03

802 Words
Dave tersenyum miring. “Bukankah kau yang membuatnya lama?” “Okey kita mulai!” teriak James. Dave berdiri dan memangkas jarak dari Tara, membuat wanita itu sedikit terkejut namun ia tetap mencoba fokus. Tara menatap mata Dave dan tangan Dave melingkar di pinggang ramping Tara, menarik wanita itu lebih merapat padanya. Sontak tangan Tara menahan di d**a Dave. “Kalungkan tanganmu!” James memberi intruksi. “Rileks Tar.” James tampak kurang puas dengan hasil fotonya. Perlahan Tara mengalungkan tangannya di leher Dave dan pria itu menyentuhkan pipinya di pipi Tara. “Kau tegang sekali.” bisik Dave. Tara menarik wajahnya dan menatap tajam Dave namun pria itu mendekatkan bibirnya pada bibir Tara tanpa berniat menciumnya. Setelah flash menyala Dave menggesekkan rahangnya di rahang Tara membuat tubuh tara semakin tegang. Dave mengelus punggung Tara dan Dave ingin tertawa mendapati reaksi tubuh Tara. “Seperti inikah model ternama itu? Tidak bisa profesional?” Bisik pria itu menggoda di kuping Tara. “Istirahat 10 menit! Tara kau harus fokus!” teriak James namun Tara langsung mendorong tubuh Dave dan beranjak dari tempatnya, menuju ruang makeup. Dave tersenyum tipis. Ini pertama kalinya ia mendapat partner yang begitu tegang saat ia sentuh. Sangat tidak profesional. Selagi Tara di ruang makeup, Dave melihat hasil fotonya yang ia jamin kurang memuaskan. “Tara begitu kaku.” komentar James melihat hasil foto di monitor. “Aku akan membuatnya tak begitu kaku, kau hanya perlu banyak memotret.” balas Dave. Tara terus mengumpat karena sesi tadi. Ayolah dia tak pernah melakukan hal seintim itu dengan pria yang menjadi partner kerjanya! Dan apa Dave tadi bilang? Tidak profesional? Tau apa dia tentang profesionalitas. “Ada berapa baju hari ini?” tanyanya pada penata riasnya. “Tiga.” Oh s**t! Tara keluar ruangan dan mendapati Dave yang sedang mendapat perbaikan makeup kecil. Pria itu sudah berada di posisiA dan Tara langsung menghampirinya. “Baik, kita mulai lagi.” James memulai instruksinya. Dave berdiri di hadapan Tara yang sedang menatapnya dan langsung menarik pinggang wanita itu dan Tara melingkarkan tangannya di leher Dave. “Kau hanya perlu menikmatinya.” bisik Dave. “Akan kutunjukkan profesionalitas itu.” Dave tersenyum tipis di dekat kuping Tara. “Itu harus.” Dave menyatukan kening mereka dan menatap mata Tara dalam. Pria itu menggoda bibir Tara dengan gerakan bibirnya. Tara tersentak saat Dave meremas bokongnya dan mengangkat kaki kanannya untuk melingkar di pinggangnya lalu mengangkat kaki kiri Tara hingga wanita itu melingkarkan kedua kakinya di pinggang Dave. Dave mencium bibir Tara, membuat wanita itu tersentak dan hampir menjauhkan wajahnya, namun Dave menahan tengkuknya dan Tara menutup matanya. Perasaan Tara sudah tak karuan namun ia mencoba profesional dan mengikuti apa yang Dave lakukan. Tara meremas rambut Dave saat ciuman mereka semakin dalam dan basah hingga Tara merasakan tubuhnya terbaring di ranjang dengan Dave yang masih menciumnya di atas tubuh Tara. Dave melepaskan tautan itu, membuat benang saliva di antara bibir mereka. Tangan Dave mulai menggerayangi tubuh Tara dan mengendus leher wanita itu. Perasaan aneh itu kembali muncul saat Dave menjilat leher Tara. Tara refleks mendorong tubuh Dave saat tangan pria itu mengelus area kewanitaannya. “Niceee!” Dave menjauh dari Tara saat sura James terdengar. “Kerja bagus. Sekarang kalian ganti baju selanjutnya.” Tara langsung berlari menuju ruang make up meninggalkan Dave yang masih terduduk di tepi ranjang. Shit! Adiknya berdiri! Jika bukan karena dorongan Tara, mungkin Dave benar-benar akan menyetubuhi wanita itu di sana dan para staff akan mendapat tontonan porno gratis. Tara hanya diam. Pikirannya kembali tak fokus karena kejadian tadi. Itu memang bukan ciuman pertamanya. Namun, kejadian tadi adalah yang pertama kalinya bagi Tara. Dave dan Tara kembali memosisikan diri dengan Dave duduk di pinggir ranjang, dan Tara yang memeluknya dari belakang. “Senyummu.” peringat James pada Tara. Dave menoleh dan menemukan wajah Tara, pria itu tersenyum manis dan menyentuhkan hidung keduanya. Dave menarik Tara kepangkuannya, membuat wanita itu duduk tepat di atas kejantanannya yang sudah tak begitu tegang. Mereka berdua masih berpelukan, bak pasangan kekasih yang saling mencintai. Tara menyentuh rahang Dave dan mengecup rahang itu dengan tangannya yang bermain di perut sempurna Dave. Dave meraih bibir Tara dan menciumnya singkat. Tangan Dave terus mengerayangi punggung Tara hingga Tara merasakan Dave melepas pengait branya. “Apa yang kau-” “Stttt” Dave langsung merapatkan tubuh mereka, membuat kedua d**a mereka bersentuhan. Tara sudah akan mengeluarkan protesnya saat Dave menarik bra Tara lepas namun pria itu langsung membungkam bibir Tara dengan ciuman. Tara merapatkan tubuhnya, tak ingin payudaranya terekspos dan hal itu membuatnya merasa aneh saat dadanya menyentuh d**a bidang Dave. Tara mengerjap saat merasakan sesuatu menonjol di bawah sana, menekan kewanitaannya. “s**t. Kau membuatnya bangun.” geram Dave di depan bibir Tara. “Nicee!” Dave menjauhkan wajahnya namun tubuh mereka masih rapat karena tubuh atas Tara yang polos.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD