Sekali es, tetap aja es

1185 Words
  Sudah dua bulan Yurra dan teman-teman seangkatannya menduduki bangku kelas 10. Kesibukan Yurra yang dulu terbilang monoton kini ada sedikit perubahan hampir disetiap akhir pekan.   "Yurraku sayang, aku kangen deh." suara melengking Dwinda langsung memekakan telinga.   "Apaan sih Wi, kamu bikin malu." desis Yurra.   "Habisnya kamu sekarang jarang banget bareng kita, kalo nggak ke ruang osis, kamu ke perpus bareng mas Zayn mu itu." Dwinda sengaja menekan kata 'mas Zayn' untuk menyiratkan kecemburuannya.   "Di ajakin barengan kamu nggak mau, katanya takut Richard makan bareng cewek lain di kantin."   "Kenapa sekarang aku jadi pengennya kamu jomblo aja ya, abisnya kak Zayn bikin kamu makin sibuk." ucap Dwinda dengan wajah polosnya.   "Drama lagi deh," ucap Yurra pelan yang mungkin hanya didengar olehnya dan seseorang yang selama ini memperhatikannya dalam diam.   "Pokoknya nanti harus ke kantin sama kita."  Belum sempat Yurra menjawab, Dwinda sudah mengangkat telapak tangannya mengisyaratkan ia tak terima penolakan. Haruskah Yurra merasa bahwa ia memiliki 3 pacar sekarang? Bahkan Richard pun tak kalah bawelnya dari sang pacar jika menyangkut ajakan, sungguh drama yang menguras kesabaran.  ** "Gimana pelajarannya hari ini?" Tanya Zayn sambil memasangkan helm pada Yurra.   "Menyenangkan. Diisi dengan drama 'lupa mengerjakan tugas rumah' nya si Dwi."    Rizayn tersenyum menanggapi ucapan sang pacar yang hampir dua bulan ini selalu ia jemput dan antar sepulang sekolah. 'Yurraku yang manis' monolog nya. Ia merasa banyak hal  unik yg baru terjadi di hidupnya belakangan ini, seperti saat ia melihat berbagai ekspresi Yurra saat bicara, Seperti barusan, awalnya Yurra sedikit melengkungkan bibirnya keatas kemudian memutar bola mata diakhir ucapannya.   Diwnda benar, Yurra sangat unik. Bahkan jauh berbeda dari saat sebelum mereka resmi pacaran satu bulan lalu yang awalnya terlihat cuek dan kaku (yaah meski kakunya masih sering terjadi) tapi sekarang ia bisa menjadi sangat banyak bicara saat menceritakan isi buku yang sedang ia senangi atau sekedar mengoceh tentang Dwinda dan Richard, terlebih saat membahas kedua orangtua nya, mata coklat hazelnya akan berbinar indah ditambah lengkungan yang mengarah ke atas pada bibirnya yang sangat menulari siapapun yang melihatnya.   **   'Good nite, cherry' begitulah isi pesan singkat dari nomor yang sama yang tak pernah absen muncul dilayar ponsel Yurra sejak dua bulan yang lalu dan tak pernah sekalipun ditanggapi gadis bertubuh mungil tersebut, ia hanya sesekali membuka pesannya bahkan terkadang langsung ia delete.   "Ya mas ? Ini sudah malam." ucap Yurra singkat setelah ia mengangkat panggilan dari sang pacar.   "Maaf say-"   "Mau ngomong apa?" Sambung Yurra memotong ucapan Zayn yang hendak memanggilnya sayang namun selalu ia sergah karna merasa geli dengan panggilan seperti itu.   "Aku besok berangkat pagi, nggak sempat pamitan, kamu diantar siapa kesekolahnya?"   "Sama ayah. Mas Zayn diantar papa?"    "Iya sama papa. Jaga dirimu, jangan nakal dan jangan kangen." terdengar kekehan Zayn setelah kalimatnya dan bisa ia pastikan Yurra takkan menanggapi wanti-wantinya tersebut.   "Lancar-lancar ya tes nya, semangat lulus." benar kan. Yurra memang secuek itu pada hal yang menurutnya menggelikan.   Siang tadi mereka sudah membahas hal ini berulang kali. bagaimana cerewetnya Zayn menerangkan jika kelak ia lulus tes beasiswa ini, maka mereka akan berjauhan dan hal tersebut justru sempat menjadi pertimbangannya untuk tetap melanjutkan atau mundur bahkan sebelum tes dimulai. Tentu saja hal itu langsung ditolak Yurra, ia tak pernah mau menjadi alasan jika kelak lelaki itu menyesal karna membatalkan niatnya untuk meraih impiannya, Yurra hanya sedang bersikap realistis.    **   "Aku seneng deh, akhirnya kita bisa ke kantin lagi bertiga gini" ini sudah yang kesekian kalinya Dwinda mengucapkan hal yang sama.   "Kamu nggak bosen Wi, dari tadi omonganmu nggak berubah, jam aja udah berubah tuh." Yurra menjawab sembari mendudukkan dirinya dikursi   "Yurra, dengerin aku ngomong ya!" tiba-tiba Alffi menghampiri meja Yurra dan Dwinda, keadaan kelas yang masih sepi membuat suara Alffi terdengar sedikit lantang.   "Apa?" Yurra mengernyitkan alisnya karna tak biasanya Alffi bersikap begini.   "Tau nggak, siapa satu-satunya perempuan yang membuat Evnand seneng?"   "Riyanni Aryoura." sambung Alffi karna melihat respon bingung di wajah Yurra.   Hening. Bahkan Dwinda yang bawel itu pun bungkam mendengar ucapan Alffi, ia refleks menolehkan kepalanya pada Evnand yang duduk berjarak sepasang meja dan kursi dari mereka, kemudian ia mengalihkan pandangan pada sang sahabat mungilnya.   "Ra, itu Evnand liatin kamu. Kenapa diam aja sih?"   "Ya terus? Dia bahkan udah biasa liatin kita Wi," jawab yurra tenang.   "Tapi, Ra-"   "Bentar lagi bel bunyi, siap-siap ke lab bahasa jangan sampe telat ntar pintunya di tutup pak Aaron." potong Yurra membuat Dwinda mengerti bahwa ia tak ingin melanjutkan pembahasan tersebut.   *   "Ra, kamu beneran nggak mau tau alasan Alffi tiba-tiba ngomong gitu tadi ?" Dwinda sungguh dibuat penasaran.   "Kamu aja yang tanya langsung kalo emang itu ngeganggu fikiran kamu." ucap Yurra jengah  "Kayanya ucapan Alffi bener deh Ra, Evnand tu suka ke kamu, liatin kamu mulu dari pertama kita masuk dulu." bisik Dwinda karna jam pelajaran sedang berjalan. Sungguh kebiasaan random kebanyakan murid, menggosip saat guru menerangkan materi didepan kelas.   "Aku bahkan udah tau dari satu tahun yang lalu Wi, dan memang begitu kebiasaannya mungkin," Yurra masih sambil memperhatikan penjeasan pak Aaron didepan kelas.   "Dia sering mandangin kamu dari sehatun yang lalu? Berarti sukanya dari setahun yang lalu juga ya?" Tanya Dwinda entah pada siapa.   "Bukan hanya padaku. Dan dia bukan sekedar suka perhaatiin orang tapi juga senang mencari perhatian orang lain, terutama perempuan-perempuan cantik disekolah ini."    "Kamu cemburu, dia caper sama perempuan lain?" Ucap Dwinda polos.   "Ckk, aku malas ngomong sama kamu. Aku bahas A kamu nyambungnya Z, kejauhan Wi." gerutu Yurra.  'Sekali es, tetap aja es' monolong Dwinda. Bukan dia tak tau belakangan ini Evnand sering curi pandang pada Yurra, ia hanya bingung harus bagaimana karna Yurra sudah menjalin hubungan dengan Rizayn. Entah lah, Dwinda seolah merasakan sebuah ikatan tak kasat mata diantara keduanya, hanya saja mereka masih saling mempertahankan sikap egonya.    "Ra, seandainya Evnand beneran mau ke kamu, gimana?" Tanya Dwinda tiba-tiba.   "Terserah dia lah." Acuh Yurra.   "Kamu nggak keberatan?"    "Nanya nya aneh banget." Yurra bingung.   "Aku mau jawaban yang serius,Ra."  Mohon Dwinda.   "Kamu tau jawabanku." Ucap Yurra tenang.   "Aku tau kamu akan bilang itu hak dia, tapi maksudku, kamu nggak terganggu sama sekali?"   "Aku menghargai perasaan mas Zayn. Dulu, Kamu yang minta aku kasi peluang untuknya, kalo kamu lupa."   "Itu karna aku belum tau rahasia Evnand, aku juga nggak tau kalo kamu bahkan udah sadar kalo Evnand mau ke kamu." Sesal Dwinda.    Entah kenapa, setelah Yurra resmi menjadi pacar Zayn, Dwinda seolah merasakan tatapan penyesalan di mata Evnand setiap kali ia tanpa sengaja memergoki Evnand memandangi Yurra dengan tatapan sendu.    Ia bahkan sudah minta pendapat Richard berapa hari yang lalu tantang hal ini, tapi pacarnya itu memilih bungkam. itu bukan ranah kita, katanya.       Memang benar ini diluar kapasitasnya untuk mendesak Evnand jujur secara langsung pada Yurra tentang perasaannya, apapun itu. karna ia mengerti betul tabiat Yurra yang memang sangat acuh meski sebenarnya ia termasuk mudah peka dengan lingkungan sekitanya.   Hal yang sampai sekarang tak pernah bisa Dwinda fahami, yang terkadang membuatnya berfikir, bagaimana bisa Richard memahami sifat Yurra dengan sangat baik, bahkan, begitu mengerti alasan mengapa Yurra bersikap acuh tanpa Yurra mengatakan apapun padanya. Dan justru itu menjadi alasan Richard untuk tetap diam sampai Yurra sendiri yang mengatakannya. Entah Yurra yang minta bantuannya karna mulai merasa terganggu atau Yurra yang tiba-tiba menanyakan pendapat Richard tentang sosok asing yang mulai ia sadari keberadaannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD