Saat ini ,
Garra sedang berada di tengah-tengah pusara catra dan malya.
Ia memanjatkan banyak do’a untuk kedua orang tua nya yang telah meninggal dalam suatu kecelakaan tunggal.
Hatinya begitu terpukul karena mendapati dua orang yangvselalu menjadi penyemangatnya telah pergi meninggalkan nya di dalam dunia yang fana ini.
Hampir dua jam setelah kepulangan nya ke lituania , garra enggan beranjak dari tempatnya sekarang.
Ia merasa sangat sakit karena tak bisa melihat wajah kedua orang tua nya sebelum mereka di kebumikan.
Karena jarak antara wroclaw dan juga lituania yang memakan waktu hampir delapan jam perjalanan membuat bhima sang paman mengambil keputusan sendiri untuk memakamkan catra dan malya tanpa menunggu garra.
Namun garra pun memahami betul bagaimana keadaan saat itu , bahkan kedatangan garra ini pun tidak bisa di bilang hari setelah kepergian orang tua nya.
Ia harus menunggu dulu beberapa hari setelah mendapatkan cuti dari kampusnya.
Garra selalu menundukkan wajah nya ,
Ia menahan air mata nya agar tidak terjatuh apalagi membasahi makam catra dan malya.
Ia tidak ingin memberatkan jalan mereka untuk pergi dengan damai.
Garra merasakan hembusan angin yang mengitari dirinya saja , seperti ada tekanan berat dalam angin tersebut yang sangat ingin menerkam nya.
Bau tanah basah pun menyerang penciuman nya , namun garra menghiraukan nya.
Ia memusatkan pikiran nya dalam do’a-do’a yang sedang ia gumamkan dari mulut nya.
Garra semakin di buat bingung ,
Ketika ada bayangan hitam berdiri tegak di belakang nya.
Tapi garra masih enggan untuk membalikkan pandangan nya untuk melihat siapa yang sebenarnya sedang mengganggu dirinya.
Tak ada perasaan takut sama sekali dalam diri garra , ia malah semakin penasaran dengan apa yang sedang mengganggu nya kini.
Setelah semua do’a nya selesai , garra mendongakkan kepala nya dan kemudian menatap lurus kedepan.
Ia masih melihat bayangan hitam itu yang semakin terlihat pekat.
Garra berusaha berdiri dari tempatnya , setelah itu dia ingin berbalik dan kemudian terdengar suara dari kejauhan yang memanggil namanya.
“ garra... “
Ia pun berbalik ke arah suara yang memanggilnya.
“ paman , ada apa? “
Tanya nya.
Dan kemudian bhima paman nya berjalan menghampirinya.
“ sudah hampir sore , kamu gak pulang.
Yang ikhlas , kasian papa dan mama mu jika mereka tau kamu seperti ini. “
Pungkas nya.
Dan garra pun mengangguk , berjalan bersamaan dengan bhima meninggalkan pusara catra dan juga malya.
Tapi ada satu sosok yang mengganggu pandangan garra di paling sudut taman pemakaman itu.
Lalu dengan seketika garra mengarahkan pandangan nya ke arah sosok itu.
Dan Sosok hitam itu langsung menghilang dengan seketika.
Garra tak mengerti dengan apa yang sedang ia alami , setelah kematian catra dan malya pun garra juga sering mengalami hal yang aneh.
Sosok hitam itu selalu saja menghantui nya , tapi ia tak tau apa yang sebenarnya sosok itu inginkan dari garra.
Ia pun memalingkan pandangan nya kembali dan memilih untuk kembali ke rumah nya mengikuti bhima yang sudah berjalan terlebih dahulu.
◇
◇
◇
Sesampai nya garra di rumah kedua orang tua nya yang sekarang di tempati oleh bhima.
Garra memutuskan untuk memasuki kamar nya yang masih terlihat sama tata letak nya.
Kamar yang selalu membuat kehangatan tersendiri untuk dirinya , karena disana lah tempat dimana malya selalu memanjakan dirinya walaupun bisa di bilang jika garra sudah beranjak dewasa.
Namun ia masih sama bagi malya , putra kecilnya yang akan selalu menyinari kehidupan nya.
Itulah perkataan yang sering malya ucapkan untuk garra.
Ia memutuskan untuk naik di atas kasur nya yang berada di atas lantai , dan kemudian ia menyandarkan punggung nya di tembok kamarnya.
Matanya terpejam lalu bulir air matanya pun menetes begitu cepat nya dari kelopak matanya yang tertutup.
Garra memeluk bantal nya dan membenankan wajahnya disana , ia menyeka tangisnya agar tidak terdengar oleh bhima paman nya.
Hati nya begitu hancur berlebur saat ini ,
Ia tak mampu mengubah kembali apa yang sudah menjadi takdirnya.
Dengan perasaan yang kokoh dia pun harus berusaha menerima semuanya dengan lapang d**a.
Kemudian terbesit kembali bayangan sosok hitam yang di lihat nya tadi.
Sosok sama yang juga selalu hadir dalam mimpinya , sosok berjubah hitam dan misterius.
Garra menepiskan bantal dari wajah nya terus membuang nya kesembarangan tempat.
Ia mengambil tas nya dan membuka resleting nya.
Mengambil kotak yang pernah di berikan oleh catra kepada nya , ia membolak-balikkan kotak tersebut dan mencaritahu bagaimana cara membuak kotak tersebut.
Namun ia sama sekali tak menjumpai nya ,
Garra menyerah untuk permasalahan kotak tersebut.
Lalu ia terkejutkan dengan jendela kamarnya yang tiba-tiba saja terbuka karena tiupan angin yang begitu sangat deras nya.
Bahkan garra pun dapat merasakan banyak nya debu yang masuk dari arah jendela itu.
Perlahan garra berjalan ke arah jendela untuk menutup nya , dengan melawan angin yang semakin lama terasa semakin seperti mengikat nya.
Tapi ia tak perduli ,
Yang ada di dalam pikiran nya saat ini ia harus segera menutup kembali jendela itu.
Ketika garra sudah memegang ujung kedua jendela kamarnya dan ingin menariknya.
Ia kembali menemukan sosok berjubah hitam yang sedang berdiri di bawah pohon coklat tua yang ada di samping rumah nya.
Pandangan garra seperti tak ingin lepas dari sosok tersebut , tapi lagi-lagi dengan sekejap mata sosok itu menghilang tanpa arah pasti dimana ia berlari.
Kening garra seketika mengerut , ia nampak seperti melihat atraksi sulap yang tiba-tiba terlihat sosok berjubah hitam pada netra nya ada lalu menghilang seperti tertelan bumi.
Garra semakin di buat penasaran dengan keanehan yang terjadi di dalam kehidupan nya akhir-akhir ini.
Dan ia pun sangat ingin mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya.
Setelah menutup jendela kamar nya ,
Garra kembali ke atas kasur nya dan kali ini ia memilih untuk merebahkan tubuh nya.
Menatap lurus pada atap kamar nya , pikiran seakan tak mau terhenti memikirkan siapa sosok yang semakin hari selalu begitu sering menghantui nya.
Apa yang sebenarnya ingin mereka sampaikan kepadanya.
Mengapa sosok berjubah hitam itu hanya diam dan memandangi keberadaan garra saja.
Bahkan saat garra mencoba melihat nya kembali , ia tak mampu melihat bagaimana bentuk wajah nya.
Malah sosok itu pasti akan menghilang langsung ketika garra terlihat begitu penasaran dengan sosok tersebut.
“ siapa kau. “
Gumam nya lalu memilih untuk mengistirahatkan kelopak matanya.
★ Bersambung ★