***...***
"Jadi dia mendapatkan ketidakadilan di dalam keluarganya? Dia tidak dianggap oleh ayahnya sendiri!."
Pria yang bertemu di salon dengan Sofia tampak bergumam di atas sebuah kursi kerja. Seorang pria tertunduk di hadapannya.
"Benar tuan muda! Nona Sofia sepertinya mendapatkan ketidakadilan di keluarganya sendiri. Bahkan Tedi Anggara. Yang merupakan ayah kandungnya, dia sama sekali tidak menganggap Nona Sofia. Dia bahkan lebih menyayangi Bella. Anak dari istri barunya."
Pria itu segera bangkit berdiri. Dia memasukkan kedua tangan di saku celana lalu berjalan menuju arah jendela.
"Haruskah aku melamarnya kembali seperti tiga tahun lalu?."
Pria itu menatap kosong ke arah depan. Gedung-gedung pencakar langit di hadapannya.
"Tapi anda harus ingat tuan muda Richard! Tiga tahun yang lalu, Nona Sofia menolak lamaran anda."
Pria yang bernama Richard itu langsung tertegun mendengar jawaban asistennya. Dia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan. Dia melerai dasi yang melingkar di lehernya.
"Tapi aku tidak akan menyerah! Aku sangat yakin suatu saat nanti, Sofia akan berbalik mencintaiku! Aku hanya perlu berusaha lebih keras sedikit lagi!."
Richard berucap dengan yakin, sementara sang asisten masih berdiri di belakangnya dengan mengerutkan kening. Dia tahu kalau Richard tipe pria yang tidak gampang berputus asa, dia merupakan pria yang gigih memperjuangkan segala yang diinginkannya. Pasti termasuk soal wanita.
"Aku rasa begitu tuan!!."
Jawab pria itu akhirnya.
"Ken!! Cari tahu lebih banyak lagi, aku semakin penasaran dengan kehidupannya. Sepertinya dia sangat menderita."
Pria yang dipanggil Ken itu langsung mengangguk mengerti dan tertunduk hormat, lalu berbalik dan keluar dari ruangan.
"Jika kamu memang menderita! Maka aku pasti akan datang untuk menjadi penyelamatmu!."
Gumam Richard sambil menatap ke arah depan.
Sementara di tempat lain, tampak Sofia yang berjalan menuju arah kamarnya.
"Sofia!! Kamu terlihat lebih cantik dan segar setelah memotong rambutmu! Kamu memang lebih serasi dengan rambut pendek seperti ini!!."
Sofia sama sekali tidak menanggapi lebih ucapan Bella yang bahkan seperti nada ejekan untuknya.
"Bukan urusanmu!."
Sahutnya dengan ketus selalu mendorong pintu. Namun dengan cepat Bella memblokir jalannya.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan? Kamu sudah benar-benar menghancurkan hidupku! Apakah masih ada yang tersisa dari diriku yang ingin kau hancurkan?."
Sofia menatap tajam wajah Bella, sejujurnya dia ingin sekali mencakar wajah wanita di hadapannya itu yang tampak mengejeknya.
"Besok malam aku akan mengadakan pesta di sebuah klub malam bersama dengan kak Noah! Di sana akan hadir banyak orang, termasuk beberapa temanmu di sekolah dulu! Karena kak Noah juga akan mengadakan reuni dengan teman-teman sekolahnya. Apa kau tidak ingin datang?."
Bella menatap wajah Sofia penuh selidik.
"Aku tidak akan datang!."
Sofia kembali menjawab dengan ketus lalu kembali mendorong pintu. Tapi lagi-lagi, Bella menghalanginya.
"Kamu akan semakin ditertawakan jika tidak hadir! Karena tentunya mereka akan bertanya tentang dirimu! Apalagi mereka semua tahu bagaimana perasaanmu terhadap kak Noah!!."
Bella tersenyum mengejek ke arah Sofia. Wajah wanita itu tampak datar dan dingin saja. Bella benar-benar tidak bisa menebak apa yang dipikirkannya.
"Baiklah aku akan datang!!."
Mendengar ucapan Sofia, Bella pun tersenyum licik. Dia sudah merencanakan sesuatu untuk menjebak saudara tirinya itu.
"Minggir dari hadapan pintu kamarku!!."
Dengan kasar, Sofia segera mendorong tubuh Bella membuat wanita itu terhuyung-huyung.
"Sialan!! Dia benar-benar kasar!!."
Kesal Bella sembari meraba punggungnya yang terasa sedikit sakit.
"Tapi tidak apa! Karena besok, Aku pastikan kamu akan kehilangan kesombongan itu, bahkan Kamu tidak akan memiliki muka lagi untuk menatap siapapun, termasuk kak Noah, karena dia hanya milikku!!."
Bella kembali mengukir senyum culas. Dia bukannya tidak tahu bagaimana pandangan Noah tadi kepada Sofia saat melihat penampilan baru gadis itu. Tentu saja hal tersebut menjadi ketakutan tersendiri bagi Bella. Tak bisa dipungkiri, kalau Sofia memiliki wajah yang sangat cantik dan juga mempesona. Mampu memukau pria manapun. Termasuk Noah tentunya.
*.
"Anda sangat cantik Nona Sofia! Anda menjadi wanita tercantik malam ini! Bibi Laras sangat yakin! Tidak ada yang mampu menandingi kecantikan anda!."
Sofia menatap penampilan dirinya di cermin. Dia sempat menarik nafas panjang, sementara bibi Laras memperhatikannya dari belakang.
"Anda harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi! Ada bahkan jauh lebih baik dari nona Bella dari segi manapun, dia tidak pantas dibandingkan dengan anda!."
Bibi Laras kembali mengucap memberikan kata penyemangat untuk Sofia.
"Terima kasih bibi, karena selama ini kamu selalu ada untukku. Sehingga aku merasa tidak terlalu sendirian di dunia ini."
Sofia segera memeluk tubuh bibi Laras, wanita yang selama ini selalu setia menjaganya.
"Pergilah! Dan jangan pulang larut malam!!."
Sofia segera mengacungkan jempolnya, dia membawa sebuah tas kecil di tangannya. Gaun pendek berwarna biru terlihat sangat kontras di kulitnya yang putih mulus dan bersih.
"Anda benar-benar mirip dengan Nyonya Alana!! Wajah anda bahkan tidak ada perbedaan darinya."
Bibi Laras segera bergumam saat Sofia telah keluar dari rumah itu.
Suara dentuman musik segera menyambut kedatangan Sofia. Dia tidak menyangka kalau Bella akan membuat acara di klub malam. Dia pun segera meraba tengkuknya yang tiba-tiba terasa merinding melihat orang-orang yang ada di sana. Hingar-bingar musik dan juga bau alkohol benar-benar membuatnya mual.
"Sofia!! Kaukah itu?."
Seorang wanita tiba-tiba datang dan menghampiri Sofia.
"Kamu pasti datang untuk menghadiri acaranya Bella."
Tebak wanita itu, dan Sofia hanya mengangguk. Wanita itu merupakan sahabat Bella.
"Ayo ikut aku! Acaranya dilakukan di sebuah ruangan private!."
Wanita itu segera berjalan dengan anggun. Namun ekor matanya sempat memindai Sofia. Ada senyum aneh Yang terukir di bibir wanita itu.
Dan Sofia pun mengikutinya segera.
"Oh Sofia!! Ternyata kau sudah datang!!."
Bella sengaja menyeru dengan kencang saat melihat kedatangan Sofia. Tatapan semua orang yang ada dalam ruangan dan duduk di kursi melingkar itu, langsung tertuju padanya. Tak terkecuali Noah.
"Kau benar Sofia? Aku tidak menyangka! Sudah lama kita tidak bertemu!!."
Seorang wanita langsung berdiri dan meraih tangan Sofia. Mendudukkannya di sana.
Sofia pun duduk dengan canggung, apalagi saat melihat tatapan yang terus terarah padanya. Namun dia berusaha untuk bisa bersikap elegan. Dia menatap sederetan botol dan juga gelas-gelas yang berisi cairan hitam pekat dan juga cairan berwarna merah darah.
"Alkohol!!."
Gumam wanita itu, dia sempat mencuri tatap ke arah Bella yang sedang memegang sebuah gelas tinggi berisi cairan merah. Dan dia sesekali meneguk cairan itu. Dia pun menatap ke arah Noah, pria itu tidak jauh beda dengan Bella. Mereka sedang menikmati anggur.
"Ayo Sofia!! Minumlah!!."
Seseorang tiba-tiba menyodorkan sebuah gelas kepada Sofia.
"Maaf! Saya tidak minum!."
Jawabnya dengan halus sambil mendorong tangan pria itu.
"Ckckck!! Ternyata zaman sekarang masih ada wanita yang sok suci."
Pria itu tampak mundur sambil menatap mencibir ke arah Sofia.
"Aduh Sofia! Padahal ini tidak memabukkan, ini hanya wine tanpa alkohol. Ini dibuat dari fermentasi apel! Kamu tidak akan mabuk hanya karena menghabiskan satu gelas dari wine ini."
Teman Bella tadi, tampak segera datang sambil mengulurkan segelas minuman berwarna putih jernih.
"Aku tidak suka baunya!."
Jawab Sofia lagi sambil mendorong tangan wanita itu.
"Itu hanya wine! Mengerti kan? Tidak ada alkohol di dalamnya. Lagi pula, kita semua akan bersulang untuk acara malam ini. Masa kamu berdiam diri saja di situ? Tujuan kamu mendatangi acara ini apa? Hanya untuk menjadi penonton?."
Bella berucap dengan suaranya yang kencang. Dia menatap jengah wajah Sofia.
"Ini minumlah! Tidak akan terjadi apa-apa!."
Teman Bella kembali menyodorkan gelas itu. Mau tidak mau Sofia pun mengambilnya.
Chirrss!!!!
Ting!!!
Suara dentingan gelas terdengar, Mereka pun segera meneguk minuman dalam gelas masing-masing termasuk Sofia. Sementara Bella mencuri tatap ke arah saudarinya itu. Ada senyum licik yang terbit di bibirnya. Dia pun sempat menatap ke arah Noah, dan pandangan pria itu selalu terarah pada Sofia, hal itu membuatnya benar-benar meradang.
Sehingga dia berpikir, kalau dia memang benar-benar harus menyingkirkan Sofia dari hidupnya selamanya.
**.
Ssshh!!!
"Aku pusing!!!."
****...****