semua orang tau jika Daddy dari Aura bisa dikatakan cukup ganas. Daddynya begitu "Okay, hati-hati" ucap Reon dengan melangkah pergi. "Hey sialan! Lo nggak nganterin gue ? REON!!!" Teriak Aura namun tenggelam dengan suara musik. "Gimana kalau saya antar" ucap pria yang di depan Aura. Aura baru saja menyadari jika pria yang tadi bersama Reon masih ada. Aura ingin beranjak tadi tarikan di belakang bajunya membuat Aura kembali lagi. "Saya berbicara denganmu" Aura menatap pria itu dengan tatapan sengitnya. Baginya pria itu sok mengenalnya. Jika Aura melihat orang seperti itu rasanya Aura ingin menampolnya. Awalnya Aura merasa jika pria itu sedikit berbahaya dan lebih baik tidak mencari perkara. Tetapi karena pria itu bersikap seakan sok kenal dan seketika itu juga Aura ilfeel dengan pria itu. "Tapi saya tidak mengenal Anda dan saya harus pulang saat ini juga" ucap Aura dengan melangkah pergi "Ya sudah. Biar saya antar, sudah malam dan Reon tidak akan mengantarkanmu" "Oh, ya sudah. Saya bisa naik taksi atau apalah" ucap Aura dengan sinis karena pria itu tetap masih kekeh dengan ucapannya. "Itu tidak baik. Lebih baik saya yang mengantarkan dan saya memaksa" ucap pria itu yang membuat Aura heran. *-*-* Aura hanya diam saja ketika mobil sport yang sedang ditumpanginya melaju di jalan yang lenggang. Aura mengintip kearah pria yang terus memaksanya untuk diantar pulang. Aura memilih mengalah karena waktunya akan semakin terbuang untuk berdebat. Sedangkan Aura harus segera pulang sebelum Daddynya sadar jika dirinya belum pulang. Bisa mati digorok jika ayahnya yang agung itu sampai tau. "Apa kau ingin makan sesuatu terlebih dahulu ?" tanya pria itu yang membuat Aura menatapnya tajam. "Gila ya ? Ini udah malam dan pastinya orang tua gue udah nunggu" ucap Aura yang membuat pria itu mengedikkan bahunya. "Kalau saya jadi orang tua kamu. Saya tidak akan mengijinkan anak gadis saya kelayapan malam" ucap pria itu yang membuat Aura mendengus. "Emang gue masih gadis ?" gumam Aura dengan menatap keluar jendela. "Apa yang kau katakan ?" tanya pria itu tiba-tiba yang membuat Aura terkejut. "Tidak. Tidak ada" ucap Aura yang membuat pria itu mengangguk dan kembali melihat jalan. Tiba-tiba mobil pria itu masuk ke parkiran sebuah restoran cepat saji yang terkenal dengan sajian ayamnya. Aura segera memegang lengan pria itu dengan kesal. "Gue mau pulang. Kenapa kesini ?" ucap Aura yang membuat pria itu menghela nafas. "Tapi saya lapar, Aura" ucap pria itu yang membuat Aura menggigit bibirnya. Aura seketika sadar jika tidak sepatutnya Aura mengatur pemilik mobil yang sedang ditumpanginya. Apalagi melarang orang itu yang kelaparan. Pria itu yang melihat kebingungan Aura langsung memutarkan mobilnya ke drive thru. Aura langsung menatapnya heran tapi pria itu tetap acuh dengannya. Setelah menunggu 10 menit pesanan pria itu jadi dan diberikan kepadanya. Aura menerimanya dan mobil berjalan karena memang masih banyak yang menunggu dibelakang. Pria itu mengambil dua kantong dan menaruhnya ke kursi belakang. Tapi meninggalkan dua kantong lainnya di pangkuan Aura. "Makanlah" ucap pria itu yang membuat Aura heran. "Tapi aku tidak beli apapun" "Saya yang membelikannya. Segera kau makan dan jangan menolak" Aura menghela nafas mendengar nada perintah pria itu. Aura mengambil cheese burger dan membukanya. Setelah itu menyodorkan ke mulut pria itu. "Aku akan menyuapimu" ucap Aura dengan menyodorkan burger dengan senyuman polosnya dan menganggukkan kepalanya beberapa kali. *_*_*

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Unwanted Bride

read
111.1K
bc

Everything

read
275.8K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.6K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

T E A R S

read
312.9K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.2K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook