****..***
Sofia sempat menatap seorang pria tampan yang kebetulan menabraknya tanpa sengaja.
"Maaf Nona!! Saya tidak sengaja menabrak anda."
Terdengar suara Bariton yang khas keluar dari mulut pria itu. Sofia hanya bisa mengangguk kecil, namun setelahnya Dia segera berbalik kembali masuk ke dalam salon. Dia tidak memiliki banyak waktu di luar. Sehingga dia harus secepatnya memperbaiki penampilan sebelum pulang.
"Hhhmmm!!."
Pria itu sempat termenung dan tertegun di sana.
"Wajahnya pucat! Pipinya memar dan sedikit bengkak. Apa yang terjadi dengannya?."
Pria itu tampak bergumam sendirian saat melihat penampilan Sofia.
"Aahh!! Dan rambut panjangnya itu!."
Pria itu seperti seseorang yang baru saja tersadar. Dia tampak tersentak saat menyadari sesuatu yang berbeda dari Sofia.
"Menghilang!! Rambut panjangnya menghilang."
Pria itu kembali bergumam saat menyadari kalau rambut Sofia telah berubah pendek. Padahal yang dia tahu, Sofia memiliki rambut panjang yang indah. Berwarna hitam legam yang sangat mempesona. Sama dengan alisnya yang benar-benar bisa menghipnotis setiap pria yang menatapnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengannya? Apa yang sudah kulewatkan?."
Pria itu tidak jadi keluar dari salon. Dia bahkan kembali masuk ke dalam. Dia sempat mengintip ke arah dalam ruangan di mana Sofia terlihat sedang ditangani oleh seorang pegawai salon.
Rupanya wanita itu sedang merapikan rambutnya.
"Rambutnya sekarang menjadi pendek!."
Pria itu terus bergumam saat melihat penampilan baru Sofia. Dia bisa melihat pantulan wajah wanita itu di cermin. Terlihat tak berdaya dan juga tak bersemangat.
"Apa perlu aku menyelidiki kembali kehidupannya? Sebenarnya apa yang terjadi? Dia bahkan tinggal dengan orang tua yang kaya raya!."
Pria itu kembali bergumam setelah berbalik. Dia terus-menerus memikirkan tentang Sofia. Yang terlihat berubah dari Sofia yang dikenalnya beberapa tahun yang lalu.
Sementara di lain tempat, tampak Bella yang sedang bergandengan tangan dengan Noah. Mereka sedang menyusuri sebuah pusat berbelanjaan. Dan akhirnya berhenti di depan sebuah toko perhiasan.
"Kemarin aku sudah memberikan kalung untukmu. Dan sekarang Aku ingin membelikan kamu sebuah gelang. Kamu mau kan?."
Bella langsung menyengir dengan lebar saat mendengar pertanyaan Noah. Tentu saja dia ingin, Siapa yang menolak dibelikan perhiasan?.
"Kalau dari kak Noah! Tentu saja aku akan menerimanya dengan senang hati!."
Jawab Bella memasang gesture manjanya. Ia segera kembali menggandeng tangan Noah masuk ke dalam toko perhiasan.
"Selamat datang ditoko perhiasan Erlangga!!."
Seorang pegawai toko segera menyapa mereka.
"Kudengar toko ini adalah yang terbesar. Perhiasan-perhiasan di sini sangat terkemuka dan mahal."
Bisik Bella kepada Noah. Namun tentu saja pria itu terlihat santai. Sebagai tuan muda dari Sanjaya, tentu saja nominal uang tidak ada arti baginya.
"Untukmu Aku Akan membelikan apapun! Walaupun harganya selangit sekalipun!."
Jawab Noah di dekat telinga Bella membuat wanita itu tersipu merona malu.
"Terima kasih Kakak!."
Ucap Bella dengan nada manja.
Noah hanya tersenyum kecil kemudian segera memilih gelang yang akan diberikannya kepada Bella. Tentu saja Wanita itu sangat senang dan juga bangga. Dia jadi teringat kepada Sofia. Nanti setelah pulang, dia akan pamer kepada gadis itu.
"Kak Noah sungguh baik sekali. Aku sudah diberikan perhiasan yang banyak. Aku sayang kakak!!."
Wajah Bella bersemu merah setelah mengungkapkan perasaannya kepada Noah. Keduanya saat ini sedang berdiri di depan kediaman keluarga Anggara.
Sementara Sofia tampak mengendap berjalan masuk. Dia baru saja pulang dari salon. Penampilan gadis Itu tampak berbeda dengan rambut pendek hanya sebatas leher. Terlihat lebih dewasa dan juga tegas.
"Sama-sama! Aku juga menyayangimu!."
Sofia segera menghentikan langkahnya saat mendengar suara Noah yang menjawab ucapan Bella. Tiba-tiba lututnya terasa bergetar saat mendengar ungkapan rasa sayang yang keluar dari mulut pria itu kepada wanita lain.
"Kuat Sofia!! Jangan terpengaruh oleh apapun! Anggap saja keberadaan mereka tidak ada!."
Sofia berusaha menyemangati diri sendiri. Dia tak sedikitpun menoleh menatap kedua orang itu yang masih berdiri di sana dengan perasaan masing-masing.
"Ya ampun!! Nona Bella dan juga tuan muda Noah sedang berciuman! Sungguh mesra sekali! So sweet!!."
Terdengar suara Reva yang seperti sengaja mengeraskan suaranya. Rupanya wanita pelayan itu sedang mengintip majikannya.
"Nona!! Ayo masuk! Tidak perlu mengindahkan mereka! Sesuatu yang membuatmu sakit hati harus kau buang jauh-jauh! Jangan pernah lagi melihat dan menatapnya!."
Bibi Laras langsung mengerti arti tatapan dari Sofia, ada kesedihan dan juga cemburu disana.
"Tidak bibi, Sofia tidak apa-apa."
Sofia langsung berjalan duluan diikuti oleh bibi Laras menuju arah kamarnya.
Bibi Laras pun akhirnya menghela nafas lega, dia berharap Sofia akan dengan cepat melupakan Noah. Karena menurutnya, pria itu tidak pantas untuk Sofia.
**.
"Ayo duduk Sofia!! Kita makan malam sama-sama bersama dengan kak Noah. Kebetulan dia akan makan malam bersama dengan kita."
Tedi serta Siska segera menatap tidak suka kepada Sofia yang akan melakukan makan malam Satu meja dengan mereka. Lain halnya dengan Noah, pria itu terlihat menatap Sofia dengan tajam tanpa berkedip. Ini kali pertamanya dia melihat Sofia dalam potongan rambut pendek.
Diakuinya kalau wanita itu terlihat berbeda, Dewasa dan juga cantik tentunya. Namun tak sekalipun Sofia meirik padanya. Wajah wanita itu terlihat datar dan dingin.
"Sofia!! Lihatlah! Kak Noah memberikan aku perhiasan. Cantik bukan?."
Sofia sama sekali tidak menanggapi, tak sedikit pun gadis itu melirik ke arah Bella yang sedang pamer. Namun Bella tentu saja tak berputus asa untuk membuatnya iri.
"Oh yah!! Sebentar lagi aku dan kak Noah akan bertunangan! Kami akan melangsungkan pesta pertunangan di sebuah hotel milik kak Noah!! Aku harap kamu bisa datang untuk memberikan restu kepada kami! Bagaimanapun Kamu adalah bagian dari keluarga!."
Bella mengukir senyum mengejek di bibirnya saat melihat Sofia yang terdiam tanpa kata. Tak sedikitpun gadis itu menanggapi segala ucapannya.
"Tentu saja Sofia akan datang, Mama sendiri akan memilihkan gaun untuknya."
Siska mengukir senyum culas di bibirnya saat menatap anak tirinya itu. Sedangkan Noah memperhatikan betul mimik wajah Sofia yang tak berubah. Seakan tak terpengaruh dengan segala obrolan yang ada di samping kiri dan kanannya.
"Sepertinya makanan ini enak-enak."
Barulah Sofia memperdengarkan suaranya, dia pun segera memulai menyendok makanan satu persatu ke dalam piringnya. Wajahnya terlihat santai dan biasa, tak ada guratan iri ataupun tidak suka. Sikapnya tenang, dan tidak ada satupun di antara mereka yang tahu apa yang dipikirkan oleh wanita berpenampilan baru itu.
"Walaupun kamu mencoba untuk bersikap santai! Aku tahu kalau hatimu penuh dengan iri hati dan benci padaku! Hahaha!!."
Bella tertawa terbahak-bahak hingga membuat Sofia menghentikan langkahnya. Kedua tangan gadis itu mengepal kuat.
"Kasihan sekali!! Sangat berharap dipilih oleh kak Noah. Tapi ternyata tidak dilirik sama sekali. Kasihan."
Bella kembali terkekeh kecil, sementara Sofia hanya berbalik dan menatapnya tanpa ekspresi.
"Aku rasa kamu sudah menjadi orang gila. Sedari tadi berbicara sendiri tanpa ada yang menanggapi. Harusnya di sini kamulah yang patut dikasihani."
Sofia langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu. Bella pun meradang mendengar segala ucapannya yang terasa menghina.
"Kurang ajar! Berani-beraninya dia!! Awas kamu?!."
***.
"Apa yang membuatnya berbeda? Apa karena model rambutnya?."
Noah menyetir sendiri mobilnya sepulang dari kediaman keluarga Anggara. Namun dipikirannya malah bercokol tentang Sofia. Dengan Segala perubahan yang terjadi pada gadis itu. Tenang namun terlihat menghanyutkan.
Entah kenapa? Noah merasa tidak suka melihat perubahan Sofia yang seakan tak menganggap keberadaannya.
Dia tidak suka jika tak diperhatikan oleh wanita itu.
"Shhiitt!! Kenapa aku harus memikirkannya? Apa yang terjadi denganku? Bella seribu kali lebih baik dari dia."
Geram Noah yang segera menancap gas, melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Sementara di tempat lain, tampak seorang pria yang sedang bersama dengan seorang pria lainnya.
"Cari tahu apa yang terjadi dengannya! Aku yakin telah terjadi sesuatu padanya! Laporkan semua padaku tanpa ada yang terlewat!."
*****...*****