Bab 9. Kebohongan Lusi Yang Pertama

923 Words
Keesokkan harinya, Lusi dan Fabian bertemu dan mereka saling mengobrol di kantin. Meskipun banyak teman sekelas Lusi yang memperingatkan dia bahwa Fabian itu playboy namun Lusi lebih percaya hatinya. Lusi merasa Fabian adalah lelaki yang baik dan tulus. Lusi mulai memiliki perasaan kepada Fabian. Perasaan suka, nyaman, dan kesamaan yang membuat Lusi nyambung saat berbincang. Tapi Lusi juga masih sayang dengan Angga, meskipun sekarang intesitas bertemu mereka sekarang sangat jarang tapi Angga selalu berusaha memberi perhatian kepada Lusi. Itu yang membuat Lusi memilih mempertahankan Angga tapi Lusi juga ingin memiliki teman yang selalu menemaninya, menghiburnya, bukan hanya mengirimi pesan. Hubungan Lusi dan Fabian semakin hari semakin dekat. Hari ini tepat 2 minggu sejak perkenalan mereka. Fabian mengajak Lusi keluar bersamanya dan Lusi menerima ajakan tersebut. "Lus, besok aku jemput kamu, kita jalan keluar, kamu harus mau kali ini". "Ehm.... tapi saya". "Pokoknya besok aku jemput ke rumah kamu jam 7 malam. Kalau kamu tak keluar ya aku bakal temuin Abah kamu dan memperkenalkan diriku sendiri". "Jangan, jangan, Ka. Abah itu orangnya kolot jadi saya tidak boleh berpacaran dulu". Iya Lusi mengaku ke Fabian kalau dirinya single dan belum pernah berpacaran karena larangan dari Abahnya. "Kamu buat alasan kemana gitu, aku janji gak akan lama, ya please". "Oke, Ka, Lusi akan pergi dengan Kakak besok". "Nah gitu dong. Ayo, sekarang aku antar pulang". Sudah seminggu ini, Fabian mengantar Lusi pulang ke rumah meski hanya sampai depan gang. Keesokkan harinya, Lusi sudah bersiap. Lusi meminta izin ke Abahnya mau pergi dengan teman sekelasnya untuk menemaninya membeli buku. "Abah, Lusi izin keluar sama teman ya. Teman kuliah Lusi yang baru. Lusi mau menemaninya membeli buku sekalian Lusi juga mau melihat-lihat buku bacaan baru". "Teman kuliah kamu cewek tapi kan". "Iya, Bah, kapan-kapan Lusi kenalin ke Abah". "Ingat ati-ati dan jangan pulang malam". "Siap, Bah. Lusi pamit ya". Lusi menuju depan gang tempat mereka janjian. Disana, Fabian sudah menunggu dengan motor ninjanya. "Kita mau kemana, Ka". "Kita ke cafe dekat rumah aku. Cafenya baru buka, suasananya enak buat nongkrong gitu. Kamu pasti suka". Fabian menyalakan motornya dan tak berapa lama mereka sampai di cafe tersebut. "Wah, cafenya bagus Ka". "Iya, ayo kita masuk". Mereka mencari tempat duduk dan memesan beberapa camilan juga minuman dingin. "Ada live musicnya juga, asyik buat nongkrong ya, Ka". "Aku tahu kamu pasti suka. Aku juga mau kasih surprise ke kamu". "Surprise?", baru kali ini ada pria yang memberi surprise ke Lusi dan Lusi merasa malu. "Iya, aku mau menyanyikan sebuah lagu untuk kamu". Lalu Fabian menuju panggung dan menyanyikan sebuah lagu cinta. Meskipun suaranya tak terlalu merdu tapi ya lumayan enak di dengar. Dan di akhir lagu, Fabian menembak Lusi di depan umum disaksikan para pengunjung di cafe tersebut. "Lagu ini spesial untuk wanita spesial di sana. Lusiana Dewi, maukah kamu jadi kekasih hatiku?" Lusi terkejut dan tersipu tapi tanpa ragu Lusi menerima Fabian. "Iya, saya mau". Yeahhhh, para pengunjung pun bertepuk tangan untuk Fabian dan Lusi dan bersorak. "Cium, cium, cium". Fabian menghampiri Lusi dan mencium kening Lusi. Lusi sangat bahagia. Tepat di saat itu, sebuah pesan masuk ke handphone Lusi. Pesan dari Angga, namun Lusi tak membalas pesan itu. Lusi masih tampak menikmati kebersamaannya bersama Fabian. Selesai makan, waktu sudah cukup malam jam setengah 10. Lusi yang melihat jam lalu bergegas meminta Fabian untuk mengantarnya pulang. "Ka, sudah malam. Kita pulang ya, takut Abah khawatir". "Iya, ayo". Di motor Fabian menarik tangan Lusi dan meminta Lusi untuk memeluknya. "Lus, sekarang kita kan sudah jadian. Kamu peluk aku seperti ini". Lusi masih agak canggung tapi Lusi memeluk Fabian dari belakang dan merasa nyaman. Punggung yang lebar dan wangi yang memang khas Fabian. Lusi merasakan perbedaan saat memeluk Fabian dan Angga. Dia merasa lebih nyaman memeluk Fabian. Sementara itu, Angga masih menunggu balasan dari Lusi. Tidak biasa Lusi membalas pesannya begitu lama. Ini sudah sejam. "Apa Ade lagi banyak tugas ya, jadi belum sempat balas pesanku?", gumam Angga dalam hatinya". Akhirnya Fabian dan Lusi sampai di depan gang rumah Lusi. Fabian ikut turun dari motor. "Saya pulang dulu ya. Ka Fabian hati-hati di jalan". "Kamu juga Lus", sambil mencium kening Lusi. Lusi hanya terdiam mematung, dia senang tapi gugup juga takut ada tetangga yang melihat. "Bye", lalu Fabian pergi dan Lusi pun berjalan pulang menuju rumahnya. Saat di rumah, Pak Harris bertanya ke Lusi darimana saja. "Lus, sudah ketemu buku yang dicari?" "Itu, Bah. Ehm,...., sudah kok Bah, teman Lusi sudah ketemu buku yang dia cari". "Kalau gitu kamu ganti pakaian lalu segera istirahat". "Iya, Bah". Selesai membersihkan diri, Lusi baru membalas pesan Angga. "Maaf Ka, Lusi baru selesai mengerjakan tugas. Hari ini tugasnya agak banyak, Ka". Angga yang menerima pesan dari Lusi langsung membalas pesan tersebut. "Iya, Ka Angga ngerti. Iya sudah selesai kan tugasnya, kamu istirahat, sudah malam". "Sudah Ka, ini Lusi sudah mau tidur". "Met tidur ya, Ka Angga sayang kamu". "Iya, met tidur Ka". Tapi Lusi tidak langsung tidur. Lusi mengirim pesan ke Fabian. "Sudah sampai belum Ka?" "Sudah ini baru sampai, mau mandi dulu bentar. Nanti kita lanjut ya". "Oke". Selesai mandi Fabian langsung menelepon Lusi. "Malam, aku udah kangen aja nih sama kamu". "Kakak bisa aja". "Beneran, pengennya selalu dekat kamu. Gimana kalau kita punya panggilan sayang?" "Panggilan sayang gimana, Ka?" "Iya biar lebih mesra gitu, Apa ya yang bagus? Sweety, honey, darling, kamu suka yang mana?" "Ehm...., sweety bagus". "Oke kalau gitu aku panggil kamu sweeny kamu panggil aku sweepy". "Sweeny, Sweepy, boleh juga tuh Ka". "Oke. Kalau gitu sweeny". "Iya, sweepy. Tidur yuk, sudah larut". "Met bobo, sweeny, love you". "Love you too, sweepy".
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD