bc

Real and Simplicity

book_age18+
571
FOLLOW
2.7K
READ
dark
forbidden
contract marriage
family
arranged marriage
dominant
tragedy
heavy
serious
straight
like
intro-logo
Blurb

Apa ini yang dinamakan hidup?

Ketika semuanya tidak berjalan sesuai keinginanku.

Ketika apa yang ingin aku lakukan, tidak dapat aku lakukan.

Ketika semuanya seolah sudah diatur sedemikian rupa.

Ketika semua ini palsu.

Inikah hidup?

Apa aku... masih bisa dikatakan manusia?

chap-preview
Free preview
Part 1
"...Itu Irish?" "....astaga, dia semakin cantik..." "... aku dengar dia baru pulang dari Swiss bersama tunangannya..." "....She's the Goddes..." "...dia sangat sukses, tidak heran banyak pria yang mau bertekuk lutut untuknya..." Irish berjalan melewati koridor kantornya diiringi dengan hentakan high heels-nya dan bisikan orang-orang yang memujinya. "... dia cantik dan sempurna, tapi sayang, tunangannya tukang selingkuh..." Langkahnya terhenti. Ia membuka kacamata hitamnya dan mengebaskan rambutnya dengan percaya diri, seketika wanita yang tadi mengatakan hal tadi bungkam. Irish tersenyum... menakutkan. Semua karyawannya tahu, tipikal senyuman itu. Saat berada tepat di depan wanita tadi, Irish berkata pelan, "Benarkah?" Wanita di hadapannya mati kutu. Ia tidak menjawab. "Ah, sepertinya aku harus memperingatkan dia agar lebih hati-hati saat bermain dengan selingkuhannya," ucapnya seraya melipat kedua tangannya di depan d**a. "Benar, kan?" "A-aku--" Irish tersenyum mengejek. Kembali mengenakan kacamata hitamnya dengan hentakan kakinya yang seolah menggaung di seisi lobi, dengan percaya diri dan wajah datarnya, Irish bisa membungkam bisikan-bisikan itu. Tidak apa, ia sudah biasa. Diam-diam ia menghela napas. *** "Ayah Anda mengatakan ada perusahaan yang baru diakuisisi oleh perusahaan induk, dan akan mengadakan rapat pagi ini." Sekretarisnya memberikan jadwal dan dokumen padanya. "Anda bisa menghadiri rapatnya terlebih dahulu." Irish hanya mengangguk. "Oh iya, dan tunangan Anda akan kemari di jam makan siang." Tangan yang awalnya mengetuk-ngetuk meja kerjanya, seketika berhenti. Pria itu sudah pulang? Secepat ini? "Hm." Tidak ada keceriaan di wajahnya. Mimik mukanya masih sama datarnya, seperti biasa. Dia tidak terlihat seperti tunangan yang bersemangat menyambut prianya kembali setelah sekian lama tidak bertemu. Oke, waktunya berakting kembali. "Ada alasan kuat kenapa Ayah menunjuk kamu sebagai penerus Ayah," ucap Ayahnya ketika rapat sudah selesai dan meninggalkan mereka berdua dalam keheningan. "Kamu sangat kompeten dibandingkan Kakakmu--" "Ayah." Ayahnya terdiam, menunggu anaknya untuk melanjutkan perkataannya. "Tidak perlu alasan. Hidupku sudah diatur oleh kalian, aku tahu itu, tidak perlu menjelaskan lagi." "Irish--" Irish bangkit dari duduknya dan mengambil tasnya. Tanpa menatap sang Ayah, Irish berkata, "Tunanganku akan menemuiku siang ini, aku permisi." Lagi, tampang datarnya mengatakan semuanya, bahwa ia muak. Dengan semua kepalsuan ini, Irish sudah tidak lagi merasakan apa itu ‘hidup’. *** Saat rapatnya selesai, Irish memiliki janji temu dengan teman-teman SMA-nya. Ah ralat, benalu yang selalu menjilati hartanya dan Irish pura-pura bodoh, itu sebutan tepatnya. Mereka bertemu di kafetaria kantor Irish. "Aku dengar tunangan kamu pulang hari ini." Tania, wanita jalang yang berhasil merusak pernikahan petinggi negara dan sekarang sedang hamil itu, membuka obrolan. Irish masih memakan santapannya dengan tenang. Gerakannya sangat elegan ditambah dengan tampangnya yang sangat datar, mampu membuat orang lain berpikir dua kali untuk mengajaknya berbicara. "Tapi, Irish, aku sempat melihat tunangan kamu bersama wanita lain. Aku yakin sekali itu bukan kamu." Itu Erina, si benalu yang sering menempel pada Irish dan menjilati hartanya. Tapi, lagi-lagi, Irish tidak peduli. Habiskan saja harta yang ia punya, Irish sungguh tidak peduli. "Kamu di Swiss, benar? Sementara tunangan kamu--" "Sydney. Daren di Sydney." "Benar!" Seru keduanya seolah mengatakan; lihat, hubunganmu dengan tunangan kamu sangatlah kacau. Biarlah, Irish juga tidak ingin menutupi kenyataan itu. "Irish!" Irish baru saja menenggak jus yang ia pesan ketika panggilan itu menyentaknya. Ia tahu siapa dia. Meletakkan gelasnya cukup kasar, Irish bangkit dan berbalik menatap siapa yang memanggilnya. Daren. Dengan jas mahal yang ia kenakan dan kacamata hitam serta dua pengawal di belakangnya, Daren si Anak Manja terlihat sangat mencolok di tengah keramaian kafetaria kantor ini. "Irish sayangku!" Serunya seraya memeluk Irish. Irish memutar bola matanya malas. Tangannya diam, tanpa berniat membalas pelukan Daren. "Bagaimana kabarmu? Bagaimana Swiss?" tanya Daren setelah meregangkan pelukan mereka dan tangannya membelai rambut Irish. Irish diam, mukanya sama datarnya dan tidak mengalami perubahan. "Hm." "Kita bisa ke ruanganmu? Sepertinya kita butuh privasi." Daren menatap sekitarnya dan sengaja mengeraskan suaranya. Irish muak dengan tingkah lakunya yang kekanakan. Tanpa berkata apapun pada Daren dan teman-temannya, Irish berjalan lebih dulu menuju ruangannya. "Kamu liat, kan? Mereka bertunangan, tapi sepertinya tidak saling jatuh cinta," bisik Tania saat Irish dan Daren pergi. "Irish terlalu datar, pantas saja Daren selingkuh." Erina menanggapi. "Itulah akibat dari perjodohan, mereka sangat dipaksakan. Semua orang tau pertunangan mereka palsu." "Sangat palsu." *** "Tidak perlu berlebihan seperti itu," ucap Irish ketika ia dan Daren sampai di ruangannya. "Apa?" tanya Daren. Entah pura-pura tidak mengerti, atau pria ini memang bodoh. "Kamu sangat suka jadi pusat perhatian," Irish mengangguk, "aku sangat mengerti, Daren. Tapi jangan bawa aku." Daren tersenyum miring dan mendekati Irish, tangannya memegang tangan kiri tunangannya dan mengusap cincin tunangan mereka di jari Irish. "Sayang, semua orang akan--" "Ah benar." Irish teringat sesuatu. Ia melepaskan genggaman Daren dan mengambil ponselnya. "Lain kali hati-hati saat mengajak selingkuhanmu berlibur, semua orang mencurigai kamu." Dia memperlihatkan poto itu pada Daren seolah itu bukanlah masalah yang besar. Faktanya, memang Irish tidak pernah peduli dengan apapun yang dilakukan oleh Daren. Daren melihat foto yang diberikan Irish. Terlihat ia berbelanja di mal seraya melingkarkan tangannya di pundak wanita lain, tentu saja bukan Irish. "O-oh.. Irish--" "Aku hanya ingin kamu berhati-hati." Irish berucap dingin. "Maaf." Selalu saja. Setiap pria itu ketahuan, selalu kata maaf yang ia ucapkan. Tapi, tentu saja dia tidak serius. Apa yang diucapkan anak manja ini, tidak ada yang serius. "Maaf?" Irish memastikan. Karena ini bukan kejadian pertama, seperti yang selalu Irish bilang, ia sudah terbiasa. "Irish..." Daren seolah dipojokkan. Ia tahu Irish tidak pernah marah padanya. Bahkan ketika ia 'tidak sengaja' menghamili salah satu selingkuhannya, Irish tidak marah. Wanita itu memilih untuk diam dan memberikan uang tutup mulut padanya. Irish....wanita yang baik, bukan? Apa sebenarnya...dia memang tidak memiliki perasaan? "Ada apa? Kamu memintaku untuk bertemu, ada apa?" Irish sangat amat tidak bersemangat untuk bertemu Daren. Sangat membuang waktu. "Tidak, hanya saja... orang-orang akan beranggapan kita sudah jatuh cinta jika aku langsung menemuimu, bukan?" Irish manggut-manggut, seolah ia percaya pada apa yang dikatakan Daren. Padahal sebenarnya, ia sangat ingin tertawa saat ini. Bagaimana bisa pria ini meyakinkan semua orang, ketika semuanya tau, bahwa Daren adalah tukang selingkuh? "Pengakuan semua orang," ucap Irish pelan. "Apa?" "Pengakuan semua orang adalah satu-satunya yang kita butuhkan. Aku mengerti." Daren terdiam. Entahlah, setiap melihat wajah datar dan ucapan sarkas dari tunangannya, Daren seolah mati kutu. "Orangtua kita sudah menjadwalkan makan malam bersama hari ini. Sampai jumpa nanti malam, Irish." Irish diam. Ia tidak menatap Daren, bahkan ketika pria itu mendekat dan mengecup pipinya, lalu keluar dari ruangannya. Irish sudah katakan sebelumnya, ia baik-baik saja. Ia sudah terbiasa. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.6K
bc

Switch Love

read
112.6K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.5K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.6K
bc

HYPER!

read
559.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook